Keteknikan
VIDEOGR AFI
MEMBUAT FILM PENDEK DAN VIDEO IKLAN
UNTUK
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
SEMESTER 1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan kekuatan, rahmat, dan hidayah-Nya sehingga Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dapat menyelesaikan
penulisan modul dengan baik.
Modul ini merupakan bahan acuan dalam kegiatan belajar mengajar peserta
didik pada Sekolah Menengah Kejuruan bidang Seni dan Budaya (SMK-SB).
Modul ini akan digunakan peserta didik SMK-SB sebagai pegangan dalam
proses belajar mengajar sesuai kompetensi. Modul disusun berdasarkan
kurikulum 2013 dengan tujuan agar peserta didik dapat memiliki pengetahuan,
sikap, dan keterampilan di bidang Seni dan Budaya melalui pembelajaran
secara mandiri.
Modul ini diharapkan dapat dijadikan pegangan bagi peserta didik SMK-SB
dalam meningkatkan kompetensi keahlian.
GLOSARIUM
action = mulai
camera follow = kamera mengikuti ke mana perginya subyek
cut = berhenti
dissolve = pembauran secara perlahan menggantikan yang
sebelumya
dolly in = mendorong kamera ke arah subyek
dolly out = menarik kamera menjauhi subyek
fade in = pengambilan oleh kamera tertentu mulai masuk perlahan-
lahan
fade out = pengambilan oleh kamera tertentu mulai memudar
perlahan-lahan
pan left = menggerakkan kamera ke kiri
pan right = menggerakkan kamera ke kanan
SOP = Standar Operasi Prosedur, meliputi praproduksi, produksi,
pascaproduksi
superimpose = penampilan sesuatu ke atas pengambilan yang ada
tilt down = menggerakkan kamera ke bawah
tilt up = menggerakkan kamera ke atas
treatment = Memberikan uraian ringkas secara deskriptif tentang suatu
episode.
videografi = Ilmu yang mempelajari proses merencanakan, merekam,
dan menyunting rangkaian peristiwa (gambar).
wipe = mengganti pengambilan yang sebelumnya dengan efek
penghapusan.
zoom in = mengatur pengambilan ke arah CU
zoom out = mengatur pengambilan ke arah LS
DESKRIPSI MODUL
Modul ini disiapkan untuk dapat digunakan oleh siswa SMK Kelas
XI dalam kegiatan materi videografi. Tentu saja dalam penggunaannya,
siswa dapat meminta bimbingan guru-guru dengan bidang keahlian
videografi, khususnya yang mengajar pada kelas bersangkutan.
Materi videografi dalam modul ini dibagi menjadi tujuh unit, yaitu
Unit 1 Sejarah dan Perkembangan Film, Unit 2 Videografi dalam Desain
Komunikasi Visual, Unit 3 Membuat Naskah Video, Unit 4 Menggambar
Storyboard, Unit 5 Shooting Video, Unit 6 Editing Video, Unit 7 Finishing
Video. Tiap-tiap unit terbagi menjadi (1) Ruang Lingkup Pembelajaran, (2)
Tujuan Pembelajaran, (3) Kegiatan Belajar-mengajar, (4) Penyajian
Materi, (5) Rangkuman, (6) Penilaian, dan (7) Refleksi.
Ruang lingkup pembelajaran berisi pemetaan materi yang ada
pada tiap-tiap unit, tujuan pembelajaran berisi tujuan yang ditargetkan dari
proses pembelajaran yang disajikan pada tiap-tiap unit, kegiatan belajar-
mengajar merupakan kegiatan yang dilakukan siswa untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang terdiri atas aktivitas mengamati, menanya,
mengumpulkan data, mendiskusikan, dan menyajikan.
Setelah proses tersebut, disajikan teori dan petunjuk praktis
berkenaan dengan tema pada tiap-tiap unit. Teori ini kemudian disajikan
kembali dalam versi ringkas pada bagian rangkuman.
Pada bagian akhir, disajikan penilaian untuk menguji capaian-
capaian yang telah diperoleh oleh siswa. Pada bagian akhir ini juga
terdapat refleksi atas pelaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan.
Selain itu, disajikan daftar referensi yang digunakan sebagai rujukan
dalam penyusunan bab terkait.
