A. Jenis-jenis Audit
Ada tiga jenis audit yang dilakukan oleh akuntan publik, yaitu :
Audit Operasional mengevaluasi efisiensi dan efektivitas setiap bagian dari prosedur dan
metode operasi organisasi. Hasil dari audit operasional adalah rekomendasi.
Audit Ketaatan menentukan apakah pihak yang diaudit mengikuti prosedur, aturan, atau
ketentuan tertentu yang ditetapkan oleh otoritas yang lebih tinggi. Hasil dari audit ketaatan
adalah simpulan.
Audit Laporan Keuangan menentukan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai
dengan kriteria tertentu. Kriteria tertentu yang dimaksud adalah standar akuntansi yang
.berlaku baik di negara tersebut maupun di internasional. Hasil dari audit laporan keuangan
adalah opini.
B. Jenis-jenis Auditor
Kantor akuntan publik (KAP)
Auditor badan akuntabilitas pemerintah
Agen Penerimaan Negara
Auditor Internal
C. Tujuan Audit
Tujuan audit laporan keuangan adalah agar auditor dapat memberikan opininya bahwa
laporan keuangan tidak terdapat kesalahan material dan telah sesuai dengan standar yang berlaku
secara umum. Tanggung jawab untuk menyajikan laporan keuangan secara wajar adalah tanggung
jawab manajemen. Sementara itu, auditor bertanggung jawab dalam melaksanakan audit sesuai
aturan yang berlaku umum / GAAS yaitu :
Melakukan verifikasi atas laporan keuangan yaitu untuk mendeteksi salah saji material
Menemukan kekeliruan, ketidakberesan dan unsur pelanggaran hukum yang material.
Tujuan audit transaksi dimaksudkan untuk menjadi kerangka kerja dalam membantu auditor
mengumpulkan bahan bukti kompeten yang cukup yang disyaratkan dalam standar pekerjaan
lapangan dan memutuskan bahan bukti yang pantas dikumpulkan sesuai dengan penugasan . Tujuan
audit transaksi dapat dibedakan menjadi :
Tujuan audit umum transaksi. Terdiri dari eksistensi, kelengkapan, akurasi, klasifikasi,
pemilihan waktu yag tepat (timing), pemindahbukuan (posting) dan pengikhtisaran, dan
diikhtisarkan dengan benar.
Tujuan audit khusus transaksi yaitu untuk menerapkan tujuan umum pada setiao jenis
transaksi yang material yang terdapat dalam audit.
Tujuan Audit Untuk Saldo. Tujuan audit ini sama dengan tujuan audit transaksi. Tujuan ini juga dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu:
1) Tujuan umum :
Eksistensi - angka-angka yang dicantumkan memang ada ( eksis ).
Kelengkapan - angka -angka yang ada telah dimasukkan seluruhnya .
Akurasi - jumlah yang ada disajikan pada jumlah yang benar.
Klasifikasi - angka yang dimasukkan di daftar klien telah diklasifikasikan dengan tepat .
Pisah batas (Cut Off ) - transaksi yang dekat tanggal neraca dicatat pada periode yang
tepat .
Kecocokan rincian (detail tie in) - rincian dalam saldo akun sesuai dengan angkaangka buku
besar tambahan , dijumlah kebawah benar dalam saldo akun, dan sesuai dengan jumlah dalam
buku besar .
Nilai realisasi - aset dinyatakan dalam jumlah yang diestimasi dapat direalisasi.
Hak dan Kewajiban - Kewajiban harus menjadi milik suatu entitas berkaitan dengan
hutang , sedangkan hak selalu dikaitkan dengan aktiva
Penyajian dan Pengungkapan - saldo perkiraan dan persyaratan pengungkapan yang
berkaitan telah disajikan dengan pantas dalam laporan keuangan.
