Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

INTEGRASI NASIONAL

Dosen Pengampu :
Dr. Ir. Dharma Widada, M.T., IPU

Disusun Oleh :
2109046006 Nur Salsabila
2109046007 Rahmadani Indra Ardiyan
2109046008 Putri Rahma Nengsy
2109046009 Maura Maharani
2109046010 Ulfa Salsabilah

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan segala karunia dan limpahan
rahmat-Nya, serta junjungan kita Nabi Muhammad SAW sebagai panutan kita yang akhirnya kami
dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Integrasi Nasional” untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui urgensi integrasi nasional sebagai
salah satu parameter dan kesatuan bangsa.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen
mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang telah memberikan tugas terhadap kami. Kami juga
ingin berterima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu dalam pembuatan makalah ini.

Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari berbagai pihak demi
kesempurnaan makalah ini.

Sangatta, 30 Agustus 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................................v
BAB I.........................................................................................................................1
PENDAHULUAN........................................................................................................1
1.1. Latar Belakang..........................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah....................................................................................1
1.3. Tujuan Penulisan......................................................................................2
BAB II........................................................................................................................3
LANDASAN TEORI.....................................................................................................3
2.1 Pengertian Integrasi Nasional........................................................................3
2.2 Jenis Integrasi.................................................................................................3
2.3 Proses Integrasi Nasional...............................................................................5
2.4 Dimensi, Aspek, dan Model Integrasi Nasional..............................................6
BAB III.......................................................................................................................8
PEMBAHASAN..........................................................................................................8
3.1 Kaitan Kasus Dengan Pengertian dan Proses Integrasi Nasional..............8
3.2 Kaitan Kasus Dengan Jenis Integrasi.........................................................9
3.3 Kaitan Kasus Dengan Dimensi, Aspek, dan Model Integrasi Nasional......9
3.4 Faktor Penyebab Disintegrasi.................................................................10
3.5 Alternatif Penyelesaian Kasus................................................................12
3.6 Strategi Pengembangan Integrasi..........................................................12
3.7 Alasan Mengapa Sebuah Bangsa Memerlukan Integrasi Bangsa...........13
BAB IV....................................................................................................................14
KESIMPULAN & SARAN..........................................................................................14
4.2 Kesimpulan...................................................................................................14
4.3 Saran............................................................................................................15
LAMPIRAN..............................................................................................................16
Daftar Pustaka........................................................................................................17

iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 ...........................................................................................................................................4
Gambar 2.2............................................................................................................................................4
Gambar 2.3............................................................................................................................................4
Gambar 2.4............................................................................................................................................5
Gambar 2.5............................................................................................................................................5

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang berbentuk kepulauan tersebar di
berbagai pulau dengan berbagai perbedaan serta istilah persatuan dan kesatuan
terbentuk dari kata utuh atau tidak terpecah-pecah. Adapun prisip-prinsip persatuan
dan kesatuan berupa Prinsip Bhineka Tunggal Ika, prinsip ini mengharuskan kita
mengakui bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa yang terdiri dari berbagai suku,
bahasa, agama dan adat kebiasaan yang majemuk. Disamping itu, perlunya prinsip
nasionalisme Indonesia, prinsip yang berisi tentang mencintai bangsa kita sendiri
dengan tidak mengenyampingkan bangsa lain yang perlu dihormati. Kemudian prinsip
kebebasan yang bertanggung jawab, manusia Indonesia adalah makhluk ciptaan
Tuhan Yang Maha Esa. Ia memiliki kebebasan dan tanggung jawab tertentu terhadap
dirinya, terhadap sesamanya dan dalam hubungannya dengan Tuhan Yang maha Esa.
Yang tidak kalah pentingnya adalah prinsip wawasan nusantara, kedudukan manusia
Indonesia ditempatkan dalam kerangka kesatuan politik, sosial, budaya, ekonomi,
serta pertahanan keamanan. Dengan wawasan itu manusia Indonesia merasa satu,
senasib sepenanggungan, sebangsa dan setanah air, serta mempunyai satu tekad dalam
mencapai cita-cita pembangunan nasional untuk mewujudkan cita-cita reformasi.
Dengan semangat persatuan Indonesia kita harus dapat mengisi kemerdekaan serta
melanjutkan pembangunan menuju masyarakat yang adil dan makmur. Dari latar
belakang masalah tersebut dapat kita pahami bahwa, betapa penting memiliki sikap
persatuan dan kesatuan antarsesama masyarakat demi menjaga keutuhan bangsa dan
negara Indonesia. Oleh karena suatu bangsa membutuhkan persatuan untuk bangsanya
yang dinamakan integrasi nasional.
1.2. Rumusan Masalah
- Apa pengertian dan proses integrasi nasional?
- Apa jenis-jenis dari integrasi nasional?
- Apa itu dimensi, aspek, dan model integrasi nasional?
- Apa itu disentegrasi, factor penyebabnya, dan alternatif penyelesaiannya?
- Apa itu strategi pengembangan nasional?
- Mengapa integrasi bangsa diperlukan?

1
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dan proses integrasi nasional
2. Untuk mengetahui jenis-jenis dari integrasi nasional
3. Untuk mengetahui dimensi, aspek, dan model integrasi nasional
4. Untuk mengetahui apa itu disentegrasi, faktor penyebabnya, dan alternatif
penyelesaiannya
5. Untuk mengetahui strategi pengembangan integrasi nasional, dan
6. Untuk mengetahui mengapa diperlukan integrasi bangsa

2
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Integrasi Nasional
Secara etimologi kata “Integrasi Nasional” adalah studi yang mempelajari asal usul kata,
sejarahnya dan juga perubahan yang terjadi dari kata itu. Pengertian etimologi dari integrasi
nasional berarti mempelajari asal usul kata pembentuk istilah tersebut. Secara etimologi,
integrasi nasional terdiri atas dua kata integrasi dan nasional.
Sedangkan menurut sisi terminologi dapat diartikan penggunaan kata sebagai suatu istilah
yang telah dihubungkan dengan konteks tertentu. Konsep Integrasi Nasional dihubungkan
dengan konteks tertentu dan umumnya dikemukakan oleh para ahlinya. Berikut ini beberapa
pengertian integrasi nasional dalam konteks Indonesia dari para ahli/penulis :
1. Saafroedin Bahar (1996) mengatakan bahwa Integrasi Nasional adalah upaya
menyatukan seluruh unsur suatu bangsa dengan pemerintah dan wilayahnya.
2. Riza Noer Arfani (2001) mengatakan bahwa Integrasi Nasional adalah pembentukan
suatu identitas nasional dan penyatuan berbagai kelompok social dan budaya ke
dalam suatu kesatuan wilayah.S
3. Djuliati Suroyo (2002) mengatakan bahwa Integrasi Nasional adalah bersatunya suatu
bangsa yang menempati wilayah tertentu dalam sebuah negara yang berdaulat.
4. Ramlan Surbakti (2010) mengatakan bahwa Integrasi Nasional adalah proses
penyatuan berbagai kelompok social budaya dalam satu kesatuan wilayah dan dalam
suatu identitas nasional.

Istilah integrasi nasional dalam Bahasa inggrisnya adalah “National Integration”.


“Integration” berarti kesempurnaan atau keseluruhan. Kata ini berasal dari Bahasa latin
integer, yang berarti utuh atau menyeluruh.
Berdasarkan arti etimologinya, integrasi dapat diartikan sebagai pembaruan hingga
menjadi kesatuan yang utuh atau bulat. “National” artinya bangsa sebagai bentuk
persekutuan dari orang-orang yang berbeda latar belakangnya, berada dalam suatu wilayah
dan di bawah satu kekuasaan politik
2.2 Jenis Integrasi
Menurut Myron Weiner dalam Ramlan Surbakti (2010) lebih cocok menggunakan
istilah integrasi politik daripada integrasi nasional. Menurutnya integrasi politik adalah
penyatuan masyarakat dengan sistem politik. Integrasi politik dibagi menjadi lima jenis,
yakni 1) integrasi bangsa, 2) integrasi wilayah, 3) integrasi nilai, 4) integrasi elit-massa,
dan 5) integrasi tingkah laku (perilaku integratif). Uraian secara berturut-turut sebagai
berikut:
A. Integrasi Bangsa
Integrasi bangsa menunjuk pada proses penyatuan berbagai kelompok budaya
dan sosial dalam satu kesatuan wilayah dan dalam suatu pembentukan identitas
nasional.

3
Gambar 2.1 Kelompok Budaya Yang Beragam Bersatu

B. Integrasi Wilayah
Integrasi wilayah menunjuk pada masalah pembentukan wewenang kekuasaan
nasional pusat di atas unit-unit sosial yang lebih kecil yang beranggotakan kelompok
kelompok sosial budaya masyarakat tertentu.

Gambar 2.2 Integrasi Wilayah Dapat Menyatukan Wilahyah Negara

C. Integrasi Elite-Massa
Integrasi elit massa menunjuk pada masalah penghubungan antara pemerintah
dengan yang diperintah. Mendekatkan perbedaan-perbedaan mengenai aspirasi dan
nilai pada kelompok elit dan massa.

Gambar 2.3 Pemimpin Yang Dekat Dengan Rakyat Akan Mampu Mengintegrasikan

D. Integrasi Nilai
Integrasi nilai menunjuk pada adanya konsensus terhadap nilai yang minimum
yang diperlukan dalam memelihara tertib sosial.

4
Gambar 2.4 Orang Bersedia Bersatu Karena Ada Nilai Bersama Yang Diterima Dan Dijunjung

E. Integrasi Tingkah Laku


Integrasi tingkah laku (perilaku integratif), menunjuk pada penciptaan tingkah
laku yang terintegrasi dan `yang diterima demi mencapai tujuan bersama.

