Anda di halaman 1dari 37

Makalah

Prasyarat Sertifikasi Ahli Utama

Studi Pengendalian Pemanfaatan Ruang Sempadan Pantai


(Studi Kasus Pantai Galesong Kabupaten Takalar)

Arief Isnaeni
Anggota IAP
iznaenipl45@gmail.com

2021
Latar Belakang
Karakerstik Kawasan : Karakteristik pantai :
▪ Kegiatan Sosial Ekonomi ▪ Hidro-Oceanografi Regulasi & NSPK :
▪ Kegiatan Sosial Budaya ▪ Ekosistem pantai ▪ Fungsi & manfaat pantai
▪ Ekonomi Daerah (PDRB)
Vs ▪ Sempadan pantai Vs ▪ Batasan Sempadan Pantai
▪ Transportasi air ▪ Potensi Wisata ▪ Ketentuan fungsi ruang
▪ Time series Penggunaan ▪ Daya rusak air laut ▪ Ketentuan sempadan
Lahan kawasan ▪ Kerawanan bencana

Penggunaan Perwujudan
Lahan pada Pola Ruang
Potensi
sempadan Pantai dampak (RTRW dan RDTR)
bencana

ARAHAN PEMANFAATAN RUANG SEMPADAN PANTAI GALESONG


Latar Belakang
Pantai Galesong terletak di Kab. Takalar, yg merupakan
bagian dari Mamminasata (Kawasan Perkotaan)
Merupakan hinterland dari Kota Makassar, yg Sebagian
penduduknya melakukan aktivitas di Kota Makassar
Aktivitas social ekonomi masyarakat didominasi oleh
kegiatan perikanan/nelayan yang pola hidupnya tidak
lepas dari laut/pantai
Penggunaan lahan pada kasawan sempadan pantai
didominasi oleh kegiatan budidaya, berupa
permukiman perkotaan dan perikanan

Pantai Galesong didominasi tanah berpasir & berlumpur


yang tidak memiliki pengaman pantai alami yang cukup,
sehingga rentan terkena dampak bencana
Dibutuhkan kajian dan instrument pengendalian
pemanfaatan ruang, dengan memperhatikan morfologi
pantai
Tujuan
Menganalisis terhadap karakteristik pantai dalam kaitannya
dengan penetapan batasan sempadan pantai dan arahan
pemanfaatan ruangnya;
Mengkaji pemanfaatan ruang sempadan pantai Galesong dari
aspek sosial budaya, karakteristik pantai dan penerapan

Permasalahan regulasi sebagai upaya pengendalian pemanfaatan ruang.

Bagaimana karakteristik pantai di Manfaat


Galesong untuk menentukan batasan Menjadi referensi bagi penulisan selanjutnya dengan tema
sempadan pantai dan arahan yang berkaitan dengan pemanfaatan ruang sempadan pantai,
pemanfaatan ruangnya terutama dalam mengungkap fenomena daerah lain, dan
sebagai rujukan untuk tindak lanjut permasalahan yang ada;

Bagaimana pengendalian Masukan bagi pemerintah Daerah (Provinsi dan Kabupaten


Takalar) dalam mengelolah pemanfaatan ruang pada
pemanfaatan ruang kawasan Kawasan Sempadan Pantai Galesong;
sempadan Pantai Galesong yang
proporsional dan selaras antara Bagi masyarakat luas dan praktisi tata ruang, menjadi
masukan dalam hal pengelolaan lahan pada kawasan
sosial budaya masyarakat, sempadan pantai, serta perencanaan dan perumusan
karakteristik pantai dan regulasi konsep pengendalian pemanfaatan ruang pada kawasan
pemanfaatan ruang sempadan pantai.
Lingkup Pembahasan
Kajian terhadap karakteristik pantai dari aspek
oceanografi, geomorfologi, dan penggunaan
lahan pada batasan 100 meter dan 300 meter
dari garis pantai
Ruang Lingkup Kajian terhadap kondisi sosial dan ekonomi
masyarakat, yang berkaitan dengan mata
1. Lingkup Lokasi pencaharian dan kultur masyarakat dalam
mengelolah pantai
sepanjang pantai Galesong Kabupaten Kajian terhadap rencana pemanfaatan ruang dan
Takalar, yang mencakup Kecamatan kebijakan yang berkaitan regulasi pengelolaan
Galesong, Kecamatan Galesong Utara kawasan sempadan pantai
dan Kecamatan Galesong Selatan

Panjang Pantai : 23,60 Km


Bufferzone : 100 – 300 meter dari
garis pantai
METODOLOGI
1. Pengumpulan data sekunder berupa
dokumen peraturan perundang-undangan,
dokumen perencanaan dan kebijakan
penataan ruang, dokumen RZWP3K
Provinsi, data hasil penelitian sebelumnya
berkaitan dengan Hidro-Oceanografi pantai
Galesong dan sekitarnya, serta data
statistik;
2. Pengumpulan data primer, berupa mapping
dan pengecekan penggunaan lahan,
geomorfologi, vegetasi dan ekosistem
pantai, serta pengambilan gambar dan
visualisasi
3. Interpretasi Citra Satelit Resolusi Tinggi
(CSRT) dan visualisasi drone
Gambaran Umum Kabupaten Takalar
Letak Astronomis : 5O 30’ – 5O 38 LS 119o 22’ - 119o 39’ BT
Batas Wilayah :
Utara : Kab. Gowa
Selatan : Selat Makassar
Timur : Kab. Gowa dan Kab. Jeneponto
Barat : Laut Flores
Luas Wilayah : 566,51 Km2
Morfologi Wilayah : pesisir, dataran dan perbukitan
Jumlah Penduduk : 295.892 Jiwa
Jumlah Kecamatan : 10 Kecamatan
Penduduk Menurut Kecamatan (Jiwa)
Kecamatan
2016 2017 2018
Sanrobone 13.959 14048 14130
Mappakasunggu 16.010 16129 16239
Galesong Selatan 25.668 25936 26194
Polombangkeng Selatan 28.287 28494 28690
Mangarabombang 38.653 38913 39156
Pattallassang 38.394 38975 39551
Galesong Utara 39.228 39729 40221
Galesong 40.491 40962 41421
Polombangkeng Utara 49.288 49797 50290
Tanakeke * * *
Sumber : RTRW Kab. Takalar Tahun 2011
Jumlah/Takalar 289.978 292.983 295.892
Lingkup wilayah study
Deliniasi wilayah Study :
Panjang garis pantai : 23,6 Km
Luas Buffer 100 m : 236 Ha
Luas Buffer 300 m : 708 Ha
Deliniasi Wilayah Administrasi :
A. Kec. Galesong Utara
1. Aeng Batu-Batu
2. Tamalate
3. Bonto Lebang
4. Tamasaju
5. Bontosunggu
B. Kec. Galesong
1. Palalakkang
2. Galesong Baru
3. Galesong Kota
4. Boddia
5. Bontoloe
C. Kec. Galesong Selatan
1. Bontokanang
2. Popo
3. Bontomarannu
4. Mangindra
CSRT Kawasan
5 5 Panjang Pantai Kurang
Lebih 23,6 Km
Total Luas Sempadan
Pantai Minimal 236 Ha