2) Tujuan khusus :
Tujuan khusus bagi setiap saldo perkiraan dapat dikembangkan setelah tujuan umum
dipahami paling sedikit harus ada satu tujuan, khusus untuk setiap tujuan umum kecuali jika
auditor menganggap tujuan itu tidak relevan.
D. LAPORAN AUDIT
a) Laporan Audit Standar Tanpa Pengecualian
o Bagian Laporan Audit Standar Tanpa Pengecualian
- Judul Laporan
- Alamat Laporan Audit
- Paragraf Pendahuluan
- Tanggung Jawab Manajemen
- Tanggung Jawab Auditor
- Paragraf Pendapat/Pendapat Auditor
- Nama dan Alamat KAP
- Tanggal Laporan Audit (tanggal pekerjaan lapangan diselesaikan).
Kondisi yang Harus Terpenuhi untuk Menerbitkan Laporan Audit Standar Tanpa Pengecualian
- Laporan keuangan lengkap.
- Bukti audit yang cukup memadai telah terkumpul dan auditor telah melaksanakan
tugas sesuai dengan standar auditing
- Laporan keuangan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
- Tidak terdapat situasi yang membuat auditor merasa perlu menambahkan paragraf
penjelasan.
Jika salah satu dari empat persyaratan tersebut tidak terpenuhi, laporan audit dengan opini wajar tanpa
pengecualian tidak dapat diterbitkan.
Proyeksi langsung salah saji = salah saji bersih dalam sampel x total nilai
populasi tercatat
Total sampel
B. Risiko Audit
Auditor menangani risiko dalam merencanakan pengumpulan bukti audit terutama dengan
menerapkan model risiko audit. Model risiko audit biasa dinyatakan sebagai berikut :
PDR = AAR
IR x CR
PDR : Planned Detected Risk (Risiko Deteksi yang Direncanakan)
AAR : Acceptable Audit Risk (Risiko Audit yang Dapat Diterima)
IR : Inherent Risk (Risiko Inheren)
CR : Control Risk (Risiko Pengendalian)
C. BUKTI AUDIT
Bukti audit adalah setiap informasi yang digunakan oleh auditor untuk menentukan apakah
informasi yang diaudit telah dinyatakan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Keputusan penting
yang dihadapi para auditor adalah menentukan jenis dan jumlah bukti audit yang tepat. Terdapat
empat keputusan mengenai bukti apa dan berapa banyak yang harus dikumpulkan antara lain :
1. Prosedur audit adalah rincian instruksi yang menjelaskan bukti audit yang harus diperoleh
selama audit.
2. Ukuran sampel ukuran sampel untuk setiap prosedur tertentu mungkin akan berbeda antara
satu audit dengan audit lainnya, tergantung pada karakteristik klien
3. Item yang akan dipilihSetelah menentukan ukuran sampel, auditor harus memutuskan item-
item mana dalam populasi yang akan diuji.
4. Penetapan waktu Keputusan penetapan waktu audit sebagian dipengaruhi oleh kapan klien
menginginkan audit itu diselesaikan, dan juga oleh kapan auditor merasa yakin bukti audit
akan paling efektif serta kapan staf audit tersedia.
D. INTERNAL CONTROL
Sistem pengendalian internal terdiri atas kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk memberikan
manajemen kepastian yang layak bahwa perusahaan telah mencapai tujuan dan sasarannya. Biasanya
manajemen memiliki tiga tujuan umum dalam merancang sistem pengendalian internal yang efektif :
Realibilitas laporan keuangan
Efisiensi dan efektivitas operasi
Ketaatan pada hukum dan peraturan
Tanggung jawab auditor adalah memahami pengendalian internal klien dan menguji pengendalian
internal klien
Elemen struktur pengendalian intern
1. Lingkungan Pengendalian
2. Penilaian Risiko
3. Aktivitas Pengendalian
4. Informasi dan Komunikasi
5. Pemantauan
a) Sub elemen lingkungan pengendalian
1. Integritas dan nilai-nilai etika.
2. Komitmen terhadap kompetensi.
3. Falsafah managemen dan gaya operasi.
4. Struktur organisasi.
5. Dewan komisaris dan komite audit.
6. Pelimpahan wewenang dan tanggung jawab.
7. Kebijakan dan prosedur kepegawaian.
Dalam praktik, pemahaman atas rancangan dan pengimplementasian sering kali dilakukan bersamaan.
