Proposal Hairil Fikri PKMGT 155100500111019 001019 E-Lection (Elecronic Election)
Proposal Hairil Fikri PKMGT 155100500111019 001019 E-Lection (Elecronic Election)
JUDUL PROGRAM
BIDANG KEGIATAN:
PKM GAGASAN TERTULIS
Diusulkan Oleh:
Hairil Fiqri 155100500111019 Angkatan 2015
Sarah Devi Silvian 155100501111006 Angkatan 2015
Avinda Alvionita 155100501111016 Angkatan 2015
Asri Nur Aisyah 135100500111020 Angkatan 2013
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016
i
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Anggaran tahapan pemilu 2014 pada APBN 2013 dan APBN 2014 ...................3
DAFTAR LAMPIRAN
Gambar 3. Proses Enkripsi data pada sistem AES dengan kunci hexa.................................19
Gambar 4. Proses Deskripsi data pada sistem AES dengan kunci hexa...............................20
iv
RINGKASAN
Pemilihan umum merupakan salah satu perwujudan dari sebuah negara demokrasi. Proses
pemilihan umum di Indonesia memiliki beberapa kelemahan yang dapat merugikan pemilih
(masyarakat) serta pihak-pihak yang terkait didalamnya seperti negara dan partai politik yang
turut berpartisipasi. Problematika dalam proses pemilihan umum antara lain daftar pemilih
tetap (DPT) yang tidak terstruktur dengan baik sehingga menimbulkan adanya pemilih ganda.
Selain itu anggaran yang digunakan untuk pemilu sebesar 47,9 Triliun Rupiah dimana dana
yang dianggarkan berasal dari dana APBN yang membuat Indonesia memiliki sebuah potensi
untuk dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Permasalahan umum
lainnya yang dihadapi dalam pemilihan umum di Indonesia adalah angka abstensi (Golput)
yang tinggi, distribusi logistik yang terlambat, efisien waktu, dan sengketa berbuntut pada
pengulangan pelaksanaan pemilihan umum. Berdasarkan hal tersebut, solusi yang kami
tawarkan adalah E-Lection (Electronic Election) yang memiliki konsep pemilihan umum
berbasis elektronik dengan memanfaatkan E-KTP sebagai data pemilih tetap bagi seluruh
rakyat warga negara Indonesia. Konsep E-Lection didukung pula dengan keamanan jaringan
internet yang tidak dapat di interferensi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab
sehingga hasil dari pemilihan umum tersebut dapat menjadi valid dan dapat meminimalisasi
sengketa antara rakyat maupun partai politik pengusung kadidat. Sistem keamanan jaringan
yang digunakan adalah keamanan berbasis Advance Encryption Standard (AES).
Implementasi AES terdiri dari proses Enkripsi dan Deskripsi. Sistem ini sangat sulit diretas
dan telah menjamin transfer data aman dan terjaga kerahasiaannya. Sistem E-Lection
menggunakan autentikasi biometrik identitas pribadi berupa sidik jari. Demikian dengan
adanya solusi yang berupa E-Lection ini diharapkan dapat membuat sistem pemilihan umum
di Indonesia bisa menjadi lebih baik serta dapat menjadi sistem pemilihan umum yang hemat
anggaran, efisien dalam penggunaan waktu dan distribusi logistik, terpercaya dan tidak
menimbulkan sengketa serta secara tidak langsung menjadi solusi pemilihan umum yang
ramah lingkungan karena mengurangi penggunaan kertas sebagai alat pemilihan umum.
v
1
I. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pemilihan umum merupakan salah satu perwujudan dari sebuah negara
demokrasi. Indonesia sebagai negara yang menganut paham demokrasi
melaksanakan pemilu pertama kali sejak tahun 1955. Pemilu dilakukan untuk
memilih para pemimpin negara dengan cara menghitung suara rakyat. Ada
beberapa hal yang menjadi permasalahan pemilu di Indonesia antara lain angka
abstensi (golput) yang tinggi, tingginya anggaran pemilihan umum, adanya
pemilih ganda, banyaknya potensi kecurangan, distribusi logistik yang terhambat,
efisien waktu, sengketa berbuntut pada pengulangan. Selain itu, di Indonesia
sering timbul masalah dalam hal penetapan Daftar Pemilih Tetap (DPT), karena
petugas harus mendaftar ulang calon DPT (Munir, 2016).
