KEPEMIMPINAN
DISUSUN OLEH :
NAMA : ABDULLAH MUNAWIR NASUTION
NIM : 1213311125
DOSEN PENGAMPU: ELVI MAILANI, M.Pd
MATA KULIAH: KEPEMIMPINAN
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………i
DAFTAR ISI…………………………………………………………...ii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………..1
1.1 Latar Belakang……………………………………………...1
1.2 Tujuan………………………………………………………1
1.3 Manfaat……………………………………………………..1
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………2
2.1 Identitas Buku………………………………………………2
2.2 Ringkasan Isi Buku…………………………………………3
2.3 Penilaian Terhadap Buku…………………………………...30
BAB III PENUTUP……………………………………………………31
3.1 Kesimpulan…………………………………………………31
3.2 Saran………………………………………………………..31
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….32
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin
kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Cara alamiah
mempelajari kepemimpinanadalah "melakukannya dalam kerja" dengan praktik
seperti pemagangan pada seorang seniman ahli, pengrajin, atau praktisi.
1.2 Tujuan
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Kepemimpinan
1.3 Manfaat
Untuk menambah pengetahuan tentang kepemimpinan bagi pembaca
1
BAB II
PEMBAHASAN CBR
2.1 Identitas Buku
2
2.2 Ringkasan Isi Buku
BAB I: TATA TERTIP DAN KETERATURAN PEMIMPIN FORMAL DAN
INFORMAL DAN INFORMAL
1 TEORI DAN TEKNIK KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan merupakan cabang dari kelompok ilmu administrasi.kepemimpinan
merupakan ilmu terapan di dalam ilmu social .seperti ilmu ilmu lain kepemimpinan
juga bertujuan unuk
1)memberikan pengeertian mengenai arti luas kepemimpinan secara luas.
2)menafsirkan tingkah laku dari pemimpin
3)pendekatan tentang masalah social yang di kaitkan dengan fungsi pemimpin.
ruang lingkup kepemimpinan
- teori kepemimpinan
-teknik kepemimpinan
a)teori kepemimpinan
* suatu penggeneralisasian dari suatu fakta mengenai sifat sifat dasar dan prilaku
pemimpin dan konsep konsep kepemimpinan
*dengan menekan latar belakang historis dan sebab musabab timbulnya
kepemimpinan serta persyaratan untuk menjadi pemimpin
*sifat sifat yang di perlukan pemimpin tugas dan fungsinya serta etika profesi.
b)teknik kepemimpinan
*kemampuan dan keterampilan pemimpin
*melingkupi konsep dasar dan sifat pemimpin
=> tujuan tenik kepemimpinan
-agar menjadi pemimpin dan mampu menjalankan perannya sebagai pemimpin .
-pemimpin memiliki nilai norma yang efektif.
3
BAB II : NILAI BEKERJA/KARYA BAGI MANUSIA
Pandangan konservatif menyatakan,bahwa kerja jasmaniah itu adalah bentuk
hukuman yang harus disandang manusia sebagai akibat dari dosa-dosa nya.
Ada sebuah pandangan yang melihat kerja/karya manusia itu sebagai berikut;
1.kerja itu merupakan aktifitas dasar dan bagian esensial dari kehidupan manusia.
2.kerja merupakan aktivitas social yang memberikan bobot dan isi
pada kehidupannya.
3,moral dari individu itu tidak mempunyai kaitan langsung dengan kondisi
fisik/materil dari pekerjaan.
4.insentif kerja itu banyak bentuknya ,antara lain uang,jaminan social,jaminan hari
tua,status social dan lain lain.
