Anda di halaman 1dari 15

TUGAS INDIVIDU

Kebijakan pelaksanaan code blue dan pelaksanaan code blue di Rumah Sakit

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Kritis

Dosen Pengampu: Ns. Zulmah Astuti M.Kep

Disusun Oleh:

Dewi Nurkayatun

NIM. 1911102411192

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR

2021
B AB I
PEN DA H U LUA N

A. LATAR BELAKANG
Code blue merupakan salah satu kode prosedur emergensi yang harus

segera diaktifkan jika ditemukan seseorang dalam kondisi cardiaerespiratory

arrest di dalam area rumah sakit. Code blue response team atau tim code

blue adalah suatu tim yang dibentuk oleh rumah sakit yang bertugas merespon

kondisi code blue didalam area rumah sakit. Tim ini terdiri dari dokter dan

perawat yang sudah terlatih dalam penanganan kondisi cardiac respiratory

arrest.

Resusitasi jantung paru merupakan serangkaian tindakan untuk

meningkatkan daya tahan hidup setelah terjadinya henti jantung. Meskipun

pencapaian optimal dari resusitasi jantung paru ini dapat bervariasi, tergantung

kepada kemampuan penolong, kondisi korban, dan sumber daya yang tersedia,

tantangan mendasar tetap pada bagaimana melakukan resusitasi jantung paru

sedini mungkin dan efektif.

Bantuan hidup dasar menekankan pada pentingnya mempertahankan

sirkulasi dengan segera melakukan kompresi sebelum membuka jalan napas

dan memberikan napas bantuan. Perubahan pada siklus bantuan hidup dasar

menjadi C-A-B (compression — airway — breathing) ini dengan pertimbangan

segera mengembalikan sirkulasi jantung sehingga perfusi jaringan dapat terjaga.

Rantai pertama pada rantai kelangsungan hidup (the chain of

survival) adalah mendeteksi segera kondisi korban dan meminta


pertolongan (early access), rantai kedua adalah resusitasi jantung paru (RJP)

segera (early cardiopulmonary resuscitation), rantai ketiga adalah defibrilasi

segera (early defibrillation), rantai keempat adalah tindakan bantuan hidup lanjut

segera (early advanced cardiovascular life support) dan rantai kelima adalah

perawatan paska henti jantung (post cardiac-arrest care).

B. TUJUAN

1. Untuk memberikan panduan baku bagi tim code blue dalam melaksanakan

tugas-tugasnya sebagai tim reaksi cepat jika code blue diaktifkan.

2. Membangun respon seluruh petugas di RS pada pelayanan kesehatan

dalam keadaan gawat darurat.

3. Mempercepat respon time kegawatdaruratan di rumah sakit untuk

menghindari kematian dan kecacatan yang seharusnya tidak perlu terjadi.


BA B II

PEMBA HA SA N

A. SISTEM RESPON

Sistem respon cepat  code blue  dibentuk untuk memastikan bahwa semua

kondisi cardiac respiratory arrest tertangani dengan resusitasi dan stabilisasi sesegera

mungkin. Sistem respon terbagi dalam 2 tahap, yaitu:

1. Respon awal (responder pertama) berasal dari petugas rumah sakit baik medis

ataupun non medis yang berada di sekitar korban.

2. Respon kedua (responder kedua) berasal dari tim code blue.

Adapun area penanganan cardiac respiratory arrest di Rumah Sakit terbagi atas:

1. Area satu yaitu area lantai satu dan lantai dua di Rumah Sakit, yaitu:

2. Area kantor

3. Instalasi Gawat Darurat dan area sekitarnya

4. Instalasi Rawat Jalan lantai I dan area sekitarnya

5. Area dua yaitu area lantai satu di Rumah Sakit, yaitu:

6. Ruang Mawar dan area sekitarnya

7. Ruang Neonatus dan area sekitarnya

8. Ruang Azzara 1 dan area sekitarnya

9. Instalasi Perawatan Intensif dan area sekitarnya

10. Hemodialisa dan area sekitarnya

11. Ruang Zahira dan area sekitarnya

12. Instalasi Radiologi dan area sekitarnya


13. Instalasi Laboratorium dan area sekitarnya

14. Unit Logistik dan area sekitarnya

15. Gizi dan area sekitarnya

16. Unit K3 dan area sekitarnya

17. Kamar Jenasah dan area sekitarnya

18. Laundry dan area sekitarnya

19. Gudang Farmasi dan area sekitarnya

20. Pengadaan dan area sekitarnya

21. Area tiga yaitu area lantai dua di Rumah Sakit, yaitu:

22. Instalasi Rawat Jalan lantai II dan area sekitarnya

23. Ruang Melati dan area sekitarnya

24. Ruang Azzara II dan area sekitarnya

25. Ruang Dahlia dan area sekitarnya

26. Ruang Teratai dan area sekitarnya

27. Instalasi Bedah Sentral dan area sekitarnya

28. Area empat yaitu diluar area satu, dua, dan tiga, yaitu meliputi:

29. Area parkir Rumah Sakit

30. Pujasera Rumah Sakit

31. Masjid Rumah Sakit

B. PROSEDUR CODE BLUE

1. Jika didapatkan seseorang atau pasien dalam kondisi cardiac respiratory arrest maka

perawat ruangan (I) atau first responder  berperan dalam tahap pertolongan, yaitu:
2. Segera melakukan penilaian dini kesadaran korban.

3. Pastikan lingkungan penderita aman untuk dilakukan pertolongan.

4. Lakukan cek respon penderita dengan memanggil nama atau menepuk bahu.

5. Meminta bantuan pertolongan perawat lain (II) atau petugas yang ditemui di lokasi

untuk mengaktifkan code blue.

6. Lakukan Resusitasi Jantung Paru (RJP) sampai dengan tim code blue

7. Perawat ruangan yang lain (II) atau penolong kedua, segera menghubungi operator

telepon “8600” untuk mengaktifkan code blue, dengan prosedur sebagai berikut:

8. Perkenalkan diri.

9. Sampaikan informasi untuk mengaktifkan code blue.

10. Sebutkan nama lokasi terjadinya cardiac respiratory arrest dengan lengkap dan

jelas, yaitu: area ….. (area satu/dua/tiga/empat), nama lokasi atau ruangan.

11. Jika lokasi kejadian di ruangan rawat inap maka informasikan : “ nama ruangan …..

nomor …. “.

12. Waktu respon operator menerima telepon “8600” adalah harus secepatnya diterima,

kurang dari 3 kali deringan telepon.

13. Jika lokasi kejadian berada di area ruang rawat inap ataupun rawat jalan,

setelah menghubungi operator, perawat ruangan II segera membawa troli

emergensi (emergency trolley) ke lokasi dan membantu perawat ruangan I

melakukan resusitasi sampai dengan tim Code Blue datang. Operator menggunakan

alat telekomunikasi Handy Talky (HT) atau pengeras suara mengatakan code blue

dengan prosedur sebagai berikut:


14. “Code Blue, Code Blue, Code Blue, di area …..(satu/dua/tiga/empat), nama lokasi

atau ruangan…..”.

15. Jika lokasi kejadian diruangan rawat inap maka informasikan: “Code Blue, Code

Blue, Code Blue, nama ruangan ….. nomor kamar …..”.

16. Setelah tim code blue menerima informasi tentang aktivasi code blue, mereka segera

menghentikan tugasnya masing-masing, mengambil resusitasi kit dan menuju lokasi

terjadinya cardiac respiratory arrest. Waktu respon dari aktivasi code blue sampai

dengan kedatangan tim code blue di lokasi terjadinya cardiac respiratory

arrest adalah 5 menit.

17. Sekitar 5 menit kemudian, operator menghubungi tim code blue untuk memastikan

bahwa tim code blue sudah menuju lokasi terjadinya cardiac respiratory arrest

18. Jika lokasi terjadinya cardiac respiratory arrest adalah lokasi yang padat

manusia (public area)  maka petugas keamanan (security)  segera menuju lokasi

terjadinya untuk mengamankan lokasi tersebut sehingga tim code blue dapat

melaksanakan tugasnya dengan aman dan sesuai prosedur.

19. Tim code blue melakukan tugasnya sampai dengan diputuskannya bahwa resusitasi

dihentikan oleh ketua tim code blue.

20. Untuk pelaksanaan code blue di area empat, Tim code blue memberikan bantuan

hidup dasar kepada pasien kemudian segera ditransfer ke Instalasi Gawat Darurat.

21. Ketua tim code blue memutuskan tindak lanjut pasca resusitasi, yaitu:

22. Jika resusitasi berhasil dan pasien stabil maka dipindahkan secepatnya ke Instalasi

Perawatan Intensif untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut jika keluarga pasien

setuju.
23. Jika keluarga pasien tidak setuju atau jika Instalasi Perawatan Intensif penuh maka

pasien di rujuk ke rumah sakit yang mempunyai fasilitas

24. Jika keluarga pasien menolak dirujuk dan meminta dirawat di ruang perawatan biasa,

maka keluarga pasien menandatangani surat penolakan.

25. Jika resusitasi tidak berhasil dan pasien meninggal, maka lakukan koordinasi dengan

bagian bina rohani, kemudian pasien dipindahkan ke kamar jenazah.

26. Ketua tim code blue melakukan koordinasi dengan DPJP.

27. Ketua tim code blue memberikan informasi dan edukasi kepada keluarga pasien.

28. Perawat ruangan mendokumentasikan semua kegiatan dalam rekam medis pasien dan

melakukan koordinasi dengan ruangan pasca resusitasi.

C . PE N GOR GA N I SA S IA N TI M  CO D E BLU E

Tim code blue di Rumah Sakit terbagi atas:

1. Tim code blue satu yaitu tim Code Blue yang bertanggung jawab terhadap area satu.

2. Tim code blue dua yaitu tim Code Blue yang bertanggung jawab terhadap area dua.

3. Tim code blue tiga yaitu tim Code Blue yang bertanggung jawab terhadap area tiga.
Tim code blue terdiri dari:

1. Ketua tim code blue yaitu satu orang dokter umum.

2. Anggota tim code blue yang terdiri dari satu orang perawat senior (supervisi) dan

satu orang perawat.

Struktur tim code blue di Rumah Sakit adalah sebagai berikut:

1. Ketua Tim Code Blue

2. Ketua tim code blue adalah dokter umum ( jaga ruangan / jaga IGD )

3. Kualifikasi:

a. Memiliki SIP yang masih berlaku.

b. Memiliki ATLS atau ACLS.

c. Memiliki kewenangan klinis dalam hal kegawatdaruratan medis.

4. Anggota Tim Code Blue

Anggota tim code blue terdiri dari:

1. Supervisi

Kualifikasi:

a. Memiliki SIP yang masih berlaku.

b. Memiliki sertifikat PPGD.

c. Memiliki kewenangan klinis dalam hal kegawatdaruratan medis.

2. Perawat IGD/Resusitasi/IPI/IBS dan perawat ruangan terkait (Katim dan anggota

tim) yang bertanggung jawab saat itu.

a. Memiliki SIP yang masih berlaku.

b. Memiliki sertifikat PPGD.


c. Memiliki kewenangan klinis dalam hal kegawatdaruratan medis.

3. Petugas Binroh

4. Security

5. Farmasi

D. URAIAN TUGAS TIM CODE BLUE


1. Ketua Tim Code Blue
2. Memimpin pelaksanaan code blue di area Rumah Sakit, meliputi:
a. Shift pagi (jam 07.00 — 14.30 WIB):
1. Ketua tim code blue di area satu adalah dokter jaga IGD.
2. Ketua tim code blue di area dua adalah dokter jaga ruangan.
3. Ketua tim code blue di area tiga adalah dokter jaga ruangan.
4. Ketua tim code blue di area empat adalah dokter jaga IGD.
a. Shift sore (jam 14.30 — 22.00 WIB):
1. Ketua tim code blue di area satu adalah dokter jaga IGD.
2. Ketua tim code blue di area dua adalah dokter jaga ruangan.
3. Ketua tim code blue di area tiga adalah dokter jaga ruangan.
4. Ketua tim code blue di area empat adalah dokter jaga IGD.
a. Shift malam (jam 22.00 — 07.00 WIB):

Ketua tim code blue di semua area adalah dokter jaga IGD yang bertugas jaga
pada shift malam.
1. Memimpin pelaksanaan Resusitasi Jantung Paru (RJP).
2. Menentukan tindak lanjut pasca resusitasi.
3. Melakukan koordinasi dengan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP).
4. Sebagai pengambil keputusan dalam kondisi emergensi atau kondisi jika
DPJP tidak ada di tempat atau sulit dihubungi.
5. Melakukan edukasi dengan keluarga pasien.
6. Melakukan koordinasi dengan bagian pelayanan medis dan keperawatan
terkait jadwal jaga tim code blue.
7. Melakukan koordinasi dengan bagian/unit yang lain untuk pelaksanaan code
blue, misalnya dengan bagian farmasi untuk pengadaan obat dan alat
kesehatan (alkes) emergensi.
8. Bekerja sama dengan diklat Rumah Sakit dalam meningkatkan kualitas
tim code blue.
 

2. Anggota Tim Code Blue


1. Supervisi

a. Shift pagi (jam 07.00 — 14.30 W1B) : Pelaksana code blue di semua area.

b. Shift sore (jam 14.30 — 22.00 WIB) : Pelaksana code blue di semua area.

c. Shift malam (jam 22.00 — 07.00 WIB) : Pelaksana code blue di semua

area.

1. Perawat

a. Shift pagi (jam 07.00 — 14.30 W1B) :

1. Perawat pelaksana code blue di area satu adalah perawat jaga Res/IGD shift

pagi.

2. Perawat pelaksana code blue di area dua adalah perawat IPI dan Res/IGD

shift pagi.

3. Perawat pelaksana code blue di area tiga adalah perawat jaga IBS dan

Res/IGD shift pagi.

a. Shift sore (jam 14.30 — 22.00 WIB) :

1. Perawat pelaksana code blue di area satu adalah perawat jaga Res/IGD shift

sore.
2. Perawat pelaksana code blue di area dua adalah perawat IPI dan Res/IGD

shift sore.

3. Perawat pelaksana code blue di area tiga adalah perawat jaga IBS dan

Res/IGD shift sore.

4. Perawat pelaksana code blue di area empat adalah perawat jaga Res/IGD

shift sore.

a. Shift malam (jam 22.00 — 07.00 WIB) :

1. Perawat pelaksana code blue di area satu adalah perawat jaga Res/IGD shift

malam.

2. Perawat pelaksana code blue di area dua adalah IPI dan Res/IGD shift

malam.

3. Perawat pelaksana code blue di area tiga adalah perawat jaga IBS dan

Res/IGD shift malam.

4. Perawat pelaksana code blue di area empat adalah perawat jaga Res/IGD

shift malam.

5. Binroh : Pelaksana code blue di semua area.

6. Security : Pelaksana code blue di semua area.

7. Farmasi : Pelaksana code blue di semua area.

8. Anggota tim code blue segera mengambil alih tindakan resusitasi yang

sedang berjalan dan melanjutkan tahapan resusitasi jantung paru, meliputi:

a. Dokter pelaksana code blue bertugas:

Berkoordinasi dengan perawat ruangan (I) atau .first responder dalam hal:

1) Mempertahankan kepatenan jalan nafas (Airway):


a) Tekan dahi angkat dagu (head tilt — chin lift) bila tidak ada trauma.

b) Mendorong rahang bawah (jaw thrust) bila ada trauma.

c) Pemasangan Oropharyngeal airway.

b. Persiapan pemasangan LMA.

1) Bertanggung jawab terhadap keadequatan pemafasan pasien (Breathing).

a) Memberikan bantuan pernafasan melalui Bag-Valve-Mask.

b) Memberikan oksigen sesuai kebutuhan pasien.

c) Perawat pelaksana code blue bertugas :

1) Bertanggung jawab terhadap sirkulasi (circulation) pasien

a) Memasang monitor EKG/Defibrilator.

b) Monitoring Tekanan Darah dan Nadi.

1. Bertanggung jawab membawa “resusitasi kit”.

2. Bertanggung jawab dalam persiapan pemasangan defibrilator.

3. Bertanggung jawab dalam penggunaan obat-obatan emergensi.

4. Bertanggung jawab terhadap penggunaan peralatan emergensi termasuk

defibrilator.

5. Bertanggung jawab terhadap dokumentasi. Semua ketua dan anggota

tim code blue memiliki alat komunikasi (HT) yang harus selalu dinyalakan

dan standbye.
E . A LGOR ITME C OD E B LU E

1. Bila ada kondisi “ code blue ” pasien dengan henti nafas / henti jantung
2. First resporder / penemu pertama memanggil bantuan
3. First resporder melakukan BHD awal
4. Penolong kedua mengaktifkan Code Blue melalui nomer telepon darurat
dengan ext.00
5. Operator menerima telepon “00” ( << 3 dering harus segera diangkat,
kemudian:
a. Operator mengumumkan melalui handy talky atau pengeras suara
6. Selang 5 menit operator menghubungi tim Code Blue memastikan tim sudah
berada di tempat kejadian

7. Tim Code Blue segera menuju lokasi yang ditentukan untuk melanjutkan
resusitasi yang telah dilakukan oleh First Responder
8. Rawat IPI, Transfer IGD, Rujuk ke RS lain, DNR
9. Meninggal
10. Perawat ruangan mendokumentasikan semua kegiatan

DAFTAR PUSTAKA

https://galihendradita.wordpress.com/2017/04/18/panduan-code-blue-rumah-sakit/

diakses tanggal 28 maret 2021 jam 16.50 wita

Anda mungkin juga menyukai