Berikut ini adalah metode-metode yang umum digunakan :
Pengujian pengendalian
Prosedur Penilaian Risiko
Jenis Pengujian
B. Fungsi Bisnis dalam Siklus Penjualan, dan Dokumen serta Catatan Terkait
Pengelompokan Fungsi Bisnis Catatan Dan Dokumen
Transaksi
Penjualan 1. Memproses pesanan - Customer order
2. Pemberian kredit - Sales Order
3. Pengiriman Barang - Dokumen Pengiriman
4. Tagihan kepada pelanggan - Faktur Penjualan
-File Transaksi Penjualan
- Jurnal atau Daftar Penjualan
-File Piutang Usaha Induk
- Neraca Saldo Piutang Usaha
-Laporan Bulanan
Penerimaan Kas Memproses dan mencatat -Remittance advice
penerimaan kas - Prelisting penerimaan kas
- File transaksi penerimaan kas
- Daftar atau jurnal penerimaan kas
Retur dan Pengurangan Pemrosesan dan pencatatan -Memo kredit
Penjualan retur dan pengurangan -Jurnal retur dan pengurangan
penjualan penjualan
Penghapusan Piutang tak Menghapus piutang tak -Formulir otorisasi rekening yang tak
Tertagih tertagih tertagih
-Jurnal umum
Beban piutang tak Pengestimasian piutang tak Jurnal umum
tertagih tertagih
Berdasarkan tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi, auditor mengikuti proses berikut :
1) Menentukan pengendalian internal kunci untuk setiap tujuan audit
2) Merancang pengujian pengendalian bagi setiap pengendalian yang digunakan untuk
mendukung pengurangan risiko pengendalian
3) Merancang pengujian substantif atas transaksi untuk menguji salah saji moneter bagi setiap
tujuan
Bagian penting dari tanggung jawab auditor ketika mengaudit penerimaan kas adalah
mengidentifikasikan defisiensi pengendalian internal yang meningkatkan kemungkinan terjadinya
kecurangan, dapat dilakukan dengan cara berikut :
Jika auditor mempertimbangkan konfirmasi bukanlah bukti yang efektif karena tingkat respon
atau pengembalian yang rendah, seperti rumah sakit, tingkat respon untuk konfirmasi sangat
rendah.
Jika kombinasi tingkat risiko inheren dan risiko pengendalian adalah rendah dan bukti
substantif lainnya dapat memberikan bukti yang cukup.
Jenis-jenis Konfirmasi
Jenis-jenis konfirmasi yang dapat digunakan auditor adalah :
- Konfirmasi positif adalah jenis konfirmasi yang membutuhkan jawaban atau respon dari
penerimanya baik jumlah yang dinyatakan dalam konfirmasi tersebut benar maupun tidak
benar. Jenis-jenis konfirmasi positif antara lain :
o Blank confirmation form
o Invoice confirmation
- Konfirmasi negatif adalah jenis konfirmasi dimana debitur atau penerima konfirmasi tersebut
diminta untuk menjawab konfirmasi hanya ketika debitur tidak setuju dengan jumlah yang
disebutkan dalam lembar konfirmasi.
Waktu Konfirmasi
Waktu yang paling tepat untuk melakukan konfirmasi adalah pada tanggal sedekat mungkin
dengan tanggal neraca.
Keputusan Sampling
o Ukuran sampel
Pemilihan Item yang Diuji
Tindak Lanjut Saat Tidak Ada Respon
Saat debitur tidak mengembalikan atau merespon konfirmasi, diperlukan tindak lanjut dengan
prosedur alternatif. Tujuannya adalah untuk menentukan apakah jumlah piutang yang tidak
terkonfirmasi oleh debitur itu memang ada dan disajikan pada waktu yang tepat.
