Oleh
Preseptor :
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
iii
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
kelahiran prematur pada 178 pasien dengan plasenta previa. Sekitar 25%
pasien dengan plasenta previa melahirkan dalam 32 minggu, 50% melahirkan pada
usia kehamilan 36 minggu. Sekitar 20% tidak dikirim sampai setelah 40 minggu
(3).
Gejala perdarahan awal plasenta previa, pada umumnya hanya berupa
perdarahan bercak atau ringan dan umumnya berhenti secara spontan. Morbiditas
ibu yang terkait dengan plasenta previa lebih mungkin mengalami perdarahan
postpartum, yang didefinisikan sebagai perkiraan kehilangan darah lebih dari 1000
mL. Selain risiko perdarahan postpartum yang lebih tinggi, wanita dengan previa
juga lebih mungkin menerima transfusi darah selama masa nifas dan tingkat
endomiometritis lebih tinggi (3).
BAB 2
LAPORAN KASUS
3
4
tiroid(-)
Thoraks
Jantung
I : Iktus kordis tidak terlihat
P : Iktus kordis tidak teraba
P : Batas atas jantung SIC II, batas kanan jantung linea
parasternalis dekstra SIC V, batas kiri jantung linea axila
anterior sinistra SIC V
A : Bunyi jantung I dan II reguler, normal, murmur (-), gallop
(-)
Paru-Paru
I : Kedua dinding dada simetris kiri dan kanan saat statis
maupun dinamis
P : Ekpansi dinding dada simetris normal kiri dan kanan, stem
fremitus simetris normal kiri dan kanan
P : Sonor di semua lapang paru
A : Suara napas vesikuler, ronkhi (-/-), wheezing(-/-)
Abdomen : Status Obstetri
Ekstremitas atas : Akral hangat, edema -/-, CRT <2”
Ekstremitas bawah : Akral hangat, edema -/-, CRT <2”
Vulva dan Vagina : tidak tampak perdarahan aktif
2. Status obstetri
Pada pemeriksaan obstetri tanggal 21 Juli 2021, pukul 10.30 WIB
didapatkan:
Pemeriksaan luar
TFU 23 cm, longitudinal, punggung kiri, presentasi kepala,
penurunan 5/5, His 1x/10’/35”, DJJ 148 x/menit dan teratur, TBJ: 1.705
gram.
Pemeriksaan dalam
7
Inspekulo : Portio livide, OUE tertutup, fluor (-), fluxus (-), perdarahan
aktif (-)
VT : tidak dilakukan
2.8 Pemeriksaan Penunjang
A. Laboratorium
(Hasil laboratorium 20/07/2021 , pukul 10.07 WIB)
Tabel 1 Laboratorium darah 20/07/2021
Hematologi Hasil Test Nilai normal
Darah lengkap
Hemoglobin (HGB) 11,78 g /dL 12,0-16,0
Eritrosit (RBC) 3,80 juta/ mm3 3,8-5,8
Leukosit (WBC) 12,51 ribu/ mm3 4,0-11,0
Hematokrit 32,64 % 37,0-47,0
Index Eritrosit
MCV 85,92 fl 79-99
MCH 31,02 pg 27-31,2
MCHC 36,10 g% 33-37
Trombosit 166 ribu/mm3 150-450
Hemostasis
Masa Perdarahan/ BT 2’ menit 1-3
Masa Pembekuan/ CT 8’ menit 9-15
Glukosa darah
Gula stik 77 mg/dl 70-125
Serologi/Imunologi
Hepatitis
HBsAg Qualitative Negatif Negatif
Anti HIV Non Reaktif Non Reaktif
VDRL Non Reaktif Non Reaktif
8
B. Transabdominal USG
Kesan:
Hamil 30-32 minggu
Plasenta Previa Totalis
DJJ Dbn
2.9 Diagnosis
G2P1A0 29 tahun Hamil 30-32 Minggu + Perdarahan antepartum et causa
Plasenta previa totalis
2.10 Penatalaksanaan
Rawat Konservatif
IVFD Ringer Laktat 20 gtt/i
Inj. Dexamethasone 1 Amp/12 jam
Inj. Ketorolac 1 Amp/8 jam
Inj. Kalnex 1 Amp/8 jam
Premastan tab 1x1
9
2.11 Prognosis
Ibu : dubia ad bonam
Anak : dubia ad bonam
2.12 Follow-up Pasien
Tabel 2 Follow up pasien 22/07/2021
Hari/Tanggal Follow-Up
Kamis/22 Juli 2021 S/ Hamil kurang bulan A/ Ancama Partus
09.30 WIB dengan flek tidak ada + Premature pada G2P1A0
gerak janin 5 kali Hamil 33-34 minggu
dirasakan
P/
O/ St. Present Aff Infus
KU : Sakit ringan Premastan tab 1x1
Sens : Compos mentis D-Vit tab 2x1
TD : 79/52 mmHg
DN : 101 x/i
RR : 18 x/i
SPO2 : 99% Keadaan umum pasien
baik, pasien boleh
pulang.
BAB 3
TINJAUAN PUSTAKA
10
11
terendah masih tinggi diatas pintu atas panggul (kelainan letak). Perdarahan
dapat sedikit atau banyak sehingga timbul gejala. Biasa perdarahan sebelum
bulan ketujuh memberi gambaran yang tidak berbeda dari abortus,
perdarahan pada plasenta previa di sebabkan karena pergerakan antara
plasenta dengan dinding rahim.Biasanya kepala anak sangat tinggi karena
plasenta terletak pada kutub bawah rahim, kepala tidak dapat mendekati
pintu atas panggul, karena hal tersebut di atas, juga ukuran panjang rahim
berkurang maka plasenta previa lebih sering terdapat kelainan letak (11).
(2) Dampak
a. Bahaya pada ibu dengan plasenta previa jika terjadi, yaitu perdarahan
yang hebat, Infeksi sepsis dan emboli udara
b. Sementara bahaya untuk janinnya antara lain yaitu Hipoksia, Perdarahan
dan syok
3.1.6 Penegakan diagnosis
(1) Gejala klinis
a. Gejala utama plasenta previa adalah pendarahan tanpa sebab tanpa
rasa nyeri dari biasanya, berulang, darah biasanya berwarna merah
segar.
b. Bagian terdepan janin tinggi (floating) sering di jumpai kelainan
letak janin.
c. Pendarahan pertama (first bleeding) biasanya tidak banyak dan tidak
fatal, kecuali bila dilakukan periksa dalam sebelumnya, sehingga
pasien sempat dikirim ke rumah sakit. Tetapi perdarahan berikutnya
(reccurent bleeding) biasanya lebih banyak. Janin biasanya masih
baik
(2) Pemeriksaan fisik
a. Pemeriksaan luar : bagian terbawah janin biasanya
belum masuk pintu atas panggul
b. Pemerksaan inspekulo : pemeriksaan ini bertujuan untuk
mengetahui apakah perdarahan berasal dari ostium uteri internum
15
Dimana janin mati dan serviks sudah matang, kepala sudah masuk
pintu atas panggul dan tidak ada perdarahan atau hanya sedikit maka
lakukan amniotomi yang diikuti dengan drips oksitosin pada partus
pervaginam, bila gagal drips (sesuai dengan protap terminasi kehamilan).
Bila terjadi perdarahan banyak lakukan seksio caesarea. Indikasi untuk
melakukan seksio caesarea adalah:
(a) Plasenta previa totalis
(b) Perdarahan banyak tanpa henti
(c) Presentase abnormal
(d) Panggul sempit
(e) Keadaan serviks tidak menguntungkan (belum matang)
(f) Gawat janin
3.1.8 Cara menyelesaikan persalinan pada kehamilan dengan plasenta previa
a. Seksio caesarea
Prinsip utama dalam melakukan seksio caesarea (adalah untuk
menyelamatkan ibu, sehingga walaupun janin meninggal atau tak punya harapan
untuk hidup, tindakan ini tetap di laksanakan). Tujuan seksio caesarea yaitu
melahirkan janin dengan segera sehingga uterus dapat segera berkontraksi dan
menghentikan perdarahan dan menghindarkan kemungkinan terjadinya robekan
pada servik uteri, jika janin di lahirkan pervaginam.
Tempat implantasi plasenta previa terdapat banyak vaskularisasi sehingga
serviks uteri dan segmen bawah rahim menjadi tipis dan mudah robek, selain itu,
bekas tempat implantasi plasenta sering menjadi sumber perdarahan karena adanya
perbedaan vaskularisasi dan susunan serabut otot dengan korpus uteri.
Siapkan darah pengganti untuk stabilisasi dan pemulihan kondisi
ibu.Lakukan perawatan lanjut pasca bedah termasuk pemantauan perdarahan,
infeksi dan keseimbangan cairan masuk dan cairan keluar.
b. Melahirkan pervginam
Perdarahan akan berhenti jika ada penekanan pada plasenta. Penekanan
tersebut dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:
17
18
ditinjau dari usia kehamilan.
Selanjutnya, pemeriksaan penunjang
dengan USG transabdominal pada
pasien menunjukkan kesan plasenta
previa totalis.
