Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

MENENTUKAN NILAI AKHIR

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH


EVALUASI PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN

Oleh :
Mohammad Noer Hafidz Rizky Ramdhan / 190412630127

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN
PRODI PENDIDIKAN ADMINISTRASI DASAR PERKANTORAN
JUNI 2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.......................................................................................................................i

BAB 1 (PENDAHULUAN)..........................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................1
C. Tujuan..................................................................................................................1

BAB 2 (PEMBAHASAN)............................................................................................2
A.Pengertian Nilai Akhir...........................................................................................2
B.Cara Menentukan Nilai akhir................................................................................4
C.Interpretasi Hasil Penilaian dalam Menentukan Ketuntasan Belajar..................9

BAB 3 (PENUTUP)..................................................................................................13
A. Kesimpulan........................................................................................................13

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penilaian pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui
sejauh mana kemampuan siswa dalam memahami pelajaran yang telah disampaikan
guru. Penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk
memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau
ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik dengan memiliki
beberapa tujuan. Penilaian atau assesmen merupakan kegiatan informasi hasil
belajar peserta didik secara berkesinambungan menetapkan apakah peserta didik
telah menguasai kompetensi yang ditetapkan oleh kurikulum. Berdasarkan data
informasi yang telah diproses.
Penilaian adalah kegiatan menafsirkan atau mendeskripsikan hasil pengukuran.
Menurut Cangelosi (1995:21) penilaian adalah keputusan tentang nilai. Asesmen
atau penilaian adalah suatu istilah umum yang meliputi tentang belajar siswa dan
format penilaian kemajuan belajar siswa. Selain itu penilaian juga didefinisikan
sebagai sebuah proses yang ditempuh untuk mendapatkan informasi yang digunakan
dalam rangka membuat keputusan mengenai siswa, kurikulum, program-program,
dan kebijakan pendidikan.
Penilaian merupakan sebuah proses yang didesain untuk membantu guru
menemukan hal-hal yang telah dipelajari siswa di dalam kelas dan tingkat
keberhasilannya dalam pembelajaran. Dalam proses belajar mengajar, perlu
diketahui hasil dari proses belajar mengajar tersebut. Hasil dari proses pembelajaran
yang dilakukan oleh guru dapat diketahui dari nilai siswanya. Penilaian sangat di
lakukan oleh guru, hal ini dapat bermanfaat bagi guru dan siswanya sendiri. Bagi
buru nilai siswa dapat dijadikan acuan bagi proses pembelajaran yang akan
dilakukan. Bagi siswa nilai bermanfaat untuk mengetahui tolak ukur pemahaman
siswa terhadap suatu materi pembelajaran yang sudah diajarkan.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Teknis Penilaian Evaluasi pembelajaran berbasis Esai (Objektif)?
2. Apa yang dimaksud Skala 4/10/100 dan bagaimana penerapannya?
3. Apa yang dimaksud dengan Pendekatan PAP dan PAN dalam pengolahan
Hasil penilaian?
4. Bagaimana Teknis pengolahan hasil penilaian dalam Bentuk Peringkat dan
pemberian peringkat kepada peserta didik?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Teknis Penilaian Evaluasi pembelajaran berbasis Esai
(Objektif).
2. Untuk mengetahui Skala 4/10/100 dan bagaimana penerapannya dalam
Pengolahan hasil penilaian.
3. Untuk mengetahui Pendekatan PAP dan PAN dalam pengolahan Hasil
penilaian.
4. Untuk mengetahui Teknis pengolahan hasil penilaian dalam Bentuk Peringkat
dan pemberian peringkat kepada peserta didik.

