Anda di halaman 1dari 9

BUPATI BARITO TIMUR

PROVINSI I{ALIMANTAN TENGAH

PERATURAN BUPATI BARITO TIMUR


NOMOR IO TAHUN 2OI7

TENTANG

PENETAPAN BATAS JUMLAH UANG PERSEDIAAN, GANTI UANG PERSEDIAAN,


DAN TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN
DI LINGKUNGAN PEMERIN?AH I(ABUPATEN BARITO TIMUR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BARITO TIMUR,

Menimbang ; a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 2oL peraturan


Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2A06 tentang
Pedoman Pengelolaan Ke;-rangan Daerah sebagaimana telah
diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2O1L tentang perubahan
Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2OAG tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah, Batas Pengajuan Uang Persediaan, Ganti Uang
Persediaan, dan Tambahan Uang Persediaan ditetapkan
dengan Peraturan Kepala Daerah;
b. bahwa berdasarkan perl.imbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, perlu meaetapkan Peraturan Bupati tentang
Penetapan Batas Jumlah Uang Persediaan, Ganti Uang
Persediaan, dan Tambahan Uang Persediaan di Lingkungan
Pemerintah Kabupaten Barito Timur;
Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2OO2 tentang Pembentukan
Kabupaten Katingan, Kabupaten Seruyan, Kabupaten
Sukamara, Kabupaten La,mandau, Kabupaten Gunung Mas,
Kabupaten Pulang Pisanr, Kabupaten Murung Raya dan
Kabupaten Barito Timur ,ialam Wilayah Provinsi Kalimantan
Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO2
Nomor 18, Tambahan Lembaran Negara Nomor a180);
2. Undang-Undang Nomor' 23 Tahun 2Ol4 tentang
Pemerintahan Daerah (Le,mbaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2Ol4 Nomor 2,14, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nc,mor 5587), sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2Ol4 tentang Pemerintahan
Daerah {Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015

copyright JDIH Kabupaten Barito Timur 2017 http://jdih.baritotimurkab.go.id


Nomor 58, Tambahan k:mbaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5679);
3. Undang-Undang Nomor ll0 Tahun 2074 tentang Administrasi
Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2Ol4 Nomor 292, Tambahan l,embaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5601);
4. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan
BaranglJasa Pemerintah, sebagaimana telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 4 Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat
Atas Peraturan Presiden 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5655 );
5. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan l)aerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2OO5 Nomor l4O, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesra Nomor a5781;
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana
telah beberapa kali <liubah terakhir dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 2l Tahun 2OL1 tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 13 Tahun 2A06 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2011 Nomor 31O);
7. Peraturan Menteri Pentlayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 80 Tahun
2AI2 tentang Pedoman Tata Naskah Dinas Instansi
Pemerintah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2073
Nomor 69);
8. Peraturan Daerah Kabullaten Barito Timur Nomor 5 Tahun
2Ol3 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah
Kabupaten Barito Timur (Lembaran Daerah Kabupaten Barito
Timur Tahun 20 13 Nomor 5) sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Daerah Kabupaten Barito Timur Nomor 8
Tahun 2014 tentang F'erubahan Atas Peraturan Daerah
Kabupaten Barito Timur Nomor 5 Tahun 2Ol3 tentang Pokok-
Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Barito Timur
(Lembaran Daerah Kabupaten Barito Timur Tahun 2OL4
Nomor 8);
9. Peraturan Daerah Kabupaten Barito Timur Nomor 4 Tahun
2A16 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Tahun Anggaran 2Ol7 (l.embaran Daerah Kabupaten Barito
Timur Tahun 2OLS Nomor 32, Tarnbahan Lembaran Daerah
Nomor 29);

copyright JDIH Kabupaten Barito Timur 2017 http://jdih.baritotimurkab.go.id


10. Peraturan Bupati Barito Timur Nomor 24 Tahun 2016
tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Tahun Anggaran 2Ol7 (Berita Daerah Kabupaten
Barito Timur Tahun 2016 Nomor 24);

