CONTOH KASUS
HTTPS://WWW.LIPUTAN6.COM/HEALTH/READ/575488/REMAJA-
PSIKOLOGI AGRESIF-DAN-BERANDALAN-AKIBAT-PENGARUH-TEMAN-
LINGKUNGAN SEBAYA
Psikologi lingkungan berkaitan dengan Teman sebaya berpengaruh dominan terhadap perilaku agresif remaja
kebutuhan manusia dalam kehidupan yang cenderung negative. "Pergaulan antarteman sebaya yang intensif
sehari-hari, yang meliputi tanaman, sering memunculkan geng-geng dalam kehidupan pelajar. Dengan adanya
hewan, objek material, dan manusia. geng-geng tersebut terkadang timbul tawuran antarpelajar, yang
Dalam psikologi lingkungan juga sebenarnya hanya untuk menunjukkan eksistensi diri mereka," katanya di
dipelajari mengenai kebudayaan dan Yogyakarta, seperti dikutip Antara, Kamis (2/5/2013).
kearifan lokal suatu tempat dalam
memandang alam semesta yang
SISTEM PEMBELAJARAN YANG DICIPTAKAN DENGAN
mempengaruhi sikap dan mental
KONDUSIF DAN SEHAT, SERTA TIDAK BANYAK WAKTU
manusia.
KOSONG AKAN MEMBUAT MEREKA MELAKUKAN HAL-HAL
YANG TIDAK SIA-SIA.
NURFADILLAHLANCA31@GMAIL.C
OM
TWITTER HANDLE TELEPHONE LINKEDIN URL
TUGAS NURFADILLAH
03
Menurut, Panut P dan Ida Umami Pernyataan terakhir Adler menyiratkan bahwa setiap individu mempunyai
(1999: 133) kelompok sebaya cara berperilaku sendiri dalam merespon lingkungan, dan antara individu
merupakan peranan yang sangat penting dan lingkungan saling mempengaruhi. Penggunaan makna lifestyles pada
dalam penyesuaian diri remaja dan
perkembagan ilmu psikologi kemudian telah melingkupi konteks yang
persiapan untuk kehidupan di masa
lebih luas
akan datang dan juga berpengaruh
terhadap perilaku dan pandangannya.
DI BAWAH INI ADALAH BEBERAPA CONTOH PROSES-PROSES
Kelompok teman sebaya dianggap
PSIKOLOGI DASAR DAN TERAPAN YANG BERKAITAN
sangat berperan dan tidak dapat
diremehkan karena teman sebaya DENGAN LINGKUNGAN:
menjadi pengaruh utama dalam 1. Atensi (perhatian) – Pemahaman tentang perilaku manusia
perkembangan dan pembentukan berawal dari memahami bagaimana manusia melihat/
tingkah laku anak di luar lingkungan merasakan/menyadari adanya rangsangan dari lingkungan.
keluarga. 2. Persepsi dan peta kognisi - adalah bagaimana manusia
membayangkan lingkungan alamiah dan lingkungan buatan yang
Konformitas terhadap tekanan teman ada di sekelingnya. Informasi dari 2 sumber ini akan disimpan di
sebaya dapat berpengaruh positif atau dalam otak sebagai jejaring spasial yang disebut dengan peta
negatif. Remaja terlibat dengan tingkah
kognitif.
laku sebagai akibat dari konformitas
3. “Pemilihan Lingkungan” – Manusia cenderung memilih tempat
yang negatif, seperti halnya
menggunakan bahasa yang tidak sopan, yang membuat mereka merasa kompeten dan percaya diri, merasa
mencuri, coret-coret (vandalisme), berarti dan tinggal di situ dengan nyaman. . Lingkungan yang
mempermainkan orang tua dan guru, dipilih untuk dihuni biasanya berdasarkan adanya (a) keterkaitan
tidak menyelesaikan tugas dengan baik aspek kehidupan satu dengan lainnya; (b) pemahaman bahwa
dan tepat waktu. Namun, banyak juga tempat hunian tidak akan membuat dia kehilangan jati diri.
konformitas yang berpengaruh positif, 4. Stres Lingkungan dan cara Coping – Selain stresor umum yang
seperti halnya berpakaian rapi seperti berbasis lingkungan seperti iklim ekstrem dan kebisingan, juga
teman-temannya, menghabiskan waktu ada stresor yang lain misalnya ketidakpastian yang
untuk belajar bersama, melakukan berkepanjangan, kekurangmampuan untuk meramalkan (cuaca),
pengumpulan dana untuk bakti sosial. dan stimulus yang berlebihan. Stesor tersebut menghasilkan
penyakit, altruisme yang menurun, ketidakberdayaan, dan
PERILAKU AGRESIF “attentional fatigues”.