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Nilai Akhir
1.      Nilai akhir
Nilai akhir atau nilai final merupakan nilai yang berupa angka atau huruf
untuk melambangkan tingkat keberhasilan peserta didik setelah mereka mengikuti

2
program pendidikan pada jenjang tertent, dalam jangka waktu yang telah
ditetapkan.
Penentuan nilai akhir oleh seorang pendidik terhadap peserta didiknya
pada dasarnya merupakan pemberian dan penentuan pendapat pendidik terhadap
peserta didiknya, terutama mengenai perkembangan, kemajuan dan hasil-hasil
yang telah dicapai oleh peserta didik yang berada dalam bimbingannya, setelah
mereka menempuh proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.
Nilai akhir adalah sesuatu yang dapat dikenali di telinga kita, Nilai akhir ini
biasanya tidak dapat dipisahkan dari rapor. Dalam rapor terdapat angka-angka
atau evaluasi atas usaha siswa selama interaksi pembelajaran.
Anas Sudijono berpendapat bahwa nilai akhir adalah suatu nilai yang sudah
berupa angka atau huruf, yang mewakili tingkat prestasi siswa setelah mengikuti
program pembelajaran pada tingkat atau waktu tertentu (semester).
2.      Fungsi Nilai akhir
Bagi seorang siswa , nilai merupakan sesuatu yang sangat penting karena
nilai merupakan cermin dari keberhasilan belajar. Namun bukan hanya siswa
sendiri yang memerlukan cermin keberhasilan belajar ini, guru dan orang lain pun
memerlukannya. Secara garis besar nilai mempunyai fungsi sebagai berikut:
1. Fungsi instruksional
2. Fungsi informatif
3. Fungsi bimbingan
4. Fungsi administratif

1. Fungsi Instruksional
Tidak ada tujuan yang lebih penting dalam proses belajar mengajar kecuali
mengusahakan agar perkembangan dan belajar siswa mencapai tingkat optimal.
Pemberian niali merupakan salah satu cara dalam usaha ke arah tujuan itu, asal
dilakukan dengan hati-hati dan bijaksana.
Pemberian nilai merupakan suatu pekerjaan yang bertujuan untuk
memberikan suatu balikan yang mencerminkan seberapa jauh seorang siswa telah
mencapai tujuan yang ditetapkan dalam pengajaran atau sistem instruksional.

3
Apabila pemberian nilai dapat dilakukan dengan cermat dan terperinci,
maka akan lebih mudah diketahui pula keberhasilan dan kegagalan siswa disetiap
bagian tujuan. Oleh karenanya penggabungan nilai dari berbagai nilai sehingga
menjadi nilai akhir, kadang-kadang dapat menghilangkan arti dari petunjuk yang
semula telah disajikan secara teliti.
Nilai rendah yang diperoleh seorang atau beberapa siswa jika disajikan
dalam keadaan yang terperinci akan dapat membantu siswa dalam usaha
memperbaiki dan memberi motivasi peningkatan prestasi berikutnya. Bagi
pengelola pengajaran, sajian terperinci nilai siswa dapat berfungsi menunjukkan
bagian-bagian proses pengajaran mana yang perlu diperbaiki.

2. Fungsi Informatif
Memberikan nilai siswa kepada orang tuanya mempunyai arti bahwa orang
tua siswa menjadi tahu akan kemajuan dan prestasi putranya di sekolah. Catatan
ini akan sangat berguna terutama bagi orang tua yang ikut serta menyadari tujuan
sekolah dan perkembangan putranya.
Dengan catatan nilai untuk orang tua maka orang tua menjadi sadar akan
keadaan putranya untuk kemudian lebih baik memberikan bantuan berupa
perhatian, dorongan atau bimbingan, serta hubungan antara orang tua dengan
sekolah menjadi baik.
3. Fungsi Bimbingan
Pemberian nilai kepada siswa akan mempunyai arti besar bagi pekerjaan
bimbingan. Dengan perincian gambaran nilai siswa, petugas bimbingan akan
segera tahu bagian -bagian mana dari usaha siswa di sekolah yang masih
memerlukan bantuan. Catatan lengkap yang juga mencakup tingkat dalam
kepribadian siswa serta sifat-sifat yang berhubungan dengan rasa sosial akan
sangat membantu siswa dalam pengarahannya sebagai pribadi seutuhnya.
4. Fungsi Administratif
Yang dimaksud fungsi administratif dalam penilaian antara lain mencakup:
a. menentukan kenaikan dan kelulusan siswa
b. memindahkan ataumenempatkan siswa
c. memberikan beasiswa