MEMUTUSI{AN :

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PENETAPAN BATAS JUMLAH


UANG PERSEDIAAN, GANTI UANG PERSEDIAAN, DAN
TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN DI LINGKUNGAN
PEMERINTAH KABUPATEN BARITO TIMUR TAHUN
ANGGARAN 2OI7.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini 1'ang dimaksud dengan :

1. Bupati adalah Bupati Barito Timur.


2. Organisasi Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat
OPD adalah perangkat daerah pada pemerintah daerah
selaku pengguna anggaran/ pengguna barang.
3. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah selanjutnya
disingkat APBD adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Kabupaten Barito Timur.
4. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya
disebut PPKD adalah kepala satuan kerja pengelola keuangan
daerah yang selanjutnya disebut kepala SKPKD yang
mempunyai tugas me:laksanakan pengelolaan APBD dan
bertindak sebagai Bendahara Umum Daerah.
5. Bendahara Umum Daerah yang selanjutnya disingkat BUD
adalah PPKD yang bertindak dalam kapasitas sebagai
Bendahara Umum Daerah.
6. Kuasa Bendahara Umunr Daerah yang selanjutnya disingkat
Kuasa BUD adalah pejabat yang diberi kuasa untuk
melaksanakan sebagian tugas BUD.
7. Bendahara Pengeluaran adalah pejabat fungsional yang
ditunjuk menerima, menyimpan, membayarkan,
menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang untuk
keperluan belanja daerah dalam rangka pelaksanaan APBD
pada OPD.
8. Bendahara Pengeluaran Pembantu adalah pegawai yang
ditunjuk untuk membantu Bendahara Pengeluaran untuk
menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan, dan
mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan belanja
daerah dalam rangka prelaksanaan APBD pada OPD yang
bertanggungjawab kepada Bendahara Pengeluaran.
9. Uang Persediaan yang selanjutnya disingkat UP adalah
sejumlah uang tunai yang disediakan untuk OPD dalam
melaksanakan kegiatan operasional sehari-hari.
3

copyright JDIH Kabupaten Barito Timur 2017 http://jdih.baritotimurkab.go.id


10. Surat Penyediaan Dana yang selanjutnya disingkat SpD
adalah dokumen yang nrenyatakan tersedianya dana untuk
melaksanakan kegiatan sebagai dasar penerbitan Spp.
1 1. surat Permintaan Pembayaran yang selanjutnya disingkat
SPP adalah dokumen yang diterbitkan oleh pejabat yang
bertanggungjawab atas pelaksanaan kegiatanlbendahara
pengeluaran untuk mengajukan permintaan pembayaran.
12. sPP Uang Persediaan )ang selanjutnya disingkat spp-up
adalah dokumen yang diajukan oleh bendahara pengeluaran
untuk permintaan uang muka kerja yang bersifat pengisian
kembali {reuoluingl yang tidak dapat dilakukan dengan
pembayaran langsung.
13. sPP Ganti uang Persediaan yang selanjutnya disingkat spp-
GU adalah dokumen yang diajukan oleh Bendahara
Pengeluaran untuk perrrfntaan pengganti uang persediaan
yang tidak dapat dilakuka"n dengan pembayaran langsung.
14. Surat Perintah Pembayaran (SPP) Tambahan Uang
Persediaan yang selanjutnya disebut Spp-TU adalah
dokumen yang diajukan oleh Bendahara Pengeluaran untuk
permintaan tambahan uang persediaan guna melaksanakan
kegiatan OPD yang bersifat mendesak dan tidak dapat
digunakan untuk pembayaran langsung dan uang persediaan.
15. Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disebut SpM
adalah dokumen yang digunakan/diterbitkan oleh pengguna
Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran untuk penerbitan Sp2D
atas beban pengeluaran DPA-OPD.
16. surat Perintah Membayal' uang Persediaan yang selanjutnya
disebut SPM-UP adalah dokumen yang diterbitkan oleh
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran untuk
penerbitan SP2D atas Lreban pengeluaran DPA-OPD yang
dananya dipergunakan sebagai uang persediaan untuk
mendanai kegiatan.
17. Surat Perintah Membayar Ganti Uang Persediaan yang
selanjutnya disebut SPM-GU adalah dokumen yang
diterbitkan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna
Anggaran untuk penerbit.an SP2D atas beban pengeluaran
DPA-OPD yang dananya dipergunakan untuk mengganti uang
persediaan yang telah dibclanjakan.
18. Surat Perintah Membayar Tambahan Uang Persediaan yang
selanjutnya disebut SPM-TU adalah dokumen yang
diterbitkan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna
Anggaran untuk penerbitan SP2D karena kebutuhan dananya
melebihi dari jumlah batas pagu uang persediaan yang telah
ditetapkan sesuai dengan ketentuan.
19. Surat Perintah Pencairan Dana yang selanjutnya disebut
SP2D adalah dokumen yang digunakan sebagai dasar
pencairan dana yang diterbitkan oleh BUD berdasarkan SPM.
2A.Telaahan Staf adalah bentuk uraian yang disampaikan oleh
pejabat atau staf yang rnemuat analisis singkat dan jelas
mengenai suatu persoalan dengan memberikan jalan
keluar/ pemecahan yang disarankan.

