PENDAHULUAN
1
(sender), pesan yang dikirimkan (message), bagaimana pesan tersebut dikirimkan
(delivery channel atau media), penerima pesan (receiver), dan unpan balik (feedback)
yang diharapkan. WHO say WHAT to WHOM in what CHANNEL, yang dapat
diilistrasikan pada bagan berikut.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian komunikasi efektif
2. Untuk mengetahui bagaimana model komunikasi efektif
3. Untuk mengetahui apa saja tahapan proses komunikasi organisasi
4. Untuk mengetahui bagaimana prinsip komunikasi manajer keperawatan
5. Untuk mengetahui apa saja strategi komunikasi dalam praktik keperawatan di rumah
sakit
1.4 Manfaat
1. Bagi Penulis
Merupakan konsep dasar management keperawatan yang dituangkan kedalam
makalah ini sehingga kami mengetahui tentang komunikasi secara efektif dalam
Management Keperawatan.
2. Bagi Institusi
Memberi nilai tambah sumber kepustakaan dan pengetahuan lebih luas dibidang
Management Keperawatan khususnya mengenai bagaimana komunikasi secara efektif
dalam Management Keperawatan, sebagai wacana serta sebagai bahan atau sumber
data penulisan makalah berikutnya.
2
3. Bagi Pembaca
Memberi nilai tambah sumber ilmu pengetahuan dibidang Management Keperawatan
mengenai komunikasi secara efektif dalam Management Keperawatan, dan sebagai
wacana untuk pembuatan makalah selanjutnya.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Karena komunikasi adalah sesuatu yang komplek, banyak model dipergunkan dalam
penjelasan bagaimana organisasi dan orang berkomunikasi. Dasar model yang umum
sebagaimana tersebut dalam gambar dibawah, dimana setiap komunikasi pasti adanya
pengirim pesan, dan penerima pesan. Pesan tersebut dapat berupa verbal, tertulis, maupun
nonverbal. Pada proses ini juga melibatkan suatu lingkungan internal dan eksternal, dimana
komunikasi dilaksanakan. Lingkungan internal meliputi nilai-nilai, kepercayaan, tempramen,
dan tingkat stress pengiriman pesan dan penerima dan waktu. Kedua belah pihak (pengirim
dan penerema pesan) harus peka terhadap faktor internal dan eksternal, seperti persepsi dari
komunikasi yang di tentukan oleh lingkungan eksternal yang ada.
Komunikasi merupakan unsur yang penting dalam aktivitas manajer keperawatan dan
sebagai bagian yang selalu ada di dalam proses manajemen Keperawatan. Komunikasi adalah
suatu pertukaran pikiran, perasaan, dan pendapat dan memberikan nasihat dimana terjadi
antara dua orang atau lebih bekerja bersama. Komunikasi juga dapat diartikan suatu seni
untuk menyusun dan menyampaikan suatu pesan dengan cara yang gampang sehingga orang
lain dapat mengerti dan menerima. Komunikasi adalah proses timbal balik (resiprokal)
pertukaran sinyal untuk memberi informasi, membujuk atau memberi perintah, berdasarkan
makna yang sama dan dikondisikan oleh konteks hubungan para para komunikator dan
konteks sosialnya”. (Cutlip, 2007:225)
4
2.2 Model Komunikasi
5
menjawab telepon. Jika orang lain harus menunggu untuk berbicara, maka waktu
yang diperlukan harus singkat untuk menghindari kesan yang negative.
Adapun Dalam melakukan komunikasi organisasi, Steward L.Tubbs dan Sylvia Moss
dalam Human Communication menguraikan adanya 3 (tiga) model dalam komunikasi:
2. Model komunikasi interaksional. Sebagai kelanjutan dari model yang pertama, pada
tahap ini sudah terjadi feedback atau umpan balik. Komunikasi yang berlangsung
bersifat dua arah dan ada dialog, di mana setiap partisipan memiliki peran ganda,
dalam arti pada satu saat bertindak sebagai komunikator, pada saat yang lain
bertindak sebagai komunikan.
3. Model komunikasi transaksional. Dalam model ini komunikasi hanya dapat dipahami
dalam konteks hubungan (relationship) antara dua orang atau lebih. Pandangan ini
menekankan bahwa semua perilaku adalah komunikatif. Tidak ada satupun yang tidak
dapat dikomunikasikan.
2. Komunikasi kelompok
Pada prinsipnya dalam melakukan suatu komunikasi yang ditekankan adalah faktor
kelompok, sehingga komunikasi menjadi lebih luas. Dalam usaha menyampaikan
informasi, komunikasi dalam kelompok tidak seperti komunikasi antar pribadi.
6
3. Komunikasi massa
Komunikasi massa dilakukan dengan melalui alat, yaitu media massa yang meliputi
1. Sumber Komunikasi
2. Pengkodean (encoding)
Mengubah satu pesan komunikasi menjadi bentuk simbolik. Empat kondisi yang
mempengaruhi pesan terkode, yaitu keterampilan, sikap, pengetahuan, dan system
social budaya.
4. Saluran (channel)
Medium lewat mana suatu pesan komunikasi berjalan. Medium dipilih oleh sumber,
yang harus menentukan saluran mana yang formal dan informal.
7
5. Pendekodean
6. Penerima Pesan
Suatu proses komunikasi baru dikatakan efektif apabila “pesan” diterima oleh obyek
komunikasi dalam bentuk jiwa dan yang dimaksud oleh subyek.dengan demikian
“pesan” tersebut dugunakan untuk kepentingan tertentu yang telah ditentukan, atau
paling sedikit diharapkan oleh subyek.
7. Umpan Balik
Tautan akhir dalam proses komunikasi, mengembalikan pesan kedalam system guna
memeriksa kesalah pahaman, umpan balik merupakan suatu penentu apakah pesan itu
telah dipahami. (Stephen Robbins, Perilaku Organisasi, hal. 6 – 7)
Dalam praktek, terdapat empat arus komunikasi dalam suatu organisasi. Pertama;
komunikasi vertikal ke bawah. Komunikasi demikian merupakan wahana bagi manajemen
untuk menyampaikan berbagai hal kepada para bawahannya, seperti perintah, truksi,
kebijaksanaan baru, pengarahan, pedoman kerja, nasihat dan teguran. Kedua; Komunikasi
vertikal ke atas. Para anggota organisasi selalu ingin di dengar oleh paraatasannya. Ketiga;
Komunikasi Horizontal komunikasi horizontal berlangsung antara orang-orang yang berada
pada tingkat yang sama dalam hierarki organisasi, akan tetapi melaksanakan kegiatan yang
berbeda- beda. keempat; komunikasi diagonal komunikasiini berlangsung antara dua satuan
kerja yang berada pada jenjang hierarki organisasi yang berbeda,tetapi menyelenggarakan
kegiatan yang sejenis.
Walaupun komunikasi dalam suatu organisasi adalah sangat kompleks, manajer dapat
melaksanakan komunikasi melalui beberapa tahap tersebut di bawah ini:
8
1. Manajer harus mengerti struktur organisasi, termasuk pemahaman tentang siapa yang
akan terkena dampak dari pengambilan keputusan yang telah di buat. Oleh karena itu
jaringan komunikasi formal dan informa perlu di bangun antara manajer dan staf.
2. Komunikasi bukan hanya sebagai perantara, akan tetapi sebagai bagian proses yang
tak terpisahkan dalam kebijaksanaa organisasi. Jika bagian lainnya akan terkena
dampak akibat komunikasi, manajer harus konsultasi tentang isi komunikasi dan
minta umpan balik dari orang yang kompeten sebelum melakukan suatu perubahan
atau tindakan.
3. Komunikasi harus jelas, sederhana dan tepat.
4. Manajer harus meminta umpan balik apakah komunikasi dapat diterima secara
akurat. Salah satu cara untuk melakukannya pada proses ini adalah bertanya kepada
penerima pesan untuk mengulangi pesan atau interuksi yang disampaikan.
5. Menjadi pendengar yang baik adalah komponen yang pentiing bagi manajer. Hal yang
perlu dilakukan adalah menerima semua informasi yang disampaikan orang lain dan
menunjukkan rasa menghargai dan ingin tahu terhadap pesan yang disampaikan.
9
terhadap perencanaan tentang HIS ( Health Information System) yang efektif. Komunikasi
melalui tekhnologi akan selalu dipantau dievaluasi pada setiap tahap proses perubahan.
b. Wawancara / Anamnesis
Prinsip yang perlu diterapkan oleh perawat adalah
1. Hindari komunikasi yang terlalu formal atau tidak tepat
2. Hindari gangguan yang timbul akibat dari lingkungan yang gaduh
3. Hindari respon dengan hanya “ya” dan “tidak”
4. Tidak memonopoli pemnbicaraan dengan cara menyampaikan kata-kata
“ya” dan “tidak”
5. Hindari hambatan personal jika perawat menunjukkan rasa tidak senang
kepada pasien sebelum komunikasi, maka akan berdampak pada hasil yang
didapat selama proses komunikasi.
c. Komunikasi melalui Komputer
Komputer merupakan alat komunikasi cepat dan akurat pada sistem manajemen
keperawatan saat ini. Melelui komputer, informasi informasi terbaru dapat cepat
diperoleh dengan menggunakan internet, yang akan memudahkan perawat saat
mengalami kesuliatan dalam menangani masalah pasien.
d. Komunikasi tentang kerahasiaan
Pasien yang masuk dalam sistem pelayanan kesehatan mempercayakan datanya
yang bersifat rahasia kepada institusi. Perawat sering dihadapkan dalam situasi
10
dilema dalam menyimpan rahasia pasien. Disatu sisi dia membutuhkan kebenaran
informasi yang diberikan pasien dengan cara menginformasikan ke orang lain. Di
sisi lain, dia harus memegang janji untuk tidak menyampaikan informasi tersebut
kepada siapapun.
e. Komunikasi melalui sentuhan
Komunikasi melalui sentuhan merupakan metode dalam mendekatkan hubungan
antara pasien dan perawat. Sentuhan dapat berguna sebagai terapi bagi pasien
tetapi harus diperhatikan perbedaan jenis kelamin antara perawat dengan pasien
f. Dokumentasi sebagai alat komunikasi
Dokumentasi adalah salah satu alat yang sering digunakan dalam komunikasi
keperawatan dalam memvalidasi asuhan keperawatan , sarana komunikasi antar
tim kesehatan lainnya, dan merupakan dokumen paten dalam pemberian asuhan
keperawatan. Manfaat komunikasi dalam pendokumentasian adalah :
1. Dapat digunakan ulang untuk keperluan yang bermanfaat
2. Mengkomunikasikan kepada tenaga perawat lainnya apa yang sudah dan akan
dilalukan kepada pasien
3. Manfaat dan data pasien yang akurat dan dapat dicatat
4. Komunikasi perawat dan tim kesehatan lainnya
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
Prijosaksono, Aribowo dan Ping Hartono. 2002. Make Yourself A Leader. PT Elex Media
Komputindo. Jakarta.
Raharjo, Sekti dan Rina Susanti. 2007. F.U.N tactics. Syaamil. Jakarta.
http://www.dukonbesar.com/2009/08/membangun-komunikasi-efektif.html
http://ryrilumoet.blogspot.com/2010/03/komunikasi-dalam-manajemen-keperawatan.html
13