4
d. memberikan rekomendasi untuk melanjutkan belajar
e. memberi gambaran tentang prestasi siswa/lulusan kepada para calon pemakai
tenaga

3.      Faktor yang dapat di pertimbangkan dalam mentukan nilai akhir


    Ada beberapa faktor yang dapat di pertimbangkan oleh guru dalam menentukan
nilai akhir. Faktor itu mencangkup empat, di antaranya:
1)      Faktor pencapaian atau prestasi, yaitu nilai pencapaian atau prestasi
harus sesuai dan mencerminkan sejauh manakah siswa tersebut dapat
mencapai tujuan pembelajarannya.yang telah ditetapkan.
2)      Faktor usaha
Faktor usaha adalah factor yang wajib dipertimbangkan dalam penentuan
nilai akhir karena sebagai penghargaan atas usaha sungguh-sungguh yang
telah peserta didik lakukan dalam proses belajarnya. Usaha peserta didik
disini misalkan rajin dalam mengerjakan tugas, tekun dalam
pembelajrannya dll. Ketika peserta didik sudah melakukan usahanya
sebagai peserta didik maka guru dapat menunjang dalam pemberian
nialai akhir  untuk peserta didiknya. Sedangkan bagi peserta didik yang
bermalas-malasan maka cukup beralasan bagi pendidik memberikan nilai
akhir apa adanya.
3)      Faktor aspek pribadi dan sosial
Faktor aspek pribadi ini adalah segala sesuatu kepribadian peserta didik
juga menjadi pertimbangan dalam mentukan nilai akhir. Contonya apakah
peserta didik kita mempunyai akhlak yang baik, disiplin, tidak berbuat
onar dll. Dan ketika kepribadian dari peserta didik itu baik, guru dapat
mengatrol nilai akhir peserta didiknya.
4)      Faktor aspek kebiasaan kerja
Yang dimaksud disini adalah hal yang berkaitan dengan kebiasaan
mengerjakan tugas. Faktor aspek kebiasaan kerja yang dapat di
contohkan disini adalah tepat tidaknya waktu dalam mengumpulkan
PRnya, rapih tidaknya hasil yang dikerjakan, bekerjanya teliti dan ulet
serta lain-lain.

5
B.  Cara Menentukan Nilai Akhir
Pada umumnya penentuan hasil akhir sangat bergantung pada selera dan
pendapat guru itu sendiri. Tiap guru mempunyai pendapat sendiri tentang cara
menentukan nilai akhir. Hal ini sangat dipengaruhi oleh pandangan mereka
terhadap penting tidaknya bagian kegiatan yang dilakukan siswa, seperti:
menyelesaikan tugas, mengikuti diskusi, menempuh tes formatif, menempuh tes
tengah semester, tes semester, menghadiri pelajaran/kuliah, dan sebagainya.
Sementara guru berpendapat bahwa menghadiri pelajaran dan mengikuti diskusi
sudah merupakan kegiatan yang sangat menunjang prestasi sehingga absensi
siswa perlu dipertimbangkan dalam menentukan nilai akhir. Guru lain berpendapat
sebaliknya, karena walaupun hadir dalam kuliah/pembelajaran, mungkin saja
hanya raganya saja. Dengan demikian tidak ada gunanya memperhitungkan
absensi.
Penilaian yang diberikan oleh pendidik dalam bentuk tes-tes formatif
sebenarnya dimaksudkan untuk memperbaiki proses belajar-mengajar dan untuk
mengetahui sampai di mana tingkat pencapaian peserta didik terhadap tujuan
instruksional yang telah dirumuskan dalam setiap satuan pelajaran. Adapun tes
sumatif bertujuan untuk menilai prestasi peserta didik terhadap penguasaan
bahan pelajaran yang telah diberikan kepada mereka selama jangka waktu
tertentu. Akan tetapi oleh karena tes sumatif itu pada umumnya tidak sering
dilakukan, maka untuk dapat menjaga kesinambungan penilaian dan hasil
penilaian yang dipandang lebih mantap bagi setiap peserta didik, maka penentuan
nilai akhir pada umumnya dilaksanakan dengan jalan menggabungkan nilai- nilai
hasil tes formatif dengan nilai hasil tes sumatif.
Dalam pelaksanaannya, dicarilah nilai rata-rata hitung dari nilai-nilai hasil tes
formatif dan nilai-nilai hasil tes sumatif, nilai-nilai mana sebelum dicari rata-rata
hitungnya terlebih dahulu diubah atau dikonversikan ke dalam nilai standar
berskala sepuluh.
Penentuan nilai akhir pada umumnya dilakukan pada saat guru akan mengisi buku
laporan pendidikan (rapor), atau mengisi ijazah (Surat Tanda Tamat Belajar).
Dalam praktek mereka telah dibimbing oleh suatu peraturan atau pedoman yang
ditetapkan oleh pihak yang berwenang. Karena itu, dalam praktek kita jumpai

6
berbagai macam cara yang biasa digunakan oleh guru dalam menentukan nilai
akhir tersebut.
Berikut ini dikemukakan tiga macam cara yang sering dipergunakan dalam
penentuan nilai akhir.
Nilai akhir diperoleh dengan jalan memperhitungkan nilai hasil tes formatif,
yaitu nilai rata-rata hasil ulangan harian, dengan nilai hasil tes sumatif, yaitu nilai
hasil ulangan umum atau UAS, dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

(F1 + F2 + F3......Fn)
_______
n
NA= ________ +2S
3

Di mana:
NA = Nilai akhir
F1 = Nilai hasil tes formatif ke-1
F2 = Nilai hasil tes formatif ke-2
F3 = Nilai hasil tes formatif ke-3
Fn = Nilai hasil tes formatif ke-n
S = Nilai sumatif
n = Banyaknya kali tes formatif dilaksanakan
2 dan 3 = Bilangan konstan (2= bobot tes formatif, 3= bobot tes secara keseluruhan)
Contoh :
Tes formatif (ulangan harian) mata pelajaran Matematika dilaksanakan 5
kali dalam satu semester dan ulangan umum bersama (tes sumatif) dilaksanakan 1
kali. Anton, murid Sekolah Dasar kelas V berhasil memperoleh nilai-nilai sebagai
berikut:
- Nilai hasil tes formatif I = 8

7
- Nilai hasil tes formatif II = 6
- Nilai hasil tes formatif III = 9
- Nilai hasil tes formatif IV = 9
- Nilai hasil tes formatif V = 8
- Nilai hasil tes sumatif I =8

Dengan demikian nilai akhir yang dapat diberikan kepada Anton:

8+6+9+9+8
_______ + 2x8
5

NA = _______
3

= 8+16
___
3

=8
=8

Nilai akhir diperoleh dengan jalan menjumlahkan nilai tugas (T), nilai
ulangan harian (tes formatif) dan nilai ulangan umum (U) / tes sumatif, yang
masing- masing diberi bobot 2, 3 dan 5, lalu dibagi 10 (jumlah bobot = 2 + 3 + 5 =
10). Jika dituangkan dalam bentuk rumus:

2 (T) + 3 (H) + 5 (U)


NA= ________
10

Mahasiswa bernama Anton untuk mata kuliah Evaluasi Hasil Belajar memperoleh nilai-
nilai sebagai berikut:
- Nilai tugas terstruktur di luar kelas ke-1 = 90
- Nilai tes formatif I = 80

8
- Nilai ujian tengah semester = 70
- Nilai tugas terstruktur di luar kelas ke-2 = 80
- Nilai tes formatif II = 90
- Nilai ujian akhir semester = 60
Dengan demikian nilai yang diberikan kepada Anton adalah:
- Nilai rata-rata tugas = (90 + 80) : 2 = 85
- Nilai rata-rata tes formatif = (80 + 90) : 2 = 85
- Nilai rata-rata tes sumatif = (70 + 60) : 2 = 65

(2x85) + (3x85) + (5x65)


NA= _________
10

= 750
__
10
= 75

Cara ini dipergunakan untuk keperluan pengisian nilai dalam ijazah atau
Surat Tanda Tamat Belajar (STTB). Di sini nilai akhir diperoleh dari: nilai rata- rata
hasil ulangan harian (H), diberi bobot 1, ditambah dengan nilai hasil Evaluasi Tahap
Akhir (EBTA), diberi bobot 2. Jika dituangkan dalam bentuk rumus:

∑H
______________+ 2E
n

NA = _____
3

Contoh :
Anton, siswa kelas VI Sekolah Dasar, untuk ulangan harian I mendapat nilai 8, ulangan
harian II mendapat nilai 9, ulangan harian III mendapat nilai 10. Sedangkan nilai
UAS = 8. Dengan demikian nilai yang diberikan kepada Anton adalah:

9
(8 + 9 + 10)
____________________ + 2x6
3

NA= ______
3

= 9 + 12
_______
3

=7
Catatan:
Dalam pembulatan nilai-nilai akan dicantumkan dalam buku rapor atau surat tanda
tamat belajar, umumnya dipergunakan pedoman sebagai berikut:
1) Jika di belakang tanda desimal terdapat bilangan yang lebih kecil dari 50, dianggap =
0 (dibulatkan ke bawah).
Contoh: nilai 5,43 dibulatkan ke bawah menjadi 5
2) Jika di belakang tanda desimal terdapat bilangan yang besarnya = 50, maka nilai
akhir tidak dibulatkan. Jadi ditulis apa adanya.
Contoh: 6,50 tetap dicantumkan 6,5
3) Jika di belakang tanda desimal terdapat bilangan yang lebih besar atau di atas 0,50
dibulatkan ke atas.
Contoh: nilai 5,75 dibulatkan ke atas menjadi 6.
C.    Interpretasi Hasil Penilaian dalam Menentukan Ketuntasan Belajar
Interpretasi hasil penilaian ini dilakuakan untuk menetukan apakah peserta
didik dapat menguasai kompetensi yang mengacu terhadap indikatornya.
Ada beberapa kriteria dalam menetapkan ketuntasan belajar peserta
didik
1.)    Kriteria ketuntasan terhadap Kompetensi Dasar (KD)
Kriteria ketuntasan belajar setiap indikator dalam satu
kompetensi dasar(KD) di tetapkan antara 0%-100%.kriteria ideal
untuk masing masing indikator lebih besar dari 60%.Namun sekolah
dapat menetapkan kriteria atau tingakat pencapaian indikator

10
,apakah 50%,60%,atau70%.penetapan itu disesuaiakan kondisi
sekolah ,seperti tingakt kemampuan akademis peserta
didik,esensialitas indikator terhadap kompetensi dasar,kompleksitas
indikator dan daya dukung guru serta ketersediaan sarana dan
prasarana.Namun,kualitas sekolah akan dinilai oleh pihak luar secara
berkala,misalkan melalui ujian nasional.Hasil penilaian ini akan
menunjukkan peringkat satu sekolah di bandingkan dengan sekolah
lain(Benchmarking).Melalui pemeringkatan ini diharapkan sekolah
terpacu untuk meningkatkan kualitasnya,dalam hal ini meningkatkan
kriteria pencaian indikator semakin mendekati100%.
Apabila nilai peserta didik untuk indikator pencapaian sama
atau lebih dari kriteria ketuntasan,maka dapat di katakan bahwa
peserta didik itu menuntaskan indikator itu.apabila indikator sudah
tuntas dapt dikatakan peserta didk menguasi KD yang
bersangkutan.Dengan demikian, pesrta didik dapat di interprestasi
telah menguasai SKdan mata peljaran. Apabila jumblah indikator
suatu KD yang tealah tuntas lebih dari 50%peserta didik dapat
mempelajari KD berikutnya dengan mengikuti program remedial
untuk indikator yang belum tuntas.Sebaliknya,apabila nilai indikator
dari suatu KD lebih dari kriteria ketuntasan,dapat di katakana peserta
didik itu belum menuntaskan indikator itu.apabila jumblah indikator
dari suatu KD yang belum tuntas sam aau lebih dari 50.peserta dididk
belum dapat mempelajari KD berikutnya.
Tabel.Contoh Penghitungan Ketuntasan Belajar Suatu Mata Pelajaran.
SK KD Indikator Kriteria Nilai Ketuntasan
Ketunatasa Peserta
n DIdik
Minimal
1. 1.1 1.1.1 60% 60 Tuntas
1.1.2 60% 59 Tidak
Tuntas
1.1.3 50% 59 Tuntas