Hal lain seperti persiapan logistik untuk pemilu seperti bilik suara, surat
suara, dan perlengkapan lainnya tentu menghabiskan banyak anggaran. Menurut
Badan Pusat Statistik (2015), Indonesia memiliki pulau sebanyak 17.504 pulau,
sehingga membutuhkan dana ekstra untuk distribusinya terutama pada pulau-
pulau dan daerah terpencil.
KPU mengusulkan anggaran pemilu untuk 2008 dan 2009 sebesar Rp 47,9
triliun. Dengan rincian sumber dana dari APBN 2008 sebesar Rp 18,6 triliun,
sedangkan dari APBN 2009 sebesar Rp 29,3 triliun. Kenaikan anggaran itu
sedikitnya dipicu adanya 9 komponen mata anggaran dan perbedaan sumber
pendanaan. Secara keseluruhan, Pemilu 2009 bersumber dari APBN, sedangkan
pendanaan Pemilu 2004 sebagian diambil dari APBD. Pendanaan terbesar
dialokasikan untuk keperluan surat suara (Ridwan, 2004). Penggunaan surat suara
berpotensi menimbulkan penggelembungan suara dan juga tidak ramah
lingkungan. Berdasarkan hal tersebut, solusi yang kami tawarkan adalah E-
Lection (Electronic Election) yang memiliki konsep berbasis elektronik
memanfaatkan E-KTP sebagai data pemilih tetap bagi seluruh rakyat warga
negara Indonesia.
E-lection merupakan sistem pemungutan suara yang berbasis online sehingga
data-data pemilu langsung dimasukkan ke dalam komputer. Sistem ini dapat
meminimalisasi kecurangan dan menekan anggaran pemilu. Sistem E-Lection
hanya menggunakan sedikit kertas karena surat suara digantikan dengan software
komputer. Sehingga sistem ini lebih ramah lingkungan karena meminimalisasi
penggunaan kertas. E-Lection memanfaatkan data dari E-KTP (KTP elektronik),
yang mengandung unsur data scan sidik jari dan scan retina pemiliknya. Setiap
orang hanya dapat memiliki satu E-KTP seumur hidup sehingga dapat
mempermudah pendataan DPT di Indonesia.
Tujuan
1. Meningkatkan efisiensi proses pemilihan umum dengan konsep elektronik
2. Memberikan solusi bagi permasalahan pada proses pemilihan umum di
Indonesia
2
Manfaat Penulisan
1. Bagi Masyarakat: Memudahkan warga negara Indonesia untuk menyalurkan
hak suaranya tanpa harus kembali ke daerah asal.
2. Bagi Pemerintah: Mempermudah pendataan Daftar Pemilih Tetap sehingga
semua warga Indonesia dapat menyalurkan hak suaranya dan menekan dana
Pemilu sehingga dapat menghemat APBN serta permasalahan pemilu lainnya.
3. Bagi Akademisi: dapat mengembangkan dan mengaplikasikan wawasan yang
mereka peroleh dibangku perkuliahan secara langsung ke masyarakat dan
untuk Indonesia.
II. RUMUSAN GAGASAN
Pemilihan Umum di Indonesia
Pemilihan umum adalah salah satu cara untuk memilih wakil-wakil rakyat
yang sekaligus merupakan perwujudan dari negara demokrasi atau suatu cara
untuk menyalurkan aspirasi atau kehendak rakyat. Dalam UU RI No. 12 tahun
2003 tentang pemilu anggota DPR, DPD dan DPRD pasal 1 berbunyi “Pemilihan
umum yang selanjutnya disebut pemilu adalah sarana kedaulatan rakyat dalam
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD
1945.” Dan UU No. 23 tahun 2003 mengatur pemilu untuk presiden dan wakil
presiden Indonesia yang dipilih langsung oleh rakyat. Pemilu merupakan syarat
mutlak bagi negara demokrasi untuk melaksanakan kedaulatan rakyat, karena
kedaulatan rakyat dilaksanakan dengan cara perwakilan.
Permasalahan Pemilihan Umum di Indonesia
Sistem pemilihan umum saat ini memiliki problematika berupa tingginya
angka abstensi (golput), tingginya anggaran pemilihan umum, kasus pemilihan
ganda, distribusi logistik yang terlambat, dan sengketa yang berbuntut pada
pengulangan pelaksanaan pemilihan umum.
a. Angka Abstensi (Golput) yang tinggi
Berdasarkan data dari Komisi Pemilihan Umum (KPU), Pilpres 2014 diikuti
190.307.134 pemilih yang terdiri 188.268.423 pemilih dalam negeri dan
2.038.711 pemilih luar negeri. Mereka menyalurkan hak suaranya di sejumlah
tempat pemungutan suara (TPS) dalam negeri 478.685 unit dan TPS luar negeri
498 unit, serta 130 Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN). Hingga kini, jumlah
pemilih berdasarkan data C1 total sekitar 130,7 juta, terdiri 129.417.755 suara sah
dan 1.347.516 suara tidak sah. Dengan penetapan KPU jumlah pemilih Pilpres 9
Juli lalu, sebesar 190,3 juta dan berpatokan data real count dua lembaga
independen, jumlah pemilih sekitar 133 juta maka jumlah golput mencapai 57 juta
lebih. Angka abstensi dari suatu pemilu ke pemilu berikutnya selalu bertambah.
Tingkat partisipasi pilpres mencapai 75,11 persen, sehingga angka golput
mencapai 24,89 persen (Putra, 2014).
3
Gambar 1. Anggaran tahapan pemilu 2014 pada APBN 2013 dan APBN 2014
b. Tingginya anggaran pemilihan umum
Pemilihan umum pada tahun 2014 menghabiskan anggaran sebesar 15,4 triliun
rupiah (Sjafri, 2014). Anggaran tersebut tergolong sangat banyak dan tergolong
pemborosan karena kurangnya efisiensi dari segi penggunaan perangkat dan
distribusi logistik bagi seluruh daerah pemilihan di Indonesia.
c. Banyak terjadi kasus pemilihan ganda
Seringkali terjadi penggelembungan suara saat pemilu. Penggelembungan
suara ini terjadi karena pemilih memiliki kartu identitas lebih dari satu dan juga
pengawasan yang kurang baik yang dapat berupa daftar pemilih ganda atau daftar
pemilih yang berhak namun belum tercantum dalam DPT. Pada proses pemilihan
umum selalu terjadi pemilih yang menggunakan hak suaranya lebih dari satu kali
dan mengakibatkan yang lainnya tidak terdaftar dalam DPT (Surbakti, 2011).
d. Distribusi logistik yang terlambat
Pengalaman pemilu 2014 persiapan pengadaan logistik khususnya surat,
biasanya KPU melakukan tender pengadaan logistik Pemilu 2014 yang dilakukan
secara terdesentralisasi ke KPU Kabupaten dan Provinsi. Desentralisasi tender
pengadaan logistik dilakukan untuk meminimalisasi penyimpangan dan
memudahkan pengontrolan, efisiensi, dan efektifitas. Namun kenyataannya
sering terjadi persoalan distribusi yang menyebabkan surat suara tertukar. Pihak
KPU sendiri mencatat sedikitnya 770 TPS yang tersebar di 107 kabupaten/kota di
30 provinsi harus menggelar pemungutan suara ulang karena surat suara pada
pemilihan anggota legislatif tertukar. Sebagian dari 770 TPS itu telah menggelar
pemilu ulang (Ramadhanil, 2015). Untuk daerah - daerah dengan kondisi
geografis khusus, maka distributor harus memperhatikan waktu pengiriman,
cuaca dan ketersediaan transportasi.
e. Sengketa berbuntut pada pengulangan pelaksanaan pemilihan umum
Pengulangan pemilu dilakukan apabila terdapat beberapa kondisi. Kondisi
tersebut meliputi tertukarnya surat suara, pelanggaran administrasi dan prosedur
4
menempatkan jarinya pada scanner jari dan kemudian scanner akan mengenali
data pemilih. Oleh karena itu sistem biometrik tidak akan menimbulkan pemilih
ganda karena setiap sidik jari orang di seluruh dunia tidak ada satupun yang sama.
c. Sosialisasi Program Pemilihan Umum Elektronik
Sosialisasi dilakukan secara bertahap dari tingkat pusat hingga tingkat
daerah. Di tingkat pusat, sosialisasi dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum yang
dibantu dan Kemenkominfo. Sosialisasi di tingkat pusat dapat diikuti oleh panitia
pengawas pemilu atau Bawaslu di tiap provinsi. Selain itu Kemenkominfo juga
dapat melakukan sosialisasi melalui media cetak dan media elektronik yang dapat
diakses oleh seluruh warga negara termasuk yang sedang berada di luar negeri.
Sosialisasi di tingkat provinsi oleh Panwaslu tingkat provinsi yang pesertanya
merupakan panitia pemilu di tingkat kabupaten, dan selanjutnya sosialisasi
ditingkat kabupaten/kota diikuti oleh Panitia Pemilihan Kecamatan dan teknisi
ahli. Selanjutnya agen teknisi dan panitia pemilihan ditingkat kecamatan
mengadakan sosialisasi di tingkat kelurahan/desa. Sosialisasi teknis dilakukan di
kantor kelurahan/desa yang merupakan tempat pemilihan berlangsung.
d. Implementasi Pemilihan Umum Tanpa Pemilih Ganda dan Golput
E-Lection memanfaatkan jaringan internet nasional yang terintegrasi pada
perangkat komputer di setiap desa dan menggunakan alat khusus pembaca E-
KTP. Hasil pemilihan akan langsung masuk ke database komisi pemilihan umum
pusat dan identitas pemilih tersebut akan terdaftar sebagai pemilih yang telah
tidak aktif karena telah menggunakan hak suaranya, sehingga apabila pemilih
hendak melakukan pemilihan kembali pada tempat pemungutan suara yang lain,
maka alat tidak akan melanjutkan kepada proses pemilihan. Alat tersebut tidak
memberikan kesempatan untuk melakukan golput karena apabila E-KTP telah
dimasukkan, maka diwajibkan untuk memilih sehingga E-KTP dapat keluar dari
alat. Bagi pemilih yang tidak menghadiri pemilihan umum maka E-KTP yang
dimiliki akan terdaftar sebagai kartu identitas yang tidak aktif dan untuk dapat
digunakan harus diaktivasi kembali di daerah setempat dan dikonfirmasi oleh
pusat.
f. Implementasi Upaya Mencegah dan Mengatasi Sengketa Pemilihan Umum
Untuk menjamin validitas dari hasil pemilihan umum, maka data yang telah
terkawal dengan sistem anti-hack dan anti-crack tersebut di distribusikan dengan
tiga cabang, yaitu dari lokasi pemilihan langsung kepada KPU pusat, dari lokasi
pemilihan masuk ke database KPU provinsi, dan dari lokasi pemilihan masuk ke
KPU kabupaten/kota. Database tersebut terenkripsi dan akan dilakukan evaluasi
hasil secara serentak di seluruh Indonesia. Data yang masuk diuji kesesuaian
jumlahnya dari tingkat kabupaten/kota, provinsi dan pusat. Apabila terjadi
ketidaksesuaian, maka akan dilakukan pengulangan pemilihan pada daerah atau
provinsi yang tidak sesuai, sehingga pengulangan tidak terjadi secara nasional
akan tetapi hanya pada daerah yang tidak memiliki kesesuaian data antara daerah
dan input data pada KPU pusat.
8
III. KESIMPULAN
1. E-Lection hadir sebagai solusi dalam menghemat anggaran yang digunakan
dalam proses pemilihan umum dalam jumlah yang relatif signifikan yakni
membutuhkan hanya sebesar 1,5 Triliun Rupiah untuk pemilihan presiden,
menghemat 98,86% anggaran dari sebelumnya menggunakan 47,9 Triliun
Rupiah dalam pemilihan presiden.
2. E-Lection mencegah peluang terjadinya kecurangan dengan sistem AES dan
menutup peluang peserta untuk melakukan pemilihan ganda dan memberikan
solusi untuk mengurangi abstensi atau golput. Sehingga hasil akhir pemilu
tidak akan menimbulkan sengketa bagi masyarakat serta partai politik peserta
pemilihan umum.
3. E-Lection mempermudah distribusi logistik yang dibutuhkan dalam pemilihan
umum. Distribusi logistik hanya dilakukan satu kali dan selanjutnya dilakukan
pengawasan terhadap perangkat yang akan dapat terus digunakan dalam
pemilihan umum berikutnya.
4. E-Lection memberikan efisiensi penggunaan waktu dalam pemilihan umum
karena kemungkinan sengketa semakin kecil sehingga tidak terjadi
pengulangan. Distribusi dan pemilihan dilakukan lebih efisien sehingga waktu
yang dibutuhkan menjadi lebih singkat.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad. 2014. 20 Provinsi ini Pemilu Ulang.
http://www.pemilu.com/berita/2014/04/20-provinsi-ini-pemilu-ulang/.
Diakses pada: 24 April 2016 Pukul 13:18
Alamsyah. 2013. Membangun Sistem Pemilu Online Menggunakan Advanced
Encryption standart (AES). Surabaya: UNNES Journal of Mathematics
Federal Information. 2001. Announcing the Advanced Encryption Standart (AES).
Springfield: Precessing Standarts Publication 197
Munir, A. Utari, E. 2016. Pemanfaatan E_KTP untuk Proses Pemungutan Suara
Pemilihan Umum di Indonesia Menggunakan Sistem E-Vote. Yogyakarta:
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2016
Putra, E. 2014. Aneh, Jumlah Golput Mencapai 57 Juta Suara?.
http://www.republika.co.id/berita/pemilu/berita-pemilu/14/07/21/n919hn-
aneh-jumlah-golput-mencapai-57-juta-suara. Diakses pada: 23 april 2016
pukul 14:28
Ramadhanil, F. Junaidil, V. dan Ibrohim. 2015. Desain Partisipasi Masyarakat
dalam Pemantauan Pemilu. Jakarta: Kemitraan bagi Pembaruan Tata
Pemerintah di Indonesia atas Kerjasama dengan Perkumpulan untuk Pemilu
dan Demokrasi (Perludem)
Ridwan, H. 2004. Panwaslu sampaikan Indikasi Kecurangan.
http://www.kpu.go.id/index.php/post/read/2004/564/Panwaslu-Sampaikan-
Indikasi-Kecurangan-Laporan-Dana-Kampanye-2-Pasangan-Calon-
Presiden-Wakil. Diakses pada: 23 April 2016 pukul 20:56
10
LAMPIRAN
B. Riwayat pendidikan
SD SMP SMA
Nama institusi SDN 3 SMPN 1 SMAN 1
Wanasaba Wanasaba Aikmel
Jurusan - - IPA
Tahun masuk- 2004-2010 2010-1013 2013-2015
keluar
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah dengan judul “ELECTION (Electronic
Election): Konsep Pemilihan Umum Berbasis Elektronik Sebagai Inovasi
Pemilu yang Hemat Anggaran, Efisien dan Terpecaya”.