Gambar 2.5 Orang-Orang Bekerja Sama Terintegrasi Karena Memiliki Tujuan Yang Sama

2.3 Proses Integrasi Nasional


Secara singkat, bagaimana sebenarnya proses terjadinya Integrasi Nasional di
Indonesia? Proses terjadinya dapat dideskripsikan dengan singkat seperti sebagai
berikut :
• Modal awal Integrasi Nasional adalah adanya rasa senasib dan sepenanggungan yang
dimiliki oleh bangsa Indonesia sejak dahulu kala. Meski perjuangan bangsa Indonesia
dalam mengusir penjajah pada selang waktu sebelum abad 20 dengan ditandai adanya
sifat kedaerahan, akan tetapi, rasa senasib sepenanggungan yang ditunjukkan oleh
para pejuang dan pandahulu kita telah mencerminkan adanya benih-benih yakni
semangat kebangsaan, yang pada gilirannya kelak akan membentuk keutuhan bangsa
Indonesia.
• Memasuki pada abad 20, gejala semangat kebangsaan semakin membara dan terlihat,
dengan munculnya berbagai organisasi atau pergerakan yang menjadi salah satu titik
awal kebangkitan nasional. Perjuangan melalui berbagai organisasi seperti contohnya
Budi Utomo, Serikat Dagang Islam yang kemudian akhirnya menjadi Serikat Islam.

5
Perhimpunan Indonesia dan lain sebagainya mencitrakan bahwa adanya Integrasi
Sosial dan Kultural.
• Pada dekade 1920an, para pemuda tampil di dalam panggung sejarah Indonesia
dengan menyongsong tema persatuan dan kesatuan untuk menuju Indonesia yang
merdeka. Melalui peristiwa Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928, para pemuda
menunjukkan segala peran serta dalam pembentukan integrasi nasional.
• Pasca proklamasi kemerdekaan, perjalanan bangsa Indonesia di dalam bernegara
harus ditempuh dengan berbagai peristiwa. Berbagai cobaan yang mengguncang
keutuhan bangsa juga dialami, ancaman dan bahaya terhadap suatu negara yang
tengah membangung keutuhan bangsa harus bisa dihadapi.
2.4 Dimensi, Aspek, dan Model Integrasi Nasional
Integrasi nasional dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu dimensi vertikal dan
dimensi horizontal. Dimensi vertikal dari integrasi adalah dimensi yang berkenaan
dengan upaya menyatukan persepsi, keinginan, dan harapan yang ada antara elite dan
massa atau antara pemerintah dan rakyat. Jadi integrasi vertikal merupakan upaya
mewujudkan integrasi dengan menjebatani perbedaan-perbedaan antara pemerintah
dan rakyat. Integrasi nasional dalam dimensi yang demikian biasa disebut dengan
integrasi politik. Sedangkan dimensi horisontal dari integrasi adalah dimensi yang
berkenaan dengan upaya mewujudkan persatuan di antara perbedaan-perbedaan yang
ada dalam masyarakat itu sendiri, baik perbedaan wilayah tempat tinggal, perbedaan
suku, perbedaan agama, perbedaan budaya dan perbedaan-perbedaan lainnya. Jadi
integrasi horisontal merupakan upaya mewujudkan integrasi dengan menjembatani
perbedaan antar kelompok dalam masyarakat. Integrasi nasional dalam dimensi ini
biasa disebut dengan integrasi teritorial.
Pengertian integrasi nasional mencakup dimensi vertikal maupun dimensi
horizontal. Dengan demikian persoalan integrasi nasional menyangkut keserasian
hubungan antara pemerintah dan rakyat, serta keserasian hubungan di antara
kelompok-kelompok dalam masyarakat dengan latar belakang perbedaan di
dalamnya. Dalam upaya mewujudkan integrasi nasional indonesia, tantangan yang di
hadapi datang dari keduanya. Dalam dimensi horizontal tantangan yang ada
berkenaan dengan pembelahan horizontal yang berakar pada perbedaan suku, agama,
ras, dan geografi. Sedangkan dalam dimensi vertikal tantangan yang ada adalah
berupa celah perbedaan antara elite dan massa, dimana latar belakang pendidikan
kekotaan menyebabkan kaum elite berbeda dari massa yang cenderung berpandangan
tradisional. Masalah yang berkenaan dengan dimensi vertikal lebih sering muncul ke
permukaan setelah berbaur dengan dimensi horizontal, sehingga memberikan kesan
bahwa dalam kasus indonesia dimensi horizontal lebih menonjol dari pada dimensi
vertikalnya
Menurut Djuliati Suroyo (2002), integrasi nasional mencerminkan proses
persatuan orang-orang dari berbagai wilayah yang berbeda, atau memiliki berbagai
perbedaan baik etnisitas, sosial budaya, atau latar belakang ekonomi, menjadi satu
bangsa (nation) terutama karena pengalaman sejarah dan politik yang relatif sama.
Dalam realitas nasional integrasi nasional dapat dilihat dari tiga aspek yakni aspek

6
politik, ekonomi, dan sosial budaya. Dari aspek politik, lazim disebut integrasi politik,
aspek ekonomi (integrasi ekonomi), yakni saling ketergantungan ekonomi antar
daerah yang bekerjasama secara sinergi, dan aspek sosial budaya (integrasi sosial
budaya) yaitu hubungan antara suku, lapisan dan golongan. Berdasar pendapat ini,
integrasi nasional meliputi: 1) Integrasi politik, 2) Integrasi ekonomi, dan 3) integrasi
sosial budaya.

