Anda di halaman 1dari 6

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/337258054

Pemanfaatan Pengindaan Jauh untuk mengetahui perubahan lahan di Daerah


Aliran Sungai Mahakam di Kalimantan Timur.

Article · November 2019

CITATIONS READS

0 729

14 authors, including:

Intan Vidi
Universitas Negeri Surabaya
16 PUBLICATIONS   27 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Pemanfaatan Pengindaan Jauh untuk mengetahui perubahan lahan di Daerah Aliran Sungai Mahakam di Kalimantan Timur. View project

All content following this page was uploaded by Intan Vidi on 14 November 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Artikel
Pemanfaatan Pengindaan Jauh untuk mengetahui perubahan lahan di
Daerah Aliran Sungai Mahakam di Kalimantan Timur.
Oleh : Intan Vidi Pangestu (18040274031)
Progran Studi S1 Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum
Universitas Negeri Surabaya
Email: intan.18031@mhs.unesa.ac.id

1. Pendahuluan.

Wilayah hulu suatu Aliran Sungai DAS mempunyai peran esensial terhadap ekosistem
lingkungan. Pertambahan jumlah penduduk yang disertai dengan meningkatnya kegiatan
pembangunan mengakibatkan adanya perubahan pada alih guna lahan. Lahan merupakan
sumber daya alam yang dapat diperbaharui namun akibat dari pengunaan lahan yang tidak
sesuai atau tidak tepat akibat pelaksanan yang tidak memperhatikan kaidah penataan ruang
dan kriteria kemampuan serta kesesuaian sehingga, menimbulkan masalah seperti
menyebabkan degredasi lahan. keberadaan lahan yang sebagian merupakan ahli guna hutan
di sebagian besar DAS di Indonesia berahli guna hutan menjadi non hutan. Perubahan
penggunaan lahan yang terjadi di daerah Aliran Sungai DAS memberikan banyak dampak
bagi lingkungan disekitar daerah Aliran Sungai seperti banjir, erosi, dan kerusakan ekosistem
terhadap lingkungan.

Indonesia mempunya sumber daya hutan yang berfungsi sebagai sumber daya alam dan
mempunyai peranan sangat strategis dalam menunjang pelaksanaan pembangunan. Hutan
juga berperan sebagai tempat untuk menahan dan menyimpan air hujan, serta menghindari
terjadinya banjir, kekeringan dan sumber daya hutan juga telah melindungi puluhan daerah
aliran sungai dari bahaya banjir, kekeringan, erosi dan sedimentasi. (arwin, dkk, 2017)

Sungai Mahakam merupakan sungai terbesar yang membelah provinsi Kalimantan


Timur. Bagian hulu sungai melintas di wilayah Kabupaten Kutai Barat dan Kabupaten Kutai
Kertanegara. Panjang Sungai Mahakam mencapai 573 kilometer dengan luas 100-800m
(BPS,2018). Sungai Mahakam dimanfaatkan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari maupun kebutuhan ekonomi. Keberadaa Sungai Mahakam yang memeliki
karakteristik berbeda dari sungai-sungai di Indonesia menjadikan Sungai Mahakam sebagai
destinasi wisata yang ada di Kalimantan sehigga, menyebabkan terjadiya pembanguna. Dan
berdampak terhadap alih fungsi lahan juga menyebabkan tanah menjadi semakin keras akibat
adanya pengolahan oleh manusia, sehingga kemampuan infiltrasi tanah semakin berkuran
(nurrizqi dan suyono, 2012)

Adanya perubahan alih fungsi lahan tersebut dapat di analisis dengan pengindraan jauh.
Penggunan pengindraan jauh dengan analisis citra. Sehingga dapat kita ketahui bagaimana
perubahan pada lahan yang terjadi di sekitar Sungai Mahakam, data tersebut di ketahui
dengan membandingkan dari tahun 2015 ke tahun 2019.

2. Pembahasan

Sungai Mahakam merupakan sungai terbesarayang ada di Kalimantan Timur yang


bermuara di selat Makasar. Daerah Aliran Sungai (DAS) Mahakam merupakan salah satu
kawasan di Kalimantan Timur yang memiliki luas 8,2 juta hektar atau sekitar 41% dari luas
wilayah Propinsi Kalimantan Timur. Daerah Aliran Sungai (DAS) Mahakam dangan luas :
77.095.460 ha meliputi wilayah kabupaten Kutai Barat, Kutai Timur, Malinau, Kutai
Kertanegara dan kota Samarinda. Bahkan daerah tangkapan airnya tidak hanya di propinsi
Kalimantan Timur, melainkan di propinsi Kalimantan Tengah dan diduga sebagian kecil di
Serawak yang merupakan Negara Bagian Malaysia. (Mislan dan Naniek, 2005).

Topografi wilayah sebagian besar bergelombang sampai berbukit dengan kelerengan


landai sampai curam. Daerah dengan kemiringan datar sampai landai terdapat dibeberapa
bagian, yaitu berupa kawasan pantai dan sebagian besar Daerah Aliran Sungai Mahakam.
Berdasarkan ketinggian dan bentuk roman muka buminya, daerah penyelidikan dapat
dibedakan menjadi empat satuan gomorfologi, yakni : Pedataran Aluvium, geomorfologi
pedataran Aluvium menempati 30% dari luas daerah penyelidikan, memanjang di bagian
tengah, barat laut, barat dan barat daya, dengan kemiringan lereng 20 hingga 80, sehingga
membentuk pedataran dan landaian dengan arah relatif timur laut-barat daya. Pola
pengalirannya anastomatik dan banyak membentuk meander. Kedua perbukitan Karst,
geomorfologi perbukitan Karst, menempati sekitar 15% dari luas daerah penyelidikan,
memanjang di bagian timur laut, timur dan barat laut daerah penyelidikan. Kemiringan lereng
bervariasi dari 350 hingga 850 , dengan ketinggian dari sekitar 50 meter (Perbukitan
Lubuktutung, Bukit Separi dan Bukit Biru) hingga 380 meter (Gunung Sekerat, Gunung
Sandaran, Gunung Kaliorang, Gunung Tendehhantu dan Gunung Mangkaliat) di atas
permukaan air laut dan yang ketiga Pegunungan. Menempati sekitar 25% dari luas daerah
penyelidikan, memanjang di bagian baratlaut, barat dan baratdaya, dengan kemiringan lereng
dari sekitar 450 hingga 850 . Ketinggiannya bervariasi dari sekitar 650 meter (Gunung
Menyapa, Gunung Batumesangat dan Gunung Tabang) hingga 1.507 meter (Gunung Bengen,
Belayan, Gunung Telensah dan Gunung Kongmemol) di atas permukaan air laut rata-rata.
(Watiningsih, 2009)

Derah Aliran Sungai Mahakam merupakan urat nadi kehidupan sebagian masyarakat
Kalimantan Timur, terutama yang masyakatat yang beraktivitas dan hidup dalam kawasan
DAS Mahakam. DAS Mahakam selain di manfaatkan masyarakat sebagai pusat kegiatan
perekonomian masyarakat, namun DAS Mahakam juga di merupakan pusat dari kegiatan
industri, pertanian, pertambangan. Kegiatan Tambang mas dan batu bara yang sering di
jumpai di DAS Mahakam dapak mempengaruhi terhadap Ekosistem yang ada di dalam
permukaan air. Banyaknya pembukaan lahan baru untuk bahan tambang dan perkebunan.
Serta perubahan penggunaan lahan yang seharusnya menjadi daerah resapan di sepanjang
Sungai Mahakam berubah menjadi pemukiman.

Kawasan DAS Mahakam mengalami perubahan dari tahun 2005 ke tahun 2018 hal ini
terbukti pada citra landsat OLI 8 band5 dengan teknik raster. Hasil dari citra tahun 2005 ke
tahun 2018 banyak terjadinya konversi hutan yang cukup besar. sehingga menimbulkan
masalah sepernti adanya pembukaan lahan di Darerah Aliran Sungai Mahakam. Dampak

5
tersebut dapat menimbulkan banjir, erosi, kurangnya resapan air hujan. Seperti yang terlihat
pada gambar berikut.

Gambar 1. Citra satelit pada tahun 2005 Gambar 2. Citra satelit pada tahun 2018

3. Kesimpulan

Perubahan pola penggunaan lahan yang terjad di Daerah Aliran Sungai memberi dampak
tak hanya berdampak pada masyarakat namun juga terhadap ekosistem lingkungan yang ada
di kawasan Daerah Aliran Sungai. Penggunaan lahan di DAS Komering terus mengalami
penurunan akan keberadaan kawasan hutan, dengan dominasi tata guna lahan untuk aktivitas
pertanian seperti perladangan/tegalan dan perkebunan dan juga penurunan kualitas
sumberdaya air dan lingkungan di kawasan daerah aliran sungai. Dan perlu adanya
pengelolaan DAS yang harus dilakukan melalui satu sistem yang dapat memberikan,
produktivitas lahan yang tinggi, kelestarian DAS dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

4. Daftar Pusaka
- Budiyanto Eko, 2015, Peran Teknoogi Penginderaan Jauh Untuk Kajian Desertifikasi
Batuan Kars, https://researchgate.net
- Kunarso, dkk , 2017, Perubahan Penggunaan Lahan Dan Faktor-Faktor yang
Mempengaruhinya di Hulu DAS Musi Sumatera Selatan, Prosiding Seminar Nasional
Pengelolaan DAS Secara Terpatu 2017, https://researchgate.net
- Arwin, dkk, 2017, Pengaruh Perubahan Penggnaan Lahan terhadap Rezim Hidrologi
DAS (Studi Kasus : DAS KOMERING) Vol 24 No. 1, Jurnal Teknik Sipil
- Suyono dan hayyu, 2007, Pengaruh Perubahan Lahan Terhadap Perubahan Debit
Puncak Banjir Di SUB DAS Brantas Hulu, Jurnal Geografi
- Pratama, 2016, Analisis Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap Karakteristik
Hidrologi Di DAS Bulok, Jurnal Skripsi
- Suryani dan Fahmuddin, 2005, Perubahan Penggunaan Lahan dan Dampaknya
Terhadap Karakteristik Hidrologi: Suatu Studi di DAS Cijalupang, Bandung, Jawa
Barat, Prosiding Multifungsi Pertanian.
- Watiningsih, 2009, Daerah Aliran Sungai Mahakam, Jurnal Geografi
- Danny, 2016, Dampak Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap Respon Hidrologis
Di Das Asahan Vol 13 No 1, Jurnal Penelitian Hutan Tananman.
- Budiyanto Eko, 2014, Indeks Vegetasi ,melalui http://infoinderaja.blogspot.com,
diakses pada 12 November 2019
- Budiyanto Eko, 2014, Sekilas Refleksi Tentang Pengindraan Jauh, melalui
http://infoinderaja.blogspot.com, diakses pada 12 November 2019

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai