Anda di halaman 1dari 100

ANALISIS KOMUNIKASI MATEMATIS PESERTA

DIDIK DENGAN MENGGUNAKAN TEORI APOS PADA


MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR
DUA VARIABEL (SPLDV) KELAS
VIII SMPS TOBY BETHLEHEM
MEDAN
T.P 2021/2022

PROPOSAL PENELITIAN SKRIPSI

Oleh:
Nama : Rika Ira Hutapea
NPM : 16150296
Program Studi : Pendidikan Matematika

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN
MEDAN
2021
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ......................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................1

A.Latar Belakang Masalah ......................................................................1


A. Identifikasi Masalah ............................................................................4
B. Batasan Masalah...................................................................................5
C. Rumusan Masalah ...............................................................................5
D. Tujuan Penelitian ................................................................................5
E. Manfaat Penelitian ...............................................................................6
F. Batasan Istilah ......................................................................................7
BAB II KAJIAN PUSTAKA ...........................................................................8
A.Kajian Teori ..........................................................................................8
1.Kemampuan Komunikasi Matematis ................................................9
2.Teori Apos 9
3.Indikator Kemampuan Komunikasi matematis ................................9
4.Indikator Operasional Komunikasi Matematis .................................9
5.Materi Pembelajaran..........................................................................10
B.Penelitian yang Relevan.........................................................................18
C.Kerangka Konseptual ............................................................................19
BAB III METEDOLOGI PENELITIAN……………………………………21

A. Jenis Dan Penelian…………………………………………………... 22


B. Waktu dan Tempat Penelitian………………………………………. .22
C. Populasi dan Sample Penelitian…………………………………….. .22
D. Instrumen Penelitian………………………………………………… 22
1. Tes………………………………………………………………... 22
E. Analisis Uji coba instrument………………………………………… 23

i
1. Validitas Tes……………………………………………………... 24
2. Reliabilitas Tes…………………………………………………… 25
3. Taraf Kesukaran………………………………………………….. 26
4. Uji Daya Pembeda……………………………………………….. 27
F. Teknik Pengumpulan Data…………………………………………... 27
G. Teknik Analisis Data………………………………………………….27

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN…....................................................


A. Hasil Penelitian................................................................................... 30
1. Uji Validitas Tes.............................................................................30
2. Uji Reliabilitas soal.........................................................................31
3. Uji Tingkat Kesukaran....................................................................31
4. Uji Daya Pembeda..........................................................................33
B. Hasil Penelitian................................................................................... 33
C. Pembahasan Hasil Penelitian.............................................................. 34

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .........................................................


A. Kesimpulan.................................................................................... 45
B. Saran.............................................................................................. 45

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… .. 49

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, yang
telah melimpahkan rahmat dan berkatNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul: “Analisi Kemampuan Komunikasi Matematis Peserta didik
Dengan Menggunkan Toeri Apos Pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua
Variabel (SPLDV) Kelas VIII SMPS Toby Bethelehem Medan T.P 2021/2022”.
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat
dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan
Matematika di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas HKBP
Nommensen.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya
bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Bapak Dr. Haposan Siallagan, SH, MH, selaku Rektor Universitas HKBP
Nommensen Medan.
2. Bapak Dr. Hilman Pardede, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas HKBP Nommensen Medan.
3. Bapak Drs. Simon M. Panjaitan, M.Pd, selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Matematika FKIP Universitas HKBP Nommensen Medan.
4. Ibu Dame Ifa Sihombing S.Si, M.Si, selaku Dosen Pembimbing I yang telah
banyak memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama pembuatan
skripsi ini.
5. Ibu Dr. Tutiarny Naibaho, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing II yang telah
banyak memberikan masukan dan bimbingan selama penulisan skripsi ini.
6. Kedua orangtua penulis yang selama ini selalu mendoakan, mendukung dan
memberikan semangat kepada penulis selama perkuliahan dan pembuatan
skripsil ini.

iii
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian proposal
ini, namun penulis menyadari masih banyak kekurangan baik dari segi isi maupun
tata bahasa. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan ktitik yang bersifat
membangun dari semua pembaca demi sempurnamya proposal ini. Kiranya
proposal ini bermanfaat bagi semua pembaca.

Demi kesempurnaan Skripsi ini, saran dan kritik yang sifatnya


membangun sangat penulis harapkan. Semoga karya skripsi ini bermanfaat dan
dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.

Medan, 2021
Penulis

Rika Ira Hutapea

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu kekuatan yang dinamis dalam kehidupan

setiap individu, yang mempengaruhi perkembangan fisiknya daya jiwanya (akal,

rasa, dan kehendak), sosialnya dan moralitasnya (Siswoyo dalam Situmorang,

2018: 5).

Artinya yaitu suatu kekuatan yang dinamis dalam mempengaruhi


kemampuan individu untuk dapat mengembangkan potensi yang ada dalam
dirinya. Manusia memiliki tujuan yang hendak dicapai setelah memiliki
sebuah proses yang bernama pendidikan. Sejalan dengan itu Pendidikan
merupakan salah satu upaya untuk mengantarkan anak didik menuju
kepada proses kedewasaan dalam berbagai aspek.

Menurut Tirtarahardja (2005:173) bahwa “Sekolah seharusnya menjadi

pusat pendidikan untuk menyiapkan manusia Indonesia sebagai individu, warga

masyarakat, warga Negara, dan warga dunia di masa depan, sehingga sekolah

diharapkan mampu melaksanakan fungsi pendidikan secara optimal, yakni

mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat

manusia Indonesia dalam rangka mewujudkan tujuan nasional”. Namun

kenyataannya mutu pendidikan di Indonesia sampai saat sekarang ini masih

sangat rendah dibandingkan dengan negara yang lain.

Matematika sekolah adalah matematika yang diajarkan pada jenjang

pendidikan dasar dan jenjang pendidikan menengah yang bertujuan untuk

1
2

menumbuh kembangkan kemampuan-kemampuan dan membentuk pribadi peserta

didik melalui matematika (Suherman, 2003: 55-56).

Di sisi lain, matematika merupakan salah satu disiplin ilmu dalam dunia
pendidikan yang memegang peranan penting dalam perkembangan sains
dan teknologi dapat digunakan dalam mengembangkan bidang ilmu lain,
karena dapat mengembangkan pemikiran kritis, kreatif, sistematis, dan
logis, semestinya merupakan suatu materi pembelajaran yang paling
mudah dipahami oleh setiap peserta didik (Afrilianto dalam Situmorang,
2014:2).

Sementara itu, untuk mempelajari matematika, komunikasi matematis

merupakan salah satu aspek yang perlu dikembangkan. Menurut Muliawan dalam

Astuti (2012:102) bahwa “Matematika yang dipelajari disekolah termasuk ilmu

pengetahuan murni yang mengandalkan angka-angka, simbol, dan lambang”.

Banyaknya peserta didik yang menganggap matematika sangat sulit dipelajari.

Seperti yang diungkapkan Abdurrahman (2015:252), yaitu: “Dari bidang studi

yang diajarkan di sekolah, matematika merupakan bidang studi yang dianggap

paling sulit oleh para peserta didik baik yang tidak berkesulitan belajar dan lebih-

lebih yang berkesulitan belajar”.

Salah satu masalah penting dalam pembelajaran matematika saat ini adalah

pentingnya pengembangan kemampuan komunikasi matematika siswa. Melalui

pembelajaran matematika, siswa diharapkan dapat mengkomunikasikan gagasan

dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau

masalah. Yamin (Musfiqon, 2012:17) mengatakan:

Komunikasi antara siswa dengan guru adalah penyampaian pesan (materi)


pelajaran. Di dalamnya terjadi dan terlaksana hubungan timbal balik
(komunikatif). Guru menyampaikan pesan (message), siswa menerima
pesan dan kemudian bertanya kepada guru. Atau sebaliknya guru yang
bertanya kepada siswa dalam pembelajaran.
3

Dari pendapat tersebut diketahui bahwa, kemampuan komunikasi

matematis itu sangat perlu dimiliki oleh siswa agar siswa mampu

mengkomunikasikan, memberitahukan, menjelaskan, suatu gagasan yang mereka

miliki kepada siswa lainnya. Pada pembelajaran di kelas, siswa dituntut untuk

dapat mencari dan menemukan suatu pemecahan dari masalah matematika yang

disajikan dan masing-masing siswa pasti memiliki cara tersendiri untuk

menyelesaikannya di sinilah gunanya komunikasi matematis siswa yaitu untuk

mengkomunikasikan dan menginformasikan apa yang didapatnya kepada teman-

temannya. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti dengan guru

bidang studi matematika pada saat Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMK

Kesehatan Imelda Medan, sebagian siswa memiliki kemampuan komunikasi yang

masih rendah dalam pelajaran matematika. Hal ini terlihat dari beberapa hal,

yaitu: 1) siswa kurang mampu menerjemahkan soal cerita kedalam ide dan simbol

matematika. 2) masih banyak siswa yang kesulitan dalam menentukan langkah

awal apa yang harus dilakukan dari informasi yang terdapat dalam soal. 3) masih

banyak siswa yang kurang antusias terhadap pembelajaran matematika.

Komunikasi harus terintegrasi dengan baik pada lingkungan kelas. Siswa

harus didorong untuk menyatakan dan menuliskan dugaan, pertanyaan dan solusi.

Sumarmo (Syaban, 2009):

Komunikasi matematis meliputi kemampuan siswa: (1) menghubungkan


benda nyata, gambar, dan diagram ke dalam idea matematika; (2)
menjelaskan ide, situasi dan relasi matematik secara lisan atau tulisan
dengan benda nyata, gambar, grafik dan aljabar; (3) menyatakan peristiwa
sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika; (4) mendengarkan,
berdiskusi, dan menulis tentang matematika; (5) membaca dengan
pemahaman atau presentasi matematika tertulis; (6) membuat konjektur,
menyusun argumen, merumuskan definisi dan generalisasi; (7)
4

menjelaskan dan membuat pertanyaan tentang matematika yang telah


dipelajari.

Teori APOS membedakan tingkat pemahaman siswa dalam 4 tingkatan,

yaitu aksi, proses, objek, dan skema. Pada tingkat pemahaman aksi, siswa hanya

menyelesaikan masalah secara prosedural saja. Kemudian jika suatu aksi

dilakukan secara berulang, siswa akan mampu melakukan langkah transformasi

tanpa melakukannya secara nyata. Jika siswa telah mampu untuk melakukan hal

Digital Repository Universitas Jember tersebut, maka siswa telah mencapai

tingkatan proses. Tingkatan objek merupakan suatu pemahaman konseptual.

Tingkatan ini dapat dicapai jika siswa telah mampumemahami konsep suatu

materi. Pada tingkatan skema siswa telah mampumengkaitkan konsep tertentu

dengan konsep lain yang sejenis yang bertujuan untuk menyelesaikan

permasalahan (Ardiantoro, 2013: 4).

Mempertimbangkan keadaan di atas, maka dibutuhkan solusi untuk

membantu siswa belajar SPLDV serta menumbuhkan karakter kemandirian dan

komunikasi matematis. Salah satu alternatifnya yaitu membuat bahan ajar yang

berupa modul referensi materi SPLDV yang disusun berdasarkan teori APOS.

Selain teori APOS modul tersebut juga bermuat komunikasi matematis. Adanya

muatan tersebut karena bahan ajar yang ada belum secara khusus memfasilitasi

karakter komunikasi matematis. Sehingga, peneliti membantu siswa

mengkonstruk pemikirannya agar memahami ide-ide matematik dan mendorong

siswa untuk belajar secara mandiri serta mengembangkan komunikasi

matematisnya.
5

Melihat begitu pentingnya komunikasi matematis dalam penerapan

pembelajaran di dalam kelas, maka pengoptimalan dalam belajar juga harus

semaksimal mungkin. Berdasarkan uraian, rasional, dan temuan penelitian di atas,

mendorong peneliti melaksanakan penelitian dengan judul “Analisis

Kemampuan Komunikasi Matematis Peserta Didik Dengan Menggunakan

Teori Apos pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel di Kelas

VIII SMPS Toby Bethlehem Medan T.P. 2021/2022”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas penulis dapat

mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:

1. Siswa yang masih menganggap matematika itu sulit

2. Kemampuan komunikasi yang masih rendah dalam pelajaran matematika

3. Rendahnya aktivitas, minat dan motivasi belajar siswa.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, pembatasan masalah dan fokus

penelitian ini ditujukan pada siswa Kelas VIII SMPS Toby Bethelehem Medan

T.P. 2021/2022. Hal ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan respon siswa

terhadap kemampuan komunikasi matematis.

