2020
RS BELLA
Jl. Ir. H. Juanda No. 141, Bekasi
Bekasi 17111
Telp: (021) 8801778
Email: rsbella@rsbella.com
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-
Nya Program Kerja Pencegahan dan Pengedalian Infeksi Rumah Sakit Bella Bekasi
telah dapat terselesaikan.
Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang kompleks, padat pakar,
dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena pelayanan di rumah sakit
menyangkut berbagai tingkatan maupun jenis disiplin. Agar rumah sakit mampu
melaksanakan fungsi yang demikian kompleks, rumah sakit harus memiliki sumber
daya, manusia yang profesional baik di bidang teknis medis maupun administrasi
kesehatan. Untuk menjaga dan meningkatkan mutu, rumah sakit harus mempunyai
suatu ukuran yang menjamin peningkatan mutu di semua tingkatan. Dalam kegiatan
peningkatan mutu pelayanan keperawatan perlu ada suatu program yang terencana
dan berkesinambungan sebagai pedoman bagi pelayanan keperawatan dalam
mengevaluasi dan membuat rencana tindak lanjut sehingga tercapai peningkatan
mutu pelayanan yang diharapkan. Salah satu program yang dibuat adalah Program
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI).
2. Latar Belakang
Kejadian infeksi rumah sakit adalah infeksi yang didapat atau timbul pada waktu
pasien dirawat di rumah sakit. Bagi pasien di rumah sakit hal ini merupakan
persoalan serius yang dapat menjadi penyebab langsung atau tidak dapat langsung
kematian pasien. Beberapa kejadian infeksi rumah sakit mungkin tidak menyebabkan
kematian pasien akan tetapi dapat menjadi penyebab penting pasien dirawat lebih
lama dirumah sakit. Penyebabnya oleh kuman yang berada di lingkungan rumah sakit
atau oleh kuman yang sudah dibawa oleh pasien sendiri, yaitu kuman endogen. Dari
batasan ini dapat disimpulkan bahwa kejadian infeksi rumah sakit adalah infeksi
yang secara potensial dapat dicegah.
Salah satu hal yang perlu disadari bersama bahwa kualitas pencegahan dan
pengendalian infeksi di rumah sakit yang masih sangat rendah, berdampak pada
rendahnya mutu pelayanan rumah sakit maupun bertambahnya beban yang harus
ditanggung oleh penderita. Suatu kejadian infeksi rumah sakit pada pasien akan
mengakibatkan hal-hal seperti memperberat penyakit dan sangat mungkin
menyebabkan terjadinya kematian ataupun kecacatan, perpanjangan waktu perawatan
yang juga berdampak pada perpanjangan waktu tunggu bagi pasien lainnya, serta
peningkatan biaya pengobatan yang ditanggung oleh pasien maupun rumah sakit.
Pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit semakin hari semakin penting
untuk dapat dilaksanakan oleh semua petugas yang ada di fasilitas pelayanan
kesehatan. Perlu disadari bahwa rendahnya kualitas dan kuantitas pengendalian
infeksi di rumah sakit memerlukan dukungan berbagai pihak khususnya para klinisi
serta komitmen pimpinan rumah sakit untuk secara terus menerus menggerakkan
semua pihak yang terlibat dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit untuk
melaksanakan pencegahan dan pengendalian infeksi. Untuk itu, rumah sakit dan
fasilitas pelayanan kesehatan lainnya dituntut untuk mampu memberikan pelayanan
yang bermutu, akuntabel, transparan terhadap masyarakat khususnya terhadap
jaminan keselamatan pasien (patient safety).
Sehubungan dengan besarnya masalah dan akibat infeksi rumah sakit seperti
dikemukakan di atas, maka perlu disusun suatu program Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di RS Bella dengan baik dan terarah sehingga rumah sakit dapat
meningkatkan mutu, cakupan dan efesiensi pelayanannya kepada masyarakat.
3. Tujuan
a. Tujuan Umum
Meningkatkan keselamatan pasien, petugas dan keluarga/pengunjung melalui
setiap aktivitas yang berpotensi atau berisiko penyebaran infeksi diantara pasien
oleh petugas kesehatan, fasilitas dan lingkungan rumah sakit untuk mencapai
kondisi lingkungan rumah sakit yang memenuhi persayaratan dalam pencegahan
dan pengendalian infeksi serta membantu proses pengobatan dan penyembuhan
penderita sehingga rumah sakit dapat meningkatkan mutu, cakupan dan efisiensi
pelayanan di RS Bella.
b. Tujuan Khusus
1) Mencegah dan mengendalikan kejadian infeksi rumah sakit (IRS/Incident Rate
HAIs) di RS Bella melalui kegiatan surveilans, investigasi outbreak/KLB, audit
kepatuhan PPI (Hand Hygiene dan penggungaan APD yang sesuai) dan
edukasi tentang PPI.
2) Memaksimalkan penerapan kebijakan, pedoman, panduan dan atau SPO
tentang PPI melaui kegiatan monitoring di semua unit pelayanan.
3) Mengembangkan fasilitas pendukung pelaksanaan/penerapan PPI di unit-unit
pelayanan.
4) Meningkatkan kualitas/kompetensi petugas Tim PPI RS Bella.
15) Monitoring hand hygiene pada pasien, penunggu pasien dan staf petugas
a) Monitoring hand hygiene pada pasien dilakukan dengan memberikan
informasi kepada pasien tentang kapan harus cuci tangan dan bagaimana
cara melakukan kebersihan tangan, juga diberikan informasi kapan harus
melakukan hand hygiene dengan cuci tangan dan kapan dengan hand rubb.
Ketersediaan fasilitas untuk melakukan kebersihan tangan pada area pasien
juga di monitor ketersediaannya.
b) Monitoring hand hygiene pada penunggu pasien dilakukan dengan
memberikan informasi kepada pasien tentang kapan harus cuci tangan dan
bagaimana cara melakukan kebersihan tangan, juga diberikan informasi
kapan harus melakukan hand hygiene dengan cuci tangan dan kapan dengan
hand rubb. Ketersediaan fasilitas untuk melakukan kebersihan tangan pada
area pasien juga di monitor ketersediaannya.
c) Monitoring hand hygiene pada petugas/staf dilakukan dengan audit
kepatuhan melakukan kebersihan tangan yang dilakukan setiap hari dan
analisanya dibuat setiap 3 bulan. Audit dilakukan terhadap petugas yang
terlibat langsung dalam pelayanan pasien meliputi unit rawat inap, rawat
jalan dan kamar operasi.
16) Monitoring penggunaan alat pelindung diri (APD)
Monitoring penggunaan APD yanfg dilakukan setiap hari terhadap petugas di
unit perawatan terutama di ruang isolasi, dilakukan bersamaan dengan
kunjungan ruangan. Hasil monitoring dilaporkan tiap bulan.
19) Monitoring pola pelayanan farmasi khususnya tentang dispensing obat dan
kadaluarsa obat.
Monitoring pola pelayanan farmasi meliputi prosedur yang terkait dengan
dispensing obat, kebersihan peralatan yang digunakan, kebersihan lingkungan
sekitar, penataan obat-obatan, dan penatalaksanaan obat kadaluarsa. Kegiatan
monitoring dilakukan minimal 1 kali tiap bulan dan hasil monitoring dilaporkan
tiap bulan.
24) Membuat pelatihan berkesinambungan (in house training) tentang PPI bagi
seluruh petugas rumah sakit (medis dan non medis).
Program in house training PPI akan berkoordinasi dengan Bagian Diklat yang
dilaksanakan rutin dan berkesinambungan. Setiap petugas yang sudah mengikuti
kegiatan in house training akan mendapatkan sertifikat sebagai bukti
keikutsertaannya dan masa berlaku sertifikat adalah satu tahun. Tim PPI juga
melakukan in house training ke Insatalasi-Instalasi yang bertujuan semua staf
yang ada di setiap Instalasi dapat terpapar program in house training PPI.
Metode surveilans yang digunakan oleh tim PPI Rumah Sakit Bella adalah :
a) ISK adalah infeksi yang terjadi pada saluran kemih murni (uretra dan
permukaan saluran kemih) atau melibatkan bagian yang lebih dalam dari
organ-organ pendukung saluran kemih (ginjal, ureter, kandung kemih,
uretra dan jaringan sekitar retroperitoneal atau rongga perinefrik).
IDO adalah infeksi pada semua kategori luka operasi bersih dan bersih
terkontaminasi yang terjadi dalam kurun waktu 30 hari setelah operasi
tanpa implant dan 90 hari setelah operasi dengan implant.