11
1.2 1.2.1 60% 61 Tuntas
1.2.2 70% 80 Tuntas
1.2.3 60 90 Tuntas

Bedasarkan table diatas dapat di ketahui nilai indikator pada KD 1.1


cenderung 60 jadi KD 1.1adalah 60 atau 6,tetapi pada KD 1.1.2 belum tuntas.
Artinya peserta didik perlu mengikuti program remedial.sedangkan nilai indikator
pada KD 1.2 bervariasi sehingga di hitung nili rata rata indikator.

Jadi Nilai KD 1.2:   =77 atau 7,7


Pada Kompetensi Dasar 1.1 Indikator 1.1.2.belum tuntas jadi peserta didik
perlu mengikuti program remedial untuk indikator.

2.)    Kriteria ketuntasan Minimal (KKM)


Menentukan KKM ini ada beberapa hal yang harus di perhatikan,
di antaranya:
a)      KKM ditetapkan di awal tahun pembelajaran
b)      KKM di tetapkan oleh forum MGMP, yaitu Musyawarah yang di
lakukan oleh guru mata pelajaran di sekolah tersebut
c)      Nilai pada KKM ini di lambangkan dengan bentuk bilanagn bulat
dengan rentan 0 – 100.
d)      Dan nilai ketuntasan belajar maksimal ialah 100
e)      Sekolah juga dapat mentukan KKM tadi di bawah nilai
ketuntasan belajar maksimal. Misalkan jika di atas niali ketuntasan
belajar maksimalnya = 100, bias di turunkan menjadi 90 dst
f)       Nilai KKm harus dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar  Siswa
(LHBS).

Dalam menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ada tiga tahap:


1)      Tahap pertama ialah Kompleksitas. Yaitu dengan melihat tingkat
kesulitan dan keruwetan dari indikator pencapaiannya atau KD yang
harus di capai peserta didik. Kompleksitas tinggi dapat di katakana ketika
indikator  atau KD-nya menuntut SDM (memahami kompetensi yang

12
harus di capai peserta didik dan kreatif serta inovatif  dalam
melaksanakan pembelajaran), dari segi waktu (membutuhkan waktu
yang  cukup lama dikarenakan butuh pengulangan kembali), dan
penalaran dan kecermatan peserta didik yang tinggi
2)      Tahap kedua mengenai kemampuan Sumber Daya Pendukung
yaitu, sarana dan prasarana pendidikan yang sangat di butuhkan dalam
pencapaian indikator dan KDnya, kesediaan tenaga menejement sekolah
dll.
3)      Tahap ketiga dengan Intake
Intake adalah tingkat kemampuan rata-rata peserta didik:
Misalnya: pada KKM Kelas X yang didasarkan pada hasil seleksi PSB, NUN,
Rapor kelas IX SMP, tes sleksi masuk atau psikotes. Dan pada kelas XI dan
XII didasarkan pada tingkat pencapaian KKM pesrta didik pada semester
sebelumnya atau kelas sebelumnya.
        
