Anda di halaman 1dari 7

Reka Buana : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil dan Teknik Kimia, 3(2), 2018, page

Tersedia online di https://jurnal.unitri.ac.id/index.php/rekabuana

ISSN 2503-2682 (Online)


ISSN 2503-3654 (Cetak)

BIODIESEL DARI MINYAK BIJI KAPUK (CEIBA PENTANDRA)


MENGGUNAKAN KATALIS CA/HYDROTALCITE

BIODIESEL OF OILS OF KAPUK ( CEIBA PENTANDRA ) USING


CATALYSTS CA / HYDROTALCITE

Erlinda Ningsih1*), Yustia Wulandari Mirzayanti2), Achmad Chusnun Ni’am3), Pipit Febrianita4) dan
Wanvia Vangesti3)

1,2,4,5)
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, ITATS
3)
Jurusan Teknik Lingkungan,FTSP, ITATS
Jl. Arief Rahman Hakim no.100 Surabaya 60117
erlindaningsih84@itats.ac.id

ABSTRAK

Ketersediaan bahan bakar berbahan baku fosil mengalami penurunan, sehingga diperlukan
bahan bakar alternatif yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Biodiesel merupakan
bahan bakar alternatif dari biji-bijian yang memiliki peluang yang besar untuk
dikembangkan. Salah satu biji yang dapat dimanfaatkan adalah biji kapuk randu. Tujuan dari
penelitian ini adalah mengetahui pengaruh ratio molar minyak metanol dan penambahan
katalis terhadap yield. Pembuatan biodiesel ini melalui empat tahapan yaitu preparasi katalis
Ca/hydrotalcite, degumming. Esterifikasi dan transesterifikasi. Minyak kapuk randu yang
sudah dihilangkan gum dan diturunkan kadar FFA di bawah 1%, kemudian minyak tersebut
diproses transesterifikasi dengan penambahan katalis yang sudah dipreparasi (0,5%, 1% dan
1,5 % w/w dari massa minyak). Berdasarkan penelitian didapatkan pada rasio molar 1
minyak : 20 metanol menghasilkan kadar FAME tertinggi sebesar 5,55% dan yield biodiesel
yang dihasilkan adalah 3,92%.

Kata kunci : Biodiesel, Kapuk, Ca, Hydrotalcite, katalis

ABSTRACT

The availability of fuel caused by fossil decline, so that required alternative fuel that can fulfill
a need consumers.Biodiesel is alternative fuel of seeds having a big to be developed.One of seeds
that can be used is seeds kapok.The purpose of this research is to know the influence of ratio molar
oil methanol and the addition of a catalyst to yield.Making biodiesel this through four stage that is
preparasi a catalyst ca / hydrotalcite, degumming.Esterifikasi and transesterifikasi.Oil the kapok
already omitted gum and lowered levels ffa below 1 %, then the oil processed transesterifikasi by
the addition of a catalyst already dipreparasi ( 0.5 %, 1 percent and 1.5 % w / w of a mass
oil ).Based on the research obtained on ratios molar 1 oil: 20 methanol produce fame highest
levels of 5,55 % and yield biodiesel produced is 3,92 %.

Keywords : Biodiesel , kapok , ca , hydrotalcite , catalyst

1
Reka Buana : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil dan Teknik Kimia, 3(2), 2018, page

1. PENDAHULUAN Pada umumnya, biodiesel diproduksi


Pertumbuhan penduduk di Indonesia melalui reaksi transesterifikasi. Namun
setiap tahun semakin meningkat. kandungan asam lemak bebas (FFA) dari
Peningkatan ini berpengaruh pada jumlah minyak biji kapuk yang tinggi, maka
kebutuhan konsumen akan energi. diperlukan proses esterifikasi terlebih
Sedangkan cadangan energi yang berasal dahulu sebelum dilakukan proses
dari fosil mulai menipis. Oleh karena itu transesterifikasi. Pada proses
perlu dilakukan upaya untuk mengatasi hal transesterifikasi menggunakan katalis pada
tersebut misalnya dengan melakukan reaksinya. Pada umumnya katalis
penghematan dan mencari sumber energi mempengaruhi arah atau selektivitas
yang dapat diperbaharui serta ramah reaksi. Katalis mampu meningkatkan
lingkungan. kecepatan reaksi sampai kurang lebih 1011
kali lipat .Tanpa adanya katalis, konversi
Biodiesel merupakan salah satu
yang dihasilkan maksimum namun reaksi
energi alternatif, karena bahan bakunya
berjalan dengan lambat [3]. Katalis yang
berasal dari minyak nabati atau lemak
biasa digunakan yaitu katalis basa karena
hewani yang memiliki sifat menyerupai
katalis ini dapat mempercepat reaksi.
minyak diesel atau solar. Biodiesel
Pada penelitian ini digunakan
digolongkan sebagai bahan bakar yang
katalis heterogen. Secara umum, katalis
dapat diperbarui [1]. Keunggulan biodiesel
heterogen berbentuk padat dan banyak
dibandingkan bahan bakar konvensional
digunakan pada reaktan berwujud cair
antara lain sifatnya yang dapat
maupun gas. Katalis lebih mudah
diperbaharui (Renewable), tidak beracun
dipisahkan dari produk reaksi dengan cara
dan terurai secara alami (Biodegradable)
filtrasi dan tidak memerlukan air untuk
[2]. Dalam sektor lingkungan, biodiesel
proses pencucian serta dapat digunakan
memiliki kelebihan karena dapat
kembali [4][5]. Katalis heterogen ini tidak
mengurangi emisi SOx, NOx, dan CO2
korosif, memiliki umur katalis yang lebih
yang merupakan gas-gas penyumbang
lama, selektifitas dan aktifitas tinggi [6].
pemanasan global.
Kalsium karbonat merupakan katalis
Kapuk randu (Ceiba Pentandra) heterogen yang paling diminati, karena
merupakan salah satu tanaman yang memiliki kelarutan yang rendah di dalam
berpotensi menghasilkan minyak. Minyak minyak/lemak dan dapat diperoleh dengan
biji kapuk berwarna kuning jernih yang harga murah serta memiliki struktur yang
mengandung asam lemak tidak jenuh lebih besar sehingga mudah dalam proses
sekitar 71,95%, lebih tinggi dibandingkan pemisahannya.
dengan minyak kelapa. Hal ini
Kalsium karbonat terjadi dalam dua
menyebabkan minyak biji kapuk mudah
bentuk, kristal heksagonal dan bentuk
tengik, sehingga kurang baik untuk
orthorombik. Kalsium karbonat
dikembangkan sebagai minyak makanan.
terdekomposisi pada pemanasan hingga
Namun minyak biji kapuk berpotensi untuk
825°C, aragonit meleleh pada suhu
dijadikan substitusi minyak diesel.
1339°C (102,5 atm). Densitas 2,71 gr/cm³
untuk kalsit, dan 2,83 gr/cm³ untuk

2
Reka Buana : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil dan Teknik Kimia, 3(2), 2018, page

aragonit, kelarutan dalam air (15 mg/lt 2. Degumming


pada 25°C), larut dalam asam, dan Ksp Degumming merupakan proses
4,8x10-9 [7]. pemisahan pengotor minyak seperti getah
(gum) atau lendir-lendir yang terdiri dari
Hydrotalcite [Mg6Al2(OH)16]2+
fosfatida, protein, residu, karbohidrat, air,
CO32-.4H2O telah banyak dikembangkan
dan resin. Proses degumming dilakukan
karena memiliki potensi yang baik sebagai
dengan memanaskan minyak dengan suhu
adsorben [8] dan sebagai katalis [9].
70°C dan di tambahkan larutan
Hydrotalcite sebagai katalis mempunyai
H3PO4sebesar 0,1% dari volume minyak.
beberapa keuntungan proses penangananya
Proses ini dilakukan dengan suhu konstan
mudah, mudah dipisahkan dengan produk,
70°C selama 30 menit [10].
ramah lingkungan dan menghasilkan
produk yang bagus.
3. Esterifikasi
2. METODE PENELITIAN Esterifikasi bertujuan untuk
Peralatan yang digunakan dalam menurunkan kadar asam lemak bebas
penelitian ini yaitu seperangkat alat (Free Fatty Acid) pada minyak.
kalsinasi dan seperangkat alat Esterifikasi dilakukan dengan cara
transesterifikasi pada reaktor batch. Bahan-
bahan yang digunakan adalah minyak biji
kapuk didapat dari Pasuruan Jawa Timur,
Metanol 92%, H3PO4, H2SO4, Hydrotalcite
dan CaCO3.
Prosedur Kerja
1. Preparasi Katalis Ca/Hydrotalcite
Bahan yang digunakan yaitu
CaCO3 dan Hydrotalcite yang telah
dikeringkan selama 12 jam dengan suhu
110ºC. Pada awal proses hydrotalcite
dikalisinasi terlebih dahulu selama 5 jam mereaksikan minyak biji kapuk dan
pada suhu 650ºC. Pada penelitian ini metanol dengan perbandingan rasio molar
dilakukan metode Incipient Wetness minyak dan metanol sebesar 1:6. Suhu
Impregnation (impregnasi basah) operasi esterifikasi 60ºC selama 1,5 jam
Hydrotalcite dengan cara dispray secara dengan menambahkan katalis asam.
bertahap dengan larutan CaCO3. % Katalis asam yang digunakan pada
Loading logam Ca yang digunakan adalah penelitian ini adalah H2SO4 sebanyak 1%
2,5% terhadap Hydrotalcite. Dilanjutkan dari massa minyak.
pengadukan selama 30 menit dan Gambar 1. Rangkaian Peralatan Kalsinasi
pengeringan dalam oven pada suhu 110ºC
selama 12 jam. Selanjutnya dilakukan Keterangan gambar :
proses kalsinasi dengan suhu operasi 1. Tabung gas H2
550ºC selama 2 jam dan suhu reduksi 2. Kompresor
dengan H2 pada 450ºC selama 3 jam. 3. Valve tube gas H2

3
Reka Buana : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil dan Teknik Kimia, 3(2), 2018, page

4. Tube valve udara 3. HASIL DAN PEMBAHASAN


5. Reaktor kalsinasi
Komposisi Minyak biji Kapuk
6. Furnace
7. Nucelle Untuk mengetahui komposisi asam
8. Katalis lemak yang terkandung pada minyak biji
9. Panel kontrol suhu furnace kapuk dilakukan analisa GC-MS.
10. Tombol power Gambar 3 menunjukkan bahwa
11. Gas outlet tube reaktor kalsinasi peak paling tinggi yaitu pada retention
12. Erlenmeyer time 11,38 menit dan peak tertinggi kedua
13. Air
pada retention time 11,33 menit dimiliki
14. Gas outlet tube Erlenmeyer
oleh senyawa Linoleic acid. Hasil
4. Transesterifikasi pembacaan menggunakan GCMS dapat
Transesterifikasi dilakukan dengan dilihat pada Tabel 1.
mereaksikan minyak dan methanol dengan Bedasarkan Tabel 1 dapat
molar ratio 1:10, 1:15 dan 1:20. Variabel dijelaskan bahwa komposisi kandungan
jumlah katalis Ca/Hydrotalcite yang yang paling banyak pada minyak biji
ditambahkan sebesar 0,5%, 1% dan 1,5 %
w/w dari massa minyak. Proses
transesterifikasi dilakukan pada kondisi
operasi 65°C selama 120 menit.

kapuk adalah asam linoleat dengan


persentase 78,85%. Kandungan komposisi
terbanyak kedua yaitu asam palmitat
sebesar 21,12%. Dan kandungan asam
pelargonic sebesar 0,03%.
Gambar 2. Rangkaian Peralatan
Gambar 3. Hasil Analisa GC-MS pada Minyak
Transesterifikasi Biji Kapuk

Keterangan gambar : Tabel 1. Komposisi Asam Lemak pada Minyak Biji


1. Labu leher tiga Kapuk
2. Magnetic Stirrer + pemanas Komposisi Rumus BM Komposisi
3. Termometer Asam Molekul (% berat)
4. Waterbath Asam Linoleat C18H32O2 280 78,85
5. Kondenser refluk (C18:2)
6. Statif Klem Asam Palmitat C16H32O2 256 21,12
(C16)
AsamPelargonic C9H18O2 158 0,03
Total 100

4
Reka Buana : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil dan Teknik Kimia, 3(2), 2018, page

4
3.5
Yield Biodiesel

Yield Biodiesel (%)


3
Dari Tabel 2 hasil uji kadar FAME dan 2.5
yield biodiesel dengan variasi massa katalis 2 katalis 0,5%
w/w
Ca/Hydrotalcite dan perbedaan rasio molar 1.5 katalis 1% w/w
minyak : metanol dengan suhu 1 katalis 1,5%
0.5 w/w
transesterifikasi 60°C dapat diketahui
0
kadar FAME tertinggi dengan massa 1:10 1:15 1:20
katalis 1% dan rasio molar 1:20 yaitu Rasio Molar
5,55%. Sedangkan dengan massa katalis
yang sama yaitu 1% dan rasio molar yang Gambar 4. Grafik Pengaruh Massa Katalis dan
sama 1:15 didapatkan kadar FAME Rasio Molar Minyak : Metanol
terkecil yaitu 1,75%. terhadap Yield Biodiesel
Gambar 4 menunjukkan bahwa grafik Sedangkan dengan penambahan
pengaruh massa katalis dan rasio molar katalis 1% dengan rasio molar 1:15
minyak : methanol terhadap yield diperoleh yield terkecil yaitu 1,09%.
biodiesel, berdasarkan grafik tersebut Kenaikan % yield biodiesel pada produk
penggunaan massa katalis 1,5% dan rasio mengindikasikan bahwa katalis
molar 1:10 diperoleh yield sebesar 3,53%. Ca/Hydrotalcite berperan dalam reaksi dan
Pada penggunaan massa katalis 0,5% dan memberikan kenaikan % yield biodiesel
rasio molar 1:20 diperoleh yield sebesar tertinggi dengan penambahan katalis 1%.
2,92%. Pada penggunaan massa katalis 1% Dari uji XRD kristalinitas katalis
dan rasio molar 1:20 diperoleh yield Ca/Hydrotalcite menunjukkan peak yang
tertinggi sebesar 3,92%. rendah dan lebar sehingga katalis
Tabel 1. Hasil Uji kadar FAME Ca/Hydrotalcite lebih bersifat amorf
(kadarnya rendah). Dan uji BET luas
No Rasio Kadar FAME (%) permukaan katalis Ca/Hydrotalcite yang
Molar
diperoleh <100 m2/g sehingga luas kontak
Minyak : Massa Katalis
Metanol reaktan dengan katalis belum memberikan
0,5 1 1,5 hasil yang maksimal. Pada penelitian ini
1 1 : 10 - - 5,43 suhu kalsinasi masih tergolong rendah
2 1 : 15 - 1,75 - yaitu 550°C dimana CaCO3 yang terdapat
3 1 : 20 3,66 5,55 - didalam sampel belum berubah menjadi
CaO. Adanya CaCO3 dalam CaO dapat
menyebabkan aktivitas katalis menurun.
Aktivitas katalis berpengaruh terhadap
yield yang dihasilkan pada reaksi
transesterifikasi. Pada suhu kalsinasi
550°C yield tertinggi yang dihasilkan
hanya 3,92%. Hasil tersebut sesuai dengan
laporan [11], bahwa kalsium oksida yang

5
Reka Buana : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil dan Teknik Kimia, 3(2), 2018, page

dikalsinasi pada suhu dibawah 550°C, jika penambahan metanol akan


digunakan sebagai katalis pada reaksi meningkatkan kecepatan reaksi
transesterifikasi akan menghasilkan yield sehingga konversi FFA yang dihasilkan
rendah. Masih adanya asam lemak bebas semakin meningkat. Konversi FFA
sisa yang tidak bereaksi cenderung terbaik didapatkan pada kondisi
menghambat pembentukan produk (metil penambahan massa katalis
ester) sehingga hasil kadar FAME yang Ca/Hydrotalcite 1% w/w berbasis
didapat kecil. Pengaruh penggunaan minyak biji kapuk dan rasio molar 1
metanol dalam jumlah yang berlebih dapat minyak : 20 metanol yaitu 91,88%.
menyebabkan reaksi cenderung ke arah
produk sehingga konversi FAME semakin 5. PENGHARGAAN (OPSIONAL)
besar dan yield yang diperoleh pun
Peneliti mengucapkan terima kasih
semakin besar.
kepada Ristek Dikti DRPM 2018
4. KESIMPULAN 
6. DAFTAR PUSTAKA
1. Pengaruh massa katalis
Ca/Hydrotalcite terhadap yield biodiesel [1] Knothe G, Gerpen J.V., Krahl J. 2005.
yang dihasilkan yaitu semakin banyak The Biodiesel handbook. AOCS
penambahan jumlah katalis dapat Press.
meningkatkan kadar yield biodiesel [2] Pratama, L., Yoeswono.,Triyono., dan
yang dihasilkan. Biodiesel terbaik Tahir, I. 2009. Effect of temperature
didapatkan pada kondisi penambahan and speed of stirrer to biodiesel
massa katalis Ca/Hydrotalcite 1% w/w conversion from coconut oil with the
berbasis minyak biji kapuk dan rasio use of palm empty fruit bunches as a
molar minyak 1:20 metanol. heterogeneous catalyst. Indonesian
2. Pengaruh perbandingan rasio molar Journal of Chemistry, 9 (1): 54-61.
minyak dengan metanol terhadap yield [3] Hasahatan, Dennis., Sunaryo, Joko.,
biodiesel yang dihasilkan yaitu Komariah L.N. 2012. Pengaruh Ratio
penggunaan metanol dalam jumlah yang H2SO4 dan Waktu Reaksi
berlebih dapat menyebabkan reaksi Terhadap Kuantitas dan Kualitas
cenderung ke arah produk sehingga Biodiesel dari Minyak Jarak Pagar.
konversi FAME semakin besar dan Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik
Universitas Sriwijaya.
yield yang diperoleh pun semakin besar.
[4] Bala, D.D., Souza, K.D., Misra, M.,
Pada rasio molar 1 minyak : 20 metanol Chidambaram, D., Conversion of a
menghasilkan kadar FAME tertinggi variety of high free fatty acid
sebesar 5,55% dan yield biodiesel yang containing feedstock to biodiesel
dihasilkan adalah 3,92%. using solid acid supported
3. Pengaruh massa katalis dan catalyst, Journal of Cleaner
perbandingan rasio molar minyak Production 104 (2015) 273- 281.
[5] Janaun, J., Ellis, N., Perspectives on
dengan metanol terhadap konversi
biodiesel as a sustainable fuel.
FFAyang dihasilkan yaitu semakin
banyak penambahan jumlah katalis dan

6
Reka Buana : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil dan Teknik Kimia, 3(2), 2018, page

Renewable and Sustainable Energy Molecular Catalyst A : Chemical,


Reviews 2010;14:1312–20. 223,225-230.
[6] Liu., X., He. H, Wang, Y. Zhu, S. [10] Suryandari, A.S., Prasasti, S.N.,
Piao, X.2008. Transesterifikasi of
Roesyadi, A., (2013), Pembuatan
soybean oilto biodiesel using CaO as
a solid base catalyst. Elvisier fuel. Biodiesel dari Minyak Biji Kapuk
(87) : hal.216-221 (Ceiba Petandra) Melalui Proses
[7] Patnaik, Pradyot. 2002. Handbook Of Transesterifikasi dengan Katalis
Inorganic chemicals. Mc Grow Hill MgO/CaO. Jurnal Teknik Pomits
Co. New York. vol.2. ITS
[8] Wright, J., 2002, Removal of Organic [11] Fujita S. Ichiro., Bhanage B. M.,
Colours from Raw Water Using Kanamaru H., Arai M. (2005)
Hydrotalcite, University of Synthesis of 1,3-dialkylurea from
Queensland, Brisbane. ethylene carbonate and amine using
[9] Kishore, D., Kannan, S. 2004. calcium oxide. Journal Transactions
Environmentally Begin Route for of the ASAE, 1203-1210
Isomerization of Safrole-Hydrotalcite
as Solid Base Catalyst. Journal of

Anda mungkin juga menyukai