2. Investigasi outbreak/wabah/KLB
Surveilas atau investigasi outbreak/KLB dilaksanakan terhadap temuan
adanya kasus infeksi yang muncul dan pemunculan ulang (emerging atau
reemerging) serta kuman multi resisten lain yang di pantau melalui
pemantauan hasil laboratorium mikrobiologi seperti ESBL (Extended
Spectrum Beta Lactamase), MDRO (Multi Drug Resistent Organism),
MRSA (Methicyliin Resistent Staphilociccus Aureus), VRE (Vancomycin
Resistent Enterococcus). Suatu kejadian disebut outbreak/KLB adalah
meningkatnya suatu kejadian, kesakitan atau kematian yang bermakna
secara epidemiologis pada suatu kelompok pasien dalam kurun waktu
tertentu. Kriteria yang digunakan adalah :
a. Timbulnya penyakit/infeksi dan atau kuman yang sebelumnya tidak ada,
b. Adanya peningkatan kejadian dua kali atau lebih dibandingkan jumlah
yang terjadi pada kurun waktu yang sama pada periode/tahun
sebelumnya.
6. SASARAN
a. Sasaran Program dengan melibatkan :
1) Seluruh staf RS
Seluruh staf RS Bella dilibatkan dalam penerapan PPI dalam
memberikan pelayanan kepada pasien baik secara langsung maupun
tidak langsung di unitnya masing-masing.
2) Pasien dan Keluarga
Pasien dan keluarga diberikan edukasi tentang PPI dengan harapan ikut
serta dalam upaya pencegahan dan pengendalian infeksi. Edukasi
diberikan secara langsung ataupun dikumpulkan dalam satu pertemuan
dalam bentuk penyuluhan yang berkaitan dengan PPI.
3) Pengunjung
Pengunjung pasien yang datag ke RS Bella diberikan edukasi tentang
PPI dengan harapan dapat turut serta dalam upaya pencegahan dan
pengendalian infeksi di RS terutama tentang aturan yang harus dipatuhi
dan dijauhi ketika mengunjungi pasien-pasien dengan penyakit
menular, immunocompromised, maupun tentang upaya lain yang
berhubungan dengan PPI.
2) Investigasi Outbreak/KLB
Sasaran surveilans kuman multi resisten adalah menurunnya angka
insiaudit den seperti ESBL ( Extended spectrum beta lactamase), MDRO
(multi drug resistant organism), MRSA (methicyllin resistant
staphilococcus aureus), yaitu pada pasien yang sudah dinyatakan infeksi
dan atau dicurigai infeksi yang sedang dirawat di semua ruang
perawatan, dengan pemeriksaan kultur mikrobiologi. Sasaran
pencapaiannya adalah dalam 6 bulan.
3) Audit kepatuhan
a) Sasaran audit kepatuhan melakukan kebersihan tangan adalah semua
petugas baik medis dan non medis seperti : dokter, perawat, petugas
radiologi, petugas laboratorium, petugas kebersihan dan peserta
didik yang terlibat langsung dalam pelayanan pasien meliputi unit
rawat inap, rawat jalan, kamar operasi. Sasaran pencapaian
kepatuhan kebersihan tangan adalah dalam jangka waktu 3 bulan.
b) Sasaran audit kepatuhan penggunaan APD petugas di unit perawatan
khususnya di ruangan isolasi, intensif dan kamar operasi dilakukan
bersamaan pada saat kunjungan ruangan. Sasaran pencapaian adalah
70% dalam 1 bulan.
c) Audit kelengkapan PPI juga dilakukan setiap hari/setiap minggu,
setiap waktu tertentu bersamaan dengan kunjungan lapangan ke
unit-unit pelayanan/perawatan untuk melihat apakah sarana dan
prasarana pendukung di semua unit tersedia, tidak lengkap atau
salah/tidak digunakan. Sasaran pencapaiannya adalah > dari 70%
dalam waktu 3 bulan.
4) Edukasi
Sasaran yang ingin dicapai Komite PPI dalam pelaksanaan program
edukasi dibagi dalam katagori yaitu :
a) Staf baru
Semua staf baru (tidak dibedakan) diberikan edukasi PPI saat
mereka memulai bekerja atau mulai menjadi karyawan di RS
Harapan Mulia. Kegiatan ini bekerjasama dengan bidang diklat Rs
Bella. Sasaran pencapaiannya adalah semua staf baru yang bekerja
di RS Bella sudah teredukasi PPI (100%)
b) Staf lama
Dalam kaitan peningkatan pemahaman pencegahan dan
pengendalian infeksi akan di invetarisasi staf medis dan non medis
yang telah menjalani edukasi sebelumnya, sehingga dapat diketahui
siapa yang belum menjalani kegiatan edukasi. Peningkatan
pengetahuan untuk seluruh staf dalam bentuk In House Training PPI
sehingga mempunyai pesepsi dan pemahaman yang sama unutk
pengendalian infeksi. Staf yang telah teredukasi sebelumnya dalam
kurun waktu 1 tahun harus mengupdate sertifikat pelatihannya.
