Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KEGIATAN STERILISASI, DEKONTAMINASI, DESINFEKSI

PADA RUMAH SAKIT

NAMA ANGGOTA :

 DESAK PUTU RISKI EKA PRATIWI (02)


 GUSTI NGURAH PUTRA WIRANATA (04)
 LUH AYU MAWAR WIDYA MAHARANI (07)
 NI KETUT AYU SOVI PRATINI (15)
 NI KOMANG OKTA PURNAMAWATI (16)

TAHUN AJARAN 2020/2021


Kata Pengatar

Puji syukur kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang telah memberikan anugrahnya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Kegiatan Sterilisasi,
Dekontaminasi, Desinfektan pada Rumah Sakit ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada bidang
studi keterampilan dasar tindakan perawatan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Kegiatan Sterilisasi, Dekontaminasi, Desinfektan pada Rumah
Sakit bagi para pembaca maupun penulis.

Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Ni Komang Ady Tri Hapsari, S. Kep selaku
yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan bidang studi keterampilan dasar tindakan perawatan. Kami juga mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah
ini.

Bangli, 13 Agu. 20

Penulis
DAFTAR ISI

Kata pengantar…………………………………………………………

Daftar isi………………………………………………………………..

BAB 1

Pendahuluan

A. Latar Belakang…..………………………………………………

B. Tujuan…………………………………………………………...

C. Rumusan masalah……………………………………………….

BAB II Pembahasan

A. Devinisi Desinfeksi……………………………………………..

B. Factor pengarunya desinfeksi…………………………………..

C. Devinisi Dekontaminasi……………………………..………….

D. Tujuan Dekontaminasi……………………………….…………

E. Devinisi Sterilisasi……………………………………….…......

F. Tujuan Sterilisasi……………………………………………..…

G. Macam-macam Sterilisasi……………………………………....

BAB III Penutup

A. Kesimpulan……………………………………………………..

Daftar pustaka…………………………………………………………
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam bekerja menciptakan lingkungan bebas infeksi, yang penting dan rasional adalah
melakukan setiap proses pencegahan infeksi yang dianjurkan. Setiap petugas kesehatan baik
yang bertugas di RS maupun di klinik rawat jalan mempunyai resiko untuk terkena infeksi dari
pasien yang sedang ditanganinya. Selain itu juga dapat menularkan infeksi dari pasien satu ke
pasien yang lain melalui alat-alat medis dan non medis yang digunakan dan sudah
terkontaminasi. Infeksi dapat juga terjadi apabila petugas tidak melakukan prosedur yang benar
dalam menangani alat-alat/intrumen yang bekas pakai (daur ulang). Proses dekontaminasi,
pemberisihan, dan desinfeksi merupakan proses yang sangat menentukan dalam menjamin alat-
alat yang akan disterilkan bebas dari sisa-sisa bahan infeksi. Proses ini harus mampu
menurunkan kemungkinan infeksi pada petugas yang melaksanakan pembersihan dan persiapan
alat untuk disterilkan. Kegagalan pada proses ini merupakan salah satu penyebab terjadinya
infeksi. Infeksi di rumah sakit merupakan masalah serius yang menggambarkan mutu pelayanan
ruamh sakit dan oleh karena itu harus ditangani dengan baik. Petugas yang melakukan pekerjaan
ini harus terlatih dan trampil serta dilengkapi alat pelindung.

B. Tujuan

1. Agar membuat Mahasiswa dapat mengetahui yang dimaksud dengan Desinfeksi,


Dekontaminasi, Dan Sterilisasi.
2. Mengetahui berbagai cara mensterilkan Alat-alat.
3. Membuat Mahasiswa menjadi tahu tentang Tujuan dari Dekontaminasi dan Sterilisasi.

C. Rumusan Masalah

1. Devinisi dari Desinfeksi, Dekontaminasi dan Sterilisasi


2. Macam-macam Sterilisasi
3. Factor-factor terjadinya Desinfeksi
BAB II

PEMBAHASAN

A. DESINFEKSI

Desinfeksi adalah menghancurkan atau membunuh kebanyakan kebanyakan organisme


patogen pada benda atau instrumen dengan menggunakan campuran zat kimia cair.

Hasil proses desinfeksi dipengaruhi oleh beberapa faktor:

1. Beban organik (beban biologis) yang dijumpai pada benda.


2. Tipe dan tingkat kontaminasi mikroba.
3. Pembersihan/dekontaminasi benda sbelumnya.
4. Konsentrasi desinfektan dan waktu pajanan
5. Struktur fisik benda
6. Suhu dan PH dari proses desinfeksi

B. DEKONTAMINASI

Membuang semua material yang tampak (debu,kotoran) pada


benda,lingkungan,permukaan kulit dengan menggunakan sabun, air dan gesekan.

Tujuan prosedur dekontaminasi:

1. Untuk mencegah penyebaran infeksi melalui peralatan pasien atau permukaan


lingkungan.
2. Untuk membuang kotoran yang tampak.
3. Untuk membuang kotoran yang tidak terlihat (Mikroorganisme).
4. Untuk menyiapkan semua permukaan untuk kontak langsung dengan alat pensteril atau
desinfektan.
5. Untuk melindungi personal dan pasien.
6. Terdapat 3 tingkat desinfeksi:
a. Desinfeksi tingkat tinggi

Membunuh semua organisme dengan perkecualian spora bakteri.

b. Desinfeksi tingkat sedang

Membunuh bakteri kebanyakan jamur kecuali spora bakteri.


c. Desinfeksi tingkat rendah

Membunuh kebanyakan bakteri beberapa virus dan beberapa jamur tetapi tidak dapat
membunuh mikroorganisme yang resisten seperti basil tuberkel dan spora bakteri.

C. STERILISASI

Defenisi : Secara komplit membunuh semua mikroorganisme termasuk spora bakteri pada benda
yang telah didekontaminasi dengan tepat.

Tujuan : Memusnahkan semua bentuk kehidupan mikroorganisme patogen termasuk spora, yang
mungkin telah ada pada peralatan kedokteran dan perawatan yang dipakai.

Hal-Hal Yang Perlu Dipertimbangkan Dalam Memilih Metode Sterilisasi

1. Sifat bahan yang akan disterilkan


2. Metode yang paling mudah, murah namun cukup efektif.
3. Bila terdapat beberapa fasilitas untuk melakukan sterilisasi, haruslah dipilih cara yang
baik.

Sterilisasi dapat dilakukan dengan cara:

1. Sterilisasi dengan pemanasan kering

a. Pemijaran/flambir

Cara ini dipakai langsung, cara ini sederhana, cepat dan dapat menjamin
sterilisasinya,hanya penggunaannya terbatas pada beberapa alat saja, misalnya:

1) Benda-benda dari logam (instrument)


2) Benda-benda dari kaca.
3) Benda-benda dari porselen.

Caranya:

Siapkan :

1) Bahan yang disterilkan


2) Waskom besar yang bersih
3) Brand spritus
4) Korek api.
5) Kemudian brand spritus dituangkan secukupnya ke dalam waskom tersebut.
Selanjutnya dinyalakan dengan api.
6) Alat-alat instrumen dimasukkan ke dalam nyala api.
b. Dengan cara udara panas kering

Cara ini pada dasarnya adalah merupakan suatu proses oksidasi, cara ini memerlukan suhu
yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan sterilisasi pemanasan basah.

Adapun alat yang dapat dilakukan dengan cara ini:

1) Benda-benda dari logam.


2) Zat-zat seperti bubuk, talk,vaselin,dan kaca.

Caranya :

1) Alat bahan harus dicuci, sikat dan desinfeksi terlebih dahulu


2) Dikeringkan dengan lap dan diset menurut kegunaannya
3) Berilah indikator pada setiap set
4) Bila menggunakan pembungkus, dapat memakai kertas aluminium foil.
5) Oven harus dipanaskan dahulu sampai temperatur yang diperlukan.
6) Kemudian alat dimasukkan dan diperhatikan derajat pemanasannya.

2. Sterilisasi dengan pemanasan basah.

Ada beberapa cara :

a. Dimasak dalam air biasa.

Suhu tertinggi 100 ºC, tapi pada suhu ini bentuk vegetatif dapat dibinasakan tetapi
bentuk yang spora masih bertahan. Oleh karna itu agar efektif membunuh spora maka
dapat ditambahkan natrium nitrat 1% dan phenol 5%.