D. Rumusan Masalah
6

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka selanjutnya permasalahan

dapat dirumuskan adalah Bagaimana Kemampuan Komunikasi Matematis yang

dimiliki peserta didik dengan menggunakan teori apos pada materi SPLDV kelas

VIII SMPS Toby Bethelehem Medan?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian adalah untuk

mengetahui kemampuan komunikasi matematis peserta didik dengan

menggunakan teori apos pada materi SPLDV kelas VIII SMPS Toby Bethelehem

Medan.

F. Manfaat Penelitian

Melalui kegiatan penelitian yang dilakukan, diharapkan dapat memberikan

manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, hasil penelitiann ini diharapkan dapat bermanfaat untuk dijadikan

sebagai sumber informasi untuk mengetahui peningkatan kemampuan

komunikasi matematis peserta didik pada materi sistem persamaan linear dua

variabel di kelas VIII SMPS Toby Bethelehem Medan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa, membantu siswa untuk lebih mudah belajar matematika dan

meningkatkan komunikasi matematis siswa.


7

b. Bagi Guru, meningkatkan kreativitas guru matematika untuk menerapkan

komunikasi matematik dan hasil belajar siswa.

c. Bagi Sekolah, memberikan masukan untuk mengembangkan suatu proses

pembelajaran yang mampu meningkatkan komunikasi matematik dan hasil

belajar siswa pada mata pelajaran matematika.

G. Batasan Istilah

Untuk menghindari munculnya perbedaan pendapat mengenai hal-hal yang

dimaksudkan dalam penulisan ini, maka peneliti memberikan penjelasan istilah

adalah Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Peserta Didik Dengan

menggunakan teori Apos
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Kemampuan Komunikasi Matematis

Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide,

gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan

secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila

tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih

dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap

tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara

seperti ini disebut komunikasi nonverbal. Komunikasi secara umum dapat

diartikan sebagai suatu cara untuk menyampaikan suatu pesan dari pembawa

pesan ke penerima pesan untuk memberitahu, pendapat, atau perilaku baik

langsung secara lisan, maupun tak langsung melalui media. Di dalam

berkomunikasi tersebut harus dipikirkan bagaimana caranya agar pesan yang

disampaikan seseorang itu dapat dipahami oleh orang lain. Untuk

mengembangkan kemampuan berkomunikasi, orang dapat menyampaikan dengan

berbagai bahasa termasuk bahasa matematis.

Kemampuan komunikasi matematis dapat diartikan sebagai suatu

kemampuan siswa dalam menyampaikan sesuatu yang diketahuinya melalui

peristiwa dialog atau saling hubungan yang terjadi di lingkungan kelas, dimana

terjadi pengalihan pesan. Pesan yang dialihkan berisi tentang materi matematika

8
9

yang dipelajari siswa, misalnya berupa konsep, rumus, atau strategi penyelesaian

suatu masalah. Pihak yang terlibat dalam peristiwa komunikasi di dalam kelas

adalah guru dan siswa. Cara pengalihan pesannya dapat secara lisan maupun

tertulis.

Dalam hal ini, setiap peserta didik tentu mempunyai persepsi, ide-ide yang

berbeda dalam memandang objek yang abstrak, tergantung pada konsep atas

pengalaman belajar yang telah dimiliki sebelumnya. Dengan demikian, hal yang

paling utama dalam pembelajaran matematika adalah berkomunikasi secara

matematis tentang konsep, dilanjutkan dengan pengetahuan tentang prosedur dan

pengetahuan tentang bagaimana mengaitkan konsep dan prosedur dalam

menyelesaikan matematika. Pengetahuan peserta didik akan bahan pelajaran yang

rendah akan menyebabkan rendahnya hasil belajar peserta didik.

Jadi dapat disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi matematika adalah

kemampuan untuk menyatakan ide matematika melalui ucapan, tulisan,

demonstrasi, dan melukiskan secara visual dalam tipe yang berbeda, memahami,

menafsirkan, dan menilai ide yang disajikan dalam tulisan, lisan atau dalam

bentuk visual, mengkontruksikan dan menghubungkan bermacam-macam

representasi ide dan hubungannya.

Adapun indikator kemampuan komunikasi matematis yang akan diteliti pada

penelitian ini indikator menurut Satriawati (Haris 2018: 18) sebagai berikut :

a. Written Text, yaitu memberikan jawaban dengan menggunakan bahasa

sendiri, membuat model situasi atau persoalan menggunakan model

matematika dalam bentuk: lisan, tulisan, konkret, grafik dan aljabar,


10

menjelaskan dan membuat pertanyaan tentang matematika yang telah

dipelajari, mendengarkan, mendiskusikan dan menulis tentang matematika,

membuat konjektur, menyusun argumen dan generalisasi.

b. Drawing, yaitu merefleksikan benda-benda nyata, gambar dan diagram dalam

ide matematika, dan juga sebaliknya.

c. Mathematical Expression, yaitu mengekspresikan konsep matematika dengan

menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika.

2. Teori Apos

Teori APOS merupakan salah satu teori yang sesuai dengan prinsip teori

konstruktivisme yang memandang bagaimana seseorang belajar suatu konsep

matematika. Menurut Kalpana (2014) konstruktivisme adalah pandangan yang

menekankan peran aktif siswa dalam membangun pemahaman dan membuat

pengertian dari informasi yang ada Jika tahapan APOS ini belum dikonstruksi

dengan baik maka sulit untuk menggunakan konsep-konsep matematika dan

logika tertentu. Selanjutnya, indikator tahap skema yang tidak termuat yaitu soal

yang mendorong siswa agar mampu membedakan mana konsep terkait materi dan

tidak terkait materi. Hal ini menjadi penyebab siswa kurang bisa memahami

materi dengan baik. Menurut Izzati & Suryadi (2010) pembelajaran matematika

selama ini kurang memberikan perhatian terhadap pengembangan kemampuan

komunikasi matematis. Sehingga penguasaan kompetensi ini bagi siswa masih

rendah.
11

Untuk Mempertimbangkan keadaan di atas, maka dibutuhkan solusi untuk

membantu siswa belajar SPLDV serta menumbuhkan karakter komunikasi

matematis. Salah satu alternatifnya yaitu membuat bahan ajar yang berupa modul

referensi materi SPLDVyang disusun berdasarkan teori APOS. Selain teori APOS

tersebut juga bermuatan karakter komunikasi matematis. Adanya muatan tersebut

pada modul karena bahan ajar yang ada belum secara khusus memfasilitasi

karakter komunikasi matematis. Sehingga, peneliti menyusun modul referensi

yang membantu siswa mengkonstruk pemikirannya agar memahami ide-ide

matematik dan mendorong siswa untuk belajar secara mandiri serta

mengembangkan komunikasi matematisnya .

3. Indikator Operasional Komunikasi Matematis


Indikator operasional komunikasi matematis dalam penelitian ini

dinyatakan sebagai berikut :

a. Written Text

b. Drawing

c. Mathematical Expression

4. Materi Pembelajaran

Materi SPLDV untuk SMPS Kelas VIII Kurikulum 2013. Diringkas sebagai
berikut:
Bentuk umum :

a 1 x+ b1 y=c 1... (1)

a 2 x+ b2 y=c 2... (2)Dengan a 1 , a2 , b1 ,b 2 , c 1 , c2 ∈ R


12

Mencari himpunan penyelesaian sistem persamaan linear adalah dengan cara

mengganti nilai variabel atau peubah yang memenuhi sistem persamaan tersebut

yaitu dengan menggunakan metode eliminasi, substitusi, atau gabungan dari

keduanya.

a. Metode Eliminasi

Metode eliminasi artinya mencari nilai variabel dengan menghilangkan

variabel yang lain.

Contoh :

5 x−2 y=21
Tentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan {−x+ 2 y =−9

Penyelesaian:

Eliminasi variabel y dari kedua persamaan.

5 x−2 y=21
−x +2 y=−9

4 x=12

x=3

Eliminasi variabel x dari kedua persamaan.

5 x−2 y=21
5 x−2 y=21 x 1
| |
−x +2 y=−9 x 5 −5 x +10 y=−45+¿
¿

8 y=−24

y=−3

Jadi, himpunan penyelesaian dari sistem persamaan tersebut adalah { ( x , y )|( 3 ,−3 ) }

b. Metode substitusi
13

Substitusi artinya mengganti atau menyatakan salah satu variabel dengan

variabel lainnya.

Contoh :

Tentukan himpunan penyelesaian dari {x− y=8


x + y=2

Penyelesaian:

x− y =8 … ( 1 )

x + y=2 …(2)

x− y =8

x=8+ y

Substitusi x=8+ y ke persamaan (2) maka diperoleh:

x + y=2

⇔ ( 8+ y ) + y=2

⇔ 8+2 y =2

⇔ 2 y=2−8

⇔ 2 y=−6

⇔ y =−3

Untuk mendapatkan nilai variabel x maka substitusi y=−3 ke persamaan (1)

sehingga:

x− y =8

⇔ x−(−3)=8

⇔ x +3=8

⇔ x=8−3

⇔ x=5
14

Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah { ( x , y )|( 5 ,−3 ) }

c. Metode gabungan (Eliminasi dan Substitusi)

Contoh:

x +2 y=2
Tentukan himpunan penyelesaian dari sisttem persamaan {x− y=−1

Penyelesaian:

Eliminasi variabel x dari kedua persamaan.

x +2 y=2
x− y =−1

3 y=3

y=1

Substitusi y=1 ke persamaan x +2 y =2 maka diperoleh:

x +2 y =2

⇔ x +2 ( 1 )=2

⇔ x=2−2

⇔ x=0

Jadi himpunan penyelesaiannya adalah { ( x , y )|( 0,1 ) }

d. Metode Grafik

Salah satu metode penyelesaian sistem persamaan adalah dengan metode

grafik yaitu membaca (menaksir) titik potong kedua persamaan garis pada bidang

kartesius. Pada metode grafik, himpunan penyelesaian dari sistem persamaan

linear dua variabel adalah koordinat titik potong dua garis tersebut. Jika garis-

garisnya tidak berpotongan di satu titik tertentu maka himpunan penyelesaiannya

adalah himpunan kosong.


15

Contoh 1:

Selesaikan sistem persamaan ×+ 3γ = 5 dan 2 ×– γ = 3 dengan metode grafik.

Jawab:

Kita tentukan titik potong masing-masing garis tersebut dengan sumbu ×dan

sumbu γ .

Menggunakan tabel:

× + 3γ = 5 2× – γ = 3
X 0 5 X 0
Y 0 Y -3 0
(×,y) ( 0,1  ) (5,0) (×,y ) (0,-3) (1  , 0 )

Gambar 2.1 Metode Grafik 1

Dari gambar di atas terlihat bahwa titik (2,1) merupakan titik potong kedua 

garis tersebut. Untuk meyakinkan bahwa pasangan bilangan berurutan tersebut

merupakan akar penyelesaian sistem persamaan , kita ndapat mengecek dengan

cara mensubstitusikan  titik (2,1) pada kedua persamaan.

a.      × + γ = 5                  b. 2× –γ = 3

2 + 3(1)=5                2(2) – 1 = 3

2 + 3 = 5                  4 – 1 = 3

Jadi jelas bahwa penyelesaian sistem persamaan tersebut adalah {(2,1)}

Contoh 2:
16

Tentukan penyelesaiansistem persamaan 2× –γ = 4 dan × = 3 untuk ×,γ  R.

Jawab:

Untuk persamaan 2× – γ =4

Titik potong pada sumbu x, maka sumbu γ = 0, sehingga:

         2× - 0 = 4

⇔         2× = 4

⇔              × = 2

koordinat titik potong pada sumbu y, maka ×= 0: 2(0) -γ = 4

⇔         -γ   = 4

⇔              γ = - 4

Koordinat titik potong pada sumbu y adalah (0, -4). atau dengan menggunakan

tabel :

X 2 0
Y 0 -4
(x,γ ) (2, 0) (0, -4)
Untuk persamaan x = 3, dapat langsung dibuat grafiknya, yaitu garis yang sejajar

dengan sumbu y dan titik (3,0).

Grafik sistem persamaan tersebut ditunjukan pada gambar di bawah ini

Gambar 2.2 Metode grafik 2


17

Karena koordinat titik potongnya adalah (3,2) maka penyelesaiannya adalah ×= 3

dan y = 2.

Pada kedua contoh di atas dan pembahasan sebelumnya diperoleh bahwa

penyelesaian dari SPLDV yang diberikan hanya memiliki tepat satu pasangan.

Mengingat kedudukan dua garis dalam satu bidang mempunyai 3 kemungkinan,

yaitu sejajar, berpotongan dan berimpit, maka:

a. Grafik penyelesaian suatu SPLDV berupa dua garis yang sejajar tidak

mempunyai penyelesaian.

b. Grafik penyelesaian suatu SPLDV berupa dua garis yang saling berpotongan di

satu titik mempunyai satu penyelesaian.

c. Grafik penyelesaian suatu SPLDV berupa dua garis yang berimpit mempunyai

tak hingga penyelesaian .