4
4 3 3
2
1
2 1
Sumber : Google Earth dan Hasil Olahan Tim Tahun 2020
Pembahasan
1. Pantai dan Sempadan Pantai
Perpres 51 Tahun 2016
Pantai : daerah antara muka air surut terendah UU No. 27 Tahun 2007,
dengan muka air pasang tertinggi pasal 1 angka 21
Disebutkan bahwa Sempadan Pantai adalah
Raihansyah dkk, 2016 daratan sepanjang tepian yang lebarnya
Pantai adalah sebuah bentuk geografis yang proporsional dengan bentuk dan kondisi
terdiri dari pasir, dan terdapat di daerah pesisir fisik pantai, minimal 100 (seratus) meter
laut. Daerah pantai menjadi batas antara daratan dari titik pasang tertinggi ke arah darat
dan perairan laut. Pantai terbentuk karena adanya
gelombang yang menghantam tepi daratan tanpa
henti, sehingga mengalami pengikisan
Permen LHK No. 21 Tahun 2018
Diraputra SA, 2001 • Ambang batas sempadan pantai : 100 –
garis maya sepanjang pesisir pantai yang menjadi 300 meter dari garis pantai
pertemuan antara daratan dan laut pada saat pasang • Indikator Penilaian : Resiko Bencana
tertinggi. Garis pantai akan terbentuk mengikuti
konfigurasi tanah pantai/daratan itu sendiri Banjir dan Erosi/abrasi
Kondisi Oceanografi
1. Geomorfologi kawasan
Bathimetri/kedalaman dasar laut
Sekitar pesisir pantai galesong Pada
jarak 10 – 20 meter dengan interval
kontur 2 – 2,5 meter

Bathimetri tergolong sedang menuju


dangkal pada jarak 10-20 meter dari
tepi pantai
Kondisi Oceanografi
2. Pasang Surut
Bulan Purnama, adalah salah satu fase bulan di
mana bulan terletak di belakang bumi ditinjau
dari matahari, arus pasang yang tinggi

Bulan Perbani, bumi, bulan dan


Matahari membentuk sudut tegak
lurus, arus pasang yang rendah

Pasang Surut Bulan Perbani

Pasang Surut Bulan Purnama


ARUS PASANG ARUS SURUT

Pasang

surut
ARUS PASANG PASANG SURUT PADA ARUS SURUT

BULAN PURNAMA

Pasang

surut
TINGGI GELOMBANG
SIGNIFIKAN (HS) KETINGGIAN TINGGI GELOMBANG
PERIODE (TP)
GELOMBANG
Kecepatan Angin
Kecepatan angin rata-rata, tergolong rendah
hingga sedang, yaitu 2 – 4, 4 – 6, dan 6 – 8
meter/detik
Sendimentasi dan perubahan dasar laut disebabkan
arus air sungai dan perubahan arus laut
SENDIMENTASI DAN
Perubahan Morfologi
L1 (m) L2 (m) L3 (m)
Garis
L4 (m) L5 (m) L6 (m)
PERUBAHAN DASAR
Pendalaman 0,06448 0.026827 0.089068 0 0.019119 0.03385
Pendangkalan 0,02365 0.05977 0.02035 0.0236 0.0136 0.03588
Analisa Ekosistem Pantai S-I

EKOSISTEM PANTAI
S-II
Secara umum ekosistem pantai
Galesong terbentuk dari tanah berpasir
dan berlumpur S-III
Pantai berpasir tersebar hampir merata,
disepanjang pantai
S-V S-IV
Sedangkan pantai berlumpur umumnya
terbentuk dari endapan yang terbawa
oleh arus sungai S-VI

S-VII

S-VIII

S-IX
Analisa Ekosistem Mangrove & Lamun
EKOSISTEM MANGROVE
Ekosistem mangrove hanya tersebar
pada sekitar sungai dan pembatas
tambak, tersebar tidak merata
Eksosistem padang Lamun di Takalar :
Enhalus acoroides, Cymodocea rotundata,
Cymodocea serrulata, Thalassia hemprichii,
Halodule finifolia, Halodule uninervis,
Halophila ovalis, Halophila decepiens,
Halophila minor, dan Syringodium isoetifolium
Karateristik Pantai,
dari aspek Hidro-Oceanografi dan Ekosistem

Hidro-Oceanografi : Ekosistem
Rentan berdampak terhadap
Pantai Galesong relative
gelombang tinggi, dan pasang surut air
cukup aman, dan resiko
bencana yang relative rendah
Tidak memiliki pengaman pantai alam
yang cukup
S-I Penggunaan Lahan wilayah study
S-II Penggunaan lahan didominasi oleh permukiman
sebesar 31% (buffer 300 m) dan 30% (buffer 100 m)

Buffer 300 m Buffer 100 m


S-III
No Rencana Pola Ruang Luas Lahan Luas Lahan
% (Ha) %
(Ha)
1 Budidaya Perikanan Air Payau 14,03 1,96 10,43 4,15
S-V S-IV 2 Ladang/Tegalan 143,43 20,01 21,24 8,45
3 Lahan Kosong/Semak Belukar 118,01 16,46 48,32 19,23
4 Lapangan Olahraga 1,77 0,25 0,17 0,07
5 Pariwisata 5,19 0,72 4,24 1,69
S-VI 6 Pasir Pantai 44,08 6,15 43,99 17,50
7 Pelabuhan 3,70 0,52 3,61 1,44
8 Pemakaman 3,70 0,52 2,17 0,86
9 Perdagangan dan Jasa 1,16 0,16 0,95 0,38
S-VII 10 Pergudangan 1,70 0,24 0,55 0,22
11 Perkantoran 3,10 0,43 1,61 0,64
12 Permukiman 222,19 31,00 77,59 30,87
13 Peternakan 3,36 0,47 0,03 0,01
S-VIII 14 Rawa 10,45 1,46 1,66 0,66
15 Sarana Kesehatan 0,24 0,03 - -
16 Sarana Pendidikan 2,44 0,34 0,03 0,01
17 Sarana Peribadatan 2,53 0,35 0,99 0,39
S-IX 18 Sungai 15,42 2,15 4,01 1,60
19 Tambak Ikan 112,10 15,64 24,83 9,88
20 Tambak Udang 8,22 1,15 4,93 1,96
Total 716,81 100,00 251,35 100,00
Sumber : RTRW, Visualisasi Drone dan Hasil Pengolahan Tim GIS Tahun 2020
Penggunaan Lahan
Skala 1 : 10.000
Pola Ruang
ANALISA ARAHAN PEMANFAATAN RUANG
ASPEK
KEKUATAN KELEMAHAN PELUANG TANTANGAN
PENILAIAN
REGULASI & RTR Memberikan peluang untuk Merupakan bagian dari Memungkinkan untuk Pengawasan dan
aktivitas social masyarakat Kawasan lindung, yang pengembangan ekonomi pengendalian
secara terbatas dan pemanfaatannya butuh daerah dan masyarakat membutuhkan metode
bersyarat pengawasan ketat yang interaktif
KARAKTERISTIK Memiliki potensi perikanan, Tidak memiliki pengaman Landscape yang baik, Pengembangan Kawasan
transportasi dan wisata alami yang baik, dan berada menunjang berbasis mitigasi bencana
PANTAI
yang yg cukup besar pada pertemuan laut flores pembangunan melalui penyiapan
dan selat makassar berkelanjutan masyarakat
AKTIVITAS SOSEK Mata pencaharian dan Belum ditunjang oleh pengembangan kegiatan Alh fungsi ruang public
memberikan kontribusi pemahaman masyarakat ekonomi masyarakat menjadi ruang privat,
MASYARAKAT
terhadap PDRB yang terhadap mekanisme untuk mendukung mengurangi akses public
relative besar, menunjang pemanfaatan ruang perekonomian wilayah terhadap ruang pantai
perekonomian wilayah sempadan pantai
PEMANFAATAN Besarnya ruang terbuka Didominasi oleh kegiatan Integrasi pemanfaatan Instrumen pemanfaatan
menunjang pengembangan budidaya ruang mendukung fungsi ruang memerlukan
RUANG
infrastruktur dan Pengembangan mekanisme yang baik
perkotaan dalam implementasinya,
Mamminasata terutama ketentuan KWT
& pemenuhan KDH 30%
ARAHAN PEMANFAATAN RUANG
ASPEK
ARAHAN PEMANFAATAN RUANG KET
PENILAIAN
REGULASI & RTR a. Penekanan pemanfaatan ruang yang mendukung fungsi sempadan pantai dan mengedepankan
fungsi konservasi (jalur hijau, mangrove, RTH)
b.Kegiatan budidaya yang dapat dikembangkan menunjang fungsi konservasi seperti pertanian
holtikultura
c. Menata kegiatan budidaya berupa lahan terbangun maksimal 30% dari luas sempadan pantai
KARAKTERISTIK a. Pengembangan lahan perikanan (darat) ditunjang dengan pengaman pantai berupa mangrove
b. Pengembangan sarana menunjang produksi perikanan (industri, pengalengan, budidaya
PANTAI
perikanan), secara terbatas dan bersyarat
AKTIVITAS SOSEK a. Meningkatkan produktivitas ekonomi masyarakat pada sector perikanan, melalui penyediaan
sarana produksi perikanan, edukasi, pendampingan dan fasilitasi masyarakat terhadap
MASYARAKAT
peningkatan ekonomi berbasis kerakyatan
b. Pengembangan permukiman secara terbatas (membatasi luasan lahan pengembangan dan