Hairil Fiqri
12
A. Identitas Anggota
1 Nama lengkap Sarah Devi Silvian
2 Jenis kelamin Perempuan
3 Program studi Bioteknologi Industri
4 NIM 155100501111006
5 Tempat tanggal lahir Pasuruan, 13 November 1996
6 E-mail sarah.silvian@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 082231875895
B. Riwayat pendidikan
SD SMP SMA
Nama institusi SDN SMPN 2 SMAN 1
Sekarjoho 1 Pandaan Pandaan
Jurusan - - IPA
Tahun masuk- 2004-2010 2010-2013 2013-2015
keluar
C. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau
institusi lainnya)
No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tahun
1 Juara 2 PIMBA tingkat Fakultas Fakultas Teknologi Pertanian 2015
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah dengan judul “ELECTION (Electronic
Election): Konsep Pemilihan Umum Berbasis Elektronik Sebagai Inovasi
Pemilu yang Hemat Anggaran, Efisien dan Terpecaya”.
A. Identitas Anggota
1 Nama lengkap Avinda Alvionita
2 Jenis kelamin Perempuan
3 Program studi Bioteknologi Industri
4 NIM 155100501111016
5 Tempat tanggal lahir Malang, 17 November 1996
6 E-mail avinda.alvionita17@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 085755003551
B. Riwayat pendidikan
SD SMP SMA
Nama institusi SDN SMPN 2 SMAN 1 Bantur
Sumberejo 2 Bantur
Jurusan - - IPA
Tahun masuk- 2004-2010 2010-2013 2013-2015
keluar
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah dengan judul “ELECTION (Electronic
Election): Konsep Pemilihan Umum Berbasis Elektronik Sebagai Inovasi
Pemilu yang Hemat Anggaran, Efisien dan Terpecaya”.
Avinda Alvionita
14
B. Identitas Anggota
1 Nama lengkap Asri Nur Aisyah
2 Jenis kelamin Perempuan
3 Program studi Ilmu dan Teknologi Pangan
4 NIM 135100500111020
5 Tempat tanggal lahir Malang, 13 Juli 1995
6 E-mail asrinura@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 085755527241
B. Riwayat pendidikan
SD SMP SMA
Nama institusi SDN SMP Negeri SMA Negeri 7
Lowokwaru III 20 Malang Malang
Malang
Jurusan - - IPA
Tahun masuk- 2001-2007 2007-2010 2010-2013
keluar
2. -
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah dengan judul “ELECTION (Electronic
Election): Konsep Pemilihan Umum Berbasis Elektronik Sebagai Inovasi
Pemilu yang Hemat Anggaran, Efisien dan Terpecaya”.
B. Riwayat pendidikan
S1 S2 S3
Nama institusi Universitas Universitas Universitas
Brawijaya Brawijaya Brawijaya
Judul Penelitian Hidrolisis Jenis & Isolasi BAL pada
Enzimatis Aktivitas Bekatul dan
Kecap Ikan Antioksidan Kemampuan
Tempe Probiotik Secara
Invitro
Tahun Lulus 1983 1998 2007
1. -
2. -
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
16
Lampiran 2.
Program Alokasi
No. Nama/NIM Uraian Tugas
Studi Waktu
Pengumpulan Data
Solusi yang Pernah Ada
Hairil Fiqri/ Bioteknologi 16 Pembuatan Teknik
1.
155100500111019 Industri jam/minggu Implikasi
Konsultasi Dosen
Pembimbing &
Administrasi
Pengumpulan Data
Solusi yang Pernah Ada
Sarah Devi Silvian/ Bioteknologi 16 Pembuatan Teknik
2.
155100501111006 Industri jam/minggu Implementasi
Konsultasi Dosen
Pembimbing &
Administrasi
Pembuatan Teknik
Implementasi
Avinda Alvionita/ Bioteknologi 16 Pengumpulan Data
3.
155100501111016 Industri jam/minggu Regulasi
Konsultasi Dosen
Pembimbing &
Administrasi
Pembuatan Pendahuluan
Ilmu dan Pembuatan Teknik
Asri Nur Aisyah/ 16
4. Teknologi Implementasi
135100500111020 jam/minggu
Pangan Konsultasi Dosen
Pembimbing &
Administrasi
18
line
19
Lampiran
Gambar 3. Proses Enkripsi data pada sistem AES dengan kunci hexa
20
Gambar 4. Proses Deskripsi data pada sistem AES dengan kunci hexa