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian ini mengenai analisis komunikasi matematis peserta didik pada

materi sistem persamaan linier dua variabel di SMK Kesehatan Imelda Medan.

Berdasarkan eksplorasi peneliti, ditemukan beberapa tulisan yang berkaitan

dengan penelitian ini sebagai berikut :

1. Ingko Humonggio (2013) dengan judul penelitian “Deskripsi Kemampuan

Komunikasi Matematika Siswa pada Materi Kubus dan Balok di Kelas VIII

SMP Negeri 1 Tibawa”. Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat

kemampuan komunikasi matematis siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Tibawa

masih rendah.
18

2. Fatmawati Taduegu (2013) dengan judul penelitian “Analisis Kemampuan

Komunikasi Matematika Siswa Kelas XI SMA Negeri 2 Gorontalo pada Materi

Statistika”. Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat kemampuan

komunikasi matematika siswa kelas XI SMA Negeri 2 Gorontalo berada pada

kategori sedang.

C. Kerangka Konseptual

Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu dalsam dunia pendidikan

yang memegang peranan penting dalam perkembangan sains dan teknologi dapat

digunakan dalam mengembangkan bidang ilmu lain, karena dapat

mengembangkan pemikiran kritis, kreatif, sistematis, dan logis, semestinya

merupakan suatu materi pembelajaran yang paling mudah dipahami oleh setiap

peserta didik. Pembelajaran matematika di sekolah kurang memberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan kemampuan yang

dimiliki.

Kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan untuk menyatakan ide

matematika melalui ucapan, tulisan, demonstrasi, dan melukiskan secara visual

dalam tipe yang berbeda, memahami, menafsirkan, dan menilai ide yang disajikan

dalam tulisan, lisan atau dalam bentuk visual, mengkontruksikan dan

menghubungkan bermacam-macam representasi ide dan hubungannya.

Kemampuan komunikasi matematis adalah kemampuan menerapkan langkah-

langkah yang digunakan siswa dalam menyelesaikan masalah matematika


19

Indikator operasional kemampuan komunikasi matematis peserta didik

yang digunakan peneliti dalam menyelesaikan masalah sebagai berikut:

b. Written Text

c. Drawing

d. Mathematical Expression

Dengan menggunakan indikator operasional komunkasi matematis peserta

didik tersebut diharapkan mampu memahami komunikasi matematis dengan baik

dan benar. Apabila siswa mampu memahami komunikasi matematis dengan

langkah-langkah tersebut. Maka dapat katakan bahwa siswa tersebut memiliki

kemampuan untuk memahami komunikasi matematis.


20
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian dan Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Peneliti melakukan

pen elitian dengan memberikan soal Post-Test dan kuesioner sebagai

teknik pendukung untuk memperoleh gambaran dalam menganalisis

kemampuan komunikasi matematis peserta didik pada materi SPLDV.

Menurut Sugiyono (2008: 35) bahwa “Penelitian deskriptif adalah

penelitian dengan cara mengumpulkan data sesuai dengan yang

sebenarnya kemudian data tersebut disusun, diolah, dan dianalisis untuk

dapat memberikan gambaran mengenai masalah yang ada”.

Desain penelitian ini bersifat kuantitatif dengan jenis penelitian

deskriptif. Menuru Sugiono (2008:14) bahwa “Metode penelitian

kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat

positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,

teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random,

pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data

bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji yang telah

ditetapkan”. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penelitian deskriptif

kuantitatif adalah penelitian yang menggambarkan variabel yang berdiri

sendiri dan data yang diperoleh berupa angka-angka yang kemudian

dianalisis menggunakan statistik.

21
22

Peneltian ini mengetahui leevel pemahaman siswa berdasarkan

teori Apos (Action, Process, Object, schema) pada pokok bahasan SPLDV

pada siswa kelas VIII di SMPS Toby Bethelehem Medan. Selanjutnya

mendeskripsikan tingkat pemhaman siswa dan mengkategorikannya

kedalam empat tingkatan berdasarkan teori APOS, yaitu tingkatan aksi,

proses, objek dan skema.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMPS Toby Bethelehem Medan.

Penelitian akan dilaksanakan pada semester ganjil Tahun pelajaran

2021/2022. Peneliti memilih SMPS Toby Bethelehem Medan sebagai

tempat penelitian karena masih ada masalah dalam ke tidak pahaman

siswa dalam komunikasi matematis siswa materi SPLDV.

Subjek penelitian ini merupakan siswa kelas VIII yang telah

menerima materi SPLDV yang kemudian diberi tes pemahaman

berdasarkan teori Apos. setelah itu jawaban-jawaban siswa yang telah

terkumpul dianalisis dan dikelompokkan menurut jenisnya. Kemudian

dipilih satu perwakilan dari masing-masing kelompok tersebut untuk

diwawancarai agar mendapatkan informasi yang lebih mendalam dan

dideskripsikan tingkat pemahamannya berdasarkan teori Apos.

C. Populasi dan Sampel Penelitian


23

1. Populasi Penelitian

Populasi terdiri dari seluruh subjek yang diteliti dalam suatu

penelitian. Sugyono (2015: 167) mendefinisikan“Populasi adalah wilayah

generalisasi yang terpilih atas objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk di pelejari dan

kemudian ditarik kesimpulanya”. Andriani (2014: 3) menyatakan

“Populasi adalah SPLDV yang lengkap dari satuan atau individu yang

karakteristiknya ingin kita ketahui”. Berdasarkan pengertian populasi

populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII SMPS Toby

Bethlehem Medan T.P 2021/2022, yang terdiri dari 5 kelas dengan jumlah

siswa156 siswa.

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi.Berdasarkan desain penelitian yang penulis gunakan dalam

penelitian ini maka penulis membutuhkan satu kelas sebagai sampel dalam

penelitian yaitu kelas VIII.

Penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik cluster

random sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dilakukan terhadap

sampling unit, dimana sampling unitnya terdiri dari satu kelompok

(cluster). Tiap item (individu) di dalam kelompok yang terpilih akan

diambil sebagai sampel.


24

D. Instrumen Penelitian

1. Tes

Tes merupakan instrumen alat atau prosedur yang digunakan untuk

mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan

aturan-aturan tertentu yang sudah ditentukan (Arikunto, 2002: 53). Dengan

tujuan untuk mengetahui kemampuan komunikasi matematis , setelah

proses belajar mengajar. Bentuk tes yang diberikan adalah essay test (tes

uraian).

Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa

seperangkat tes yang berisi soal-soal yang tiap butirnya disusun untuk

mengukur tingkat pemahaman siswa. Pokok bahasan yang digunakan

dalam penyusunan soal adalah relasi dan fungsi. Tes yang akan dikerjakan

siswa berisi soal-soal yang mewakili tahapan dari teori Apos.

E. Analisis Coba Instrumen

Uji coba instrumen penelitian digunakan untuk mendapatkan alat

pengumpul data yang sahih dan andal sebelum instrumen tersebut

digunakan untuk menjaring data ubahan yang sebenarnya. Penggunaan

instrumen yang sahih dan andal. dimaksudkan untuk mendapatkan data

dari masing-masing ubahan yang hasilnya dapat dipertanggungjawabkan

secara ilmiah. Instrumen penelitian yang tersusun tersebut diuji cobakan

pada peserta didik yang tidak termasuk dalam sampel penelitian ini.
25
26

1. Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidansuatu instrumen. Suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut

mampu mengetahui apa yang hendak diukur. Tes validitas perlu dilakukan

untuk mengetahui kualitas tes dalam kaitannya dengan hal yang

seharusnya diukur.Untuk menguji validitas tes maka digunakan rumus

korelasi produk moment dengan angka kasar sebagai berikut

(Arikunto,2012: 87).

N  XY  ( X )(  Y )
XY 
{N  X 2  ( X ) 2 }{N  Y 2  ( Y ) 2 }

dimana:

rxy : Koefisien korelasi variabel x dan variabel y

∑XY : Jumlah total skor hasil perkalian antara variabel x dan variabel y

∑X : Jumlah total skor variabel X

∑Y : Jumlah total skor variabel Y

∑X2 :
Jumlah kuadrat skor variabel X

∑Y2 :
Jumlah kuadrat skor variabel Y

N : Jumlah sampel yang diteliti

Harga validitas untuk setiap butir tes dibandingkan dengan harga

kritik r product moment dengan kriteria jika rhitung > rtabel, maka korelasi

tersebut adalah valid atau butir tes tersebut layak digunakan untuk

mengumpulkan data.
27
28

2. Reliabilitas Tes

Reliabilitas adalah suatu ukuran apakah tes tersebut dapat dipercaya

dan bertujuan untuk melihat apakah soal yang diberikan tersebut dapat

memberikan skor yang sama untuk setiap kali digunakan.Untuk

perhitungan reliabilitas tes dengan menggunakan rumus alpha sebagai

berikut (Arikunto, 2012:115).

n ∑ σ 2i
r 11 =¿
( ) (
n−1
1−
σ 2t )
Keterangan:

r 11 : Reliabilitas yang dicari

N : Banyak butir pertanyaan

∑ σ i2 : Jumlah varians skor tiap-tiap butir soal

σ t2 : Varians Total

Untuk mencari varians butir digunakan:


2
( ∑ X i)
∑ X 2i −
N
σ 2i =
N

Untuk mencari total digunakan rumus:

2
(∑ Y t )
∑ Y 2t −
N
σ 2t =
N
29

Untuk menafsir harga reliabilitas dari soal maka harga tersebut

dibandingkan dengan harga kritik r tabel product moment, dengan α =

0,05. Jika rhitung > rtabel, maka soal tersebut reliabel.

3. Tingkat Kesukaran

Bilangan yang menunjukkan karakteristik (sukar mudahnya) suatu

soal disebut indeks kesukaran.Soal yang baik adalah soal yang tidak atau

tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk

mempertinggi usaha memecahkannya, Sebaliknya soal yang terlalu sukar

akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai

semangat untuk mencoba lagi karena di luar jangkauannya. Untuk

menentukan tingkat kesukaran dinyatakan dengan rumus sebagai berikut

(Arikunto, 2012: 115).

TK=
∑ KA+∑ KB X 100 %
N1S

Keterangan:

TK: Tingkat Kesukaran

∑ KA i : Jumlah skor kelompok atas butir soal ke-i


∑ KBi : Jumlah skor kelompok bawah butir soal ke-i
N1 : 27 % x banyak subjek x 2

Si : Skor maksimum per butir soal

Dengan kriteria sebagai berikut:

Soal dikatakan sukar, jika 0,00< TK <0,29


30

Soal dikatakan sedang, jika 0,30< TK < 0,73

Soal dikatakan mudah, jika 0,73< TK < 1,00


31

4. Daya Pembeda Soal

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk

membedakan antara peserta didik yang pandai (berkemampuan tinggi)

dengan peserta didik yang kurang pandai (berkemampuan rendah).Untuk

menghitung daya pembeda soal digunakan rumus sebagai beikut

(Arikunto, 2012: 115)

M A −M B

DP = ∑ X 1 +∑ X 22
2

√ N 1( N 1−1)

Keterangan :

MA : Rata-rata kelompok atas

MB : Rata-rata kelompok bawah

∑ X 21 : Jumlah kuadrat kelompok atas

∑ X 22 : Jumlah kuadrat kelonpok bawah

N1 : 27 % x N

Untuk menentukan tiap-tiap soal signifikan atau tidak, dapat

digunakan tabel determinan signifikan of statistic dengan dk = N-2 pada

taraf nyata α = 0,05.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dengan cara memberikan soal langsung kepada

siswa yang akan diteliti.

G. Teknik Analisi Data


32

Sugiyono (2018 :17) dalam penelitian kuantitatif, teknik analisis

data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber

data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan

data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data

berdasarkan variabel dan seluruh responden, menyajikan data tiap variabel

yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah,

dan melakukan perhitungan untuk menguji instrumen yang telah disajikan

Teknik deskripsi digunakan dan dimodifikasi interval dan kriteria

yang dibuat oleh Sudijono (2011: 329) seperti tabel 3.1. berikut.

Tabel 3.1. Interval dan Kriteria Kemampuan

Interval Kriteria Kemampuan


X > X́ i +1,8 Sbi Sangat Tinggi
X́ i +0,6 Sbi < X ≤ X́ i +1,8 Sb i Tinggi
X́ i −0,6 Sb i< X ≤ X́ i+ 0,6 Sbi Sedang
X́ i −1,8 Sbi < X ≤ X́ i −0,6 Sb i Rendah
X ≤ X́ i−1,8 Sbi Sangat Rendah

Keterangan:
x́ : Rata-rata

Sb : Simpangan Baku
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil uji Coba Instrumen Penelitian

Dari data hasil uji coba tes penelitian diperoleh perhitungan

validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda tes.

1. Uji Validitas Tes

Dari hasil uji coba soal yang diberikan kepada siswa kelas VIII SMPS

Kristen dengan jumlah peserta didik 30 peserta didik, maka untuk soal

nomor 1 yang mengukur kemampuan komunikasi mahasiswa Untuk

validitas setiap butir soal dapat ditunjukkan pada Tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1
Ringkasan Perhitungan Validitas Uji Coba Instrumen Tes
Nomor Soal r hitung r tabel Keterangan
1 0,8265 0,361 Valid
2 0,8244 0,361 Valid
3 0,4014 0,361 Valid
4 0,6112 0,361 Valid

Dari tabel di atas semua soal valid maka semua soal tersebut dapat

digunakan sebagai alat ukur untuk mengumpulkan data. Dapat diketahui bahwa

nilai tabel product moment dengan standar 30 sampel penelitian yaitu 0,361.

Nilai product moment yang dihasilkan seluruh item soal kemampuan

pemecahan masalah matematis, masing-masing memiliki koefisien validitas

yang lebih besar dibandingkan dengan 0,361 atau r hitung >0,361 untuk α =5% .

Hal tersebut menunjukkan bahwa semua item soal yang digunakan dalam

30
31

kuesioner penelitian mempunyai nilai valid. Dengan demikian, seluruh item

soal yang ada pada instrument penelitian dapat dinyatakan layak digunakan

sebagai instrument untuk mengukur data penelitian.

2. Uji Reliabilitas Soal

Teknik yang digunakan untuk menentukan reliabilitas tes adalah dengan

menggunakan rumus Alpha. Perhitungan koefisien reliabilitas soal pada

(lampiran 6). Kemampuan komunikasi matematis memberikan hasil rhitung =

0 , 601 untuk α = 5%, nilai rtabel = 0,361. Jika dibandingkan nilai rhitung dengan

rtabel diperoleh rhitung > rtabel atau 0 , 601>0,361 ,maka dapat disimpulkan bahwa

soal uji coba tersebut reliabel.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa reliabilitas untuk

kemampuan kemampuan komunikasi matematis peserta didik dinyatakan

reliabel. Dengan kata lain bahwa tingkat konsistensi hasil yang dicapai

terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa adalah konsisten.

3. Uji Tingkat Kesukaran

Berdasarkan perhitungan tingkat kesukaran dengan kriteria soal dikatakan

sukar jika TK ¿ 27%, soal dikatakan sedang jika 27% ¿ TK ¿ 73%, soal

dikatakan mudah jika TK¿ 73%.

Sebagai contoh untuk soal nomor 1 telah dihitung TK = 67,48%

(Lampiran 7). Dengan cara yang sama TK untuk soal nomor 2 sampai soal

nomor 4 (Lampiran 7) dapat ditunjukkan pada tabel 4.2 berikut ini :


32

Tabel 4.2
Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Tiap Butir Soal
No
Soa ∑ KA ∑ KB N 1 ×S 1 TK Keterangan
l
1 109 55 243 67,48% Sedang
2 100 61 243 66,25% Sedang
3 86 74 194,4 82,30% Mudah
4 136 84 275,4 79,88% Mudah

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa soal yang

diujicobakan tergolong sedang dan mudah, maka soal ini sudah baik

digunakan dalam penelitian.

4. Uji Daya Pembeda


Daya beda soal dihitung dengan rumus:
M 1−M 2
DB = ∑ x 21+ ¿ ∑ x22 ¿
√ N 1 ( N 1−1)

Berdasarkan perhitungan daya pembeda (Lampiran 8), dengan kriteria soal

di klasifikasi jelek jika 0,0 – 0,19, klasifikasi cukup jika 0,20 -0,39,

klasifikasi baik jika 0,40 – 0,69, klasifikasi sangat baik jika 0,70 – 1,00.

Sebagai contoh untuk soal nomor 1 telah dihitung DB hitung = 5,033

(Lampiran 8) karena DB hitung = 5,033 dan DBtabel = 1,7458 sehingga DB hitung>

DBtabel maka daya pembeda soal nomor 1 berada diklasifikasi sangat baik,

dengan cara yang sama untuk soal nomor 2-4 daya pembeda dapat dilihat

pada tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.3
Hasil Perhitungan Daya Beda Tiap Butir Soal
No.
Daya
Soa M1 M2 ∑ x 21 ∑ x 22 Beda
Keterangan
l
33

1 13,65 6,875 13,875 86,875 5,033 Signifikan


2 12,5 7,625 8 23,875 6,5 Signifikan
3 10,75 9,25 7,5 13,5 2,459 Signifikan
4 17 10,5 0 72 4,4918 Signifikan

Berdasarkan tabel diatas maka diperoleh semua daya pembeda yang

signifikan. Signifikan artinya kemampuan suatu soal dapat dibedakan

antara peserta didik yang berkemampuan tinggi dengan peserta didik yang

berkemampuan rendah. Dari koefisien validitas butir soal, reliabilitas butir

tes, tingkat kesukaran setiap butir tes dan daya pembeda butir tes sehingga

disimpulkan untuk mengukur kemampuan Komunikasi masalah

matematis peserta didik yang memenuhi syarat untuk pengambilan data

adalah semua soal. Peneliti menggunakan semua soal untuk

mengumpulkan data karena sudah memenuhi indikator kemampuan

Komunikasi masalah dan tujuan pembelajaran matematika pada materi

sistem persamaan linear dua variabel.

B. Hasil Penelitian

Pada penelitian ini, data kemampuan komunikasi matematis peserta

didik diperoleh dari hasil nilai empat soal tes uraian yang dibagikan

kepada kelas VIII SMPS Toby Bethlehem T.P 2021/2022 dengan jumlah

sebanyak 32 peserta didik. Setelah diberikan soal tes kemampuan

komunikasi matematis kemudian hasil dianalisis sehingga diperoleh

dengan nilai minimum 44, nilai maksimum 100, nilai mean 77, varian

106,77 dan simpangan baku sebesar 10,31 (Lampiran 10).


34

Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Hasil Nilai Tes

Kategori
Interval Frekuensi Persentase(%)
Kemampuan
X > 96 3 9% Sangat Tinggi
83< X ≤ 96 4 12% Tinggi
71< X ≤ 83 12 38% Sedang
58< X ≤ 71 12 38% Rendah
X ≤ 58 1 3% Sangat Rendah
Jumlah 32 100%

Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dideskripsikan bahwa nilai mean 77

berada pada interval ketiga menunjukkan sebanyak 12 peserta didik atau

38% peserta didik kategori sedang dan merupakan frekuensi dan

presentase terbesar. Frekuensi dan persentase pada interval di atas kelas

mean, yaitu sebanyak 4 peserta didik atau 12% peserta didik menyatakan

kategori tinggi dan sebanyak 3 peserta didik atau 9% menyatakan

kategori sangat tinggi. Sedangkan frekuensi dan presentase di bawah kelas

mean, sebanyak 12 peserta didik atau 38% peserta didik kategori rendah,

dan sebanyak 1 peserta didik atau 3% peserta didik kategori sangat

rendah. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa kemampuan

komunikasi matematis peserta didik pada materi sistem persamaan linear


35

dua variabel pada teori apos di kelas VIII SMP Swasta Toby Bethlehem

Medan T.P. 2021/2022 adalah kategori sedang.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMPS Toby Bethlehem Medan, jalan

pertahanan no. 174 Amplas, Kecamatan Medan Amplas , Kota Medan, Provinsi

Sumatera Utara. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2021, dengan jumlah

populasi sebanyak 32 orang. Pengambilan sampel penelitian ini menggunakan

metode Random sampling yang artinya diambil secara acak.

Sebelum melakukan pengambilan data penelitian, peneliti terlebih dahulu

mengujicobakan instrument peneliti kepada 32 peserta didik yang telah

mempelajari materi yang dujicobakan. Dari hasil perhitungan uji validitas soal tes

kemampuan komunikasi matematis sebanyak empat butir soal dinyatakan valid

karena r hitung >r tabel . Hasil perhitungan uji Reliabilitas soal tes kemampuan

pemecahan masalah matematis diperoleh nilai hitung Cronbach’s Alpha lebih

besar daripada nilai r tabel pada taraf signifikansi 5% atau 0,05 yaitu 0,361. Maka

instrumen soal tes kemampuan komunikasi matematis terbukti reliabel untuk

digunakan mengumpulkan data, dimana r hitung >r tabel . Hasil perhitungan uji tingkat

kesukaran butir soal tes dinyatakan soal tes dalam kategori dua sedang dan dua

mudah dan hasil perhitungan uji daya pembeda butir

Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui kemampuan

komunikasi matematis peserta didik pada materi sistem persamaan linear

dua variabel. Untuk mencapai tujuan tersebut terlebih dahulu peneliti


36

memberikan soal tes kemampuan komunikasi matematis peserta didik

terhadap kelas VIII yang berjumlah 32 peserta didik. Setelah diberikan

soal tes kemampuan komunikasi matematis kepada peserta didik kemudian

hasil nilai dianalisis sehingga diperoleh hasil nilai minimum 44, nilai

maksimum 100, nilai mean 77, varian 106,77 dan simpangan baku 10,31.

Berdasarkan dari hasil penelitian kemampuan komunikasi matematis

peserta didik dengan menggunakan teori Apos kelas VIII SMPS Toby

Bethlehem Medan T.P. 2021/2022 pada materi sistem persamaan linear

dua variabel yaitu tingkat kemampuan komunikasi Matematis. sangat

rendah sebesar 3% atau sebanyak 1 peserta didik, tingkat kemampuan

komunikasi matematis rendah sebesar 38% atau sebanyak 12 peserta didik,

tingkat kemampuan komunikasi matematis sedang sebesar 38% atau

sebanyak 12 peserta didik, tingkat kemampuan komunikasi matematis

tinggi sebesar 12% atau sebanyak 4 peserta didik, dan tingkat kemampuan

komunikasi matematis sangat tinggi sebesar 9% atau 3 peserta didik .

Dengan analisis data menunjukan bahwa nilai mean 77 berada pada

interval ketiga dalam kategori sedang. Hasil analisis penelitian ini dapat

disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi matematis peserta didik

dengan menggunakan teori apos pada materi sistem persamaan linear dua

variabel kelas VIII SMP Swasta Toby Bethlehem Medan T.P. 2021/2022

memiliki kemampuan komunikasi matematis adalah kategori sedang

sebesar 38% dan berada pada interval nilai tingkat kemampuan

komunikasi matematis 71-83.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kemampuan komunikasi matematis peserta didik dengan menggunakan teori

apos pada materi sistem persamaan linear dua variabel kelas VIII SMP Swasta

Toby Bethlehem Medan T.P. 2021/2022 memiliki kemampuan komunikasi

matematis adalah kategori sedang.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan penelitian di atas diajukan saran-saran sebagai

berikut:

1. Diharapkan siswa lebih cermat dalam membuat model situasi atau

persoalan menggunakan model matematika dalam bentuk: lisan, tulisan,

konkret, grafik dan aljabar, merefleksikan benda-benda nyata, gambar dan

diagram dalam ide matematika, dan mengekspresikan konsep matematika

dengan menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol

matematika.

2. Diharapkan guru dapat menjadikan ini sebagai referensi untuk melatih

peserta didik dalam komunikasi matematika.

3. Diharapkan untuk peneliti berikutnya harus mengkaji lebih jauh lagi

mengenai analisis kemampuan komunikasi matematis dengan metode serta

materi yang berbedada

37
38

DAFTAR PUSTAKA

A.& Pardjono, P. 2016. Pengaruh pembelajaran problem posing terhadap kemampuan berpikir kritis dan
komunikasi matematis siswa kelas V SD. Jurnal Prima Edukasia, 55- 56.
Arikunto,S.2009. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.Edisi Revisi 6. Jakarta: Rineka Cipta
Arnawa, I. M. 2010. Mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam memvalidasi bukti pada aljabar
abstrak melalui pembelajaran berdasarkan teori APOS. Jurnal matematika dan Sains, 14(2), 62-68.
Astuti & Leonard. 2012. Peran Kemampuan Komunikasi Matematika Terhadap Prestasi Belajar
Matematika Siswa.Jurnal Formatif2(2): 102-110 ISSN: 2088-351X. Program Studi Pendidikan
Matematika. Fakultas Teknik, Matematika dan IPA. Universitas Indraprasta PGRI.
Astuti, Anggraini, and Leonard Leonard. 2015 "Peran kemampuan komunikasi matematika terhadap
prestasi belajar matematika siswa." Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA 2.2
Delyana, Hafizah. "Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas VII melalui
penerapan pendekatan open ended." Lemma 2, no. 1 (2015): 144859.
F. Fakhriyah. 2014. Penerapan Problem Based Learning Dalam Upaya Mengembangkan Kemampuan
Berpikir Kritis Mahasiswa. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia. JPII 3 (1) (2014) 95-101. PGSD
FKIP Universitas Muria Kudus, Indonesia.

Fatmasuci, Fitratul Wulan. 2017 "Pengembangan perangkat pembelajaran berbasis masalah berorientasi
pada kemampuan komunikasi dan prestasi belajar matematika siswa SMP." Jurnal Riset
Pendidikan Matematika 4.1 : 32-42.
Gultom, S. P. 2009. Pendekatan Open-Ended Terhadap Kemampuan Pemecahan
Juano, Asterius Pardjono. 2016. Pengaruh Pembelajaran Problem Posing Terhadap Kemampuan Berpikir
Kritis Dan Komunikasi Matematis Siswa Kelas V Sd. Jurnal Prima Edukasia. Volume 4 – Nomor
1, (46 - 53). STKIP St Paulus Ruteng.
Marliani, N. 2015. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Melalui Model
Pembelajaran Missouri Mathematics Project (Mmp). Jurnal Formatif . 5(1): 14-25 ISSN: 2088-
351X. Universitas Indraprasta PGRI.
Masalah Dan Komunikasi Matematik Siswa. Jurnal Stindo Profesional. Volume V | Nomor 5 | I S S N :
2443 – 0536. FKIP Universitas HKBP Nommensen Medan
Nur Azizah. 2005. Perilaku Moral dan Religiusitas Siswa Berlatar Belakang Pendidikan Umum dan
Agama. Jurnal Psikologi . Volume 33, No. 2, 1 – 16 ISSN: 0215-8884. Fakultas Psikologi
Universitas Gadjah Mada.
Nur, S. dkk. 2016. Efektivitas Model Problem Based Learning (Pbl) terhadap Hasil Belajar Mahasiswa
Prodi Pendidikan BiologiUniversitas Sulawesi Barat. Jurnal Saintifik. Vol.2 No.2. Universitas
Sulawesi Barat.
Rahmawati, Y. 2016.  Implementasi Teori APOS pada Modul Bermuatan Karakter Kemandirian dan
Komunikasi Matematis Materi Geometri Sekolah (Doctoral dissertation, Universitas Negeri
Semarang).
39

Sihombing, Marsentiber A. 2018 "Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning Terhadap


Kemampuan Pemahaman Konsep Peserta didik Pada Materi Segitiga di Kelas VII SMP Swasta
Bahalbatu, Siborongborong, Tapanuli Utara.."
Sitohang, Lady Mariana. 2018 "Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap
Kemampuan Pemahaman Konsep Dan Pemahaman Matematis Peserta Didik Di Kelas XI SMA."
Situmorang, Adi Suarman, and Sanggam P. Gultom. "Desain Model Pembelajaran Creative Problem
Solving terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Mahasiswa FKIP
UHN." Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan 24.2 (2018): 103-110.
40

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Nama Sekolah : SMPS Kristen Toby Bethlehem


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII / Ganjil
Materi Pokok : Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Alokasi Waktu : 4 x 40 menit

A. Kompetensi Inti
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena
dan kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah
dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
B. Kompetensi Dasar
3.5 Menjelaskan sistem persamaan linear dua variabel dan penyelesaiannya yang
dihubungkan dengan masalah kontekstual
4.5 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
3.5.1 Mengidentifikasi Persamaan Linear Dua Variabel
3.5.2 Membedakan antara Persamaan Linear Dua Variabel (PLDV) dan Sistem
Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)
4.5.1 Menganalisis soal cerita dari masalah sehari-hari berkaitan dengan Sistem Persamaan
Linear Dua Variabel.
4.5.2 Membuat model matematika dari masalah sehari-hari yang berkaitan dengan Sistem
Persamaan Linear Dua Variabel.
D. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model Teori Apos, dengan metode diskusi,
tanya jawab dan penugasan dengan menumbuhkan sikap menyadari kebesaran Tuhan, sikap
percaya diri, jujur, disiplin, bertanggung jawab dan berani mengemukakan pendapat, siswa
dapat mengidentifikasi Persamaan Linear Dua Variabel dengan teliti setelah mengamati
video pembelajaran yang diberikan, setelah melakukan uji coba terhadap model
penyelesaian PLDV dan SPLDV siswa dapat membedakan antara PLDV dan SPLDV
41

dengan percaya diri, siswa dapat menganalisis soal cerita dari masalah sehari hari dengan
tepat setelah memahami contoh permasalahan kontekstual pada video pembelajaran, dan
yang terakhir siswa dapat membuat model matematika dari masalah sehari-hari yang
berkaitan dengan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel dengan tepat dan penuh
tanggung jawab.
42

E. Materi Pembelajaran
 Faktual
Persamaan linear adalah suatu persamaan yang memiliki variabel dengan
pangkat tertingginya adalah 1 (satu). Persamaan Linear Dua Variabel (PLDV)
merupakan suatu persamaan yang terdiri atas dua variable dan keduanya
berpangkat 1. Dalam Persamaan Linear Dua Variabel terdapat unsur-unsur
Variabel, konstanta, koefisien. Solusi dari Persamaan Linear Dua Variabel disebut
himpunan penyelesaian.
Kumpulan dua (atau lebih) Persamaan Linear Dua Variabel disebut dengan
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV). SPLDV ini biasanya digunakan
untuk menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang
membutuhkan penggunaan matematika, seperti menentukan harga suatu barang,
mencari keuntungan penjualan, sampai menentukan ukuran suatu benda.
 Konseptual
Bentuk umum Persamaan Linear Dua Variabel adalah ax +by + c =  dengan
a dan b keduanya tidak nol, x dan y sebagai variable, a koefisien dari x, b
koefisien dari y dan c adalah konstanta.
Contoh PLDV

 y = 2x
 𝑎 + 2𝑏 = 5
Bentuk umum Sistem Persamaan Linear Dua Variabel x dan y adalah :
Persamaan 1 : px +qy = r
Persamaan 2 : vx + wy = z
Keterangan:

- P,q,r,v,w dan z bilangan real; p dan q keduanya tidak nol dan; v dan w
keduanya tidak nol.
- x dan y merupakan variable dengan pangkat satu.
- p, v merupakan koefisien dari variable x, sedangkan q,w merupakan koefisien dari
variable y.
- r dan z merupakan konstanta.
43

Contoh SPLDV

3𝑥 + 4𝑦 = 960000 2𝑥
{ + 5𝑦 = 990000

 Prosedural
Model matematika dari permasalahan yang melibatkan PLDV dan SPLDV
dalam kehidupan sehari-hari dapat diselesaikan dengan perhitungan yang
akan melibatkan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel, biasanya
permasalahan sehari-hari tersebut biasanya disajikan dalam bentuk soal
cerita. Ada beberapa langkah yang bisa digunakan untuk menyusun model
matematika dari soal cerita sebagai berikut:
1. Dengan mengubah kalimat-kalimat yang ada pada soal cerita menjadi beberapa
kalimat matematika (model matematika)
2. Membentuk Persamaan Linear Dua Variabel dan Sistem Persamaan Linear
Dua Variabel.
Contoh Soal 1
Dua tahun yang lalu seorang ibu usianya 6 kali usia anaknya. Jika 18 tahun
yang akan datang umur ibu tersebut dua kali umur anaknya. Buatlah bentuk
matematika dari permasalahan diatas!
Penyelesaian :

 Langkah Pertama : Buat pemisalan


Ibu = x
Anaknya = y

 Langkah Kedua : Membuat model matematika dari kalimat


pertama. x – 2 = 6(y – 2)
 Langkah Ketiga : Menyelesaikan model matematika yang pertama
x – 2 = 6y – 12
x – 2y = -12 + 2
x – 2y = -10......................Persamaan 1

 Langkah Keempat : Membuat model matematika dari kalimat kedua.


44

x + 18 = 2(y + 18)
 Langkah Kelima : Menyelesaikan model matematika yang kedua
x + 18 = 2y + 36
x – 2y = 36 – 18

x – 2y = 18.........................Persamaan 2

Diperoleh 2 persamaan yaitu x – 2y = -10 dan x – 2y = 18


45

Contoh Soal 2
Seorang tukang parkir mendapat uang sebesar Rp17.000,00 dari 3 buah mobil
dan 5 buah motor, sedangkan dari 4 buah mobil dan 2 buah motor ia mendapat
uang Rp18.000,00. Buatlah bentuk matematika dari permasalahan diatas!
Penyelesaian :

 Langkah Pertama : Buat pemisalan


Mobil = a
Motor = b
 Langkah Kedua : Membuat model matematika dari kalimat
pertama. 3a + 5b = 17.000........Persamaan 1
 Langkah Ketiga : Membuat model matematika dari kalimat
kedua. 4a + 2b = 18.000...........Persamaan 2
Diperoleh 2 persamaan yaitu 3a + 5b = 17.000 dan 4a + 2b = 18.000

 Metakognitif
Mengkoneksi materi yang berkaitan dengan Persamaan Linear Dua
Variabel dan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel dengan masalah
kontekstual.

E. Metode Pembelajaran
 Pendekatan : SaintifiK
 Model : Teori Apos
 Metode : Diskusi, Tanya jawab, Penugasan dan Presentasi
F. Kegiatan Pembelajaran

Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
waktu
Pendahuluan  Guru dan siswa membuka aplikasi whatsapp grup kelas 10
sebagai sarana pembelajaran daring. menit
 Guru membuka kelas dengan mengucapkan salam dan
siswa menjawab salam dan menanyakan kabar masing-
masing melalui voice note
46

Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
waktu
 Siswa dipersilahkan untuk mengisi kehadiran melalui
Google form. Guru memeriksa kehadiran siswa sebagai
sikap disiplin
 Guru mengingatkan siswa mengikuti protokol kesehatan
pandemic covid 19 yaitu senantiasa cuci tangan, jaga jarak,
dan memakai masker ketika akan keluar rumah.
 Kelas dilanjutkan dengan berdoa untuk memulai
pembelajaran
 Siswa menyiapkan diri secara fisik dan psikis dan
memeriksa kerapihan diri dan bersikap disiplin dalam
mengawali kegiatan pembelajaran.
 Guru bersama-sama dengan siswa menyanyikan lagu
“Indonesia Raya” dari rumah masing-masing.
(Nasionalisme) .

Apersepsi
 Melalui tayangan powerpoint, guru menyampaikan tujuan
pembelajaran hari ini.
 Guru mengaitkan materi persamaan linier satu variabel,
dengan memberikan pertanyaan pancingan kepada siswa,
seputar masalah sehari-hari yang berkaitan dengan SPLDV
misalkan: “Toni membeli 2 mangkok bakso dan 3 gelas es
teh manis dengan harga Rp29.000,00. Sedangkan Santi
membeli 1 mangkok bakso dan 2 gelas es teh manis dengan
harga Rp16.000,00. Berapa harga satu mangkok bakso dan
satu gelas es teh manis ? “
 Untuk mendorong rasa ingin tahu dan berfikir kritis, siswa
diajak untuk mengingat kembali materi prasyarat yaitu
aljabar dan fungsi.
47

Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
waktu
Motivasi
 Guru memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari
materi Persamaan Linear Dua Variabel dan Sistem
Persamaan Linear Dua Variabel karena dalam kehidupan
sehari hari banyak sekali permasalahan yang dapat
diselesaikan menggunakan PLDV dan SPLDV
 Guru memberikan suatu cerita kepada siswa
“Bulan Desember mendatang siswa SMP N 6 Banjar akan
mengadakan Study Tour ke Bali. Ada dua penawaran
harga dari biro travel seperti pada gambar berikut

Menurut kalian, agen bus mana yang sebaiknya kita pilih?”


 Guru memotivasi siswa apabila materi ini dikerjakan
dengan baik dan sungguh-sungguh maka siswa akan dapat
menyelesaikan masalah sehari-hari seperti pada cerita
tersebut.

Kegiatan Pemberian Rangsangan (Stimullation) 100


Inti  Siswa mengamati tayangan video yang diberikan guru menit
tentang permasalahan sehari-hari yang merupakan contoh
PLDV dan SPLDV.
48

Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
waktu
 Setelah mengamati video siswa diberikan kesempatan
untuk menyampaikan informasi/ pertanyaan seputar video
yang disajikanmelalui voice note di whatsaapp grup kelas
(Menanya)

Identifikasi masalah (problem statement)


 Siswa diminta untuk menuliskan beberapa pertanyaan
(terkait persamaan linier dua variabel) setelah melihat
tayangan video. (Mengumpulkan Informasi)
 Guru memberikan bantuan tertulis secara tidak langsung
melalui pemberian scaffolding via whatsapp grup kelas
terkait aktivitas yang dilakukan sebagai berikut: (Menanya)
“Berdasarkan contoh dalam video bagaimana bentuk
persamaan linier dua variabel ?
Pertanyaan yang diharapkan muncul dari siswa adalah
sebagai berikut: (critical thinking)
“Bagaimana ciri-ciri persamaan linier dua variabel?”
“Dapatkah kita mencari nilai variabel yang belum
diketahui ?”

Pengumpulan data (data collection)


 Guru menayangkan slide power point tentang definisi
PLDV dan SPLDV beserta contohnya. (Mengamati)
 Siswa diminta untuk membaca buku paket untuk
menambah referensi. (Literasi dan Mengumpulkan
Informasi)
 Guru membagikan LKPD melalui whatsapp grup kelas dan
meminta siswa untuk mengunduhnya sebelum
pembelajaran.
49

Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
waktu
Pengolahan data (data processing)
 Siswa diminta untuk mengisi LKPD sesuai dengan
tayangan power point dan referensi buku paket yang
sudah dibaca. (Menalar)
 Siswa dipersilahkan untuk berdiskusi dengan temannya
dalam menjawab LKPD dengan cara melakukan
chat/panggilan video whatsapp. (kolaborasi). Hal ini
dilakukan dengan tujuan melatih sikap jujur dan disiplin
siswa untuk tidak menyalin jawaban dari temannya.
(Menalar dan mengkomunikasikan)
Pembuktian (verification)
 Siswa diminta untuk mengumpulkan LKPD dengan cara
mengirimkan nya melalui nomor whatsapp pribadi guru.
 Guru meminta perwakilan siswa untuk
mengemukakan/mempresentasikan penyelesaian dari
Persamaan Linear Dua Variabel. (Mengkomunikasikan)
 Guru memberikan bimbingan dan meluruskan terkait
konsep yang kurang tepat.
 Guru memeriksa LKPD yang sudah dikumpulkan dan
memberikan umpan balik.

Menarik simpulan/generalisasi (generalization)


 Guru bersama siswa membuat kesimpulan tentang
materi yang dipelajari hari ini yaitu tentang konsep PLDV
dan SPLDV beserta contohnya
 Guru memberikan latihan soal (ditayangkan di power
point) dan siswa mengerjakan di buku tulis masing-masing.
 Siswa diminta untuk mengirimkan jawaban dari latihan soal
melalui nomor whatsapp pribadi guru (batas waktu
pengumpulan paling lambat setelah pembelajaran di sekolah
selesai). Hal ini dilakukan untuk melatih sikap disiplin
50

Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
waktu
dan tanggung jawab siswa.
Penutup  Guru memberikan penilaian dan apresiasi kepada siswa 10
yang telah mengikuti kegiata pembelajaran. menit
 Guru meminta siswa untuk menyampaikan pengalaman
belajar selama proses pembelajaran. Sebagai rangsangan,
guru dapat mengajukan pertanyaan seperti ini:
1. Apa yang telah kamu pelajari hari ini?
2. Apa yang paling kalian sukai dari pembelajaran hari ini?
3. Apa yang belum kalian pahami pada pembelajaran hari
ini?
 Guru bersama sama dengan siswa membuat kesimpulan dari
proses pembelajaran yang telah dilakukan.
 Siswa diminta mempelajari materi selanjutnya yaitu
menyelesaikan permasalahan berkaitan dengan PLDV dan
SPLDV.
 Guru menutup pembelajaran dengan salam dan doa

G. Media, Alat/Bahan dan Sumber Belajar


1. Media pembelajaran
 Power Point Presentation (PPT)
 video konsep PLDV dan SPLDV : https://youtu.be/baXPGHqqOT1hl||
2. Alat : Laptop
3. Bahan : LKPD (dalam bentuk soft copy), bahan ajar (dalam bentuk soft copy)
4. Sumber Belajar
 Abdur Rahman As’ari, dkk. 2017. Matematika edisi revisi 2017.Jakarta :
Kemendikbud
 M. Cholik Adinawan, dkk.. (2016). Seribu Pena Matematika untuk SMP/MTs
Kelas VIII. Edisi Revisi 2016. Jakarta : Erlangga
 Internet
https://youtu.be/baXPGHqqOT1hl||
51

H. Penilaian Pembelajaran, Remedial dan Pengayaan


1. Teknik Penilaian (terlampir)
a. Sikap
Penilaian sikap dilakukan dengan cara mengobservasi sikap siswa selama proses
pembelajaran berlangsung (terlampir)
b. Pengetahuan
Penilaian pengetahuan dilakukan dengan cara tes tertulis uraian. ( terlampir)

Instrumen Penilaian Diskusi

No Aspek yang Dinilai 4 3 2 1


1 Penguasaan materi diskusi
2 Kemampuan menjawab pertanyaan
3 Kemampuan mengolah kata
4 Kemampuan menyelesaikan masalah
5
Keterangan :
4= Sangat Baik; 3= Baik; 2= Kurang Baik; 1= Tidak Baik

c. Keterampilan
- Penilaian Unjuk Kerja
Contoh instrumen penilaian unjuk kerja dapat dilihat pada instrumen penilaian
keterampilan sebagai berikut
Rubrik penilaian keterampilan

Sangat Baik Kurang Tidak


No Aspek yang Dinilai Baik Baik Baik
4 3 2 1
Ketepatan dalam mengidentifikasi
1
ciri-ciri SPLDV
Kemampuan dalam membedakan
2
PLDV dan SPLDV
Kemampuan menyusun SPLDV
3
dari soal cerita
Dst
52

Kriteria penilaian (skor)


4 = jawaban benar dan sempurna

3 = sebagian besar benar

2 = benar tapi tidak lengkap

1 = sedikit benar

0 = jawaban salah
53

2. Instrumen Penilaian (terlampir)


a. Penilaian sikap : Pengamatan
b. Penilaian pengetahuan : tes tertulis/penugasan
c. Penilaian keterampilan : LKPD
3. Remedial dan Pengayaan (terlampir)
a. Remedial
 Remedial dapat diberikan kepada peserta didik yang belum mencapai KKM.
 Guru memberi semangat kepada peserta didik yang belum mencapai KKM
(Kriteria Ketuntasan Minimal).
 Guru akan memberikan tugas bagi peserta didik yang belum mencapai KKM
(Kriterian Ketuntasan Minimal).
54

CONTOH PROGRAM REMIDIAL

Sekolah :SMPS Kristen Toby Bethlehem


Kelas/Semester :VIII/ I
Mata Pelajaran :Matematika
Tanggal Ulangan Harian : ………………..
Bentuk Ulangan Harian :Tes Tertulis Materi Ulangan Harian :SPLDV

Indikator
Nama Bentuk Nilai
Nilai yang
No Peserta Tindakan Setelah Keterangan
Ulangan Belum
Didik Remedial Remedial
Dikuasai
1
2
3

Indikator
Nama Bentuk Nilai
Nilai yang
No Peserta Tindakan Setelah Keterangan
Ulangan Belum
Didik Remedial Remedial
Dikuasai
4
5
dst
39

b. Pengayaan
 Pengayaan diberikan untuk menambah wawasan
peserta didik mengenai materi pembelajaran yang
dapat diberikan kepada peserta didik yang telah
tuntas mencapai KKM atau mencapai Kompetensi
Dasar.
 Pengayaan dapat ditagihkan atau tidak ditagihkan,
sesuai kesepakatan dengan peserta didik.
 Direncanakan berdasarkan IPK atau materi
pembelajaran yang membutuhkan pengembangan
lebih luas misalnya diberikan soal-soal UN SPLDV
 Guru memberikan nasihat agar tetap rendah hati,
karena telah mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan
Minimal) Materi SPLDV

Medan, Agustus 2021

Mengetahui

Guru Mata Pelajaran

(Rika Ira Hutapea)

39
41

Lampiran 1
KISI-KISI POST-TEST

Indikator Jenjang Kognitif Taraf Kesukaran


Tujuan Kemampu
K1 KD No
pembelajaran an C1 C2 C3 C4 C5 Mudah Sedang Sulit
So
komunikas
al
i
matematis
KI3: Memahami dan 3.3.Menjela
menerapkan skan sistem 1. Menyelesai
pengetahuan faktual, persamaan kan sistem
konseptual, prosedural, linear dua persamaan
dan metakognitif pada variabel dar linear dua √ √
1,2,3,4 1
tingkat teknis dan i masalah variabel
spesifik sederhana kontekstual
dengan
berdasarkan rasa ingin .
tahunya tentang ilmu metode
pengetahuan, teknologi, substitusi
seni, budaya dengan
wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, dan
kenegaraan terkait
fenomena dan kejadian
tampak mata.

KI4: Menunjukkan 4.3.Menye 2. Menyelesai


keterampilan menalar, lesaikan kan sistem
mengolah, dan menyaji masalah persamaan 1,2,3,4 2 √ √
42

secara kreatif, produktif, kontekstua linear dua


kritis, mandiri, l yang variabel
kolaboratif, dan berkaitan dengan
komunikatif, dalam dengan metode
ranah konkret dan ranah sistem eliminasi
abstrak sesuai dengan
persamaan 3. Menyelesaik
yang dipelajari di
linear dua an sistem
sekolah dan sumber lain
variabel persamaan
yang sama dalam sudut
linear dua
pandang teori.
variabel √ √
1,2,3,4 3
dengan
metode
campuran

4. Menyelesaik
an sistem
persamaan
linear dua
variabel √ √
1,2,3,4 4
dengan
metode
grafik
43

Indikator kemampuan komunikasi matematis:

a. Written Text

b. Drawing

c. Mathematical Expression

Taraf kognitif:

C1 : Pengetahuan

C2 : Pemahaman

C3 : Penerapan

C4 : Analitis

C5 : Sintesis
44

Lampiran 2

Soal Uji Coba Instrumen

Nama sekolah : SMP Swasta Kristen Toby Bethlehem

Mata Pelajaran : Matematika

Pokok Bahasan : Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)

Kelas : VIII

1. Tuliskan nama pada lembar jawaban yang telah disediakan

2. Kerjakan terlebih dahulu soal yang kamu anggap mudah

3. Kerjakan soal sesuai prosedur yang benar

4. Periksa hasil jawaban sebelu diserahkan kepada bapak/ibu guru

1. Untuk acara ulang tahun Fatimah, ibu membuat beberapa macam kue. Oleh
karena itu ibu membeli bahan-bahan untuk membuat kue, yaitu 5 kg terigu
dan 3 kg gula dengan harga seluruhnya Rp 30.000. Ternyata bahan yang dibeli
ibu kurang, sehingga ibu menyuruh Fira membeli lagi 2 kg terigu dan 2 kg
gula dengan harga seluruhnya Rp 16. 000. Berapakah harga 1 kg terigu dan 1
kg gula ?
Diselesaikan dengan metode substitusi.
2. Untuk acara ulang tahun Fatimah, ibu membuat beberapa macam kue. Oleh
karena itu ibu membeli bahan-bahan untuk membuat kue, yaitu 5 kg terigu
dan 3 kg gula dengan harga seluruhnya Rp 30.000. Ternyata bahan yang dibeli
ibu kurang, 32 sehingga ibu menyuruh Fatimah membeli lagi 2 kg terigu dan 2
kg gula dengan harga seluruhnya Rp 16. 000. Berapakah harga 1 kg terigu dan
1 kg gula ?
Permasalahan di atas merupakan bentuk SPLDV Diselesaikan dengan metode
eliminasi.
3. Yuni membeli satu buku dan satu pensil seharga Rp. 5.500 dan serli membeli
2 buku dan 3 pensil seharga Rp. 12.500 di toko yang sama. Tentukan harga 1
pensil dan harga satu buku dengan metode campuran.

