Anda di halaman 1dari 10

PANCASILA

Diajukan sebagai salah satu tugas kelompok

Institut Agama Islam Negri Metro

Tahun Pelajaran 2018/2019

Oleh

Nama : Hani Mar’atus Sholehah (makna pancasila)

Ratna Dianita Sari (era pra kemerdekaan)

Arbi Kurniawan (era kemerdekaan)

Jurusan :Management Haji dan Umroh (MHU)

KEMENTRIAN AGAMA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI (IAIN) METRO

JL. Ki Hajar Dewantara No. 110Kampus 15A Telp. (0725) 42796


PEMBAHASAN

1. Makna Pancasila

Makna Pancasila terkandung berbagai makna yang perlu dipahami setiap manusia
Indonesia, adapun makna yang dimaksud adalah : 1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa Bangsa
Indonesia percaya dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena Tuhan adalah
pencipta alam semesta beserta segala isinya baik benda mati maupun benda hidup. 2. Sila
Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab Bangsa Indonesia adalah manusia yang memiliki
martabat yang tinggi. Sehingga keputusan yang di ambil harus berdasarkan norma yang
obyektif. 3. Sila Persatuan Indonesia Bersatunya bangsa yang mendiami wilayah Indonesia.
Persatuan merupakan wujud paham kebangsaan. 4. Sila Kerakyatan yang di pimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan Kerakyatan berarti sekelompok
orang mendiami wilayah Indonesia Kerakyatan berarti juga kekuasaan tertinggi ada
ditangan rakyat Hikmat Kebijaksanaan berarti sikap yang dilandasi dengan penggunaan
akal pikiran yang sehat selalu mempertimbangkan persatuan dan kesatuan
Permusyawaratan berarti tata cara yang khas Indonesia untuk merumuskan dan memutuskan
suatu hal berdasarkan kehendak rakyat sehingga tercapai keputusan berdasarkan mufakat
Perwakilan berarti suatu tata cara untuk mengusahakan ikut sertanya rakyat mengambil
bagian urusan bernegara melalui badan-badan perwakilan seperti MPR, DPR, DPD, DPRD.
5. Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia Keadilan sosial berarti keadilan yang
berlaku dalam masyarakat disegala bidang kehidupan dan lapisan masyarakat seperti halnya
dalam politik, hukum, ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan sosial – budaya Seluruh rakyat
Indonesia berarti setiap orang yang menjadi rakyat Indonesia baik yang berdiam di wilayah
Indonesia maupun yang berdiam diluar wilayah Indonesia Cita-cita bangsa Indonesia ialah
pencapaian masyarakat adil dan makmur http://bp3ipjakarta.ac.id 

MAKNA DAN ARTI LAMBANG GARUDA PANCASILA


Garuda Pancasila terdiri atas tiga komponen utama, yakni Burung Garuda,perisai dan pita
putih.
1. Burung Garuda
Burung Garuda merupakan burung mistis yang berasal dari Mitologi Hindu yang berasal dari
India dan berkembang di wilayah Indonesia sejak abad ke-6. Burung Garuda itu sendiri
melambangkan kekuatan, sementara warna emas pada burung garuda itu melambangkan
kemegahan atau kejayaan.
2. Bulu ekor
 memiliki jumlah 8 yang melambangkan bulan kemerdekaan negara kita bulan Agustus yang
merupakan bulan ke-8. sayap yang membentang adalah siap terbang ke angkasa.
3. Dan bulu-bulu
 Masing-masing sayap bulunya berjumlah 17 yang mempunyai makna,tanggal kemerdakaan
negara kita yakni tanggal 17. Di pangkal ekor atau perisai berjumlah 19 helai dan dilehernya
berjumlah 45 helai.(ehingga kesemua jumlah bulu yang ada di setiap bagiannya
melambangkan tanggal kemerdekaan ) Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yaitu
padatanggal 17 Agustus 1945.
4. Kepala Burung Garuda
kepala Burung Garuda yang menoleh ke kanan mungkin karena pemikiran orang zaman
dahlu yang ingin Indonesia menjadi negara yang benar dan bermaksud agar Indonesia tidak
menempuh jalan yang salah. Dan anggapan bahwa arah ke kanan adalah arah yang baik lah
yang membuat kepala Garuda dibuat menghadap kekanan. Biasanya banyak anggapan yang
mengatakan bahwa jalan yang benar itu dilambangkan dengan arah kanan, makanya kepala
garuda Indonesia selalu mengarah ke kanan. https://www.scribd.com

Prof. DR. Drs, Notonagoro, SH (1967) mengatakan, “ lima unsur yang terdapat pada
pancasila bukanlah hal yang baru pada pembentukan Negara Indonesia, tetapi sebelumnya
dan selama-lamanya telah dimiliki oleh rakyat bangsa Indonesia yang nyata ada dan hidup
dalam jiwa masyarakat. Soekarno melukiskan urgensi Pancasila bagi bangsa Indonesia secar
ringkat namun meyakinkan, “ Pancasila adalah satu dasar falsafah, pancasila adalah satu alat
mempersatu bangsa yang juga yang juga pada hakekatnya satu alat mempersatu dalam
perjuangan melenyapkan segala penyakit yang telah dilawan berpuluh-puluh tahun yaitu
terutama, Imperealisme. perjuangan suatu bangsa, perjuangan melawan Imperealisme,
perjuangan mencapai kemerdekaan, perjuangan suatu bangsa yang membawa corak sendiri-
sendiri. Tidak ada dua bangsa yang cara berjuangnya sama. Tiap-tiap bangsa mempunyai cara
berjuangnya sendiri, mempunyai karakteristik sendiri. oleh karena pada hakekatnya bangsa
sebagai individu mempunyai kepribadian sendiri. kepribadian yang terwujud dalam berbagai
hal, dalam wataknya, dan lain-lain sebagainya.” (Soekarno 1958).
http://repository.unpas.ac.id
2. Era Pra Kemerdekaan

A. Era Pra Kemerdekaan


Kuat dan mengakarnya Pancasila dalam jiwa bangsa menjadikan Pancasila terus
berjayasepanjang masa. karena ideologi Pancasila tidak hanya sekedar “confirm and deepen”
identitas Bangsa Indonesia sepanjang masa. Sejak Pancasila digali dan dilahirkan kembali
menjadi Dasar dan Ideologi negara maka ia membangunkan dan membangkitkan dua
identitas yang “tertidur” dan yang “terbius” selama kolonialisme.

Menurut sejarah pada kira-kira abad VII-XII bangsa Indonesia telah mendirikan
kerajaan Sriwijaya di Sumatera Selatan dan kemudian pada abad XIII-XVI didirikan pula
kerajaan majapahit di jawa timur. Kedua jaman itu merupakan tonggak sejarah bangsa
Indonesia

karena bangsa Indonesia masa itu telah memenuhi syarat-syarat sebagai suatu bangsa
yang mempunyai negara. Kedua kerajaan itu merupakan negara-negara berdaulat bersatu
serta mempunyai wilayah yang meliputi seluruh nusantara menurut ir. Muhammad amin
berdirinya negara kebangsaan Indonesia tidak dapat dipisahkan dengan kerajaan-kerajaan
lama yang merupakan warisan nenek moyang bangsa Indonesia. negara kebangsaan
Indonesia terbentuk melalui tiga tahap yaitu :

1. Zaman Sriwijaya di bawah wangsa Syailendra 600-1400


2.  Negara kebangsaan zaman majapahit 1293-1525. Kedua tahap negara kebangsaan
tersebut adalah negara kebangsaan lama.
3.  Negara kebangsaan modern yaitu negara Indonesia merdeka 17 agustus 1945
http://www.academia.edu

B. Era Pra Kemerdekaan

Masa Kerajaan Sriwijaya


Pada abad ke VII berdirilah kerajaan Sriwijaya dibawah kekuasaan Wangsa
Syailendra di Sumatera. Kerajaan yang berbahasa Melayu Kuno.
kerajaan maritim
Kekuasaan Sriwijaya menguasai Selat Sunda (686), kemudian Selat Malaka
(775).Sistem perdagangan telah diatur dengan baik, di mana pemerintah melalui pegawai raja
membentuk suatu badan yang dapat mengumpulkan hasil kerajinan rakyat sehingga rakyat
mengalami kemudahan dalam pemasarannya. Dalam sistem pemerintahan sudah terdapat
pegawai pengurus pajak, hartabenda kerajaan, rohaniawan yang menjadi pengawas teknis
pembangunan gedung-gedung dan patung-patung suci sehingga saat itu.

Universitas Agama Budha


  yang sudah dikenal di Asia. Pelajar dari universitas ini dapat melanjutkan ke India,
banyak guru-guru tamu yang mengajar di sini dari India, seperti Dharmakitri. Cita-cita
kesejahteraan bersama dalam suatu negara telah tercermin padakerajaan Sriwijaya sebagai tersebut dalam
perkataan “marvuat vannua Criwijaya Siddhayatra Subhiksa” (suatu cita-cita negara yang adil
dan makmur).(1999:27). Unsur-unsur yang terdapat di dalam Pancasila yaitu: KeTuhanan,
Kemanusiaan, Persatuan, Tata pemerintahan atas dasar musyawarah dan Keadilan sosial telah
terdapat sebagai asas-asas yang menjiwai bangsa Indonesia, yang dihayati serta dilaksanakan
pada waktu itu, hanya saja belum dirumuskan secara kongkrit.
Dokumen tertulis yang membuktikan terdapatnya unsur-unsur tersebutialah Prasasti-prasasti di Talaga Batu,
Kedukan Bukit, Karang Brahi, Talang Tuo dan Kota Kapur (DardjiDarmodihardjo.1974:22-23). Pada
hakekatnya nilai-nilai budaya bangsa semasa kejayaan Sriwijaya telah menunjukkan nilai-nilai Pancasila,
yaitu:

1. Nilai Sila pertama, terwujud dengan adanya umat agama Budha dan Hindu hidup
berdampingan secaradamai. Pada kerajaan Sriwijaya terdapat pusat kegiatan
pembinaan dan pengembangan agama Budha.
2. Nilai Sila Kedua, terjalinnya hubungan antara Sriwijaya dengan India (Dinasti
Harsha). Pengiriman parapemuda untuk belajar di India. Telah tumbuh nilai-nilai
politik luar negeri yang bebas dan aktif.
3. Nilai Sila Ketiga, sebagai negara maritim, Sriwijaya telah menerapkan konsep negara
kepulauan sesuaidengan konsepsi Wawasan Nusantara.
4. Nilai Sila Keempat, Sriwijaya telah memiliki kedaulatan yang sangat luas, meliputi
(Indonesia sekarang)Siam, semenanjung Melayu.
5. Nilai Sila Kelima, Sriwijaya menjadi pusat pelayanan dan perdagangan, sehingga
kehidupan rakyatnyasangat makmur.
https://www.scribd

C. Era Pra Kemerdekaan

Soekarno pernah mengatakan “jangan sekali-kali meninggalkan sejarah”. Dari


perkataan tersebut dapat dimaknai bahwa sejarah mempunyai fungsi yang beragam
bagi kehidupan. Seperti diungkap seorang filsuf Yunani yang bernama Cicero (106-43
SM) yang mengungkapkan “Historia Vitae Magistra”, yang bermakna, “sejarah
memberikan kearifan”. Pengertian yang lebih umum yaitu “sejarah merupakan guru
kehidupan”. Sejarah memperlihatkan dengan nyata bahwa semua bangsa memerlukan
suatu konsepsi dan cita-cita. Jika mereka tidak memilikinya atau jika konsepsi dan
citacita itu menjadi kabur dan usang, maka bangsa itu adalah dalam bahaya
(Soekarno, 1989: 64).

Cita-cita ideal sebagai landasan moralitas bagi kebesaran bangsa diperkuat


oleh cendekiawan-politisi Amerika Serikat, John Gardner, “No nation can achieve
greatness unless it believes in something, and unless that something has moral
dimensions to sustain a great civilization” (tidak ada bangsa yang dapat mencapai
kebesaran kecuali jika bangsa itu mempercayai sesuatu, dan sesuatu yang
dipercayainya itu memiliki dimensi-dimensi moral guna menopang peradaban besar)
(Madjid dalam Latif, 2011: 42). https://wpurwanis.staff.gunadarmaac.id

3. Era Kemerdekaan
A. Era kemerdekaan
Pancasila era kemerdekaan isi Proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945
sesuai dengan semangat yang tertuang dalam Piagam Jakarta tanggal 22 Juni 1945. Piagam
ini berisi garis-garis pemberontakan melawan imperialisme kapitalisme dan fasisme serta
memuat dasar pembentukan Negara Republik Indonesia. Piagam Jakarta yang lebih tua dari
Piagam perjanjian San Francisco (26 Jun 1945) dan kapitulasi Tokyo (15 Agustus 1945) itu
ialah sumber berdaulat yang memancarkan proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia
(Yamin,1954:16. Piagam Jakarta ini kemudian disahkan oleh siding PPKI pada tanggal 18
Agustus 1945 menjadi pembentukan UUD 1945,setelah terlebih dahulu dihapus 7 (tujuh) kata
dari kalimat “Ketuhanan dengan kewajiban Menjalankan syariat Islam bagi Pemeluk
pemeluknya”,diubah menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa.
B. Era Kemerdekaan
Era kemerdekaan dimulai dengan proklamasi kemerdekaan Indonesia pada
tanggal 17 Agustus 1945. Secara ilmiah proklamasi kemerdekaan dapat mengandung
pengertian sebagai berikut:
1. Dari sudut ilmu hukum proklamasi merupakan saat tidak berlakunya tertib hukum
kolonial, dan saat mulai berlakunya tertib hukum nasional.
2. Secara politis ideologi proklamasi mengandung arti bahwa bangsa Indonesia
terbatas nasib sendiri dalam suatu Negara proklamasi republik Indonesia.
Kemudian tanggal 18 Agustus pada rapat PPKI, ditetapkan UUD 1945 dan Presiden
serta Wakilnya. Sesudah itu dimulailah pergolakan politik dalam negeri seperti
berikut ini:
1. Pembentukan Negara Republik Indonesia Serikat (RIS)
Sebagai hasil dari konferensi meja bundar (KMB) maka ditanda tangani suatu
persetujuan (mantel resolusi) Oleh Ratu Belanda Yuliana dan wakil pemerintah RI di
Kota Den Hag pada tanggal 27 Desember 1949, maka berlaku pulalah secara otomatis
anak-anak persetujuan hasil KMB lainnya dengan konstitusi RIS, antara lain :
a) Konstitusi RIS menentukan bentuk negara serikat (federalis) yaitu 16 Negara pasal
(1 dan 2)
b) Konstitusi RIS menentukan sifat pemerintah berdasarkan asas demokrasi liberal
dimana mentri-mentri bertanggung jawab atas seluruh kebijaksanaan pemerintah
terhadap parlemen (pasal 118 ayat 2)
c) Mukadiamah RIS telah menghapuskan sama sekali jiwa dan semangat maupun isi
pembukaan UUD 1945, proklamasi kemerdekaan sebagai naskah Proklamasi yang
terinci.
d) Sebelum persetujuan KMB, bangsa Indonesia telah memiliki kedaulatan, oleh
karena itu persetujuan 27 Desember 1949 tersebut bukannya penyerahan kedaulatan
melainkan “pemulihan kedaulatan” atau “pengakuan kedaulatan”

2. Terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1950


Berdirinya negara RIS dalam Sejarah ketatanegaraan Indonesia adalah sebagai suatu
taktik secara politis untuk tetap konsisten terhadap deklarasi Proklamasi yang
terkandung dalam pembukaan UUD 1945 taitu negara persatuan dan kesatuan
sebagaimana termuat dalam alinea IV, bahwa pemerintah negara…….” yang
melindungi segenap bangsa Indoneia dan seluruh tumpah darah negara Indonesia
…..” yang berdasarkan kepada UUD 1945 dan Pancasila. Maka terjadilah gerakan
unitaristis secara spontan dan rakyat untuk membentuk negara kesatuan yaitu
menggabungkan diri dengan Negara Proklamasi RI yang berpusat di Yogyakarta,
walaupun pada saat itu Negara RI yang berpusat di Yogyakarta itu hanya berstatus
sebagai negara bagian RIS saja. Pada suatu ketika negara bagian dalam RIS tinggalah
3 buah negara bagian saja yaitu :
1. NegaraBagianRI Proklamasi
2.NegaraIndonesiaTimur (NIT)
3. Negara Sumatera Timur (NST)
Akhirnya berdasarkan persetujuan RIS dengan negara RI tanggal 19 Mei 1950, maka
seluruh negara bersatu dalam negara kesatuan, dengan Konstitusi Sementara yang
berlaku sejak 17 Agustus 1950. Walaupun UUDS 1950 telah merupakan tonggak
untuk menuju cita-cita Proklamasi, Pancasila dan UUD 1945, namun kenyataannya
masih berorientasi kepada Pemerintah yang berasas Demokrasi Liberal sehingga isi
maupun jiwanya merupakan penyimpangan terhadap Pancasila. Hal ini disebabkan
oleh hal-hal sebagai berikut :
a. Sistem multi partai dan kabinet Parlementer berakibat silih bergantinya kabinet
yang rata-rata hanya berumur 6 atau 8 tahun. Hal ini berakibat tidak mempunyai
Pemerintah yang menyusun program serta tidak mampu menyalurkan dinamika
Masyarakat ke arah pembangunan, bahkan menimbulkan pertentangan –
pertentangan, gangguan – gangguan keamanan serta penyelewengan – penyelewengan
dalam masyarakat.
b. Secara Ideologis Mukadimah Konstitusi Sementara 1950, tidak berhasil mendekati
perumusan otentik Pembukaan UUD 1945, yang dikenal sebagai Declaration of
Independence bangsa Indonesia. Demikian pula perumusan Pancasila dasar negara
juga terjadi penyimpangan. Namun bagaimanapun juga RIS yang berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945 dari negara Republik Indonesia Serikat.
Pada akhir era ini, terjadi pergolakan politik yang tidak berujung. Hal inilah yang
mendorong Presiden Soekarno megeluarkan Dekrit Presiden pada tanggal 5 Juli 1959.
Kajian Kesimpulan Pada Era Kemerdekaan
a. Kelebihan:
1. Rakyat Indonesia sudah mengetahui nilai-nilai luhur Pancasila dan berusaha untuk
menerapkannya ke dalam kehidupan sehari-hari.
2. Setelah merdeka, bangsa Indonesia membnuat berbagai penyesuaian yang cocok
dan padu dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
b. Kekurangan:
1. Belum stabilnya keadaan di Indonesia. Baik itu dari segi politik, social, ekonomi.
2. Terjadinya penggantian dasar Negara sebanyak 2 kali. Padahal seharusnya
Pancasila tidak tergantikan.
c. Kesimpulan dan Solusi:
Keadaan di Indonesia masih terombang ambing dan tidak stabil. Lalu terjadi masalah
yang alot di konstituante sehingga Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden.

C. Era Pra Kemerdekaan

Pada tanggal 6 Agustus 1945 bom atom dijatuhkan di kota Hiroshima oleh Amerika
Serikat yang mulai menurunkan moral semangat tentara Jepang. Sehari kemudian BPUPKI
berganti nama menjadi PPKI menegaskan keinginan dan tujuan mencapai kemerdekaan
Indonesia. Bom atom kedua dijatuhkan di Nagasaki yang membuat Jepang menyerah kepada
Amerika dan sekutunya. Peristiwa ini pun dimanfaatkan oleh Indonesia untuk
memproklamasikan kemerdekaannya. Untuk merealisasikan tekad tersebut, maka pada
tanggal 16 Agustus 1945 terjadi perundingan antara golongan muda 10 dan golongan tua
dalam penyusunan teks proklamasi yang
berlangsungsingkat,mulai pukul 02.00.04.00 dini hari. Teks proklamasi sendiri disusun oleh I
r. Soekarno, Drs.Moh. Hatta dan Mr. Ahmad Soebardjo di ruang makan Laksamana Tadashi
Maeda tepatnya di jalan Imam Bonjol No 1. Konsepnya sendiri ditulis oleh Ir.
Soekarno.Sukarni (dari golongan muda) mengusulkan agar yang menandatangani teks
proklamasi itu adalah Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia.
 
Kemudian teks proklamasi Indonesia tersebut diketik oleh Sayuti Melik. Isi
Proklamasi Kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 sesuai dengan semangat yang tertuang
dalamPiagam Jakarta tanggal 22 Juni 1945. Piagam ini berisi garis-garis pemberontakan
melawan imperialisme-kapitalisme dan fasisme serta memuat dasar pembentukan Negara
Republik Indonesia. Piagam Jakarta yang lebih tua dari Piagam Perjanjian San Francisco(26
Juni 1945) dan Kapitulasi Tokyo (15 Agustus 1945) itu ialah sumber berdaulat yang
memancarkan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia (Yamin, 1954: 16). Piagam
Jakarta ini kemudian disahkan oleh sidang PPKI pada tanggal
18Agustus1945menjadi pembentukan UUD 1945, setelah terlebih dahulu dihapus 7 (tujuh) k
ata dari kalimat“Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk
pemeluknya”,diubah menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa. Pada tahun 1950-an muncul
inisiatif dari sejumlah tokoh yang hendak melakukan interpretasi ulang terhadap Pancasila.
Saat itu muncul perbedaan perspektif yang dikelompokkan dalam dua kubu. Pertama,
beberapa tokoh berusaha menempatkan Pancasila lebih dari sekedar kompromi politik atau
kontrak sosial. Mereka memandang Pancasila tidak hanya kompromi politik
melainkansebuahfilsafatsocialatauweltanschauungbangsa. Kedua, mereka yang menempatkan 
Pancasila sebagai sebuah kompromi politik. Dasar argumentasinya adalah fakta yang muncul
dalam sidang-sidang BPUPKI dan PPKI. Pancasila pada saat itu benar-benar merupakan
kompromi politik di antara golongan nasionalis netral agama (Sidik Djojosukarto dan Sutan
takdir Alisyah bana dkk) dan nasionalis Islam (Hamka, Syaifuddin Zuhri sampai Muhammad
Natsir dkk) mengenai dasar Negara
DAFTAR PUSTAKA

http://bp3ipjakarta.ac.id 

https://www.scribd.com

http://repository.unpas.ac.id

http://www.academia.edu

https://www.scribd

https://wpurwanis.staff.gunadarmaac.id

https://alexandramahandita.wordpress.com

www.scribd.com

www.slideshere.net

Anda mungkin juga menyukai