         Adapun Kreterian Ketuntasan Minimal (KKM) yang di sebutkan dalam Sosialisasi
KTSP (2006) adalah dengan menggunakan table sbb:

Kompentens Kriteria Ketumtasan Minimal


i Dasar dan Kriteria Penetapan Ketuntasan Nilai
Kompleksitas Daya Intake
Indikator KKM
dukung

Cara menafsirkan kriteria menjadi nilai:


1.)    Menggunakan sistem Point:
a.       Kompleksitas : Tinggi = 1, Sedang = 2, Rendah = 3
b.      Daya dukung  : Tinggi = 3, Sedang = 2, Rendah = 1
c.       Intake              : Tinggi = 3, Sedang = 2, Rendah = 1
Contoh: jika KD atau indikator mempunyai kriteria sebagai berikut
(Kompleksitas rendah, Daya dukung  tinggi dan Intake sedang) , maka dapat
di tetapkan KKM-nya sebagai berikut :

13
2.)    Menggunakan rentang nilai:
a.       Kompleksitas :      Tinggi   = 50 – 64
Sedang  = 65 - 80
                                                Rendah  = 81 - 100
b.      Daya dukung :       Tinggi   = 81 – 100
Sedang  = 65 - 80
                                                            Rendah  = 50 - 64
c.       Intake :                  Tinggi = 81 – 100
Sedang  = 65 - 80
                                                            Rendah  = 50 – 64

Jika Kompetensi dasar atau indikator memiliki kriteria: Kompleksitas


sedang, Day dukung tinggi, dan Intake sedang, maka nilainya adalah rata-
rata setiap nilai dari kriteria yang di tentukan.  

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

14
Penilaian merupakan sebuah proses yang didesain untuk membantu guru
menemukan hal-hal yang telah dipelajari siswa di dalam kelas dan tingkat
keberhasilannya dalam pembelajaran. Dalam pelaksanaannya, terdapat 2 metode
pendekatan dalam mengolah hasil evaluasi tersebut, yakni metode Pendekatan
Penilaian Acuan Patokan (PAP) dan Pendekatan Penilaian Acuan Norma (PAN).
Keduanya memiliki kesamaan, yang berbeda hanya pada penghitungan Standar
deviasinya.
Tes hasil belajar yang dilakukan secara tertulis dapat dibedakan menjadi
dua golongan, yaitu: tes hasil belajar (tertulis) bentuk uraian (subjective test =
essay test) dan hasil tes belajar (tertulis) bentuk obyektif (objective test).
Pengolahan hasil penilaian dalam bentuk peringkat atau ranking merupakan suatu
teknik mengolah data hasil pembelajaran siswa menjadi suatu bentuk apresiasi
berupa angka, huruf, atau deskripsi selama waktu pembelajaran yg telah
dilaluinya. Peringkat dapat menjadi motivasi maupun teguran bagi siswa itu
sendiri, walaupun sejatinya ranking bukanlah tolak ukur yg scr pasti dapat menilai
seseorang itu pandai atau tidak. Pemberian ranking membutuhkan beberapa
teknik statistika dibagi menjadi, Simple Rank, Percentile Rank, dan Standar Deviasi
yg terdiri dari 5 bentuk yaitu penyusunan urutan kedudukan atas 3 Ranking, 5
Ranking, 11 Ranking, serta penggunaan Z – Score, dan T – Score.

B. Saran
Hendaknya seorang tenaga pengajar dapat mengaplikasikan evaluasi
terhadap kegiatan belajar mengajar yang dilakukan di suatu lembaga pendidikan
karena dengan adanya evaluasi ini akan dapat menunjang kualitas dan mutu
pendidikan kita. Sebagaimana evaluasi hasil belajar dan pembelajaran yang telah
diuraikan di atas sangatlah penting karena dengan adanya hal tersebut kita dapat
belajar bagaimana cara mengevaluasi dari kegiatan belajar mengajar apakah
sudah dapat mencapai tujuan yang diinginkan.

15
DAFTAR PUSTAKA

16

Anda mungkin juga menyukai