Aspek penting dari kerja yang perlu diperhatikan oleh pemimpin ialah motivasi
dan lingkungan kerja.Sebuah fakta penelitian mengatakan bahwa orang bekerja itu
pada dasar nya secara primer tidak selalu dikuasai oleh motif –motif ekonomis
belaka.sebab dibalik perolehan keuntungan dan uang, terdapat juga dorongan
batiniah yang sangat kuat untuk mencari satu tempat atau status social dimana
individu dapat berakar,untuk dihargai orang lain,mencari sekuritas,untuk diterima
menjadi bagian terintegrasi dari satu unit , dan untuk memainkan satu
peranan(untuk berfungsi).Hanya cara demikian inilah individu dapat menemukan
arti dari karya kerjanya,dan bisa menghayati makna hidupnya.jika dia tidak
mendapatkan semua ini ,pastilah dia mengalami banyak frustasi dan kekecewaan.
MASYARAKAT MODERN DAN MASALAH KERJA
Situasi bekerja dalam masyarakat modern yang serba kompleks sekarang
sekarang selalu membutuhkan kerja sama untuk mencapai tujuan bersama.Dalam
situasi ini selalu dibutuhakan pemimpin dan kepemimpinan demi efektivitas dan
efisiensi kerja.lalu muncul hierarki organisasi dengan dengan beberapa lapis
kekuasaan dan birokrasi.
4
Namun dalam perkembangan selanjutnya,ekses dari birokrasi tersebut
adalah overbirokratisasi dan oversentralisasi. Overbirokratisasi mengakibatkan
organisasi menjadi lamban dan tidak efisien
sedangkan oversentralisasi mengakibatkan organisasi menjadi “berat di atas” dan
macet.dan kedua duanya mengakibatkan turun nya moral bawahan.
BAB III : KONSEP DAN TEORI MENGENAI PEMIMPIN DAN KEPEMIMPINAN
1. Teori kepemimpinan
Teori kepemimpinan adalah penggeneralisasian satu seri perilaku pemimpin
dan konsep-konsep kepemimpinannya.
1.1 Latar Belakang sejarah pemimpin dan kepemimpinan
5
b. Teori social (lawan teori genetis) menyatakan sebagai berikut:
- Pemimpin itu harus disiapkan, dididik, dan dibentuk tidak dilahirkan begitu saja.
- Setiap orang bisa menjadi pemimpin, melalui usaha penyiapan dan pendidikan, serta
didorong oleh kemauan sendiri.
- Teori ekologis atau sintetis (muncul sebagai reaksi dari kedua teori tersebut lebih
dahulu).
e. Tipe otokrat
h. Tpe eksekutif
1.4 syarat-syarat kepemimpinan
>
BAB IV : KEPEMIMPINAN YANG TIDAK EFISIEN
Pemimpin yang tidak efisien itu seperti mesin termostat kuno secaa tidak
perduli panasnya(perintah intruksi, komando, tekanan, dan kesewenang
wenangannya) kepada sekitarnya.sbab dia memiliki kepribadian yang kaku, tertutup,
tidak peka,tidak perdulian dan selalu tidak mau menerima pesan serta informasi dari
para pengikutnya.
Maka kepemimpinan yang tidak efisien dan” aneh” tadi adakalanya tepat
mengena, apabila iklim emosional dari kelompok yang dipimpinnya kebetulan juga
sesuai dengan sifat sifatnya yang kurang normal itu. Contohnya, seorang agitator
yang sangat emosional dan fanatik,bisa menjadi pemimpin yang “efektif” apabila dia
mengepali kelompok individu yang selalu bersikap agresif, bercuriga, berprasangka ,
fanatik digenangi mcam macam faham sektarisme, dan sangat radikal.
1.Teori otokratis
Kepemimpinan menurut teori ini didasarkan atas perintah perintah, paksaan, dan
tindakan tindakan yang arbitrer (sebagai wasit). Ciri ciri khasnya ialah:
b. Dia tidak pernah memberikan informasi mendetail tentang rencana rencana yang
kakan datang.
2 .Teori psikologis
3.Teori sosiologis
Kepeimpinan dianggap sebagai usaha usaha untuk melancarkan antar-relasi
dalam organisasi; dan sebagai usaha untuk menyelesaikan setiap konflik
organisatoris antara para pengikutnya, agar tercapai kerja sama yang baik.
4.Teori Suportif
Menurut teori ini, para pengikut harus berusaha sekuat mungkin, dan bekerja
dengan penuh gairah,sedang pemimpin akan membimbing dengan sebaik baiknya
melalui policy tertentu
Teori ini menjelaskan, bahwa harus terdapat daya lenting yang tinggi/luwes pda
pemimpin untuk menyesuaikan diri terhadap tuntutan situasi, lingkungan sekitar dan
zamannya.
9. Teori Humanistik
3.menanggapi orang lain sebagai mahkluk sejenis ,sebagai sesama hidup dan sebagai
subjek yang sederajat .
4. interaksi dan partisipasi masing –masing anggota kelompok itu sangat berkaitan .
3. Memberikan rasa aman /sekuritas ,sehingga orang merasa betah dan kerasan
didalamnya
7. Didalam kelompok individu merasa menjadi satu bagian dari gestalt kelompok .
Komunikasi ialah arus informas dan emosi-emosi yang dapat dalam masyrakat
yang berlangsung secara vertikal (atas bawah, vice-versa) maupun secara horisontal.
Dapat berarti pula perhubungan atau persmbungan wahaana/sarana-sarana.
Pada teknik komunikasi ini ada beberapa hal yang perlu di perhatikan, yaitu:
1. Manfaat komunikasi.
2. Arus komunikasi
3. Kebijakan komunikasi.
5. Bentuk-bentuk komunikasi
13
BAB VIII : REKAPILUTASI TUGAS-TUGAS PEMIMPIN
Rekapilitasi dari tuga-tuga pemimpin yang bis dibedakan dari tugas nggota ialah
sebagi berikut:
1) Dalam peratura waktu yang relatif menjadi semakin pendek, kualitas pekerjaan
dan tugas pemimpin mengandung banyak sekali dimensi inovasi (pembaruan,
perubahan baru) dan perubahan-perubahan serba cept, yng menjadi semakn di
percepat pada zaman modern
“The force that runs an enterprise and is responsible for its succes or failure
(kekuasaan yang mengatur suatu usaha dan bertanggung jawab atas keberhasilan
atau kegagalan )”.
“ Management is simply getting things done through people (secara sederhana,
manajemen adalah melaksanakan perbuatan-perbuatan tertentu dengan
menggunakan tenaga orang lain)”.
Manajemen dapat disebut pula sebagai pengendalian suatu usaha, yaitu merupakan :
1) Proses pendelegasian/pelimpahan wewenangan kepada beberapa
pananggung jawab dengan tugas-tugas kepemimpinan, dan
1) Planning (perencanaan)
2) Organizing (pengorganisasian)
4) Control (pengawasan)
Menetapkan kebijakan/policy
Pengorganisasian adalah pengurusan semua sumber dan tenaga yang ada dengan
landasan konsepsi yang tepat, dan penentuan masing-masing fungsi (persyratan tugas
, tata kerja, tanggung jawab, dan antarrelasi dari fungsi-fungsi) sehingga merupakan
satu totalitas sistem, dimana bagian yang satu menunjang dan bergantung (saling
bergantung) pada bagian lainnya. Tugas pokok dalam pengorganisasian ialah :
Pemimpin demokratis
Pemimpin demokratis dapat digolongkan dalam:
a. pemimpin demokratis tulen, dan;
b. Pemimpin demokratis palsu pura pura(pseudo- demokratis)
17
BAB XI : MEMILIH DAN MELATIH PEMIMPIN PEMBINAAN
KEPEMIMPINAN PEMUDA
Memilih Calon Pemimpin
Untuk memenuhi kebutuhan kepemimpinan suatu organisasi,seorang pemimpin
tertinggi diharuskan memilih pembantu pembantu untuk memimpin kelompok
bidang dan urusan yang menjadi bagian organisasi tersebut.
Pembantu pembantu bisa diambil dari organisasi sendiri dan dapat juga dicari dari
luar organisasi dengan syarat syarat tertentu:
Menurut O.Jeff Harris:
Menyatakan bahwa orang orang yang perlu dipilih sebagai calon pemimpin adalah
Kehidupan dalam masyarakat modern, terutama kehidupan di kota kota besar itu
sifatnya serba tergesa gesa, dipenuhi banyak persaingan dan perlombaan hidup,
karena orang suka membandingkan diri sendirindengan orang lain.
Dalam suasana penuh rivalitas ini menonjollah kepentingan sendiri atau paham
individualisme, sehingga kontak kontak social menjadi longgar.
terjadi perubahan social dan pertumbuhan yang tidak sama dari kebudayaan.
Sering berlangsung perubahan perubahan social yang serba cepat dan mendadak,
yang tidak dapat mengait atau tidak cocok dengan salah satu atau beberapa sector
kehidupan.juga tidak ada consensus di antara sesama warga masyarakat. Kondisi
sedemikian disebut disorganisasi social.
Hilanglah hubungan masyarakat yang intim, dan orang lebih menonjolkan egoisme.
Kata konflik ini mengandung banyak pengertian.Ada pengrtian negatif, yang netral,
dan posiif.
Pengertian yang negatif, konflik dikaitkan dengan sifat sifat animalistic, kebuasan,
kekerasan, barbarism, destruktif/pengrusakan, penghancuran, irrasionalisme, tanpa
control emosional, hura hara, pemogokan , perang, dan seterusnya.
Dalam pengertian positif, konflik dihubungkan dengan peristiwa petualangan, hal hal
baru, inovasi, pembersihan, pemurnian, pembaharuan, penerangan batin, kreasi,
pertumbuhan, perkembangan, rasionalitas yang dialektis, mawas diri, perubahan dan
seterusnya.
Konflik diartikan sebagai akibat biasa dari kenekaragaman individu manusia dengan
sifat sifat yang berbeda, dan tujuan hidup yang tidak sama pula.
Konflik ialah relasi relasi psikologis yang antagonistis, berkaitan dengan tujuan
tujuan yang tidak bisa disesuaikan interest interest ekslusif dan tidak bisa
dipertemukan , sikap sikap emosional yang bermusuhan, dan struktur struktur nilai
yang berbeda.
Konflik adalah interaksi yang antagonistis mencakup tingkah laku lahiriah yang
tampak jelas, mulai dari bentuk bentuk perlawanan halus, terkontrol, tersembunyi,
tidak langsung , sampai pada bentuk perlawanan terbuka, kekerasan perjuangan
tidak terkontrol, benturan laten, pemogosokan, hura hura, maker, gerilya, perang,
dan lain lain.
Peranan militer dimasa repolusi dalam bentuk konprontai fisik melawan tentara
Belanda, tidak di ragukan lagi, yaitu sejak 1945 sampai tercapai kemerdekaan penuh
di tahun 1950 sebagai negara kesatuan RI, dan peranan militer/ABRI sebagai
bayangkara negara hingga 1958 alam menjamin keamanan dan kestabilan negara.
Tokoh-tokoh militer mulai banyak di tempatkan di lembaga-lrembaga politik (partai,
eksekutif, legislatif, yudikatif, organisasi massa, dan usaha-usaha korporatif atau
badan-badan hukum negara).
Keterlibatan politik dari militer ini pada intinya bukan disebabkan oleh
penonjolan fungsi kemiliterannya, akan tetapi lebih banyak di dorong oleh :
1. Keinginan untuk mengadakan reformasi sosial dan modernisasi politik yang
lebih sehat.
2. Etik memberikan pelayanan umum yang lebih baik, yang sangat di dukung oleh
kemampuan teknis, administratif, dan manajerial yang lebih tinggi dibandingkan
dengan kemampuan orang-orang sipil (berkat sistem persenjataan modern yang
menuntut adanya manajemen modern).