4. Untuk acara ulang tahun Fatimah, ibu membuat beberapa macam kue. Oleh
karena itu ibu membeli bahan-bahan untuk membuat kue, yaitu 5 kg terigu
dan 3 kg gula dengan harga seluruhnya Rp 30.000. Ternyata bahan yang dibeli
45

ibu kurang, sehingga ibu menyuruh Fatimah membeli lagi 2 kg terigu dan 2 kg
gula dengan harga seluruhnya Rp 16. 000. Berapakah harga 1 kg terigu dan 1
kg gula ? Diselesaikan dengan metode grafik.
46

Lampiran 3
Rubik Penilaian Soal Uji Instrumen Kemampuan komunikasi
Matematis
N SOAL ALTERNATIF SKOR
O
1. Untuk acara Diketahui: 2
1. ulang tahun
5 kg terigu dan 3 kg gula dengan harga
Fatimah, ibu
seluruhnya Rp 30.000.
membuat
beberapa 2 kg terigu dan 2 kg gula dengan harga
macam kue. seluruhnya Rp 16.000.
Oleh karena itu
ibu membeli Ditanya: berapakah harga 1 kg terigu dan 1
bahan-bahan kg gula ? 1
untuk Jawaban:
membuat kue,
yaitu 5 kg Misalkan: harga 1 kg terigu = x
terigu dan 3 kg harga 1 kg gula = y 4
gula dengan
harga harga 5 kg terigu dan 3 kg gula 5x + 3 y =
seluruhnya Rp 30.000
30.000.
Ternyata harga 2 kg terigu dan 2 kg gula 2x + 2 y =
bahan yang 16. 000
dibeli ibu
Kalimat matematikanya adalah:
kurang,
sehingga ibu 5x + 3 y = 30.000............... 1)
menyuruh Fira
2x + 2 y = 16. 000............ 2)
membeli lagi 2
kg terigu dan 2 Bentuk di atas merupakan bentuk baku
kg gula dengan SPLDV. Untuk menyelesaikan SPLDV
harga dengan metode sustitusi dapat dilakukan
seluruhnya Rp dengan mengganti suatu variabel dengan
16. 000. variabel yang lain.
Berapakah
harga 1 kg Pada persamaan 2)
terigu dan 1 kg 2x + 2 y = 16.000 dapat diubah bentuk
gula ? menjadi 2x = 16.000 – 2 y
Diselesaikan
dengan metode
sustitusi
47

16.000−2 y
x=
2
x = 8.000 – y ..........3)
Substitusikan x = 8.000 –x
ke persamaan 1 menjadi:
5x + 3 y = 30.000
5
5(8.000 – y) + 3 y = 30.000
40.000 – 5 y + 3 y = 30.000
-2 y= 30.000 – 40.000
−10.000
-2 y = -10.000 y=
−2
y = 5.000
Untuk mendapatkan nilai x maka
substitusikan nilai y ke persamaan 3.
x = 8.000 – y
x = 8.000 – 5.000
x = 3.000
Jadi nilai harga 1 kg terigu adalah Rp 3.000
dan harga 1 kg gula adalah Rp 5.000.
Persamaan (1)
5x + 3 y = 30.000
3
5(3000) + 3(5000) = 30.000
15.000 + 15.000 = 30.000
30.000 = 30.000 (benar)

Persamaan (2)
2x + 2 y = 16.000
2(3000) + 2(5000) = 16.000
6.000 + 10.000 = 16.000
48

16.000 = 16.000 (benar)

Jumlah Skor 15
2. Untuk acara Diketahui: 5 kg terigu dan 3 kg gula dengan 2
2. ulang tahun harga seluruhnya Rp 30.000.
Fatimah, ibu
2 kg terigu dan 2 kg gula dengan harga
membuat
seluruhnya Rp 16.000.
beberapa
macam kue. Ditanya: berapakah harga 1 kg terigu dan 1
Oleh karena itu kg gula ? 1
ibu membeli
bahan-bahan Jawaban:
untuk
membuat kue,
yaitu 5 kg Misalkan: harga 1 kg terigu = x
terigu dan 3 kg harga 1 kg gula = y 4
gula dengan
harga harga 5 kg terigu dan 3 kg gula 5x + 3x =
seluruhnya Rp 30.000
30.000.
Ternyata harga 2 kg terigu dan 2 kg gula →2x + 2 y
bahan yang = 16. 000
dibeli ibu Kalimat matematikanya adalah:
kurang, 32
sehingga ibu 5x + 3 y = 30.000............... 1)
menyuruh 2x + 2 y = 16. 000.............. 2)
Fatimah
membeli lagi 2 Bentuk di atas merupakan bentuk baku
kg terigu dan 2 SPLDV.
kg gula dengan Untuk menyelesaikan SPLDV dengan
harga metode eliminasi dapat dilakukan dengan
seluruhnya Rp menghilangkan salah satu variabel
16. 000. persamaan dengan menyamakan koefisien
Berapakah salah satu variabel persamaan ini.
harga 1 kg
terigu dan 1 kg Untuk mendapatkan nilai x maka eliminasi
gula ? variabel y

Permasalahan 5x + 3 y = 30.000 x2 10x + 6 y = 60.000


di atas
49

merupakan 2x + 2 y = 16.000 x3 6x + 6 y = 48.000


bentuk SPLDV
4x = 12.000 5
Diselesaikan
dengan metode 12.000
x=
eliminasi 4
x = 3.000
Untuk mendapatkan nilai y maka eliminasi
variabel x
5x + 3y = 30.000 x2 10x + 6y = 60.000
2x + 2y = 16.000 x5 10x + 10y = 80.000
-4y = -20.000
−20.000
y=
4
y = 5.000
Jadi nilai harga 1 kg terigu adalah Rp 3.000
dan harga 1 kg gula adalah Rp 5.000.
3
Persamaan 1
5x + 3 y = 30.000
5(3000) + 3(5000) = 30.000
15.000 + 15.000 = 30.000
30.000 = 30.000 (benar)
Persamaan 2
2x + 2 y = 16.000
2(3000) + 2(5000) = 16.000
6.000 + 10.000 = 16.000
16.000 = 16.000 (benar)
Jumlah Skor 15
3. Yuni membeli Dik: satu buku dan satu pensil seharga Rp. 2
3. satu buku dan 5.500
satu pensil
2 buku dan 3 pensil seharga Rp. 12.500
seharga Rp.
5.500 dan serli Dit: harga 1 pensil dan harga satu buku
50

membeli 2 dengan metode campuran 1


buku dan 3
pensil seharga
Rp. 12.500 di Jawab:
toko yang
sama. Misalkan : harga satu buku = x
Tentukan Harga satu pensil =y 3
harga 1 pensil
dan harga satu Maka model matematika:
buku dengan x + y=5.500 ……… (1)
metode
campuran. 2 x+3 y =12.500 ……… (2)

Metode eliminasi
5

x + y=5.500 2 2 x+2 y=11.000


2 x+2 y=11.000 1 2 x+3 y =12.500 -
-y = -1.500
y = 1.500
Metode Substitusi
x + y=5.500
x +1.500=5.500
x = 5.500 – 1.500
x = 4.000
maka harga satu buku seharga 4.000 dan
harga satu pena seharga 1.500

1
x + y=5.500
4.000+ 1.500=5.500
5.500=5.500 (Benar)
51

Jumlah Skor 12
4. Untuk acara Diketahui: 5 kg terigu dan 3 kg gula dengan 2
4. ulang tahun harga seluruhnya Rp 30.000.
Fatimah, ibu
2 kg terigu dan 2 kg gula dengan harga
membuat
seluruhnya Rp 16.000.
beberapa
macam kue. Ditanya: berapakah harga 1 kg terigu dan 1
Oleh karena itu kg gula? 1
ibu membeli
bahan-bahan Jawaban:
untuk Misalkan: harga 1 kg terigu = x
membuat kue,
yaitu 5 kg harga 1 kg gula = y 4
terigu dan 3 kg harga 5 kg terigu dan 3 kg gula →5x + 3 y =
gula dengan 30.000
harga
seluruhnya Rp harga 2 kg terigu dan 2 kg gula 2x + 2x =
30.000. 16. 000
Ternyata
bahan yang Kalimat matematikanya adalah:
dibeli ibu 5x + 3x = 30.000............... 1)
kurang,
sehingga ibu 2x + 2 y = 16. 000.............. 2
menyuruh Bentuk di atas merupakan bentuk baku
Fatimah SPLDV. Untuk menyelesaikan SPLDV
membeli lagi 2 dengan metode grafik dapat dilakukan
kg terigu dan 2 dengan menggunakan langkahlangkah
kg gula dengan sebagai berikut:
harga
seluruhnya Rp 1. Gambarlah grafik himpunan penyelesaian
16. 000. dari masing-masing kedua persamaan pada
Berapakah sebuah bidang cartesius.
harga 1 kg 2. Tentukan titik potong grafik tersebut.
terigu dan 1 kg Titik potong ini yang merupakan
gula ? penyelesaian dari SPLDV tersebut.
Diselesaikan
dengan metode
grafik. 1) Gambar grafik 5x + 3 y = 30.000 dan 2x
? + 2 y = 16.000
5x + 3 y = 30.000
52

x 0 6.000

y 10.000 0
5
x,y (0, 10.000) (6.000, 0)

Titik potong grafik persamaan 5x + 3 y


= 30.000 memotong sumbu −x (0,
10.000) dan memotong sumbu − y di
(6.000, 0).

2x + 2 y = 16.000

X 0 8.000
y 8.000 0
x,y (0, 8.000) (8.000, 0)

Titik potong grafik persamaan 2x + 2 y


= 16.000 memotng sumbu −x (0, 8.000)
dan memotong sumbu − ydi (8.000, 0).

2) Kedua garis berpotongan di titik (3000,


5000)

Persamaan 1)
5
5x + 3y = 30.000
5(3000) + 3(5000) = 30.000
53

15.000 + 15.000 = 30.000


30.000 = 30.000 (benar)
Persamaan 2)
2x +2y= 16.000
2(3000) + 2(5000) = 16.000
6.000 + 10.000 = 16.000
16.000=16 000 (benar)
Jumlah Skor 17

Jumlah skor benar


Nilai = x 100%
Jumlah skor

Lampiran 4
Daftar Nama Peserta Didik Uji Instrumental soal

N NOMOR SOAL TOTA


NAMA NILAI
O 1 2 3 4 L
1 Andika frank 14 13 8 16 51 86,44
2 Chaisya Martha 13 12 10 12 47 79,66
3 Iqwer Ludwig Radot 8 14 8 16 46 77,97
4 Jesy Nova 8 10 12 10 40 67,80
5 Juan Sebastian 14 12 12 17 55 93,22
6 Kristina Tarigan 15 13 10 17 55 93,22
7 Lorentina 8 8 9 8 33 55,93
8 Martin Firdaus 10 8 9 9 36 61,02
9 Nabila 12 11 12 9 44 74,58
54

10 Raymond Pakpahan 14 13 12 12 51 86,44


11 Reonata Gabriel 15 13 10 10 48 81,36
12 Riwaldi Sinaga 8 8 8 8 32 54,24
13 Ririn Jesica 4 5 8 16 33 55,93
14 Valentina 2 6 10 15 33 55,93
15 Yosua Alexander 8 8 12 15 43 72,88
16 Abelia Hutajulu 8 12 8 15 43 72,88
17 Adititya Naibaho 10 13 10 16 49 83,05
18 Zuverles Makmur 12 12 12 17 53 89,83
19 Sondang Greace Manalu 14 12 10 17 53 89,83
20 Ronaldo Sitompul 12 10 10 8 40 67,80
21 Rezky Sembiring 14 15 10 10 49 83,05
22 Putri Sandora Sinaga 14 14 8 10 46 77,97
23 Moses W Tampubolon 3 6 8 10 27 45,76
24 Sari Regina Natasya 12 8 12 10 42 71,19
25 Marsinta Siahaan 14 8 12 10 44 74,58
26 Marcelinus Pardede 15 12 12 17 56 94,92
27 Magdalena Manurung 15 15 10 17 57 96,61
28 Justin N LBN Tobing 12 12 10 17 51 86,44
29 Jhon Robet Siahaan 10 11 10 10 41 69,49
30 Jakson Andreas Barus 12 12 10 17 51 86,44

Lampiran 5
Perhitungan Uji Validitas Tes Komunikasi Matematis

Peritungan koefisien tes dengan rumus koefisien product moment

rxy =
Butir soal nomor 1

N   = 30 Σxy = 15.544

Σx   = 330 Σy = 1.349

Σx2  = 4.018 Σy2 = 62.535


55

rxy =
30 ( 15544 )−(330)(1349)
¿ 2 2
√(30 ( 4018 )− ( 330 ) )(30 ( 62535 )− (1349 ) )
466320−445170
¿
√( 120540−108900 ) (1876050−1819801)
21150
¿
√(11640)(56149)
21150
¿
√653574360
21150
¿
25565,1004
¿ 0,827
Untuk item nomor 1 didapat rhitung sebesar 0,827 dan rtabel sebesar 0,361 Sehingga

dapat dibandingkan rhitung pada harga product momen pada taraf siginifikan α =

0,05, maka diperoleh rhitung > rtabel atau 0,827> 0,361 sehingga soal nomor 1

tergolong valid. Dengan cara yang sama diperoleh rhitung masing masing yang

disajikan dalam tabel berikut.

Nomor Soal r hitung r tabel Keterangan


1 0,827 0,361 Valid
2 0,824 0,361 Valid
3 0,401 0,361 Valid
4 0,611 0,361 Valid
56

Lampiran 6
Perhitungan Reliabilitas Tes Kemampuan Komunikasi Matematis

Rumus yang digunakan dalam uji reliabilitas yaitu rumus alpha:

Dengan: dan
Untuk soal nomor 1 diperoleh data sebagai berikut:
57

N     = 30

∑X2   = 4018

∑(X)2 = 108900

Sehingga untuk mencari varians soal nomor 1 adalah:

108900
4018−
30
¿
30

4018−3630
¿
30
338
¿
30
¿ 12,933
Dengan cara yang sama diperoleh varians masing-masing butir soal yang
disajikan dalam tabel berikut:

Nomor Soal Nilai Varians Soal


1. 12,933
2. 7,315
3. 2,195
4. 11,898
34,343

Dan untuk varians total digunakan rumus


58

Dari lampiran diperoleh data sebagai berikut:


N   = 30

∑Y2  = 62.535

∑(Y)2 = 1.819.801

maka :

1819801
62535−
30
¿
30
62535−60660,033
¿
30
1874,967
¿
30
¿ 62,498
Sehingga dengan menggunakan rumus alpha diproleh koefisien reliabilitasnya

sebagai berikut:

4
¿ ( 4−1 )(1− 34,343
62,498 )

4
¿ ( ) ( 1−0,495 )
3

¿ ( 1,33 ) ( 0,451 )
¿ 0,601
59

Dengan membandingkan harga r11 = 0,601dengan harga kritik r product

moment untuk n = 30, α = 0,05 diperoleh rtabel = 0,361 maka dengan demikian

rhitung > rtabel yaitu 0,601>0,361 yang berarti post test yang digunakan adalah

reliabel.