Perdarahan
Munculnya perdarahan pada os terjadi
bersamaan dengan pelebaran dari
segmen bawah uterus. Hal ini akan
terjadi hingga menuju trimester III
untuk menimbulkan penipisan serviks
agar terjadi persalinan. Akibat
implantasi plasenta berada dibawah
segmen uterus, ketika segmen ini
melebar, terjadi perobekan pada sinus
uterus akibat lepasnya plasenta dari
dinding uterus atau karena robekan
sinus marginalis dari plasenta.
Perdarahan ini tidak dapat dihindari
karena ketidakmampuan serabut otot
segmen bawah uterus untuk
berkontraksi seperti pada plasenta letak
normal (16).
19
30 mg/8 jam, inj. Kalnex Amp/8 jam manajemen aktif dengan terminasi
dan premaston tab 1 x 5 mg. kehamilan ialah usia kehamilan <36-37
minggu. Hal ini akan membahayakan
janin apabila lahir prematur dalam
kondisi paru yang belum matang dan
berisiko terjadinya asfiksia setelah
lahir. Berikut fungsi terapi
medikamentosa pada pasien:
1. Kortikosteroid (dexamethasone)
diberikan untuk pematangan
surfaktan paru janin juga perlu
diberikan bila usia kehamilan 24-
34 minggu (15). Dosis pemberian
6 mg IM/12 jam (selama 2 hari).
2. NSAID (ketorolac)
Ketorolac merupakan obat
penghambat prostaglandin yang
bekerja dengan menghambat
sintesis prostaglandin dan
menghambat aksi prostaglandin
pada organ target. Maka
diharapkan ketorolac parenteral
dapat sebagai tokolitik pilihan
untuk menghilangkan kontraksi
uterus tanpa peningkatan efek
samping pada ibu dan fetus (17).
3. Premaston merupakan obat
golongan estrogen dan
progesteron serta preparat
sintetiknya yang mengandung
allilesterol. Allilesterol akan
20
meningkatkan kadar hormone
plasenta seperti estrogen dan
progesteron sehingga berguna
untuk memelihara lapisan
trofoblas pada plasenta.
Progesteron merupakan
hormon penting dalam menjaga
kehamilan tetap terjadi hingga
masa persalinan. Hormon ini
dihasilkan oleh plasenta, yang
akan berkurang seiring
terjadinya penuaan plasenta
yang terjadi pada usia
kehamilan 28 minggu, dimana
terjadi penimbunan jaringan
ikat, pembuluh darah
mengalami penyempitan.
Penanganan
Pasien diobservasi selama 3x24 jam,
jika kemudian ternyata perdarahan
tidak banyak dan berhenti serta janin
dalam keadaan sehat dan masih
premature dibolehkan pulang
dilanjutkan dengan rawat jalan dengan
syarat telah mendapat konsultasi yang
cukup dengan pihak keluarga agar
dengan segera kembali ke rumah sakit
bila terjadi perdarahan ulang, walaupun
kelihatannya tidak mencemaskan.
Sikap terhadap kehamilan
21
Dianjurkan untuk kehamilan
diterminasi pada usia kehamilan aterm
minimal yaitu 36 minggu, jika pasien
kembali dengan perdarahan mengingat
janin sudah diberi dengan
kortikosteroid sebelumnya untuk
pematangan paru.
Seksio sesarea menjadi pilihan untuk
cara terminasi kehamilan dalam
plasenta previa tipe totalis ini meskipun
belum ada pembukaan pada saat di
USG dengan transvaginal. Karena
komplikasi utama yang bisa terjadi
pada ibu hamil yang menderita plasenta
previa bisa menimbulkan perdarahan
yang cukup banyak dan fatal (18).
Selain itu, karena tipe totalis janin tidak
akan bisa menuju pintu atas panggul
akibat terhalang oleh plasenta.
22
BAB 5
KESIMPULAN
23
DAFTAR PUSTAKA
3. Zlatnik MG, Cheng YW, Norton ME, Thiet M, Caughey AB. Placenta previa
and the risk of preterm delivery. 2007;20(October):719–23.
7. Hartono, F dkk. Faktor Risiko Kejadian Plasenta Previa Pada Ibu Hamil di
RSU dr. Soedarso Pontianak Tahun 2009-2011. 2011.
11. Rukiyah, A. Y, dan Lia Y. Asuhan Kebidanan Patologi Edisi Revisi. Jakarta:
Trans Info Media; 2010.
14. Evanovita Y, Mariyana. Hubungan Usia Dan Paritas Ibu Hamil Dengan
24
25
17. Jusuf J. Efektivitas Dan Efek Samping Ketorolac Sebagai Tokolitik Pada
Ancaman Persalinan Prematur. Universitas Diponegoro; 2008.