Naskah diterima: 22 Mei 2018; revisi: 2 Mei 2019; disetujui 19 Agustus 2019
http://dx.doi.org/10.29123/jy.v12i2.322
Pembuktian Terhadap Perbuatan Debitur yang Merugikan Kreditur (Elisabeth Nurhaini Butarbutar) | 215
because it related to behavior. In Decision Number obligations to its creditors. The judge’s consideration
07/PDT.SUS-ACTIO PAULIANA/2015/PN.NIAGA. stated that the actions of the defendants as unlawful
MDN, a problem arises on how the judge assessed the acts were based on the act of buying and selling that
evidence of the actio pauliana lawsuit, and what legal carried out by the same person so that was contrary to
considerations that given by the judge in declaring Article 1457 of the Civil Code, no authorized person was
that the actions of the defendants were unlawful. This carried out under the Financial Limited Authority Rules
research is using normative juridical research methods. that apply in the group company. Moreover, the payment
The judges’ assessment of the evidence element based by the first defendant to seventh defendant by setting off
on the defendant’s confession that there were an asset was not in accordance with Article 1425, 1426, 1427 of
selling and fund transfers from the first defendant to the the Civil Code.
seventh defendant and the purpose is to make the first
Keywords: actio pauliana, proof, knowing elements,
defendant keep continue operating and fulfill its debt
adverse, unlawful acts.
Pembuktian Terhadap Perbuatan Debitur yang Merugikan Kreditur (Elisabeth Nurhaini Butarbutar) | 217
gugatan actio pauliana untuk seluruhnya dan hakim tentang adanya unsur mengetahui atau
menyatakan perbuatan hukum tergugat I, tergugat sepatutnya mengetahui bahwa perbuatan hukum
II, tergugat III, tergugat IV, tergugat V, tergugat para tergugat akan mengakibatkan kerugian bagi
VI, tergugat VII, yang dilakukan dalam jual beli kreditur sebagai dasar mengajukan pembatalan
aset tergugat I tersebut melawan hukum karena terhadap semua perbuataan tergugat, dan
merugikan para kreditur dan tidak sah menurut pertimbangan hukum yang diberikan oleh
hukum. hakim untuk memutuskan bahwa perbuatan para
tergugat merupakan perbuatan melawan hukum.
Putusan tersebut didasarkan pada
pertimbangan/penilaian bahwa penggugat dapat
membuktikan peristiwa yang disengketakan, B. Rumusan Masalah
yaitu perbuatan tergugat I untuk mengalihkan Sebagai permasalahan dalam penelitian ini
dengan cara menjual aset kepada tergugat dirumuskan sebagai berikut:
II dan dana hasil penjualan boedel pailit
ditransfer kepada tergugat VII dengan cara set 1. Bagaimana hakim menilai pembuktian
off. Menyebabkan tergugat I tidak mempunyai adanya unsur mengetahui atau sepatutnya
dana untuk melunasi kewajibannya pada para mengetahui bahwa peristiwa perbuatan
krediturnya, dan perbuatan itu dilakukan dalam hukum yang dilakukan oleh para tergugat
kurun waktu satu tahun sebelum pernyataan pailit akan mengakibatkan kerugian bagi kreditur
tergugat I diucapkan. sebagai dasar mengajukan gugatan actio
pauliana dalam Putusan Nomor 07/
Berdasarkan ketentuan Pasal 1341 PDT.SUS-ACTIO PAULIANA/2015/
KUHPerdata jo. Pasal 41 ayat (2) Undang- PN.NIAGA.MDN?
Undang Nomor 37 Tahun 2004, pembatalan
dapat dilakukan apabila dapat dibuktikan bahwa 2. Pertimbangan hukum apa yang diberikan
pada saat perbuatan hukum dilakukan, debitur oleh hakim untuk menyatakan bahwa
dan pihak dengan siapa perbuatan hukum perbuatan para tergugat merupakan
tersebut dilakukan mengetahui atau sepatutnya perbuatan melawan hukum?