A. Integrasi Politik
Dalam tataran integrasi politik terdapat dimensi vertikal dan horizontal.
Dimensi yang bersifat vertikal menyangkut hubungan elit dan massa, baik antara elit
politik dengan massa pengikut, atau antara penguasa dan rakyat guna menjembatani
celah perbedaan dalam rangka pengembangan proses politik yang partisipatif.
Dimensi horizontal menyangkut hubungan yang berkaitan dengan masalah teritorial,
antar daerah, antar suku, umat beragama dan golongan masyarakat Indonesia.

B. Integrasi Ekonomi
Integrasi ekonomi berarti terjadinya saling ketergantungan antar daerah dalam
upaya memenuhi kebutuhan hidup rakyat. Adanya saling ketergantungan menjadikan
wilayah dan orang-orang dari berbagai latar akan mengadakan kerjasama yang saling
menguntungkan dan sinergis. Di sisi lain, integrasi ekonomi adalah penghapusan
(pencabutan) hambatanhambatan antar daerah yang memungkinkan ketidaklancaran
hubungan antar keduanya, misal peraturan, norma dan prosedur dan pembuatan aturan
bersama yang mampu menciptakan keterpaduan di bidang ekonomi.

C. Integrasi Sosial Budaya


Integrasi ini merupakan proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda dalam
masyarakat sehingga menjadi satu kesatuan. Unsur-unsur yang 62 berbeda tersebur
dapat meliputi ras, etnis, agama bahasa, kebiasaan, sistem nilai, dan lain sebagainya.
Integrasi sosial budaya juga berarti kesediaan bersatu bagi kelompok-kelompok sosial
budaya di masyarakat, misal suku, agama, dan ras.
Menurut Suroyo (2002), ada tiga model integrase dalam sejarah
perkembangan integrase di Indonesia, yaitu :
1. Model integrasi imperium Majapahit
Model integrasi pertama ini bersifat (imperium) Majapahit. Struktur
kemaharajaan yang begitu luas ini berstruktur konsentris. Konsentris pertama yaitu
wilayah inti kerajaan (nagaragung). Konsentris kedua yaitu wilayah di luar Jawa
(mancanegara dan pasisiran) yang merupakan kerajaan-kerajaan otonom. Konsentris
ketiga yaitu negara-negara sahabat di mana Majapahit menjalin hubungan diplomatik
dan hubungan dagang, seperti dengan Champa, Kamboja, Ayudyapura (Thailand).

2. Model Integrasi Kolonial


Pemerintah kolonial mampu membangun integrasi wilayah dengan menguasai
maritim, sedangkan integrasi vertikal antara pemerintah pusat dan pemerintah
daerah dibina melalui jaringan birokrasi kolonial yang terdiri dari ambtenaar-
ambtenaar (pegawai) Belanda dan pribumi yang tidak memiliki jaringan dengan

7
massa rakyat. Integrasi model kolonial ini tidak mampu menyatukan segenap
keragaman bangsa Indonesia tetapi hanya untuk maksud menciptakan kesetiaan
tunggal pada penguasa kolonial.
3. Model Integrasi Nasional Indonesia
Model integrasi nasional ini diawali dengan tumbuhnya kesadaran berbangsa
khususnya pada diri orang-orang Indonesia yang mengalami proses pendidikan
sebagai dampak dari politik etis pemerintah kolonial Belanda. Model Integrasi
Nasional ini dimaksudkan untuk membentuk kesatuan yang baru yakni bangsa
Indonesia yang merdeka, memiliki semangat kebangsaan (nasionalisme) yang baru
atau kesadaran kebangsaan yang baru.

Model Integrasi Nasional dimulai dari Indonesia merdeka pada tahun 1945.
Integrasi kali ini bertujuan untuk membentuk kesatuan yang baru dari Indonesia yang
merdeka, yaitu bangsa yang mempunyai kesadaran yang besar terhadap semangat
nasionalisme. Penumbuhan kesadaran berbangsa ini melalui beberapa tahapan, yaitu :
a. Masa Perintis
Masa awal dirintisnya semangat nasionalisme dengan melalui pembentukan
organisasi-organisasi pergerakan. Ditandai dengan Boedi Utomo muncul pada
20 Mei 1908, sebagai Hari peringatan Kebangkitan Nasional.
b. Masa Penegas
Masa mulai ditegaskannya semangat nasionalisme di diri Bangsa Indonesia
yang ditandai dengan adanya peristiwa Sumpah Pemuda (28 Oktober 1928)
c. Masa Percobaan
Masa dimana ketika Indonesia mencoba meminta kemerdekaan dari Belanda,
dengan melalui organisasi-organisasi pergerakan yang ada seperti GAPI
(Gabungan Politik Indonesia).
d. Masa Pendobrak
Masa dimana Bangsa Indonesia berhasil mendobrak belenggu penjajahan dan
juga menghasilkan kemerdekaan yang diproklamasikan pada tanggal 17
Agustus 1945, Indonesia menjadi bangsa yang merdeka, bebas, serta sederajat
dengan bangsa lain.

