Anda di halaman 1dari 3

Arsy Kayla Laukhil Zukhrufia

215040200111156
Fakultas Pertanian
Agroekoteknologi
32

Dalam menghadapi wabah COVID-19 sebagian orang menganggap bahwa physical


distancing tidak mencukupi untuk pencegahan penyebaran virus corona. Banyak orang
yang menginginkan pemerintah untuk menyegerakan penerapan lockdown. Lockdown
adalah istilah yang digunakan untuk suatu upaya dalam pengendalian penyebaran suatu
infeksi. Lockdown mengharuskan suatu wilayah untuk menutup akses masuk dan keluar
sepenuhnya.

Masyarakat yang wilayahnya diberlakukan lockdown tidak dapat dengan leluasa keluar
rumah maupun berkumpul, dan juga semua aktivitas transportasi, kegiatan perkantoran,
sekolah, dan ibadah terpaksa dihentikan.

https://www.alodokter.com/memahami-istilah-lockdown-yang-mencuat-di-tengah-
pandemi-virus-corona

Adanya wabah Covid-19 yang pada mulanya muncul di Wuhan, China mulai menyebar
dan membuat perekonomian di dunia ini lumpuh. Obat yang belum juga ditemukan,
menjadikan masing-masing negara melakukan pencegahan yang akan diupayakan.

Pandemi yang sedang melanda dunia termasuk Indonesia yaitu Pandemi Covid-19.
Perlawanan Indonesia terhadap pandemi Covid-19 adalah dengan cara karantina wilayah
atau lockdown. Namun sekarang istilah lockdown di Indonesia telah diubah menjadi
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). PSBB dijalankan sesuai tingkat keparahan di
wilayah provinsi, kabupaten, atau kota.

Indonesia memberlakukan PSBB yang dilakukan di wilayah, provinsi atau


kabupaten/kota yang didasarkan pada tingkat keparahan wabah yang ternilai dan
ditentukan oleh pemerintah pusat melalui Kementerian Kesehatan. Pelaksanaan PSBB
tertulis dan terdapat pada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 21 Tahun 2020 tentang
Pembatasan Sosial Berskala Besar. Aturan PSBB juga terdapat pada Keputusan Presiden
(Keppres) Nomor 11 Tahun 2020 tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat.

PP dan Keppres mengatur tentang strategi pemerintah menangani penyebaran virus


Covid-19. Pembatasan hanya untuk aktivitas tertentu saja di wilayah yang terduga
terdapat infeksi COVID-19 dengan tujuan mengurangi penyebaran Covid-19. Kegiatan
sehari-hari yang dilakukan oleh masyarakat dapat dilaksanakan dengan terbatas oleh
aturan tertentu.

Peraturan yang diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) No. 9 Tahun 2020
tentang Pedoman PSBB sebagai Percepatan Penangan COVID-19 antara lain meliputi
sekolah dan tempat kerja diliburkan, kegiatan keagamaan dibatasi, kegiatan yang berada
di tempat umum dibatasi, kegiatan sosial budaya dibatasi, aktivitas moda transportasi,
dan kegiatan lain yang dibatasi khusus terkait aspek pertahanan keamanan. Ditegaskan
juga bahwa PSBB dan karantina wilayah adalah berbeda, aktivitas masyarakat di luar
rumah dibatasi atau tidak diperkenankan.

Provinsi Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta adalah tempat dimana PSBB diterapkan
untuk pertama kalinya yaitu pada tanggal 10 April 2020, dan pada saat itu Jakarta
merupakan pusat wabah Covid-19 yang ada di Indonesia. Jakarta bersama beberapa
kabupaten dan kota di Indonesia memberlakukan kebijakan darurat wabah Covid-19 yaitu
dengan cara memberlakukan libur sekolah untuk sekolah negeri dan himbauan untuk
sekolah swasta, membatasi transportasi umum milik pemda, penutupan tempat wisata
milik pemda, dan himbauan supaya kantor-kantor pemerintah pusat maupun swasta agar
melaksanakan pekerjaan di rumah (work from home) dan masih ada beberapa kebijakan
lainnya yang merupakan lingkup kewenangan pemerintah daerah.

PSBB diberlakukan tidak menyeluruh di Indonesia, itulah yang membedakan dengan


karantina wilayah. Kebijakan ini diharapkan tetap menghidupkan perekonomian dan
dapat optimal memutus atau mengurangi rantai penyebaran virus corona.

Kebijakan PSBB umumnya diterapkan dengan perluasan pemberlakuan meliburkan


sekolah negeri maupun swasta, penutupan tempat wisata/hiburan dan perbelanjaan secara
menyeluruh, diterapkannya bekerja dari rumah untuk kantor yang bukan termasuk sektor
penting, serta adanya pembatasan lain guna mengurangi penyebaran wabah corona.

https://journal.bappenas.go.id/index.php/jpp/article/view/118

Lockdown dapat mengurangi penyebaran virus Corona dikarenakan lockdown dapat


membatasi mobilitas penduduk dan pencegahan masyarakat untuk berkumpul. Dengan
adanya lockdown, masyarakat berisiko mengalami rasa takut, cemas, dan merasa
kesepian karena adanya rasa terasingkan dari lingkungan sosialnya. Rasa tersebut dapat
memicu terjadi gangguan kesehatan mental. Jika terjadi gangguan kesehatan mental dapat
menyebabkan penurunan daya tahan tubuh dan rentan sakit. Tanpa adanya penanganan
yang pas, stres atau cemas juga dapat memicu masalah kesehatan mental yang lebih
serius, seperti depresi.
https://www.alodokter.com/memahami-istilah-lockdown-yang-mencuat-di-tengah-
pandemi-virus-corona

Anda mungkin juga menyukai