Lampiran 7
Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal Uji Postest

Kelompok Atas (KA)

27% x N = 27% x 30 = 8,1 = 8


60

No. BATAS ATAS X1 X2 X3 X4 Y


1 Magdalena manurung 15 15 10 17 57
2 Marcelinus pardede 15 12 12 17 56
3 Juan Sebastian 14 12 12 17 55
4 Kristina Tarigan 15 13 10 17 55
5 Zuverles Makmur 12 12 12 17 53
6 Sondang Greace M 14 12 10 17 53
Jakson Andreas
7 Barus 12 12 10 17 51
8 Justin Lumbantobing 12 12 10 17 51
    109 100 86 136 431
  M1 13,625 12,5 10,75 17 53,875

Kelompok Bawah (KB)


27% x N = 27% X 30 = 81,1 = 8

No. BATAS BAWAH X1 X2 X3 X4 Y


1 Moses Tampubolon 3 6 8 10 27
2 Riwaldi Sinaga 8 8 8 8 32
3 Lorentina 4 5 8 16 33
4 Ririn Jesica 2 6 10 15 33
5 Valentina 8 8 9 8 33
6 Martin Firdaus 10 8 9 9 36
7 Jesy Nova 8 10 12 10 40
8 Ronaldo Sitompul 12 10 10 8 40
    55 61 74 84 274
  M2 6,875 7,625 9,25 10,5 34,25

Untuk menghitung tingkat kesukaran soal digunakan rumus:

x 100%

Untuk soal nomor 1 diperoleh data sebagai berikut:

∑KA = 109 ∑KB = 55

x 100%
61

109+55
¿ ×100 %
(8,1 x 2)(15)
164
¿ × 100 %
243

= 67,48 %

Dari perhitungan tingkat kesukaran untuk soal nomor 1 diperoleh nilai TK

67,48% karena nilai tingkat kesukaran untuk soal nomor 1 berada diantara 28 ≤

TK ≤ 73 % maka soal tersebut memiliki tingkat kesukaran yang mudah. Dengan

cara yang sama diperoleh tingkat kesukaran setiap soal yang disajikan dalam tabel

berikut:

Nomor Soal Tingkat Kesukaran Kesimpulan


1. 67,48% Sedang
2. 66,25% Sedang
3. 82,3% Mudah
4. 79,88% Mudah
62

Lampiran 8
Perhitungan Daya Beda Soal Uji Post-Test
Kelas Atas
M1x M1x M1x x X1= X2 = X3 = X4 = X2^
No M1x1 2 3 4 x1 x2 x3 4 S-M1 S-M1 S-M1 S-M1 X1^2 2 X3^2 X4^2
13,62 1 1,8906 0,562
1 5 12,5 10,75 17 15 15 10 7 1,375 2,5 -0,75 0 3 6,25 5 0
13,62 1 1,8906 1,562
2 5 12,5 10,75 17 15 12 12 7 1,375 -0,5 1,25 0 3 0,25 5 0
13,62 1 0,1406 1,562
3 5 12,5 10,75 17 14 12 12 7 0,375 -0,5 1,25 0 3 0,25 5 0
13,62 1 1,8906 0,562
4 5 12,5 10,75 17 15 13 10 7 1,375 0,5 -0,75 0 3 0,25 5 0
13,62 1 2,6406 1,562
5 5 12,5 10,75 17 12 12 12 7 -1,625 -0,5 1,25 0 3 0,25 5 0
13,62 1 0,1406 0,562
6 5 12,5 10,75 17 14 12 10 7 0,375 -0,5 -0,75 0 3 0,25 5 0
13,62 1 2,6406 0,562
7 5 12,5 10,75 17 12 12 10 7 -1,625 -0,5 -0,75 0 3 0,25 5 0
13,62 1 2,6406 0,562
8 5 12,5 10,75 17 12 12 10 7 -1,625 -0,5 -0,75 0 3 0,25 5 0
Jumlah 13,875 8 7,5 0
63

Kelas Bawah
N M1x M1x M1x X1= X2 = X3 = X4 =
o 1 M1x2 3 4 x1 x2 x3 x4 S-M1 S-M1 S-M1 S-M1 X1^2 X2^2 X3^2 X4^2
15,0156 2,6406
1 6,875 7,625 9,25 10,5 3 6 8 10 -3,875 -1,625 -1,25 -0,5 3 3 1,5625 0,25
1,26562 0,1406
2 6,875 7,625 9,25 10,5 8 8 8 8 1,125 0,375 -1,25 -2,5 5 3 1,5625 6,25
8,26562 6,8906
3 6,875 7,625 9,25 10,5 4 5 8 16 -2,875 -2,625 -1,25 5,5 5 3 1,5625 30,25
23,7656 2,6406
4 6,875 7,625 9,25 10,5 2 6 10 15 -4,875 -1,625 0,75 4,5 3 3 0,5625 20,25
1,26562 0,1406
5 6,875 7,625 9,25 10,5 8 8 9 8 1,125 0,375 -0,25 -2,5 5 3 0,0625 6,25
9,76562 0,1406
6 6,875 7,625 9,25 10,5 10 8 9 9 3,125 0,375 -0,25 -1,5 5 3 0,0625 2,25
1,26562 5,6406
7 6,875 7,625 9,25 10,5 8 10 12 10 1,125 2,375 2,75 -0,5 5 3 7,5625 0,25
26,2656 5,6406
8 6,875 7,625 9,25 10,5 12 10 10 8 5,125 2,375 0,75 -2,5 3 3 0,5625 6,25
Jumlah 86,875 23,875 13,5 72
64
65

Untuk Soal nomor1

MA = 13,625 ∑ x 21 = 13,875 N1 = 8

MB = 6,875 ∑ x 22 = 86,875

M A −M B
DP=
∑ X 21 +∑ X 22
√ N 1 ( N 1−1 )

13,625−6,875
¿
13,875+86,875
√ 8 (8−1)
6,75
¿
100,75
√ 56
6,75
¿
1,341
¿ 5,033
Daya Beda signifikan apabila thitung >ttabel. Berdasarkan perhitungan diatas

thitung dan ttabel dapat dilihat dengan menggunakan tabel distribusi t dengan taraf α =

5% dengan ttabel = 1,7458 Oleh karena thitung > ttabel maka dikatakan

signifikan.Dengan cara yang sama diperoleh Daya Beda tiap soal. Berikut ini

dalam tabel daya beda masing-masing soal.

No. MA MB ∑ X ₁² ∑ X ₂² N1 (N1- Daya Keteranga


Soal 1) Beda n
1 13,625 6,875 13,875 86,875 56 5,033 Signifikan
2 12,5 7,625 8 23,875 56 6,5 Signifikan
3 10,75 9,25 7,5 13,5 56 2,459 Signifikan
4 17 10,5 0 72 56 4,4918 Signifikan
66

Lampiran 9
Daftar Hasil Nilai Tes Peserta Didik Kelas VIII-1
NOMOR SOAL
NO NAMA TOTAL NILAI
1 2 3 4
1 Abelia syalom Hutajulu 12 12 9 11 44 75
2 Aditya justin Naibaho 10 12 9 11 42 71
3 Alfredo Welfer 15 12 12 14 53 90
4 Alycia Kanaya Pardosi 10 13 10 15 48 81
5 Asti Ananta P. Sinaga 12 12 12 15 51 86
6 Ayu Tri L. Situmorang 11 8 10 12 41 69
7 Berta G.M. Simajuntak 8 10 11 13 42 71
8 Budi Ruben Marpaung 10 15 10 11 46 78
9 Calvin Putra A. Zebua 9 15 12 17 53 90
10 Christian Yakhin Sitorus 13 15 12 17 57 97
11 David Noverius Sinaga 13 7 8 11 39 66
12 Dhea Yosephin Sipayung 10 11 10 12 43 73
13 Danda Rifa Siburian 11 10 12 10 43 73
14 Dara Cahya Sihaloho 14 8 9 11 42 71
15 Daud lumbantobing 15 7 10 14 46 78
16 Deby Aprilia Sirait 12 9 12 15 48 81
17 Dinda Simanukalit 10 11 12 8 41 69
18 Eko Lubis 15 15 12 17 59 100
19 Emia Tarigan 9 12 10 11 42 71
20 Kesya N. Tinambunan 14 14 10 14 52 88
21 Kriston Vineri Simamora 9 12 6 6 33 56
22 Martinus Jimmi Sinaga 10 12 8 10 40 68
23 Michael Steven E. Purba 12 8 9 15 44 75
24 Morgen Sibarani 14 12 6 10 42 71
25 Nanda Lestari Sirait 13 12 10 13 48 81
26 Olivia Romian P. Sormin 12 10 8 12 42 71
27 Rachel Juana Nababan 15 15 12 17 59 100
28 Rafli Afandi Gulo 12 11 10 15 48 81
Ribka L. Br Siringo-
29 ringo 11 8 9 15 43 73
30 Roy Julianto Sinaga 15 15 5 5 40 68
31 Samuel A. Manullang 14 10 7 8 39 66
32 Sarah B.N.F Nainggolan 12 10 8 15 45 76
67

Lampiran 10
Hasil Analisis Statistik

NOMOR SOAL NILAI


NO NAMA TOTAL X^2
1 2 3 4 (X)
1 Abelia syalom Hutajulu 12 12 9 11 44 75 5562
2 Aditya justin Naibaho 10 12 9 11 42 71 5068
3 Alfredo Welfer 15 12 12 14 53 90 8070
4 Alycia Kanaya Pardosi 10 13 10 15 48 81 6619
5 Asti Ananta P. Sinaga 12 12 12 15 51 86 7472
6 Ayu Tri L. Situmorang 11 8 10 12 41 69 4829
7 Berta G.M. Simajuntak 8 10 11 13 42 71 5068
8 Budi Ruben Marpaung 10 15 10 11 46 78 6079
9 Calvin Putra A. Zebua 9 15 12 17 53 90 8070
10 Christian Yakhin Sitorus 13 15 12 17 57 97 9334
11 David Noverius Sinaga 13 7 8 11 39 66 4369
12 Dhea Yosephin Sipayung 10 11 10 12 43 73 5312
13 Danda Rifa Siburian 11 10 12 10 43 73 5312
14 Dara Cahya sihaloho 14 8 9 11 42 71 5068
15 Daud lumbantobing 15 7 10 14 46 78 6079
16 Deby Aprilia Sirait 12 9 12 15 48 81 6619
17 Dinda Simanukalit 10 11 12 8 41 69 4829
18 Eko Lubis 15 15 12 17 59 100 10000
19 Emia Tarigan 9 12 10 11 42 71 5068
20 Kesya N. Tinambunan 14 14 10 14 52 88 7768
21 Kriston Vineri Simamora 9 12 6 6 33 56 3128
22 Martinus Jimmi Sinaga 10 12 8 10 40 68 4596
23 Michael Steven E. Purba 12 8 9 15 44 75 5562
24 Morgen Sibarani 14 12 6 10 42 71 5068
25 Nanda Lestari Sirait 13 12 10 13 48 81 6619
26 Olivia Romian P. Sormin 12 10 8 12 42 71 5068
27 Rachel Juana Nababan 15 15 12 17 59 100 10000
28 Rafli Afandi Gulo 12 11 10 15 48 81 6619
Ribka L. Br Siringo-
29 ringo 11 8 9 15 43 73 5312
30 Roy Julianto Sinaga 15 15 5 5 40 68 4596
31 Samuel A. Manullang 14 10 7 8 39 66 4369
32 Sarah B.N.F Nainggolan 12 10 8 15 45 76 5817
19334
Jumlah           2466 4
68

Rata-rata 77
Simpangan Baku 10,30513128
69

Lampiran 11
70

Lampiran 12

TABEL DISTRIBUSI t

Titik Persentase Distribusi t (dk = 1-40)


71

Lampiran 13
Hasil Tes
72
73
74
75

Lampiran 14

DOKUMENTASI PENELITIAN
76

Lampiran 15

SURAT IZIN PENELITIAN


77

Lampiran 16

SURAT BALASAN PENELITIAN

Anda mungkin juga menyukai