Supratiknya (dalam Asih Fitriani, 2012:
5. Partisipasi – Pelibatan manusia dalam perancangan lingkungan,
29) menyebutkan ciriciri atau
karakteristik yang terjadi pada anak pengelolaan dan usaha restorasinya. Dalam pelibatan ini tdak
agresif yakni anak yang berperilaku hanya untuk meningkatkan isu-isu lingkungan tetapi dalam
Daftar Pustaka :
Supra Wimbarti, 2011. Life style dari sudut pandang Psikologi dikaitkan dengan perilaku dan lingkungan (arsitektur dan
perkotaan). Yogyakarta
Adiati Mustikaningsih, 2015. Pengaruh Fungsi Kelompok Teman Sebaya Terhadap Perilaku Agresivitas Siswa Di SMAN 3
Klaten. Yogyakarta
2
TUGAS NURFADILLAH
03
agresif sulit untuk diatur, suka berkelahi merancang, memodifikasi dan pengelolaan lingkungan.
dengan temannya, tidak patuh, 6. Perilaku Konservasi – dipahami sebagai bagaimana perilaku
memusuhi orang lain baik secara verbal manusia diarahkan untuk Sikap terhadap lingkungan, persepsi
maupun behavioral, suka membalas tentang nilai lingkungan terhadap manusia akan banyak berguna
dendam kepada orang lain yang sudah
untuk perancangan teknik intervensi untuk mempromosikan
melakukan kesalahan kepadanya,
perilaku yang sesuai.
vandalis, suka berbohong, sering
mencuri, sering mengalami temper 7. Memori – ingatan manusia tentang kejadian-kejadian (Episodic
tantrums atau mengamuk, cenderung Memory); tentang cara pelaksanaan/pembuatan sesuatu
agresif, bahkan sampai kepada (Procedural Mmory) ; dan mendapatkan ilmu pengetahuan
pembunuhan (homicide). Psikologi (Semantic Memory) akan membantu pemahaman manusia
Behavioristik menganggap perilaku tentang kejadian buruk dalam lingkungan, cara perawatan
agresif merupakan perilaku yang paling lingkungan dan pemahaman ilmu pengetahuan yang dapat
ekstrim, jelek, dan tidak wajar. membuat lingkungan menjadi lebih sustained (berkelanjutan).
Daftar Pustaka :
Supra Wimbarti, 2011. Life style dari sudut pandang Psikologi dikaitkan dengan perilaku dan lingkungan (arsitektur dan
perkotaan). Yogyakarta
Adiati Mustikaningsih, 2015. Pengaruh Fungsi Kelompok Teman Sebaya Terhadap Perilaku Agresivitas Siswa Di SMAN 3
Klaten. Yogyakarta
3
TUGAS NURFADILLAH
03
maka hal yang pertama dilakukan oleh laki – laki adalah melawan
tekanan tersebut dengan tegar sedangkan jika seorang perempuan
jika di tempatkan dalam situasi seperti itu maka yang biasanya
HUBUNGAN INDIVIDU
terjadi adalah perempuan itu justru menangis, hal ini tentunya
DENGAN LINGKUNGAN membuktikan bahwa salah satu perilaku yang yang membedakan
yaitu perasaan.
Hubungan antara individu dengan 2. faktor sosiopsikologis : yaitu faktor yang mempengaruhi sikap
lingkungan terdapat hubungan yang seseorang karena faktor psikologi nya (psikis), seperti pada
saling timbal balik, yaitu lingkungan
contoh seseorang yang terbiasa dengan suasana pergaulan dan
dapat mempengaruhi individu, tetapi
seseorang yang hanya memilih untuk menyendiri akan berbeda
sebaliknya individu juga dapat
mempengaruhi lingkungan. (Walgito, perilakunya dalam kehidupan sehari – hari hal ini di pengaruhi
Bimo, 1980: 50) oleh faktor psikologis yang di alami masing masing orang
tersebut karena orang yang satu terbiasa dalam pergaulan maka
untuk menghadapi sesuatu atau dalam kesehariannya dia bersikap
lebih ceria dan lebih berani namun berbeda dengan orang yang
suka menyendiri dalam perilakunya dia tentunya akan merasa
malu – malu dalam melakukan sesuatu ataupun dia lebih pendiam
ketika berada di lingkungan yang ramai.
Daftar Pustaka :
Supra Wimbarti, 2011. Life style dari sudut pandang Psikologi dikaitkan dengan perilaku dan lingkungan (arsitektur dan
perkotaan). Yogyakarta
Adiati Mustikaningsih, 2015. Pengaruh Fungsi Kelompok Teman Sebaya Terhadap Perilaku Agresivitas Siswa Di SMAN 3
Klaten. Yogyakarta
4