8
BAB III
PEMBAHASAN
4. Kaitan Kasus Dengan Pengertian dan Proses Integrasi Nasional
Menurut kami, isi kasus diatas adalah kasus pengkhianatan dan penipuan
terhadap ketua partai dengan cara yang tidak sah. Kasus ini juga melibatkan rekan
kerja sekaligus sahabat bapak SBY dalam partai yang sama. Hal ini tentu akan
mengancam inegrasi bangsa itu sendiri.
Secara etimologi kata “Integrasi Nasional” adalah studi yang mempelajari asal usul
kata, sejarahnya dan juga perubahan yang terjadi dari kata itu. Pengertian etimologi
dari integrasi nasional berarti mempelajari asal usul kata pembentuk istilah tersebut.
Secara etimologi, integrasi nasional terdiri atas dua kata integrasi dan nasional.
Sedangkan menurut sisi terminologi dapat diartikan penggunaan kata sebagai
suatu istilah yang telah dihubungkan dengan konteks tertentu. Istilah integrasi
nasional dalam Bahasa inggrisnya adalah “National Integration”. “Integration” berarti
kesempurnaan atau keseluruhan. Kata ini berasal dari Bahasa latin integer, yang
berarti utuh atau menyeluruh.
Berdasarkan arti etimologinya, integrasi dapat diartikan sebagai pembaruan hingga
menjadi kesatuan yang utuh atau bulat. “National” artinya bangsa sebagai bentuk
persekutuan dari orang-orang yang berbeda latar belakangnya, berada dalam suatu
wilayah dan di bawah satu kekuasaan politik
Secara singkat, Proses terjadinya integrasi diawali dengan adanya rasa senasib
dan sepenanggungan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sejak dahulu kala.
Memasuki pada abad 20, gejala semangat kebangsaan semakin membara dan terlihat,
dengan munculnya berbagai organisasi atau pergerakan yang menjadi salah satu titik
awal kebangkitan nasional. Kemudian melalui peristiwa Sumpah Pemuda pada 28
Oktober 1928, para pemuda menunjukkan segala peran serta dalam pembentukan
integrasi nasional. Pasca proklamasi kemerdekaan, perjalanan bangsa Indonesia di
dalam bernegara harus ditempuh dengan berbagai peristiwa. Berbagai cobaan yang
mengguncang keutuhan bangsa.

5. Kaitan Kasus Dengan Jenis Integrasi


Menurut Myron Weiner dalam Ramlan Surbakti (2010) lebih cocok
menggunakan istilah integrasi politik daripada integrasi nasional. Menurutnya
integrasi politik adalah penyatuan masyarakat dengan sistem politik. Integrasi politik
dibagi menjadi lima jenis, yakni integrasi bangsa, integrasi wilayah, integrasi nilai,
integrasi elit-massa, dan integrasi tingkah laku (perilaku integratif). Dari kasus diatas,
kami menarik kesimpulan bahwa kasus diatas adalah kasus yang melibatkan jenis

9
integrasi elit-massa, karena pada kasus tersebut menunjukkan adanya hubungan
antara pemerintah dan yang diperintah. Integrasi elit-massa tercipta karena adanya
kesepahaman antara elit dan massa, namun pada kasus tersebut hubungan keduanya
tidak berjalan dengan baik sehingga terjadinya disintegrasi yang dimana para sahabat
bapak SBY (anggota partai democrat) melakukan pengkudetaan kepada Ketua Umum
Demokrat.

6. Kaitan Kasus Dengan Dimensi, Aspek, dan Model Integrasi Nasional


Integrasi nasional dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu dimensi vertikal dan
dimensi horizontal. Integrasi berdimensi vertikal merupakan upaya mewujudkan
integrasi dengan menghubungkan perbedaan-perbedaan antara pemerintah dan
rakyat. Sedangkan integrasi berdimensi horizontal merupakan upaya mewujudkan
integrasi dengan menghubungkan perbedaan antar kelompok dalam masyarakat. Di
dalam kasus tersebut, dapat kita lihat bahwa terjadinya masalah internal kelompok
dimana adanya pengkudetaan ketua umum partai politik sehingga dapat kita
simpulkan bahwa kasus tersebut adalah kasus yang berdimensi horizontal. Persoalan
tersebut menyangkut ketidakkeserasian hubungan intra kelompok dengan latar
belakang perbedaan di dalamnya.
Menurut Djuliati Suroyo (2002), integrasi nasional mencerminkan proses
persatuan orang-orang dari berbagai wilayah yang berbeda, atau memiliki berbagai
perbedaan baik etnisitas, sosial budaya, atau latar belakang ekonomi, menjadi satu
bangsa (nation) terutama karena pengalaman sejarah dan politik yang relatif sama.
Dalam realitas nasional integrasi nasional dapat dilihat dari tiga aspek yakni aspek
politik, ekonomi, dan sosial budaya. Dari aspek politik, lazim disebut integrasi
politik, aspek ekonomi (integrasi ekonomi), yakni saling ketergantungan ekonomi
antar daerah yang bekerjasama secara sinergi, dan aspek sosial budaya (integrasi
sosial budaya) yakni hubungan antara suku, lapisan dan golongan. Dalam kasus
tersebut sudah dapat kita pastikan bahwa kasus yang dibahas mencakup aspek politik
yang berdimensi horizontal karena berhubungan langsung dengan partai politik. Dan
juga adanya massa pengikut yang menghalalkan segala cara dalam menjalankan
partai politik menunjukkan kasus yang dibahas adalah kebalikan dari integrasi politik
yaitu disintegrasi politik.
Model Integrasi Nasional dimulai dari Indonesia merdeka pada tahun 1945
dan melalui penumbuhan kesadaran berbangsa yang melewati beberapa tahapan,
seperti Masa Perintis, yaitu masa awal dirintisnya semangat nasionalisme dengan
melalui pembentukan organisasi-organisasi pergerakan. Masa Penegas, yaitu masa
mulai ditegaskannya semangat nasionalisme di diri Bangsa Indonesia. Masa
Percobaan, yaitu masa dimana ketika Indonesia mencoba meminta kemerdekaan dari
Belanda, dengan melalui organisasi-organisasi pergerakan. Dan Masa Pendobrak,
yaitu Bangsa Indonesia berhasil mendobrak belenggu penjajahan dan juga
menghasilkan kemerdekaan.

10
7. Faktor Penyebab Disintegrasi
Pengetahuan akan disintegrasi pada tingkat nasional menjadi penting untuk
dipahami dalam konteks kebangsaan dan pendidikan. Selain itu, perlu diketahui
bahwa ada beberapa faktor penyebab disintegrasi nasional atau penghambat integrasi
nasional. Beberapa faktor itu antara lain:
a. Geografi
Indonesia yang terletak pada posisi silang dunia merupakan letak yang sangat
strategis untuk kepentingan lalu lintas perekonomian dunia selain itu juga memiliki
berbagai permasalahan yang sangat rawan terhadap timbulnya disentegrasi bangsa.
Dari ribuan pulau yang dihubungkan oleh laut memiliki karakteristik yang berbeda-
beda dengan kondisi alamnya yang juga sangat berbeda-beda pula menyebabkan
munculnya kerawanan sosial yang disebabkan oleh perbedaan daerah misalnya
daerah yang kaya akan sumber kekayaan alamnya dengan daerah yang kering tidak
memiliki kekayaan alam dimana sumber kehidupan sehari-hari hanya disubsidi dari
pemerintah dan daerah lain atau tergantung dari daerah lain.
b. Demografi
Jumlah penduduk yang besar, penyebaran yang tidak merata, sempitnya lahan
pertanian, kualitas SDM yang rendah berkurangnya lapangan pekerjaan, telah
mengakibakan semakin tingginya tingkat kemiskinan karena rendahnya tingkat
pendapatan, ditambah lagi mutu pendidikan yang masih rendah yang menyebabkan
sulitnya kemampuan bersaing dan mudah dipengaruhi oleh tokoh elit
politik/intelektual untuk mendukung kepentingan pribadi atau golongan.
c. Kekayaan Alam
Kekayaan alam Indonesia yang melimpah baik hayati maupun non hayati akan
tetap menjadi daya tarik tersendiri bagi negara industry, walaupun belum secara
keseluruhan dapat digali dan dikembagkan secara optimal namun potensi ini perlu
didayagunakan dan dipelihara sebaik-baiknya untuk kepentingan pemberdayaan
masyarakat dalam peran sertanya secara berkeadilan guna mendukung kepentingan
perekonomian naisonal.
d. Ideologi
Pancasila merupakan alat pemersatu bangsa Indonesia dalam penghayatan dan
pengalamanya masih belum sepenuhnya sesuai dengan nilai-nilai dasar Pancasila,
bahkan saat ini sering diperdebatkan. Ideologi Pancasila cenderung tergugah dengan
adanya kelompok kelompok tertentu yang mengedepankan faham liberal atau
kebebasan tanpa batas, demikian pula faham keagamaan yang bersifat ekstrim baik
kiri maupun kanan.
e. Politik
Berbagai masalah yang masih harus dipecahkan ersama oleh bangsa Indonesia
saat ini seperti diberlakukannya otonomi daerah, system multi partai, pemisahan TNI
dengan Polri serta penghapusan dwi fungsi BRI, sampai saat ini masih menjadi

11
permasalahan yang belum dapat diselesaikan secara tuntas karena berbagai masalah
pokok inilah yang paling rawan dengan konflik sosial berkepanjangan yang akhirnya
dapat menyebabkan timbulnya disentegrasi bangsa.
f. Ekonomi
Sistem perekonomian Indonesia yang masih mencari bentuk, yang dapat
pemberdayakan Sebagian besar potensi sumber daya nasional, serta bentuk-bentuk
kemitraan dan kesejajaran yang diiringi dengan pemberantasan terhadap KKN. Hal
ini dihadapkan dengan krisis moneter yang berkepanjangan, rendahnya tingkat
pendapatan masyarakat dan meningkatnya tingkat pengangguran serta terbatasnya
lahan mata pencaharian yang layak.
g. Sosial Budaya
Kemajemukan bangsa Indonesia memiliki tingkat kepekaan yang tinggi dan
dapat menimbulkan konflik etnis kultural. Arus globalisasi yang mengandung
bebagai nilai dan budaya dapat melahirkan sikap pro dan kontra warga masyarakat
yang terjadi adalah konflik tata nilai. Konflik tata nilai akan membesar bila
masing0masing mempertahankan tata nilainya sendiri tanpa memperhatikan yang
lain.
h. Pertahanan dan Keamanan
Bentuk ancaman terhadap kedaulatan negara yang terjadi saat ini menjadi
bersifat multi dimensional yang berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri,
hal ini seiring dengan perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,
informasi dan komunikasi. Serta sarana dan prasarana pendukung didalam
pengamanan bentuk ancaman yang bersifat multi dimensional yang bersumber dari
permasalahan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya.

8. Alternatif Penyelesaian Kasus


Ancaman disintegrasi bangsa dibeberapa bagian wilayah sudah berkembang
begitu kuat. Oleh sebab itu, pengaruh lingkungan global dan daerah mampu bergeser
dan mengubah tata nilai dan tata laku sosial budaya masyarakat Indonesia yang pada
akhirnya dapat membawa pengaruh besar terhadap berbagai aspek kehidupan
termasuk pertahanan dan keamanan. Ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh
bangsa dan negara ini dalam upaya untuk bangkit kembali, yaitu :
1. Menanamkan nilai-nilai Pancasila jiwa sebangsa dan setanah air dan rasa
persaudaraan agar tercipta kekuatan dan kebersamaan di kalangan rakyat
Indonesia.
2. Menghilangkan kesempatan untuk berkembangnya primodialisme sempit
pada setiap kebijaksanaan dan kegiatan agar tidak terjadi KKN.
3. Meningkatkan ketahanan rakyat dalam menghadapi usaha-usaha pemecah
belahan darianasir luar dan kaki tangannya.
4. Penyebaran dan pemasyarakatan wawasan kebangsaan dan
implementasi butir-butirPancasila, dalam rangka melestarikan dan
menanamkan kesetiaan kepada ideologi bangsa

12
5. Menumpas setiap gerakan separatis secara tegas dan tidak kenal kompromi
serta membentuk satuan sukarela yang terdiri dari unsur masyarakat, TNI dan
Polri dalammemerangi separatis.
6. Melarang dengan melengkapi dasar dan aturan hukum setiap usaha untuk
menggunakankekuatan massa.

9. Strategi Pengembangan Integrasi


Howard Wriggins dalam Muhaimin & Collin MaxAndrews (1995) menyebut
ada lima pendekatan atau cara bagaimana para pemimpin politik mengembangkan
integrasi bangsa. Kelima pendekatan ini disebut sebagai faktor yang menentukan
tingkat integrasi suatu negara, yaitu :
1) Adanya ancaman dari luar
Ancaman dari luar dapat menciptakan integrase masyarakat. Walaupun
berbada ras, suku, agama, dan budaya mereka akan tetap bersatu ketika
menghadapi musuh atau ancaman dari luar negeri. Adanya anggapan musuh dari
luar mengancam bangsa juga mampu mengintegrasikan masyarakat bangsa itu.
2) Gaya politik kepemimpinan
Gaya politik para pemimpin bangsa dapat menyatukan atau mengintegrasikan
masyarakat bangsa tersebut. Pemimpin yang karismatik, dicintai rakyatnya dan
memiliki jasa-jasa besar umumnya mampu menyatukan bangsanya yang
sebelumya tercerai berai
3) Kekuatan lembaga–lembaga politik
Lembaga politik, seperti birokrasi, dapat menjadi sarana pemersatu
masyarakat bangsa. Birokrasi yang satu dan padu dapat menciptakan sistem
pelayanan yang sama, baik, dan diterima oleh masyarakat yang beragam.
4) Ideologi Nasional
Ideologi merupakan seperangkat nilai-nilai yang diterima dan disepakati.
Ideologi juga memberikan visi dan beberapa panduan bagaimana cara menuju
visi atau tujuan itu. Jika suatu masyarakat meskipun berbeda-beda tetapi
menerima satu ideologi yang sama akan memungkinkan masyarakat tersebut
bersatu. Bagi bangsa Indonesia, Pancasila adalah nilai bersama yang bias
mempersatukan masyarakt Indonesia.
5) Kesempatan pembangunan ekonomi
Apabila pembangunan ekonomi berhasil dan menciptakan keadilan, maka
masyarakat bangsa tersebut bisa menerima sebagai satu kesatuan. Namun jika
ekonomi menghasilkan ketidakadilan maka muncul kesenjangan atau
ketimpangan. Dengan pembangunan ekonomi yang merata maka akan
menciptakan hubungan dan integrasi antar masyarakat semakin mudah tercapai.

10. Alasan Mengapa Sebuah Bangsa Memerlukan Integrasi Bangsa


Masyarakat yang terintegrasi dengan hak merupakan harapan bagi setiap
negara. Sebab integrasi masyarakat merupakan kondisi yang diperlukan bagi negara
untuk membangun kejayaan nasional demi mencapai tujuan yang diharapkan. Ketika

13
masyarakat suatu negara senantiasa diwarnai oleh pertentangan atau konflik, maka
akan banyak kerugian yang diderita, baik kerugian berupa fisik materi seperti
kerusakan sarana dan prasarana yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat, maupun
kerugian mental spiritual seperti perasaan kekawatiran, cemas, ketakutan, bahkan juga
tekanan mental yang berkepanjangan. Disisi lain banyak pula potensi sumber daya
yang dimiliki oleh negara, yang mestinya dapat digunakan untuk melaksanakan
pembangunan bagi kesejahteraan masyarakat, harus dikorbankan untuk
menyelesaikan konflik tersebut. Dengan demikian negara yang senantiasa diwarnai
konflik di dalamnya akan sulit untuk mewujudkan kemajuan.Integrasi masyarakat
yang sepenuhnya memang sesuatu yang tidak mungkin diwujudkan, karena setiap
masyarakat disamping membawakan potensi integrasi juga menyimpan potensi
konflik atau pertentangan. Persamaan kepentingan, kebutuhan untuk bekerja sama,
serta konsensus tentang nilai-nilai tertentu dalam masyarakat, merupakan potensi
yang mengintegrasikan. Sebaliknya perbedaan-perbedaan yang ada dalam masyarakat
seperti perbedaan suku, perbedaan agama, perbedaan budaya dan perbedaan
kepentingan adalah menyimpan potensi konflik, terlebih apabila perbedaan-perbedaan
itu tidak dikelola dan disikapi dengan cara dan sikap yang tepat. Namun apapun
kondisi integrasi masyarakat merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan untuk
membangun kejayaan bangsa dan negara dan oleh karena itu perlu senantiasa
diupayakan. Kegagalan dalam mewujudkan integrasi masyarakat berarti kegagalan
untuk membangun kejayaan nasional, bahkan dapat mengancam kelangsungan hidup
bangsa dan negara yang bersangkutan.
Al Hakim (2001) mengemukana ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan
untuk membangun wawasan kebangsaan Indonesia yang “solid” dan integrasi yang
mantap serta kokoh, yaitu :
a) kemampuan dan kesadaran bangsa dalam mengelola perbedaan-
perbedaan SARA dan keanekaragaman budaya dari adat istiadat yang
tumbuh dan berkembang di wilayah nusantara. Perbedaan-perbedaan
itu bukanlah sebagai suatu hal yang harus dipertentangkan, akan tetapi
harus diartikan sebagai kekayaan dan potens bangsa.
b) Kemampuan mereaksi penyebaran ideologi asing, dominasi ekonomi
asing serta penyebaran globalisasi dalam berbagai aspeknya dunia
memang selalu berubah seirama dengan perubahan masyarakat dunia.

14
BAB IV
KESIMPULAN & SARAN
4.2 Kesimpulan
Dari pembahasan kelompok kami, dapat disimpulkan bahwa masalah integrasi
nasional merupakan persoalan yang dialamai hampir semua negara, dan seperti yang
di ketahui bahwa Integrasi berasal dari bahasa inggris “integration” yang berarti
kesempurnaan atau keseluruhan. Integrasi nasional adalah usaha dan proses
mempersatukan perbedaan perbedaan yang ada pada suatu negara sehingga
terciptanya keserasian dan keselarasan secara nasional. Adapun integrasi kebalikan
dengan disintegrasi yaitu jika integrasi menyiaratkan adanya keterpaduan, kesatuan
dan kesepakatan atau konsensus serta disintegrasi menyiaratkan keterpecahan,
pertentangan dan konflik, dengan adanya masalah kasus kudeta di atas dapat
diketahui bahwa disintegrasi dapat dipergunakan untuk hal yang bersifat kudeta maka
dari itu integrasi nasional sangat diperlukan untuk membangkitkan kesadaran akan
identitas bersama, menguatkan nasional dan membangun persatuan bangsa.

4.3 Saran
Dalam penulisan makalah ini kami menyadari bahwa penulisan masih jauh
dari kata sempurna, untuk itu alangkah baiknya kita tutupi kekurangan tersebut
dengan kritik dan saran dari pembaca. Dan harapan kami semoga apa yang kita baca
dalam makalah ini dapat mengetahui pentingnya integrasi nasional bagi bangsa
Indonesia serta bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari agar dapat menjadi warga
negara yang baik dan mampu melaksanakan proses pemersatuan perbedaan yang ada
pada negara kita sehingga terciptanya keserasian dan tidak adanya konflik dalam
negara.

15
16
LAMPIRAN

Gambar 1.1 SBY dan AHY akan pidato tanggapi kudeta democrat di Deli Serdang

Gambar 1.2 Antara SBY dan AHY di balik pengungkapan kudeta democrat

Vidio Pendukung Materi :


1. https://youtu.be/CM2nfxSMI3I
2. https://youtu.be/-JaFmYMybys
3. https://youtu.be/8FSdM6SbI6w
4. https://youtu.be/WMj2ZOfypRU

Daftar Pustaka
17
Muhammad Yusuf, H (2016). Dimensi Integrasi Nasional
Bohlan, (2005). Integrasi nasional.
Nikolas, (2007). Pentingnya integrasi nasional indonesia
Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (2016). Buku Panduan
Pendidikan Kewarganegaraan, 54-57
HB. Amiruddin Maula, Drs, SH, Msi, (2001). Menjaga Kepentingan Nasional
Melalui PelaksanaanOtonomi Daerah Guna Mencegah Terjadinya
Disintegrasi Bangsa, Jakarta, Lemhannas
Ketetapan MPR Nomor : V/MPR/2000 tentang Pemantapan Persatuan
dan KesatuanNasional, Jakarta, 2000.

18

Anda mungkin juga menyukai