Caranya :

1) Alat atau bahan instrumen dicuci bersih dari sisa-sisa darah, nanah atau kotoran lain.
2) Kemudian dimasukkan langsung ke dalam air mendidih.
3) Tambahkan nitrit 1% dan phenol 5%, agar bentuk sporanya mati
4) Waktu pensterilan 30-60 menit (menurut pharmacope –Rusia).
5) Seluruh permukaan harus terendam.
6) Dengan uap air.

Cara ini cukup efektif dan sangat sederhana. Dapat dipakai dengan dandang yang
bagiannya diberi lubang/sorongan, agar uap air dapat mengalir bagian alat yang akan
disterilkan.waktu sterilisasi 30 menit.
Caranya :

1) Alat-alat yang akan disterilkan: dicuci, dibersihkan, disikat serta didesinfeksi.


2) Kemudian dibungkus dan dimasukkan dalam dandang

3. Sterilisasi dengan uap air bertekanan tinggi.

Jenis sterilisasi dengan cara ini merupakan cara yang paling umum digunakan dalam
setiap rumah sakit.menggunakan alat yang disebut autoclave.

Caranya :

a. Alat-alat atau bahan-bahan yang akan disterilkan dicuci, disikat, dan didesinfeksi.
b. Kemudian diset menurut penggunaannya dan diberi indikator.
c. Kemudian dibungkus kain/kertas.
d. Masukkan alat/bahan yang telah dibungkus ke dalam autoclave.

4. Sterilisasi dengan penambahan zat-zat kimia

Cara ini tidak begitu efektif bila dibandingkan dengan cara pemanasan kering. Cara ini
dipergunakan pada bahan-bahan yang tidak tahan pemanasan atau cara lain tidak bisa
dilaksanakan karena keadaan.

Contoh zat kimia : Formaldehyda, hibitane, Cidex.

5. Sterilisasi dengan radiasi.

Radiasi ultraviolet yang digunakan karena disemua tempat itu terdapat kuman2x, maka
dilakukan sterilisasi udara dan biasanya dilakukan di tempat-tempat khusus.

Misalnya: di kamar operasi, kamar isolasi, dsb. udaranya harus steril.Hal ini dapat dilakukan
dengan sterilisasi udara (air sterilization) yang memakai radiasi ultraviolet.

6. Sterilisasi dengan filtrasi

Cara ini digunakan untuk udara atau bahan-bahan berbentuk cairan. Filtrasi udara disebut
HEPA (Hight Efficiency Paticulate Air).

Tujuannya : Filtrasi cairan secara luas hanya digunakan dalam produksi obat-obatan atau pada
sistem irigasi dalam ruang operasi, maupun dalam perawatan medik lainnya yang membutuhkan
adanya cairan steril. Jenis filternya yang penting ialah pori-porinya harus lebih kecil dari jenis
kuman. Pori-pori filter ukurannya minimal 0,22 micron.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari apa yang dipaparkan pada pembahasan makalah diatas, penulis dapat mengambil
kesimpulan antara lain :

ujuan sterilisasi yaitu Memusnahkan semua bentuk kehidupan mikroorganisme patogen


termasuk spora, yang mungkin telah ada pada peralatan kedokteran dan perawatan yang dipakai.

Untuk membunuh mikroorganisme berbahaya yang terdapat pada alat kesehatan yang
sudah terpakai, tenaga kesehatan dapat melakukannya dengan cara dekontaminasi,pencucian atau
bilas, dan desinfektan tingkat tinggi dan sterilisasi.

Pemrosesan alat bekas pakai penting dilakukan untuk mencegah penularan penyakit
menular.

Dekontaminasi, pencucian atau bilas, dan desinfektan tingkat tinggi dan sterilisasi
merupakan langkah awal yang dilakukan untuk pemrosesan alat bekas pakai.
DAFTAR PUSTAKA

Siri Hadioetomo,Ratna. 1993.Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. PT Gramedia: Jakarta


Penn. 1991. Peralatan Laboratorium. PT Gramedia. Jakarta.
Notoatmodjo Soekidjo, 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Volk, W. and Wheller, M., 1988, diterjemahkan oleh Markham, Mikrobiologi
Dasar. , Erlangga, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai