13-Article Text-13-1-10-20190213
13-Article Text-13-1-10-20190213
Abstrak: Pentingnya Pemahaman Manajemen Nyeri Non Farmakologi Bagi Seorang Perawat.
Manajemen nyeri non farmakologi merupakan strategi penyembuhan nyeri tanpa menggunakan obat-
obatan tetapi lebih kepada perilaku caring. Untuk itu, tenaga medis yang dominan berperan adalah para
perawat karena bersentuhan langsung dengan tugas keperawatan. Dalam kenyataannya managemen
nyeri non farmakologi bukanlah menjadi pekerjaan yang mudah bagi para perawat. Hal ini terutama
berkaitan dengan persepsi yang berbeda dari para pasien tentang nyeri yang sedang dialaminya.
Perbedaan inilah yang cenderung menyulitkan perawat untuk mendiagnosa dan menangani rasa nyeri
dari pasien. Oleh karena itu, salah satu hal yang perlu bagi perawat dalam menangani rasa nyeri pasien
adalah mengembangkan kompetensi dan pemahaman yang terus menerus tentang management nyeri
non farmakologi. Terdapat beberapa jenis mangemen non farmakologis antara lain: teknik relaksasi,
distraksi masase, terapi es dan panas, stimulasi saraf elektris transkutan, hipnosis, guided imagery dan
musik.
35
36 Jurnal Wawasan Kesehatan, Volume: 1, Nomor 1, Juni 2016
tersebut antara lain: nyeri kepala, nyeri dialaminya. Perbedaan inilah yang
punggung dan nyeri sendi yang menjadi cenderung menyulitkan perawat untuk
frekuensi terbesar (Asmadi, 2008:145). mendiagnosa dan menangani rasa nyeri
Pasien yang sedang mengalami dari pasien. Oleh karena itu, salah satu
nyeri umumnya mengidamkan suatu hal yang perlu bagi perawat dalam
keadaan yang terbebas dari nyeri, menangani rasa nyeri pasien adalah
karena itu ia berharap kepada tenaga mengembangkan kompetensi dan
medis agar rasa nyeri yang sedang pemahaman yang terus menerus tentang
dialaminya dapat berkurang atau segera management nyeri non farmakologi.
menghilang. Kenyataan ini serta merta
SEKILAS TENTANG NYERI
mendorong para tenaga medis untuk
dapat mengatasinya.
Hakikat Nyeri
Dalam hal mengatasi nyeri yang
dialami pasien, tenaga medis melakukan Nyeri merupakan pengalaman
strategi atau cara yang sering disebut sensori dan emosional yang tidak
dengan istilah manajemen nyeri. menyenangkan akibat dari kerusakan
Manajemen nyeri terbagi ke dalam dua jaringan yang aktual atau potensial.
jenis yakni mangemen nyeri farmakologi Nyeri adalah alasan utama seseorang
dan non farmakologi. Manajemen untuk mencari bantuan perawatan
nyeri farmakologi merupakan upaya kesehatan. Nyeri terjadi bersama banyak
atau strategi penyembuhan nyeri proses penyakit atau bersamaan dengan
menggunakan obat-obatan anti nyeri. beberapa pemeriksaan diagnostik atau
Tenaga medis yang dominan berperan pengobatan, nyeri sangat mengganggu
dalam manajemen farmakologi adalah dan menyulitkan lebih banyak orang
para dokter dan apoteker. Sedangkan dibandingkan suatu penyakit manapun.
manajemen nyeri non farmakologi Defenisi keperawatan tentang nyeri
merupakan strategi penyembuhan nyeri adalah apapun yang menyakitkan
tanpa menggunakan obat-obatan tetapi tubuh yang dikatakan individu yang
lebih kepada perilaku Caring. Maka mengalaminya, yang ada kapanpun
tenaga medis yang dominan berperan individu mengatakannya, (Smeltzer
adalah para perawat karena bersentuhan 2001: 212).
langsung dengan tugas keperawatan. Ada banyak hal yang dapat
Dalam kenyataannya manajemen menyebabkan timbulnya nyeri.
nyeri non farmakologi bukanlah menjadi Seseorang yang tersiram air panas
pekerjaan yang mudah bagi para akan merasakan nyeri yang terbakar,
perawat. Hal ini terutama berkaitan seseorang yang mengalami luka fisik
dengan persepsi yang berbeda dari akibat tusukan benda tajam juga dapat
para pasien tentang nyeri yang sedang mengalami nyeri. Asmadi (2008:145)
Mayasari, Pentingnya Pemahaman Manajemen Nyeri … (hlm. 35-42) 37
mengelompokkan penyebab nyeri ke sama lain dan tergantung dari banyak ke-
dalam dua golongan, yaitu penyebab jadian nyeri selama rentang kehidupan-
yang berhubungan dengan fisik dan nya. Bagi beberapa orang nyeri masa lalu
berhubungan dengan psikis. Nyeri dapat saja menetap dan tak terselesaikan
yang disebabkan oleh faktor psikologis seperti pada nyeri berkepanjangan atau
merupakan nyeri yang dirasakan bukan kronis dan persisten. Individu yang
karena penyebab fisik, melainkan akibat mengalami nyeri selama berbulan-bu-
trauma psikologis dan pengaruhnya lan atau bertahun-tahun dapat menjadi
terhadap fisik. Secara fisik misalnya mudah marah, menarik diri dan depresi.
akibat trauma baik trauma mekanik, Efek yang tidak diinginkan yang diaki-
termal, maupun kimia (Kozier, et al. batkan dari pengalamannya nyeri sebel-
2010:989). umnya menunjukan pentingnya perawat
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi untuk waspada terhadap pengalaman
Respon Nyeri masa lalu pasien dengan nyeri.
Ansietas, meskipun umum di-
Nyeri yang dialami oleh pasien
yakini bahwa ansietas akan meningkat-
dipengaruhi sejumlah faktor. Faktor-fak- kan nyeri, mungkin tidak seluruhnya
tor yang dimaksud diantaranya seper- benar dalam semua keadaan, riset ti-
ti yang disebutkan oleh Zmeltser yaitu dak memperlihatkan hubungan hubun-
pengalaman masa lalu dengan nyeri, gan yang konsisten antara ansietas dan
ansietas dan pengharapan penghilang nyeri juga tidak memperlihatkan bah-
rasa nyeri (efek plasebo). Faktor-fak- wa pelatihan pengurangan stress pra-
tor ini dapat meningkatkan ataupun operatif menurunkan nyeri saat pasca-
menurunkan persepsi nyeri pasien, operatif. Namun ansietas yang relevan
meningkat dan menurunnya toleransi atau berhubungan dengan nyeri dapat
terhadap nyeri dan pengaruh sikap re- meningkatkan persepsi pasien terhadap
spon terhadap nyeri. (Zmeltser, 2001: nyeri contoh pasien yang mendapatkan
219-222) pengobatan kanker payudara 2 tahun
yang lalu dan sekarang merasakan nyeri
Pengalaman masa lalu dengan
pinggang, pasien tersebut merasa takut
nyeri adalah menarik untuk berharap
bahwa nyeri tersebut merupakan indi-
dimana individu yang mempunyai pen-
kasi dari metastasis. ansietas yang tidak
galaman multipel dan berkepanjangan
berhungan dengan nyeri dapat mendis-
dengan nyeri akan lebih sedikit gelisah
traksi pasien dan secara aktual dapat
dan toleran terhadap nyeri dibanding- menurunkan persepsi nyeri sebagai con-
kan orang yang lebih sedikit mengalami toh seorang ibu yang dirawat dirumah
nyeri, tetapi semua itu tidak berlaku pada sakit dengan komplikasi kolsistekstomi
semua orang. Cara seseorang berespon dan mencemaskan anak-anaknya yang
terhadap nyeri pada intinya berbeda satu berada dirumah.
38 Jurnal Wawasan Kesehatan, Volume: 1, Nomor 1, Juni 2016
Budaya dan etnisitas mempunyai misalnya pda kulit mukosa), deep pain,
pengaruh pada bagaimana seseorang (nyeri yang terasa pada permukaan
berespon terhadap nyeri, namun budaya tubuh yang lebih dalam atau pada
dan etnik tidak mempengaruhi persepsi organ-organ tubuh visceral), Refered
nyeri. Nilai-nilai budaya perawat dapat pain (nyeri dalam yang disebakan oleh
berbeda dengan nilai-nilai budaya penyakit organ/struktur dalam tubuh
pasien dari budaya lain. Harapan yang ditransmisikan kebagian tubuh
dan nilai-nilai budaya perawat dapat didaerah yang berbeda bukan derah
asal nyeri), dan central pain (nyeri yang
mencakup menghindarai ekpresi nyeri
terjadi kerena perangsangan pada sistem
yang berlebihan seperti meringis atau
saraf pusat, spinal cord, batang otak
menangis, mencari pereda nyeri dengan
dan thalamus). Sedangkan berdasarkan
segera dan memberikan deskripsi
sifatnya, nyeri terbagi ke dalam incidental
lengkap tentang nyeri.
pain (nyeri yang timbul sewaktu-waktu
Kategori Nyeri lalu menghilang), steady pain (nyeri yang
timbul dan menetap serta dirasakan
Smeltzer mengkategorikan nyeri dalam waktu yang lama), dan paroxymal
ke dalam dua jenis yakni nyeri akut pain (nyeri yang dirasakan berintensitas
dan nyeri kronis. Nyeri akut biasanya tinggi dan kuatsekali dan biasanya
awitannya tiba-tiba dan umumnya menetap kurang lebih 10 sampai dengan
berkaitan dengan cedera spesifik yang 15 menit, lalu menghilang kemudian
berlangsung dari beberapa detik hingga timbul lagi).
enam bulan. Nyeri akut mengindikasikan Selanjutnya, Muttaqin (2009)
bahwa kerusakan atau cedera telah mengklasifikasi nyeri menggunakan
terjadi. Sementara itu, nyeri kronis metode PQRST (Provoking incindent,
adalah nyeri konstan atau intermiten Quality of pain, Region, Severity, Time).
yang menetap sepanjang suatu periode Metode ini juga akan membantu untuk
waktu, nyeri ini berlangsung diluar mengumpulkan informasi vital yang
waktupenyembuhanyang diperkirakan berkaitan dengan proses nyeri pasien.
dan sering tidak dapat dikaitkan dengan Provoking incident: apakah ada peristiwa
penyebab atau cedera spesifik, nyeri ini menjadi faktor penyebab nyeri, apakah
berlangsung selama enam bulan atau nyeri berkurang dengan beristirahat,
apakah nyeri bertambah berat bila
lebih, (Smeltzer 2001:213).
beraktifitas. Quality of pain: seperti apa
Menurut Asmadi (2008) nyeri nyeri yang dirasakan atau digambarkan
juga dapat diklasifikasikan ke dalam klien, sifat nyeri, karakter nyeri. Region:
beberapa golongan berdasarkan tempat lokasi nyeri harus ditunjukkan dengan
dan sifat nyeri. Berdasarkan tempatnya, tepat oleh pasien. Severity (scale of pain):
nyeri terdiri atas: pheriperal pain (nyeri seberapa berat nyeri yang dirasakan
yang tersa pada permukaan tubuh klien dan seberapa mengganggu nyeri
Mayasari, Pentingnya Pemahaman Manajemen Nyeri … (hlm. 35-42) 39
pada garis yang menunjukkan letak nyeri Smeltzer (2001) bahwa penatalaksanaan
terjadi di sepanjang rentang tersebut. Ujung nyeri yang efektif juga dengan
kiri biasanya menandakan “tidak ada” mengombinasian antara penatalaksaan
atau “tidak nyeri”, sedangkan ujung kanan farmakologis dan nonfarmakologis
menandakan “berat” atau “nyeri yang yang mana pendekatan ini diseleksi
paling buruk”. Untuk menilai hasil, sebuah
berdasarkan kebutuhan dan tujuan
penggaris diletakkan sepanjang garis dan
pasien secara individu keberhasilan
jarak yang dibuat pasien pada garis dari
terbesar sering dicapai jika intervensi
“tidak ada nyeri” diukur dan ditulis dalam
tersebut dilakukan secara simultan.
sentimeter (Smeltzer, 2001:218).
Manajemen nyeri non farmakologi
merupakan upaya-upaya yang dilakukan
untuk mengatasi atau menghilangkan
Gambar 6 Visual Analog Scale (VAS) nyeri dengan pendekatan non
(Smeltzer, 2001:218)
farmakologi (Smeltzer, 2001:223).
Efek Nyeri Tindakan non farmakologis dapat
digunakan sebagai pelengkap dalam
Nyeri yang tidak diatasi secara
pemberian analgesik, tetapi tindakan non
adekuat mempunyai efek yang memba-
farmakologis tidak ditujukan sebagai
hayakan diluar ketidaknyamanan yang
pengganti analgesik (Urden, 2009:145).
disebabkannya. Selain merasakan keti-
daknyamanan dan mengganggu, nyeri Terdapat beberapa jenis tindakan
akut yang tidak reda dapat mempen- non farmakologis antara lain: teknik
garuhi sistem pulmonary, kardiovaskul- relaksasi, distraksi masase, terapi es
er, gastrointestinal, endokrin dan immu- dan panas, dan stimulasi saraf elektris
nologic. Nyeri kronis juga mempunyai transkutan.
efek yang merugikan, supresi fungsi Relaksasi.
imun yang berkaitan dengan nyeri kro-
nis dapat meningkatkan pertumbuhan Relaksasi adalah metode pengenda-
tumor, juga dapat menyebabkan de- lian nyeri non farmakologik yang paling
presi dan ketidakmampuan (Smeltzer, sering digunakan di Inggris. Metode ini
menggunakan pendidikan dan latihan per-
2001:214).
nafasan dengan prinsip dapat mengurangi
nyeri dengan cara mengurangi sensasi nyeri
PEMAHAMAN MANAJEMEN dan mengontrol intensitas reaksi terhadap
NYERI NON FARMAKOLOGI nyeri, relaksasi dapat dilakukan dengan cara
ciptakan lingkungan yang tenang, tentukan
Manajemen nyeri yang efektif tidak posisi yang nyaman, konsentrasi pada suatu
hanya memberikan obat yang tepat pada obyek atau bayangan visual, dan melepas-
waktu yang tepat, seperti yang dikatakan kan ketegangan, (Smeltzer, 2001: 232).
Mayasari, Pentingnya Pemahaman Manajemen Nyeri … (hlm. 35-42) 41