mengetahui bahwa perbuatan hukum tersebut
akan mengakibatkan kerugian bagi kreditur. C. Tujuan dan Kegunaan
Pembuktian terhadap ketiga peristiwa di Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian
atas tidak sesederhana membuktikan bahwa ini adalah untuk mengetahui penilaian hakim
ketika perbuatan dilakukan baik debitur ataupun terhadap pembuktian, bahwa perbuatan hukum
orang dengan atau untuk siapa debitur berbuat, yang dilakukan oleh para tergugat dianggap sudah
mengetahui bahwa perbuatan itu membawa diketahui atau sepatutnya diketahui para tergugat
akibat yang merugikan kreditur, karena peristiwa akan mengakibatkan kerugian bagi kreditur
tersebut berkaitan dengan perilaku yang dalam gugatan actio pauliana dalam Putusan
mengakibatkan kerugian pada kreditur. Oleh Nomor 07/PDT.SUS-ACTIO PAULIANA/2015/
karena itu, timbul permasalahan yang akan dicari PN.NIAGA.MDN, dan pertimbangan hukum
jawaban dalam penelitian ini adalah penilaian yang diberikan oleh hakim untuk menyatakan
Pembuktian Terhadap Perbuatan Debitur yang Merugikan Kreditur (Elisabeth Nurhaini Butarbutar) | 219
suatu hubungan hukum dalam lapangan hukum berlaku antara pihak-pihak yang membuatnya.
harta kekayaan yang dikenal dengan perikataan. Pembatalan yang dapat diajukan oleh kreditur
Tuntutan prestasi dalam perikatan dapat terhadap perbuatan hukum yang dilakukan oleh
dilakukan, baik akibat kerugian yang diakibatkan debitur merupakan pembatalan relatif. Artinya
adanya ingkar janji (wanprestasi), ataupun akibat yang dapat mengajukan pembatalan hanyalah
timbulnya kerugian karena perbuatan melawan kreditur saja, dan perjanjian yang diadakan tetap
hukum (onrechtmatige daad). Oleh karena itu berlaku bagi pihak-pihak yang mengadakan
hubungan perdata dapat lahir karena disepakati perjanjian tersebut, namun tidak mempunyai
bersama, ataupun karena undang-undang. akibat hukum bagi kreditur (Siahaan, 2017: 104).
Pembuktian Terhadap Perbuatan Debitur yang Merugikan Kreditur (Elisabeth Nurhaini Butarbutar) | 221
terdapat fakta atau keadaan yang terbukti yang ”nakal,” untuk memohonkan ke pengadilan
secara sederhana. Penjelasan Pasal 4 tersebut niaga agar dirinya dinyatakan pailit. Padahal
menjelaskan bahwa fakta atau keadaan yang kenyataan yang sebenarnya adalah debitur
terbukti secara sederhana, adalah adanya fakta merekayasa dirinya sendiri sedemikian rupa,
dua atau lebih kreditur, dan fakta utang yang dengan meminjam dalam jumlah yang cukup
telah jatuh waktu dan tidak dibayar. Perbedaan banyak dari lebih seorang kreditur, dan kemudian
besarnya jumlah utang yang didalilkan oleh seketika berhenti membayar, dengan demikian
pemohon pailit dan termohon pailit, tidak memenuhi syarat untuk mengajukan permohonan
menghalangi dijatuhkannya putusan pernyataan pailit (Butarbutar, 2001: 130).
pailit. Penerapan pembuktian sederhana ini
Sekalipun peristiwa yang disengketakan
menjadi kekhususan dari proses beracara perkara
telah diajukan pembuktian, namun pembuktian
kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran
itu harus dinilai oleh hakim. Apabila alat bukti
utang.
yang diajukan dinilai hakim cukup memberikan
Berbeda dengan pembuktian dalam perkara kepastian tentang peristiwa yang disengketakan,
perdata pada umumnya yang diatur dalam HIR/ maka peristiwa itu dianggap sudah pasti, dan alat
Rbg, pembuktian sederhana ini tidak memerlukan bukti tersebut dinilai sudah lengkap dan sempurna,
pembuktian dari pihak lawan. Sedangkan kecuali ada pembuktian lawan yang melumpuhkan
pengertian pembuktian dalam hukum acara, alat bukti tersebut. Pada dasarnya, sepanjang
pembuktian selalu dapat dilumpuhkan oleh bukti undang-undang tidak mengatur sebaliknya,
lawan walaupun sudah diajukan dengan bukti hakim bebas untuk menilai pembuktian. Menilai
lengkap, kecuali bukti yang bersifat menentukan pembuktian menjadi dasar bagi hakim untuk
atau memutuskan, seperti alat bukti sumpah dan menjatuhkan putusan. Alasan atau pertimbangan
alat bukti pengakuan. menjadi dasar pertanggungjawaban hakim pada
putusannya (Mertokusumo, 2013: 15).
Pada dasarnya, sepanjang undang-undang
tidak mengatur sebaliknya, hakim bebas untuk
II. METODE
menilai pembuktian. Apabila alat bukti dinilai
oleh hakim cukup memberi kepastian tentang Secara umum tujuan penelitian adalah
peristiwa yang disengketakan untuk menjatuhkan untuk memperoleh jawaban atas permasalahan
putusan, maka peristiwa itu harus dianggap sudah yang diajukan (Butarbutar, 2018: 122). Berkaitan
pasti atau benar, dan alat bukti itu dinilai lengkap dengan permasalahan yang diajukan dalam
atau sempurna, kecuali kalau ada pembuktian penelitian ini, maka tujuan penelitian ini adalah
lawan yang melumpuhkan alat bukti tersebut. untuk menganalisis proses pembuktian adanya
Hakim dapat menjatuhkan putusan secara apriori unsur mengetahui, atau sepatutnya mengetahui
terhadap permohonan pailit dan penundaan bahwa perbuatan debitur akan mengakibatkan
pembayaran utang, tanpa membuktikan terlebih kerugian kreditur, dan menganalisis pertimbangan
dahulu kebenaran dan fakta yang diajukan debitur. hukum hakim untuk menetapkan tindakan
Dalam praktik, adanya pembuktian sederhana ini debitur tersebut sebagai perbuatan melawan
ternyata berpotensi untuk disalahgunakan oleh hukum melalui analisis terhadap bahan hukum,
debitur, baik perorangan maupun badan hukum
Data sekunder yang terdapat dalam bahan Pasal 41 Undang-Undang Nomor 37 Tahun
hukum yang terdiri dari bahan hukum primer, 2004 tidak menjelaskan apa yang dimaksud
yaitu bahan hukum yang mengikat atau bahan dengan merugikan kepentingan kreditur, selain
hukum autoritatif, yang artinya mempunyai hanya menyebutkan dalam Pasal 41 ayat (2)
otoritas (Marzuki, 2014: 181). Bahan hukum bahwa pembatalan sebagaimana dimaksud pada
sekunder yaitu bahan hukum yang memberikan ayat (1) dapat dilakukan apabila dapat dibuktikan
penjelasan pada bahan hukum primer, yaitu bahwa pada saat perbuatan hukum dilakukan,
berupa literatur dan jurnal atau karya ilmiah debitur dan pihak dengan siapa perbuatan
lainnya yang berkaitan dengan pembuktian dalam hukum itu dilakukan mengetahui atau sepatutnya
gugatan actio pauliana, dan bahan hukum tersier mengetahui bahwa perbuatan hukum tersebut
yang memberikan penjelasan pada bahan hukum akan mengakibatkan kerugian bagi kreditur.
primer maupun bahan hukum sekunder yang Pasal 42 Undang-Undang Nomor 37
terdapat dalam Kamus Hukum, Kamus Besar Tahun 2004 menyatakan perbuatan hukum yang
Bahasa Indonesia, serta ensiklopedia. merugikan kreditur dilakukan dalam jangka waktu
Teknik pengumpulan data dilakukan satu tahun sebelum putusan pernyataan pailit
dengan studi dokumen. Data yang diperoleh diucapkan, sedangkan perbuatan tersebut tidak
kemudian diolah dan dianalisis secara preskriptif wajib dilakukan debitur, kecuali dapat dibuktikan
dan deskriptif. Dalam penelitian hukum sebaliknya, debitur dan pihak dengan siapa
normatif, pengolahan data diartikan sebagai perbuatan tersebut dilakukan dianggap mengetahui
kegiatan sistematisasi terhadap bahan-bahan atau sepatutnya mengetahui bahwa perbuatan
hukum dengan membuat klasifikasi data untuk tersebut akan mengakibatkan kerugian bagi
memudahkan analisis dan konstruksi (Soekanto, kreditur. Ini artinya, terdapat unsur “mengetahui
2012: 251). Oleh karena sifat hukum itu atau sepatutnya mengetahui” akibat perbuatan
sendiri adalah preskriptif atau mengharuskan, debitur menjadi persoalan pokok yang harus
maka analisis dilakukan secara preskriptif. dibuktikan untuk menentukan adanya kerugian.
Pembuktian Terhadap Perbuatan Debitur yang Merugikan Kreditur (Elisabeth Nurhaini Butarbutar) | 223
Untuk membuktikan unsur mengetahui atau 1. Ada perbuatan yang membawa kerugian
patut mengetahui dalam hukum tidak sesederhana pada kreditur;
membuktikan peristiwa/fakta yang didalilkan oleh
2. Perbuatan itu dilakukan sebelum putusan
pihak-pihak. Sesuai asas actori incumbit probatia,
pailit;
maka yang dibuktikan adalah fakta atau peristiwa.
Sesuatu bukan fakta sulit dibuktikan, sebagaimana 3. Perbuatan itu tidak diwajibkan oleh
dikenal dengan asas negativa non sunt probanda. perjanjian atau undang-undang.
Unsur mengetahui atau patut mengetahui berkaitan
Putusan Nomor 07/PDT.SUS-ACTIO
dengan perilaku dan akibat perilaku yaitu kerugian.
PAULIANA/2015/PN.NIAGA.MDN, hakim
Jadi unsur mengetahui atau patut mengetahui
menilai bahwa peristiwa mengalihkan aset
dapat dibuktikan dengan membuktikan adanya
pailit kepada tergugat II dan mentransfer dana
kesalahan dan dapat dipertanggungjawabkan.
hasil penjualannya kepada tergugat VII, dapat
Unsur kesalahan dalam hukum perdata, dibuktikan oleh penggugat. Sehingga tindakan
mempunyai arti subjektif atau abstrak, dan para tergugat dan turut tergugat harus dibatalkan,
kesalahan dalam arti objektif atau konkret. karena dapat mengakibatkan kerugian kepada
Kesalahan dalam arti subjektif atau abstrak, yaitu krediturnya.
menyangkut hal perbuatan itu dapat dipersalahkan
Dasar penilaian hakim untuk membatalkan
kepadanya apabila pelaku dapat menginsafi akibat
perbuatan hukum dianggap merugikan kreditur
dari perbuatannya, dalam arti perbuatan tersebut
dalam Putusan Nomor 07/PDT.SUS-ACTIO
disadari oleh pelaku akan menyebabkan kerugian
PAULIANA/2015/PN.NIAGA.MDN, tentu
pada orang lain. Sedangkan kesalahan dalam arti
harus didasarkan pada penilaian telah terbuktinya
objektif (konkret), diartikan sebagai perbuatan
peristiwa/fakta yang disengketakan. Setiap
yang dapat dipertanggungjawabkan kepada pelaku
unsur-unsur yang menjadi syarat mengajukan
dalam arti perbuatan itu tidak dilakukan dalam
tuntutan actio pauliana merupakan fakta sebagai
keadaan terpaksa (overmacht), atau tidak karena
kebenaran terjadinya peristiwa itu, yaitu:
keadaan darurat (noodtoestand).
1) Ada Perbuatan yang Membawa Kerugian
Unsur kesalahan dalam menentukan adanya
pada kreditur
perbuatan melawan hukum merupakan komponen
utama untuk menentukan apakah pelaku dapat Berdasarkan Putusan Nomor 07/PDT.SUS-
dipertanggungjawabkan. Dalam perkara pidana PKPU/2014/PN.NIAGA.MDN, tanggal 9 Juli
unsur kesalahan ini berkaitan dengan unsur 2015 PT HEI dinyatakan pailit, sehingga hubungan
sengaja (dolus) dan culva, yang merupakan salah hukum antara penggugat dengan tergugat I
satu unsur untuk menentukan adanya tindak adalah hubungan antara kurator dengan debitur.
pidana. Untuk dapat membuktikan adanya unsur Dalam gugatannya, penggugat mendasarkan
mengetahui atau patut mengetahui sebagai unsur gugatan actio pauliana pada peristiwa tindakan
mengajukan pembatalan menurut Pasal 41 ayat debitur (PT HEI) yang mengalihkan/menjual
(2) Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004, maka seluruh asetnya (boedel pailit) kepada tergugat II
terlebih dahulu dibuktikan hal-hal sebagai berikut: (PT KPEI) pada November 2014 dengan harga
Pembuktian Terhadap Perbuatan Debitur yang Merugikan Kreditur (Elisabeth Nurhaini Butarbutar) | 225
menerima pembayaran dari tergugat I, di samping tanggal 3 Desember 2014, bersesuaian dengan
melanggar prinsip dalam ketentuan Pasal 1132 bukti P-6a dan bukti P-6b, dan dihubungkan
KUHPerdata, bahwa kewajiban hutang tersebut dengan keterangan saksi NMW di bawah sumpah,
harus dilakukan berdasarkan prinsip pari passu yang pada pokoknya menerangkan bahwa saksi
pro rata parte, yakni bahwa harta kekayaan tidak mempunyai kewenangan mentransfer aset.
debitur menjadi jaminan bersama untuk para Namun saksi mengetahui telah terjadi penjualan
kreditur dan hasilnya harus dibagikan secara aset PT HEI kepada PT KPEI, karena perintah
proporsional di antara mereka. dan instruksi dari CFS (direktur tergugat I) dan
LSE (komisaris tergugat I), saksi menandatangani
2) Perbuatan Itu Dilakukan Sebelum Putusan purchase order yang diterbitkan oleh PT KPEI
Pailit untuk melakukan pembelian terhadap aset PT HEI,
dan saksi lakukan atas perintah dari CFS dan LSE.
Pembuktian terhadap pengalihan berupa
penjualan aset tergugat I (boedel pailit) kepada Berdasarkan surat kuasa yang diberikan
tergugat II dan tindakan transfer dana tergugat oleh direktur tergugat I kepada saksi, bahwa
I kepada tergugat VII dilakukan dalam jangka aset tergugat I yang dialihkan kepada tergugat
waktu satu tahun sebelum putusan pernyataan II adalah berupa aset operasional, plant and
pailit diucapkan, terhadap tergugat I didasarkan equipment, motor vehicle, furniture, fitting, dan
pada bukti P-1 (Putusan Nomor 03/PDT. computer, dan lain sebagainya, tindakan tersebut
SUS/PEMBATALAN/2015/PN.NIAGA jo. terjadi bulan November 2014. Saksi mengetahui
Nomor 07/PKPU/2014/PN.NIAGA.MDN kalau nilai aset tersebut sebesar lebih kurang 1,4
tanggal 9 Juli 2015), bukti P-4 (Penetapan juta Dolar Amerika.
Hakim Pengawas Nomor 02/HP/03/PDT.SUS/
Berdasarkan alat bukti surat (bukti P-7)
PEMBATALAN/2015/PN.NIAGA jo. Nomor
dihubungkan dengan jawaban para tergugat
07/PKPU/2014/ PN.NIAGA.MDN tanggal 30
yang pada pokoknya menyatakan, bahwa alasan
Juli 2015) dan bukti P-5 (Putusan Homologasi
penjualan aset dan transfer dana (bukti P-9a)
Perdamaian Nomor 07/PKPU/2014/PN.NIAGA.
supaya tergugat I tetap dapat beroperasi dan
MDN, tanggal 8 Juli 2014).
memenuhi kewajiban hutangnya kepada para
Berdasarkan alat bukti tersebut, hakim kreditur, dinilai hakim sebagai fakta bahwa benar
menilai penggugat dapat membuktikan bahwa telah terjadi perjanjian jual beli aset tergugat I
benar PT HEI telah dinyatakan pailit, dan putusan berupa lima unit mobil, tanggal 3 Desember 2014
tersebut telah diumumkan pada media dan Berita dan transfer dana (bukti P-9a) yang dilakukan
Negara. Melalui bukti P-1, penggugat diangkat oleh tergugat I kepada tergugat VII pada tanggal
sebagai kurator atas PT HEI (tergugat I), sehingga 17 April 2015 senilai USD562.452 bersesuaian
segala tindakan hukum yang berkenaan dengan dengan keterangan saksi NMW di bawah sumpah
pengurusan dan pemberesan harta pailit tergugat yang pada pokoknya menerangkan, bahwa
I harus diwakili oleh penggugat sebagai kurator. aset PT HEI yang dialihkan kepada PT KPEI
adalah berupa aset operasional, yaitu plant and
Berdasarkan perjanjian jual beli aset equipment, motor vehicle, furniture, fitting, dan
tergugat I (bukti P-7) berupa lima unit mobil, computer, terjadi bulan November 2014.