Sasaran pencapaian adalah >80% staf sudahh teredukasi PPI dalam
waktu 1 tahun. Khusus untuk staf di ruang perawatan isolasi, secara
berkesinambungan setiap 3 bulan diberikan edukasi PPI dengan
lebih memberikan perhatian khusus pada materi penggunaan APD,
penempatan pasien infeksius/immunocompromised, dan
implementasi perawatan pada pasien
infeksius/immunocompromised. Diharapkan semua staf yang
betugas di ruang isolasi (100%) dapat teredukasi PPI yang spesifik
tentang kewaspadaan berbasis transmisi dalam jangka waktu 3
bulan.
c) Pasien
Edukasi kepada pasien diberikan secara langsung da melalui leaflet
oleh IPCLN, petugas ruangan atau IPCN saat kunjungan langsung
ke unit pelayanan perawatan tentang kebersihan tangan, pencegahan
penyebaran penyakit infeksi di RS dan pengelolaan penyakit infeksi
di RS Bella. Sasaran nya adalah > 80% pasien yang sedang dirawat
dapat teredukasi PPI dalam waktu 6 bulan.
d) Pengunjung
Edukasi dengan pengunjung/keluarga pasien dilaksanakan
berkoordinasi dengan tin Promkes dan petugas ruang perawatan.
Kegiatan dilakukan di unit rawat inap dan rawat jalan, meliputi
kebersihan tangan, pencegahan penyebaran penyakit infeksi di RS,
kebersihan lingkungan, pengenalan penyakit seperti menular, DM,
penyakit jantung, dll. Sasaran pencapaiannya adalah >80%
pengunjung dapat teredukasi dalam waktu 3 bulan
2) Area Staf
a. Monitoring pencatatan dan pelaporan tertusujk jarum,
Sasaran yang ingin di capai adalah di ruang perawatan, laboratorium, Perina,
ICU yang meliputi hasil dokumentasi pencatatan dan pelaporan insiden
sehingga semua insiden dapat terlaporkan
b. Monitoring kesehatan karyawan
Sasaran yang ingin di capai adalah semua unit pelayanan meliputi semua
petugas RS Harapan Mulia terutama di unit pelayanan yang berisiko tinggi
seperti UGD, OK, VK, ICU
3) Area pengunjung
Monitoring penerapan PPI di area pengunjung. Sasaran yang ingin dicapai
adalah seluruh pengunjung yang datang ke RS.
B. Pelaporan
1. Setiap 1 (satu) bulan sekali data dikumpulkan dan dibuatkan laporan oleh
Komite PPIRS dan selanjutnya ikirim ke Direktur RS Harapan Mulia
ditembuskan ke bidang keperawatan, bidang pelayanan medis, dan Komite
mutu.
2. Data kepatuhan kebersihan tangan dikumpulkan selama periode 3 bulan,
dianalisa dan didiskusikan dengan Komite PPIRS selanjutnya dibuatkan
laporan yang dikirim ke Direktur RS Harapan Mulia ditembuskan ke bidang
keperawatan, bidang pelayanan medis dan Komite mutu.
3. Setiap 1 (satu) tahun semua pelaksanaan program Komite PPIRS dibuatkan
laporan tahunan yang akan dikirim kepada Direktur RS Harapan Mulia.
C. Evaluasi
1. Evalusai proses
a. Semua kegiatan program berjalan sesuai jadwal.
b. Formulur terisi sesuai surveilance dan audit PPI.
2. Evaluasi hasil
a. Hasil kegiatan program PPI tiap bulan akan dilakukan feedback oleh
Direktur, manajer pelayanan medis dan keperawatan untuk dilakukan
tindak lanjut oleh Komite PPI.
b. Hasil kegiatan pelaksanaan program PPI dalam satu tahun akan
dilakukan feedback oleh Direktur RS Harapan Mulia.