Analisis Perbedaan
Ketika konfirmasi dijawah oleh debitur, auditor harus menemukan alasan jika adanya perbedaan
jumlah piutang klien dengan konfirmasi dari debitur klien. Jenis penyebab perbedaan yang paling
umum adalah :
- Pembayaran telah dilakukan dan belum tercatat dalam catatan akuntansi klien, atau bahkan
sebaliknya.
- Barang belum diterima oleh debitur
- Barang telah dikembalikan oleh debitur
- Kesalahan pencatatan baik oleh debitur maupun oleh klien
Pengambilan Keputusan
Ketika semua perbedaan telah diselesaikan, termasuk yang ditemukan ketika melakukan prosedur
alternatif, auditor harus mengevaluasi kembali pengendalian internal. Setiap salah saji klien harus
dianalisis apakah konsisten atau tidak dengan penilaian risiko pengendalian di awal. Jika terdapat
salah saji yang signifikan yang tidak konsisten dengan penilaian risiko pengendalian sebelumnya,
auditor perlu merevisi penilaian risiko tersebut.
Pengakuan Kewajiban
Pengakuan dan pencatatan harus dilakukan dengan akurat dan tepat karena mempunyai dampak yang
sangat penting bagi laporan keuangan dan pengeluaran kas aktual.
1) Jurnal perolehan (acquisition journal): jurnal untuk mencatat rincian masing-masing transaksi
perolehan.
2) Laporan ikhtisar perolehan (summary acquisition report): dokumen yang dihasilkan komputer
yang mengikhtisarkan perolehan untuk satu periode.
3) Faktur pemasok (vendor invoice): dokumen yang menunjukkan hal-hal seperti deskripsi dan
jumlah barang dan jasa yang diterima, harga termasuk ongkos angkut, syarat potongan tunai,
dan tanggal penerimaan kas.
4) Nota debet (debet note): dokumen yang menunjukkan pengurangan jumlah hak pemasok
karena pengembalian barang atau pengurangan harga.
5) Voucher: dokumen yang seringkali digunakan oleh berbagai organisasi sebagai sarana formal
pencatatan dan pengendalian perolehan.
6) Berkas induk hutang usaha (account payable master file): berkas untuk mencatat perolehan
individual, pengeluaran kas, serta retur an pengurangan harga perolehan untuk masing-masing
pemasok.
7) Neraca saldo hutang usaha (account payable trial balance): daftar yang menjadi jumlah hak
masing-masing pemasok pada saat tertentu.
8) Laporan pemasok (vendor statement): laporan yang disiapkan setiap bulan oleh pemasok yang
menunjukkan saldo awal, perolehan, retur dan pengurangan harga, pembayaran kepada
pemasok, dan saldo akhir.
Pengendalian intern:
Bagian hutang usaha memverifikasi kepatutan setiap perolehan dengan membandingkan rincian
dalam order pembelian, laporan penerimaan barang, dan faktur pemasok.
Pengendalian pada bagian hutang usaha dan PDE adalah pegawai yang mencatat perolehan
Verifikasi Perolehan:
1. Perolehan yang dicatat adalah untuk barang dan jasa yang diterima, sesuai dengan
kepentingan terbaik klien (existence & occurence).
2. Setiap perolehan yang terjadi telah dicatat (completeness).
3. Perolehan yang terjadi dinilai dengan benar (accuracy).
4. Perolehan diklasifikasikan dengan benar (classification).
Hutang usaha
Adalah kewajiban yang belum dibayarkan untuk barang dan jasa yang diterima dalam kegiatan usaha
normal perusahaan. Akun hutang usaha mencakup kewajiban karena perolehan bahan baku, peralatan,
prasarana, perbaikan, dan lain-lain jenis barang dan jasa yang telah diterima sebelum akhir tahun.
1)
PERTEMUAN 6
Bagian produksi harus mengadakan laporan produksi dan barang rusak sehingga catatan
akuntansi mencerminkan pergerakan barang dan biaya produksi yang akurat.
Fungsi-fungsi dalam siklus, dokumen dan catatan terkait, dan pengendalian intern.
Siklus penggajian dan kepegawaian dimulai denga merekrut pegawai dan berakhir dengan
pembayaran kepada pegawai atas jasa yang diberikan dan kepada pemerintah dan lembaga lainnya
atas pajak penghasilan dan kenikmatan pegawai yang terhutang. Pengendalian intern yang paling
penting dalam kepegawaian meliputi metode formal dalam memberitahu petugas pengelola waktu dan
penyiapan pembayaran gaji atas pegawai baru, otorisasi perubahan awal dan periodik atas tarif
pembayaran, dan tanggal pemutusan hubungan kerja. Wujud pengendalian intern: pemisahan tugas
dan penyelidikan yang memadai atas kompetensi dan kejujuran pegawai baru.
1. Pengelolaan waktu dan penyiapan pembayaran gaji.
Fungsi ini memiliki kepentingan utama dalam audit atas penggajian karena langsung mempengaruhi
beban gaji untuk periode tersebut. Tugas fungsi ini meliputi penyiapan:
a. Kartu absen: menunjukan jam berapa pegawai mulai dan selesai kerja.
b. Tiket waktu kerja: menunjukan pekerjaan khusus yang dilakukan pekerja pabrik untuk waktu
tertentu.
a. Laporan ikhtisar penggajian: dokumen yang dihasilkan oleh komputer yang
b. mengikhtisarkan penggajian untuk satu periode..
c. Jurnal penggajian: digunakan untuk mencatat cek gaji,
d. Buku induk penggajian: digunakan untuk mencatat setiap transaksi penggajian untuk masing-
masing pegawai.
e. Pengendalian intern: pengendalian yang memadai atas waktu dalam kartu absen mencakup
penggunaan pencatat waktu atau metode lain untuk menjamin bahwa pegawai
f. dibayar menurut jam kerja aktual.
2. Pembayaran Gaji
Penandatanganan dan distribusi cek aktual harus ditandatangani semestinya untuk mencegah
pencurian.
a. Cek gaji: jumlah cek= gaji kotor-pajak dan potongan lain (cancelled check).
b. Pengendalian intern: pengendalian atas cek mencakup pembatasan otorisasi penandatanganan
cek oleh pegawai yang berwenang yang tidak mempunyai akses terhadap pengelolaan waktu
atau penyiapan pembayaran gaji, distribusi pembayaran gaji oleh seorang yang tidak terlibat
dalam fungsi penggajian lainnya, dan penyetoran kembali gaji yang tidak diambil.
3. Penyiapan Surat Pemberitahuan dan Pembayaran Pajak
Penyiapan SPT yang cermat dan tepat waktu diperlukan untuk menghindari sanksi dan tuntutan
pidana terhadap perusahaan.
a. SPT: formulir yang dikirim ke KPP untuk melaporkan jumlah PPh pegawai yang telah
dipotong selama setahun.
b. Pengendalian intern: dilakukan melalui seperangkat kebijakan yang didefinisikan dengan baik
yang mengindikasikan kapan setiap formulir harus diarsip.
Pengendalian Intern, Pengujian atas Pengendalian, dan Pengujian Substantif atas Transaksi.
Penekanan pengujian atas pengendalian adalah karena:
a. Ketiadaan bahan bukti dari pihak ketiga yang independen.
b. Dalam kebanyakan audit, akun neraca untuk ini bersaldo kecil dan dapat diverifikasi dengan
relatif mudah kalau auditor yakin bahwa transaksi penggajian dimasukan dengan benar ke
komputer dan SPT disiapkan dengan semestinya.