1702101010127
BANDA ACEH
2019
BAB I
PENDAHULUAN
Parasit adalah organisme yang hidup pada organisme yang lain dan mendapatkan
keuntungan dari organisme tersebut melalui proses simbiosis, akan tetapi indu itu mengalami
kerugian. Parasit memiliki dampak terhadap inang nya baik secara langsung maupun secara
tidak langsung. Parasit adalah organisme yang hidupnya menyesuaikan diri dengan
lingkungan yang dihinggapinya dan dapat menyebabkan suatu penyakit. Parasit dapat
merugikan inangnya karena parasit mengambil nutrisi dari inangnya yang berfungsi untuk
proses metabolisme bagi kelangsungan hidup si parasit. (Nurcahyo, 2018).
Ada beberapa sifat hidup dari parasit seperti parasit fakultatif, obligat, insidentil temporer
dan permanen. Penyebarannya di atas permukaan bumi dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya siklus hidup, iklim, sosial budaya atau ekonomi dan kebersihan.
Biasanya hospes atau induk semang yang jadi sasarannya bisa berupa hospes
definitif (akhir), insidentil, carrier, perantara dan hospes mekanik.
ISI
1. Ivermectin
a. Golongan
Ivermectin adalah antiparasit yang merupakan golongan derivat macrocyclic lactones dari
bakteri Streptomyces avermitilis
b. Indikasi
– Broad spectrum anti-parasite (endo dan ekto)
– Perawatan untuk sarcoptic, notoedric atau demodectic mange dan beberapa kutu, lalat, flies
dan fleas
– Cacing pada saluran pencernaan, cacing paru paru,cacing hidung, kutu dan caplak pada
sapi, kambing , domba, babi, anjing dan kucing.
– Penggunaan :
Sapi : 1 ml per 50 kg berat badan
Kambing,domba : 0,5 ml per 25 kg berat badan
Babi : 1 ml per 33 kg berat badan
Anjing dan kucing :0,2 ml per 10 kg berat badan
d. Keterangan
– Efek samping : dilatasi pupil, sempoyongan (unkordinasi), paralysa, depresi, muntal, diare,
tidak nafsu makan, hipersaliva dan kematian
– Berisiko terjadi keracunan pada turunan Collies, Shetland sheepdogs, Australian shepherds,
Merle colored Pomeranians and Old English sheepdogs.
– Ivermectin tidak dianjurkan pada anak kucing berumur kurang dari 2 bulan, karena dapat
menyebabkan keracunan dan mengganggu perkembangan ginjal.
2. Nystatin
a.Golongan
b.Indikasi
– Treatment infeksi jamur (mold dan yeast) termasuk Candida pada kulit, mulut, vagina dan
intestinal tract.
c. Aplikasi
– Penggunaan secara oral dan topical
– Nystatin bekerja dengan menghambat jalur lipid raft-caveolae endocytosis, pada Candida,
Nystatin mengikat sterol pada membran sel
– Efek samping dapat terjadi gejala alergi seperti bengkak, susah bernafas, gatal
– Tidak efektif untuk kandidiasis pada kuku dan kulit yg mengalami hiperkeratinasi atau
berkusta.
3. Nitroxynil
a. Golongan
– Nitrofil adalah antihelmintic yang termasuk dalam golongan Halogenated phenols
b. Indikasi
– Untuk treatment fascioliasis (mature and immature Fasciola hepatica) pada sapi dan
kambing
c. Aplikasi
– Penggunaan : 10 mg/kg BB
– Dapat digunakan pada induk sapi dan domba bunting dalam dosis normal dan terpantau
4. Diclazuril
a. Golongan
Diclazuril merupakan anticoccidial berasal dari golongan derivat benzeneacetonitrile
b. Indikasi
– Mencegah coccidiosis yang disebabkan Eimeria tenella, E necatrix, E.acervulina, E
brunetti, E. mitis (mivati), E. Maxima, Eimeria adenoeides, E. gallopavonis, dan E.
meleagrimitis.
c. Aplikasi
– Berupa bubuk per oral dicampur pada pakan
– Digunakan mencegah coccidiosis umunya pada ayam broiler, kalkun serta pada kelinci,
anjing, anak kambing (1 mg/kgbw pada umur 6-8 minggu), anak biri-biri, babi, sapi dan
beberapa spesies burung
5. Norfloxacin
a. Golongan
Norfloxacin merupakan antibiotik dari golongan fluoroquinolones
b. Indikasi
– Untuk treatment infeksi pada urinary tract
c. Aplikasi
– Penggunaan peroral : campur pada minum, 1L air + 50-100mg untuk 3-5 days.
– Target :
d. Keterangan
– Hindari penggunaan pada induk bunting dan laktasi karena dapat menyebabkan
kematian fetus
– Tidak boleh diberikan pada anjing kecil dan hindari pemakain jangka panjang pada anjing.
– Tidak boleh diberikan pada hewan yang memiliki kelainan fungsi ginjal
6. Ciprofloxacine
a. Golongan
Ciprofloxacine merupakan antibiotic golongan fluoroquinolone
b. Indikasi
– Aktif melawan bakteri gram-negative yang memproduksi beta-lactamases Pseudomonas
aeruginosa, Haemophilus influenzae, Escherichia coli, Shigella spp., Salmonella spp.,
Neisseria meningitidis, Neisseria gonorrhoeae) serta Staphylococcus spp, beberapa strain
Enterococcus spp., Campylobacter spp., Legionella spp., Mycoplasma spp., Chlamydia spp.,
Mycobacterium spp.
– Antibiotik yang bekerja dengan cara menghambat DNA gyrase, menghambat transkripsi
DNA dan sistesis protein bakteri
– Untuk perawatan antraks, infeksi urinary tract dan infeksi dada dan gastrointestinal
c. Aplikasi
– Tersedia dalam bentuk tablet, solution intravena, tetes mata dan tetes telinga
d. Keterangan
– Kontraindikasi : meningkatkan konsentrasi plasma mendorong dosis racun, tidak boleh
diberikan bersama tizanidine
7. Bacitracin
a. Golongan
b. Indikasi
– Antibiotik ini bekerja pada dinding sel bakteri gram positif yaitu Staphylococus
c. Aplikasi
– Pada vet-med digunakan dengan kombinasi tetracyclin, neomycin dan prednosolone
– Perawatan mastitis sapi perah laktasi secara intramamary dengan dosis 2000 IU batracin
per quarter
– Pada kelinci untuk perawatan enzootic rabbit enterocolitis secara oral melalui minuman
atau makanan dengan dosis 420 IU/kh bw/day secara beruntun selama 10 hari
– Sebagai feed aditive pada ayam broiler (poultry), babi, sapi, anak biri-bir dan anak kambing
– Pada manusia digunakan secara intramuscular untuk perawatan bayi yang mengalami
pneumonia dan empyema disebabkan oleh staphylococci namun secara terbatas karena
bersifat nephrotoxic sehingga sehingga tubular dan glomerulus mengalami nekrosis
d. Keterangan
– Bacitracin sebenarnya merupakan racun dan sulit digunakan sebagai antibiotik.
– Bekerja dengan cara membawa peptidoglikan keluar dari membran sel serta mengikat ions
(Mn(II), Co(II), Ni(II), Cu(II), and Zn(II)) yang berfungsi pada pembelahan DNA
– Target bacitrasin :
DAFTAR PUSTAKA
Nurcahyo, W. 2018. Parasit pada Ikan. Gadjah Mada University Press : Jakarta