2. Ada disiplin tinggi dan esprit de corps yang kuat, serta pengabdian penuh pada
tugas-tugas.
4. Memiliki stamina, fisik atau mental yang kuat berkat latihan-latihan rutin setiap
hari, dengan daya reaksi yang cepat, hati-hati, cermat- teliti.
7. Efisien secara teknis dan taktis, disamping kompeten dalam pendidikan dan
pertempuran atau perang.
8. Kompetensi tersebut mengarah pada profesionalisasi, dengan keemampuan
manajerial serta kemampuan tempur yang semangkin tinggi.
Di masa perjuangan fisik tentara pada masa itu terdiri dari pemuda-pemuda
golongan kelas menengah dan bawah yaitunpelajar, mahasiswa, pegawai-pegawai
muda, pemuda-pemuda kampung dan desa (terutama para santri dari desa-desa dan
kota-kota kecil), serta sukarelawan-sukarelawan lainnya. Motifasi jadi tentara ialah
loyalitas pada bangsa dan tanah air, dengan status sukarelawan yang tidak dibayar.
Karna mereka dengan spontan merasa terpanggil untuk mengammbil senjata guna
merebut kemerdekaan dari tangan pemerintah kolonial Belanda dengan semboyan
“HIDUP ATAU MATI”.
Kemudian berkat jasa dan keberaniannya, mereka diakui sebagai pemimpin atau
“KOMANDAN” oleh kawan-kawan seangkatan. Maka kepemimpinan militer pada
saat itu pringkatnya adalah:
- Bersemangat, dengan
Bagi pihak militer sendiri, asistensinya dilembaga eksekutif, legislatif, dan politik itu
mendorong kuat mereka untuk memerankan kedwifungsiannya, yaitu sektor
pwrtahanan-keamanan dan dibidang sosial-politik. Hal ini terutama didukung oleh
faktor-faktor yang menguntungkan, yaitu:
2. Memiliki kemahiran teknis dan manajerial yang tinggi berkat pendidikan dalam
dan luar negeri, ditambah pengalaman dilapangan dengan tugas teritorial dan tugas
bertempur.
3. Memiliki semangat 1945, keheroikan dan etos pemberian pelayanan umum kepada
rakyat dengan kesadaran sosoial tinggi.
4. Dan bersal dari kelas sosial menengah, yang perah “diasuh” oleh rakyat dimasa
perjuangan fisik dan gerilia yang mengetahui benar kondisi keterbelakangan rakyat
kecil pada umumnya.
4. Mengingkatkan partisipasi politik kelas sosial baru dan masa rakat yang mulai
terdidik dan sadar politik.
Maka dwitugas dari pemimin militer pada awal masa modernisasi iu ialah:
2) Perwalian.
4) Menangkal subversi.
5. Mampu menilai dan membedakan aspek yang positif dari yang negative dari setiap
pribadi dan situasi,agar mendapatkan cara yang paling efisien untuk bertindak.
BACA JUGA:
Kumpulan Makalah
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kepemimpinan merupakan aktivitas untuk mempengaruhi orang lain agar mau
diarahkan untuk memcapai suatu tujuan. Cara seorang pemimpin dalam melakukan
tugasnya merupakan suatu hal yang penting diperhatikan agar dapat mempengaruhi
orang lain mulai dari dirinya sendiri, keluarga, sekolah hingga di lingkungan yang
besar yaitu Negara. Untuk menjadi seorang pemimpin itu dia harus bisa memimpin
dari lingkungan yang kecil. Dengan melakukan critical book report ini maka kita
dapat membandingkan dua buku tentang kepemimpinan dengan pengarang yang
berbeda sehingga wawasan kita akan kepemimpinan bertambah.
3.2 Saran
Akan lebih bagus lagi jika isinya diperlengkap lagi dan juga penampilannya
dipercantik agar menarik minat seseorang untuk membacanya.
DAFTAR PUSTAKA