1. Pengertian
Mata pelajaran Videografi mempelajari tentang pengetahuan
sejarah, peralatan, keteknikan, konsep, proses, apresiasi, analisis,
realisasi, dan evaluasi Videografi dalam pengembangan karya seni rupa
dan kriya secara konstruktif dan kreatif.
2. Rasional
a. Hubungan dengan Pencipta
Menghayati mata pelajaran fotog Videografi sebagai sarana untuk
kesejahteraan dan kelangsungan hidup umat manusia.
b. Hubungan dengan Sesama Manusia
1) Menghayati sikap cermat, teliti dan tanggungjawab dalam
mengindentifikasi kebutuhan, pengembangan alternatif dan
desain dalam pelajaran Videografi
2) Menghayati pentingnya kolaborasi dan jejaring untuk
menemukan solusi dalam pengembangan karya Videografi
3) Menghayati pentingnya bersikap jujur, disiplin serta bertanggung
jawab sebagai hasil dari pembelajaran Videografi
c. Hubungan dengan Lingkungan Alam
Menghayati pentingnya menjaga kelestarian lingkungan dalam
pengembangan karya Videografi secara menyeluruh
3. Tujuan
Mata pelajaran Videografi i bertujuan untuk membentuk
karakteristik siswa sebagai siswa yang mensyukuri anugerah Tuhan,
dengan berfikir secara saintifik dalam membuat karya seni rupa dan kriya
yang ramah lingkungan serta berbasis sosial budaya bangsa.
Assesmen
Asesmen otentik meniscayakan proses belajar yang otentik pula.
Menurut Ormiston belajar otentik mencerminkan tugas dan pemecahan
masalah yang dilakukan oleh peserta didik dikaitkan dengan realitas di
luar sekolah atau kehidupan pada umumnya. Asesmen semacam ini
cenderung berfokus pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual bagi
peserta didik, yang memungkinkan mereka secara nyata menunjukkan
kompetensi atau keterampilan yang dimilikinya. Contoh asesmen otentik
antara lain keterampilan kerja, kemampuan mengaplikasikan atau
menunjukkan perolehan pengetahuan tertentu, simulasi dan bermain
peran, portofolio, memilih kegiatan yang strategis, serta memamerkan
dan menampilkan sesuatu.
Asesmen otentik mengharuskan pembelajaran yang otentik pula.
Menurut Ormiston belajar otentik mencerminkan tugas dan pemecahan
masalah yang diperlukan dalam kenyataannya di luar sekolah. Asesmen
otentik terdiri dari berbagai teknik penilaian. Pertama, pengukuran
langsung keterampilan peserta didik yang berhubungan dengan hasil
jangka panjang pendidikan seperti kesuksesan di tempat kerja. Kedua,
penilaian atas tugas-tugas yang memerlukan keterlibatan yang luas dan
kinerja yang kompleks. Ketiga, analisis proses yang digunakan untuk
menghasilkan respon peserta didik atas perolehan sikap, keteampilan,
dan pengetahuan yang ada.
Dengan demikian, asesmen otentik akan bermakna bagi guru
untuk menentukan cara-cara terbaik agar semua siswa dapat mencapai
hasil akhir, meski dengan satuan waktu yang berbeda. Konstruksi sikap,
keterampilan, dan pengetahuan dicapai melalui penyelesaian tugas di
mana peserta didik telah memainkan peran aktif dan kreatif. Keterlibatan
peserta didik dalam melaksanakan tugas sangat bermakna bagi
perkembangan pribadi mereka.
Dalam pembelajaran otentik, peserta didik diminta mengumpulkan
informasi dengan pendekatan saintifik, memahahi aneka fenomena atau
gejala dan hubungannya satu sama lain secara mendalam, serta
mengaitkan apa yang dipelajari dengan dunia nyata yang luar sekolah.
Di sini, guru dan peserta didik memiliki tanggung jawab atas apa yang
terjadi. Peserta didik pun tahu apa yang mereka ingin pelajari, memiliki
parameter waktu yang fleksibel, dan bertanggungjawab untuk tetap pada
tugas. Asesmen otentik pun mendorong peserta didik mengkonstruksi,
mengorganisasikan, menganalisis, mensintesis, menafsirkan,
menjelaskan, dan mengevaluasi informasi untuk kemudian
mengubahnya menjadi pengetahuan baru.
KELAS: XI