jumlah bangunan
PEMANFAATAN a. Penyediaan infrastruktur penunjang (pengaman pantai/tanggul, talud, pemecah ombak
Pelabuhan/dermaga, jaringan air limbah, drainase, jalan)
RUANG
b. Menata pola permukiman melalui penataan pola pela jalan dan bangunan hunian yang
menghadap ke pantai/laut
c. Penegasan batas sempadan melalui penyediaan infrastruktur sebagai penanda
d. Pengembangan kegiatan pariwisata secara terbatas dan bersyarat
e. Penyediaan RTH yang lebih proporsional
Ketentuan Peraturan Zonasi
RTRW Provinsi RTR Mamminasata RTW Kab. Takalar
Pasal 76 ayat 2 Pasal 101 Pasal 80
Peraturan zonasi untuk sempadan pantai Arahan peraturan zonasi untuk sempadan pantai Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan
disusun dengan memperhatikan: sebagaimana dimaksud dalam, Pasal 100 huruf a terdiri sempadan pantai sebagaimana dimaksud
1. Pemanfaatan untuk ruang terbuka atas: dalam Pasal 77 ayat (1) huruf c ditetapkan
hijau pada sempadan; a. kegiatan yang diperbolehkan sesuai peruntukan sebagai berikut :
2. Pemanfaatan ruang untuk meliputi kegiatan rekreasi pantai, pengamanan pesisir, a. Kawasan sempadan pantai ditetapkan 100
pengembangan struktur alami dan kegiatan nelayan, kegiatan pelabuhan, landing point meter dari titik pasang tertinggi
struktur buatan untuk mencegah kabel dan/atau pipa bawah laut, kegiatan pengendalian b. Dalam kawasan sempadan pantai yang
kerusakan lingkungan; kualitas Perairan, konservasi lingkungan pesisir, termasuk dalam zona inti wilayah pesisir
3. Pemanfaatan secara terbatas pengembangan struktur alami dan struktur buatan dan pulau-pulau kecil tidak diperkenankan
pendirian bangunan hanya untuk pencegah abrasi pada sempadan pantai, pengamanan dilakukan kegiatan budidaya kecuali
menunjang kegiatan rekreasi; sempadan pantai sebagai ruang publik, kegiatan kegiatan penelitian, bangunan pengendali
4. Pemanfaatan secara terbatas untuk pengamatan cuaca dan iklim, kepentingan pertahanan air, dan sistem peringatan dini (early
kawasan pertanian pada kawasan dan keamanan negara, kegiatan penentuan lokasi dan warning system);
sempadan; jalur evakuasi bencana, serta pendirian bangunan c. Dalam kawasan sempadan pantai yang
5. Pemanfaatan secara terbatas untuk untuk kepentingan pemantauan ancaman bencana termasuk zona pemanfaatan terbatas dalam
permukiman eksisting pada kawasan tsunami wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil
sempadan; b. kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi diperkenankan dilakukan kegiatan budidaya
6. Pemanfaatan secara bersyarat untuk kegiatan selain sebagaimana dimaksud pada huruf a pesisir, ekowisata, dan perikanan
pertahanan keamanan; yang tidak mengganggu fungsi sempadan pantai tradisional;
7. Pelarangan semua jenis kegiatan sebagai kawasan perlindungan setempat; d. Dalam kawasan sempadan pantai yang
yang dapat menurunkan luas, nilai c. kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan termasuk zona lain dalam wilayah pesisir
ekologis, dan estetika kawasan; dan yang dan/atau menutup ruang dan jalur evakuasi dan pulau-pulau kecil diperkenankan
8. Pemanfaatan secara bersyarat bencana dan kegiatan yang mengganggu fungsi dilakukan kegiatan budidaya sesuai
kegiatan pertambangan di sempadan sempadan pantai sebagai kawasan perlindungan peruntukan kawasan dan peraturan
pantai setempat. perundang-undangan yang berlaku.
PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG
PDRB Kabupaten Data perekonomian wilayah

Data PDRB menunjukkan bahwa kontribusi perekonomian di


Kabupaten Takalar didominasi oleh sector pertanian,
kehutanan dan perikanan yaitu sebesar 49,55 – 50,55%
Jumlah Rumah Tangga Desa Pesisir : 13.005 KK, tersebar
pada 14 desa/kel, pendapatan perkapita : 14.600.000/kk
Asumsi : 60% sector perikanan di Pantai Galesong
Komoditas Volume (Ton) Nilai (Rp 000,-)

TOTAL : Rp. 317.210.072.000


Asumsi 60% : Rp. 190.326.000.000
PDRB
PDRB Kabupaten - ADHB
Kab Takalar
PDRB Kabupaten - ADHK
Perhitungan Batas Sempadan
INDEKS RESIKO EROSI/ABRASI
PARAMATER KERENTANAN & INDEKS RESIKO

ANCAMAN EROSI
kelas sempadan minimal
SEGMEN Indeks Resiko
panta sempadan pantai
SEGMEN I 4,20 RENDAH 100
INDEKS KERENTANAN SEGMEN II 3,15 RENDAH 100
(NIK) EROSI : SEGMEN III 3,15 RENDAH 100
SEGMEN IV 3,15 RENDAH 100
1. Pelindung Alami INDEKS ANCAMAN (NA) EROSI : SEGMEN V 3,15 RENDAH 100
2. Batuan 1.Perubahan garis pantai menyusur garis SEGMEN VI 3,15 RENDAH 100
SEGMEN VII 3,50 RENDAH 100
3. Tanah pantai SEGMEN VIII 3,15 RENDAH 100
4. Nilai Ekonomi 2.Perubahan gars pantai Tegak Lurus SEGMEN IX 4,20 RENDAH 100
5. Cagar Budaya
3.Kenaikan air laut
6. Keterlindungan
INDEKS RESIKO BANJIR
PARAMATER KERENTANAN & INDEKS RESIKO
ANCAMAN BANJIR SEGMEN Indeks Resiko
kelas sempadan minimal sempadan
panta pantai (M)
INDEKS KERENTANAN INDEKS ANCAMAN (NA) BANJIR :
SEGMEN I 1,75 RENDAH 100
SEGMEN II 1,75 RENDAH 100
(NIK) BANJIR : Tinggi Genangan SEGMEN III 2,45 RENDAH 100
1.Topografi Durasi Genangan SEGMEN IV 1,75 RENDAH 100
SEGMEN V 1,75 RENDAH 100
2.Material Penyusun Frekwensi Genangan SEGMEN VI 1,75 RENDAH 100
3.EKonomi SEGMEN VII 2,80 RENDAH 100
4.Cagar Budaya SEGMEN VIII 2,45 RENDAH 100
SEGMEN IX 2,00 RENDAH 100
5.Keterlindungan
Batas dan Luas Sempadan Pantai

Pemanfaatan Sempadan Pantai Untuk


5,80%
Budidaya (PS) bersifat eksploitatif
Luas yang diperkenankan untuk budidaya 13,68 Ha
bersifat ekspolitatif
Tipologi Pengaturan Pemanfaatan Ruang Sempadan Pantai

Perlu diwujudkan

Terbentuk dan
berkembang secara
parsial

Terbentuk secara
parsial, dan perlu
dikendalikan
pemanfaatannya
menjadi terbangun
TIPOLOGI PEMANFAATAN RUANG
Pemanfaatan ruang yg perlu
dikendalikan

TIPOLOGI 4 BELUM TERBANGUN


perlu ditata, dikendalikan dan TIPOLOGI 2 KETERLANJURAN
pengawasan agar kegiatan Memerlukan pengawasan dan
tidak merambah ke sempadan evaluasi pemanfaatan ruang
K E S IMPULAN
Rumusan Masalah 1 :
Karateristik Pantai Galesong untuk menentukan batas sempadan
pantainya diuraikan sebagai berikut :
a. Karateristik oceanografi, secara fisik relatif aman dari resiko bencana
yang ditunjukkan dari aspek pasang surut, tinggi gelombang, kecepatan
angin, dan sendimentasi sehingga tidak signifikan mempengaruhi
perubahan garis pantai;
b. Ekosistem pantai didominasi oleh pantai berpasir, dan tanah berlumpur,
yang tidak memiliki fungsi sebagai pengaman pantai secara alami,
sehingga rentan terjadi kerusakan lingkungan dan bencana alam; dan
c. Batasan sempadan pantai yang diperkenankan minimal 100 meter dari
garis pantai.
K E S IMPULAN
Rumusan Masalah 2 :
Pengendalian pemanfataan ruang sempadan pantai Galesong proporsional dan selaras
sosial ekonomi dan budaya masyarakat, karakteristik pantai dan regulasi pemanfaatan
ruang, meliputi :
a. Ambang batas maksimal area kegiatan budidaya yang bersifat eksploitatif
diperkenankan sebesar 6% dari total luas area sempadan pantai atau sebesar
13,68 Ha;
b. Kawasan sempadan pantai Galesong merupakan bagian kawasan lindung, yang
masih diperkenankan untuk beberapa kegiatan budidaya (eksisting), bersifat
terbatas dan bersyarat sesuai dengan ketentuan KUPZ;
c. Kawasan sempadan pantai Galesong memiliki nilai ekonomi yang positif terhadap
pertumbuhan wilayah, dan dari aspek budaya, masyarakat dapat memelihara
lingkungan untuk mencegah terjadinya kerusakan terhadap ekosistem pantai; dan
d. Kawasan sempadan pantai Galesong masuk dalam kategori tipologi 2 (terjadi
keterlanjuran yang tidak sesuai peruntukannya) dan tipologi 4 (belum terbangun).
S A R AN
Untuk Penelitian Selanjutnya :
- Cakupan lokasi penelitian dalam lingkup lebih kecil, dengan skala peta 1 : 5000 hingga
1 : 1000, untuk dapat membuat segmentasi dalam jarak setiap 100 meter persegi
- Mengkaji lebih sfesifik mata pencaharian dan pendapatan masyarakat yang bermukiman
ataupun memiliki aktivitas ekonomi pada kawasan sempadan, sehingga dapat memberikan
gambaran perekonomian dalam lingkup kawasan sempadan
Saran bagi pemerintah, antara lain :
- Perlunya pengawasan dalam hal pemanfaatan ruang, agar tidak terjadi kekeliruan yang dapat
berdampak pada terjadinya pelanggaran pemanfaatan ruang
- Pada zona pemanfaatan ruang sempadan pantai dengan tipologi 2, atau keterlanjuran tidak
sesuai peruntukan sempadan, agar dilakukan penataan dan pemberlakuan terbatas dan
bersyarat, agar kawasan terbangun, tidak meluas
- Pada zona pemanfaatan ruang sempadan pantai dengan tipologi 4, atau belum terbangun, agar
pemanfaatan ruangnya diarahkan pada kegiatan yang berkesesuaian dengan peruntukan
semapdan pantai
Bagi masyarakat luas dan praktisi perencanaan tata ruang, agar dalam
pengelolaan ruang memperhatikan kaidah-kaidah yang berlaku serta keseimbangan karakteristik
pantai, dalam hal resiko bencana terutama erosi/abrasi, banjir, dan gelombang tinggi
Thank You
Mohon Masukan dan Saran

Anda mungkin juga menyukai