Anda di halaman 1dari 3

REVOLUSI ATOM

Revolusi atom harus di sertai dengan revolusi mental dan revolusi atom
juga harus di sertai dengan revolusi moral, jikalau tidak di sertai dengan revolusi
mental dan revolusi moral maka kemajuan yang di bawanya itu akan membawa
manusia masuk terjungkal dalam jurangnya kebencanaan. Itu sebabnya Bung karno
mengajak semua umat manusia untuk bantu membantu satu sama lain.

Dalam amanat upacara memperingati HUT RI pada tahun 1957 Bung karno
mengingatkan perlunya bangsa Indonesia memerangi dirinya sendiri
“zelfoverwinning atas diri kita sendiri”, sehubung dengan kecendrungan
menurunnya kesadaran nasional kita dan menurun nya jiwa-jiwa nasional kita.
Selain itu ia juga menyesalkan pudarnya jiwa kerakyatan dari para pemimpin.

GERAKAN HIDUP BARU

Gerakan hidup baru adalah gerakan revolusi mental “untuk menggembleng


manusia Indonesia ini menjadi manusia baru” yang berhati putih, bekemauan baja,
bersemangat elang rajawali, berjiwa api yang menyala-nyala.

Gerakan hidup baru bertujuan untuk melaksanakan pembangunan mental-


karakter sebagai persiapan membangun masyarakat yang di cita-citakan oleh
proklamasi 17 Agustus 1945. Sedangkan isi dari gerakan hidup baru adalah

1. Perombakan cara berfikir, cara kerja, cara hidup, yang merintangi kemajuan.
2. Peninkatan dan pembangunan cara berfikir, cara kerja, dan cara hidup yang
baik

Gerakan idup baru tidak bertahan lama karena krisis yang berkepanjangan di
dunia politik, dalam perkembangan lebih lanjut. Pembangunan yang di jalankan
terlalu menekakan pembangunan raga dengan mengabaikan pembangunan jiwa.
MENTAL KARAKTER PANCASILA

Dasar dan haluan pembangunan mental karakter ini adalah nilai pancasila,
terutama sila ke-1, 2,dan 3. Bahwa kehendak mewujudkan tata tertib sosial dengan
bersatu dan harmoni dalam perbedaan bisa di raih manakala kita mampu
mengembangkan hubungan welas asih dengan yang “Maha Suci”

Apa yang menjadi karakteristik dari individualisme adalah keyakinan


implisit bahwa relasi sosial bukanlah pembentuk seseorang dalam pengalamannya
yang paling fundamental. Dengan kata lain prtseorangan tidak di pandang sebagai
produk relasi-relasi sosial.

Berbeda dengan individualisme, Pancasila memandang bahwa dengan segala


kemuliaan eksistensi dan hak aslinya. Setiap pribadi membentuk dan di bentuk
oleh jaringan relasi sosial.

PRIORITAS PEMBANGUNAN MENTAL KARAKTER

Dalam proyek transformasi mental-kultural, perlu di identifikasi mentalitas


inti sebagai penggerak utama bagi kelahiran mentalitas-mentalitas turunannya
dalam merumuskan budaya perusahaan, terdapat kesepaktan umum, bahwa jumlah
mentalitas inti yang yang menjadi pusat harus terbatas, sehingga mudah di ingat
dan terukur.

Dengan mempertimbangkan realitas hambatan mental yang ada serta


idealitas nilai-nilai budaya keindonesiaan, pembangunan mental-karakter Pancasila
bisa berfokus pada tiga mentalitas inti sebagai sasaran utama, ketiganya berkisar
pada cita penguatan mentalitas-budaya kemandirian, mentalitas-budaya gotong
royng, dan mentalitas-budaya pelayanan.

Pentingnya mentalitas-karakter “kemandirian” berangkat dari asumsi bahwa


secara kultural, sebab utama yang membuat manusia-bangsa Indonesia tidak
berdikan dalam ekonomi.

Pentingnya mentalitas-karakter “gotong royong” berangkat dari asumsi


bahwa nilai penting kualitas dan kepercayaan diri hanya mngemukakan kepenuhan
maknanya dalam jaringa kerja sama dengan yang lain setiap huruf alphabet dari A
sampai Z.

Pentingnya mentalitas-karakter “pelayanan” berangkat dari asumsi bahwa


pemupukan kemandirian dan penguatan welas asih kegotongroyongan itu harus
bermuara pada pelayanan.

PENDIDIKAN KARAKTER

Usaha membangun mental-karakter Pancasila memerlukan berbgai usaha


pembudayaan secara konsisten, berkelanjutan, dan terpadu,. Salah satu yang
terpenting adalah melalui pendidikan karakter. Dalam usaha melakukan
pembudayaan Pancasila, dunia pendidikan di tantang untuk memperbaiki
pendidikan karater

Pendidikan sebagai proses belajar menjadi manusia seutuhnya itu di aktifkan


melalui pendidikan budi-pekerti. Budi mengandung arti “pikiran, perasaan, dan
kemauan” Pekerti artinya “tenaga”.

Anda mungkin juga menyukai