copyright JDIH Kabupaten Barito Timur 2017 http://jdih.baritotimurkab.go.id


2l.Pengguna Anggaran adalah pejabat pemegang wewenang
pengguna anggaran untuk melaksanakan tugas pokok dan
fungsi OPD yang dipimpinnya.
22.Kuasa Pengguna Anggaran adalah pejabat yang diberi kuasa
untuk melaksanakan sebagian kewenangan pengguna
anggaran dalam melaksanakan sebagian tugas dan fungsi
OPD.
23. Pejabat Penatausahaan Keuangan OPD yang selanjutnya
disingkat PPK-OPD adalah pejabat yang melaksanakan fungsi
tata usaha keuangan pada OPD.

BAB II
UANG PERSEDIAAN

Pasal 2

(1) OPD dapat diberikan UP sekali dalam tahun anggaran


berkenaan.
(2) UP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan
maksimal sebesar 1ll2 (satu per dua belas) dari Pagu
Anggaran Belanja Barang dan Jasa yang besarannya diatur
lebih lanjut dengan Keputusan Kepala Daerah.
(3) UP diberikan kepada bendahara OPD untuk dikelola
sebagai uang muka kerja.
(4) Bendahara Pengeluaran dapat membagi uang persediaan
kepada beberapa Bendahara Pengeluaran Pembantu.
(s) Dalam melaksanakan tugasnya Bendahara Pengeluaran
Pemb antu bertan ggun gj anr,'ab kepad a B endahara Pen geluaran.
(6) Penggunaan UP dikelola oleh Bendahara Pengeluaran.
(7) UP disimpan pada rekening kas daerah atas nama
Bendahara Pengeluaran OPD dan menyimpan UP dalam
brankas paling banyak Rp. 1O.OOO.OOO,OO (sepuluh juta
rupiah).
(8) Sisa UP pada akhir tahun anggaran harus disetor kembali ke
rekening kas daerah paling lambat akhir Desember tahun
anggaran berkenaan.

Pasal 3

(1) Penerbitan dan Pengajuan Dokumen SPP-UP dilakukan oleh


Bendahara Pengeluaran untuk memperoleh persetujuan dari
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran melalui PPK-
OPD dalam rangka pengisran uang persediaan.

{2) Dokumen SPP-UP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri


dari:
a. surat pengantar SPP-UP;
b. ringkasan SPP-UP;
c. rincian SPP-UP;
d. salinan SPD;
e. draft surat pernyataan untuk ditandatangani oleh

copyright JDIH Kabupaten Barito Timur 2017 http://jdih.baritotimurkab.go.id


Pengguna Anggaran/Kuasa Penggguna Anggaran yang
menyatakan bahwa uang yang diminta tidak dipergunakan
untuk keperluan selain uang persediaan saat pengajuan
SP2D kepada kuasa BUD; dan
f. lampiran lain yang diperlukan.

BAB III
PENGGUNAAN DANA UANG PERSEDIAAN

Pasal 4

(1) UP dapat diberikan untuk pengeluaran-pengeluaran belanja


barang dan jasa sebagai bt:rikut:
a. pembayaran listrik, air, dan telpon;
b. biaya makanan dan rrrinuman;
c. biaya perjalanan dinas;
d. kegiatan yang pelaksanaannya di luar daerah;
e. bahan bakar minyak; clan
f. pembayaran pengadaan barang/jasa kepada satu
penyedia atau pihak ketiga maksimal Rp. 1O.OOO.0OO,0O
(sepuluh juta rupiah).
(2) Pengecualian terhadap pengeluaran belanja sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan setelah mendapat
persetujuan dari PPKD selaku BUD.

BAB TV
GANTI UANG PERSEDIAAN

Pasal 5

(1) Penggantian UP dapat dilakukan dengan mengajukan SPM-


GU setelah laporan pertanggungjawaban oleh Bendahara
Pengeluaran atas Pengajuan Dana SPM-UP sebelumnya yang
sudah disahkan.
(2) Pengisian Kembali Ganti Uang (GU) dapat diberikan apabila
dana UP/GU sebelumnya t.elah dipergunakan sebesar minimal
75o/o (tujuh puluh lima persen) dan dapat
dipertanggungjawabkan dengan menyerahkan SPM-GU dan
Laporan Pertanggungjawatlan Penggunaan Dana.

Pasal 6

(1) Penerbitan dan pengajuan dokumen SPP-GU dilakukan oleh


Bendahara Pengeluaran untuk memperoleh persetujuan dari
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran melalui PPK-
OPD dalam rangka ganti uang persediaan.
(2\ Dokumen SPP-GU sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
terdiri dari:
a. surat pengantar SPP-GIJ;
b. ringkasan SPP-GU;
c. rincian SPP-GU;

copyright JDIH Kabupaten Barito Timur 2017 http://jdih.baritotimurkab.go.id


d. surat pengesahan laporan pertanggungiawaban Bendahara
Pengeluaran atas penggunaan dana Spp-Up/GU/TU
sebelumnya;
e. salinan SPD;
f. draft surat pernyataan untuk ditandatangani oleh
Pengguna Anggaran/Kuasa penggguna Anggaran yang
menyatakan bahwa uang yang diminta tidak dipergunakan
untuk keperluan selain ganti uang persediaan saat
pengajuan SP2D kepada kuasa BUD; dan
g. lampiran lain yang diperlukan.

BAB V
TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN

Pasal 7

(1) Dalam hal penggunaan uang persediaan (up) tidak


mencukupi sedangkan opD bersangkutan memerlukan
pendanaan untuk kebutuhan sangat mendesak dan tidak
dapat digunakan untuk Pembayaran Langsung (LS) dan Uang
Persediaan (uP) maka spKD dapat mengajukan Tambahan
Uang Persediaan (TU).
(2) usulan TU disampaikan dalam bentuk Telaahan staf kepada
sekretaris Daerah selaku Koordinator pengelolaan Keuangan
Daerah.
(3) Batas jumlah pengajuan spp-Tu harus mendapat
persetujuan dari PPKD selaku BUD dengan memperhatikan
rincian kebutuhan dan waktu penggunaan.
(4) Dalam hal dana tambahan uang tidak habis digunakan
dalam 1 (satu) bulan maka sisa Tu disetor ke Rekening
Kas Umum Daerah.
(5) Ketentuan batas waktu penyetoran sisa TU sebagaimana
dimaksud pada ayat (2)dikt-.cualikan untuk :
a. kegiatan yang pelaksanaannya melebihi 1 (satu) bulan; atau
b. kegiatan yang mengalami penundaan dari jadwal yang telah
ditetapkan yang diakibatkan oleh peristiwa di luar kendali
Pengguna Anggaran/ Kuasa pengguna Anggaran.

Pasal 8

(1) Penerbitan dan pengajuan dokumen spp-Tu dilakukan oleh


Bendahara Pengeluaran untuk memperoleh persetujuan dari
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran melarui ppK-
OPD dalam rangka ganti uang persediaan.
(2) Dokumen SPP-TU sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri
dari:
a. surat pengantar SPP-TU;
b. ringkasan SPP-TU;
c. rincian SPP-TU;
d. salinan SPD;
e. draft surat pernyataan untuk ditandatangani oleh

copyright JDIH Kabupaten Barito Timur 2017 http://jdih.baritotimurkab.go.id


Pengguna Anggaran/Kuasa Penggguna Anggaran yang
menyatakan bahwa uang yang diminta tidak dipergunakan
untuk keperluan selain tambahan uang persediaan saat
pengajuan SP2D kepada kuasa BUD;
surat keterangan yang memuat penjelasan keperluan
pengisian tambahan ualrg persediaan; dan
b. lampiran lainnya.
o

BAB VI
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 1O

Peraturan Bupati ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan.


Agar setiap orang mengetahuitrya memerintahkan pengundangan
Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita
Daerah Kabupaten Barito Timr"rr.

Ditetapkan di Tamiang Layang


pada tanggal 18 Mer 2OL7

BUPATI BARITO TIMUR,

Diundangkan di Tamiang Layang


pada tanggal 18 t"[Et 2017,

SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN BARITO TIMUR,

ESKOP

BERITA DAERAH KABUPATEN BARITO TIMUR'I'AHUN 2OI7 NOMOR Iq.

copyright JDIH Kabupaten Barito Timur 2017 http://jdih.baritotimurkab.go.id


LAMPIRAN
PERATURAN BUPATI BARITO TIMUR
NOMOR IO TATIUN 2OI7
TENTANG PENETAPAN BATAS JUMLAH
UANG
PERSEDIAAN, GANTI UANG, DAN TAIVIBAHAN UANG
PERSEDIAAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH
KABUPATEN BARITO TIMUR TAIIUN ANGGARAN
20L7

FORMAT TELAAHAN STAF

KOP DINAS

TELAAI{AN STAF
TENTANG

A. Persoalan
Bagian ini memuat pernyataan singkat dan jelas tentang persoalan yang akan
dipecahkan.
B. Praanggapan
Bagian ini memuat dugaan yang beralasan berdasarkan data yang ada, saling
berhubungan sesuai dengan situasi yang dihadapi dan merupakan kemungkinan
kejadian di masa yang akan datang.
C. Fakta yang Mempengaruhi
Bagian ini memuat fakta yang mempengaruhi yaitu landasan dari analisis dan
landasan dari pemecahan persoalan.
D. Analisis
Bagian ini memuat analisis pengaruh dari praanggapan dan fakta terhadap persoalan
serta akibatnya, hambatan, keuntungan, dan kerugiannya, serta pemecahan atau cara
bertindak yang mungkin atau dapat dilakukan.
E. Simpulan
Bagran ini memuat intisari hasil diskusi dan pilihan dan cara bertindak atau jalan
keiuar pemecahan persoalan yang dihadapi.
F- Saran
Bagian ini memuat secara ringkas dan jelas tentang saran dan untuk
mengatasi persoalan yang dihadapi.

Tamiang Layang,
Nama Jabatan Pembuat Telaahan Staf

Tanda Tangan

NAMA LENGKAP
Pangkat/Golongan
NIP.

ITO TIMUR,

copyright JDIH Kabupaten Barito Timur 2017 http://jdih.baritotimurkab.go.id

Anda mungkin juga menyukai