Pembuktian Terhadap Perbuatan Debitur yang Merugikan Kreditur (Elisabeth Nurhaini Butarbutar) | 227
menjadi jaminan bersama-sama bagi krediturnya, pembatalan hanya dapat dilakukan apabila dapat
dan kewajiban membayar dilakukan menurut dibuktikan bahwa pada saat perbuatan hukum
prinsip kesamaan dan keseimbangan, kecuali ada dilakukan, debitur dan pihak dengan siapa
alasan yang sah untuk didahulukan. Piutang yang perbuatan hukum tersebut dilakukan, mengetahui
didahulukan pembayarannya dapat terjadi karena atau sepatutnya mengetahui bahwa perbuatan
perjanjian maupun karena undang-undang. hukum tersebut akan mengakibatkan kerugian
bagi kreditur.
Menurut Pasal 1133 KUHPerdata, hak-
hak yang didahulukan terbit dari perjanjian Pasal 42 huruf f Undang-Undang Nomor
gadai dan hipotek, serta hak istimewa yang 37 Tahun 2004 menentukan bahwa apabila
ditentukan dalam Pasal 1139 KUHPerdata. Jika perbuatan hukum yang merugikan kreditur
dilihat dari tujuan perbuatan tergugat I (debitur dilakukan dalam jangka waktu satu tahun sebelum
pailit) yang melakukan jual beli atas aset pailit putusan pernyataan pailit diucapkan, sedangkan
kepada tergugat II, diikuti dengan transfer dana perbuatan tersebut tidak wajib dilakukan, maka
milik tergugat I kepada tergugat VII, bukanlah debitur dan pihak dengan siapa perbuatan
merupakan perbuatan yang diwajibkan untuk tersebut dilakukan dianggap mengetahui atau
dilakukan oleh debitur pailit. Bahkan berdasarkan sepatutnya mengetahui bahwa perbuatan tersebut
bukti P-5 (Putusan Homologasi Perdamaian) akan mengakibatkan kerugian bagi kreditur.
tergugat I dengan para krediturnya dalam Putusan
Debitur atau pihak dengan siapa perbuatan
Nomor 07/PKPU/2014/PN.NIAGA.MDN),
tersebut dilakukan adalah anggota direksi atau
serta keterangan saksi NMW di persidangan
pengurus atau apabila pihak tersebut, baik sendiri-
terbukti PT KPEI (tergugat II), dan KNM Pty
sendiri maupun bersama-sama, ikut serta secara
Ltd (tergugat VII) bukanlah merupakan bagian
langsung atau tidak langsung dalam kepemilikan
dari kreditur tergugat I yang sudah diverifikasi.
badan hukum tersebut lebih dari 50% dari modal
Sehingga menurut majelis hakim penggugat dapat
disetor atau dalam pengendalian badan hukum
membuktikan dalilnya, bahwa jual beli yang
atau dilakukan oleh debitur yang merupakan
dilakukan antara tergugat I dengan tergugat II dan
badan hukum, dengan atau untuk kepentingan
transfer dana kepada tergugat VII, berakibat aset
anggota direksi atau pengurus dari debitur yang
tergugat I menjadi tidak tersisa, yang akibatnya
ikut serta secara langsung atau tidak langsung
menimbulkan kerugian bagi krediturnya.
dalam kepemilikan pada debitur lebih dari 50%
Telah terbuktinya perbuatan tergugat I dari modal disetor atau dalam pengendalian
(debitur pailit) yang membawa kerugian pada para badan hukum tersebut atau dilakukan oleh debitur
krediturnya, dan perbuatan itu dilakukan dalam yang merupakan badan hukum dengan atau
kurun waktu satu tahun sebelum putusan pailit untuk kepentingan badan hukum lainnya, apabila
diucapkan, serta perbuatan itu tidak diwajibkan anggota direksi atau pengurus pada kedua badan
oleh perjanjian atau undang-undang, maka harus usaha tersebut adalah orang yang sama, direksi
dapat dibuktikan apakah perbuatan tersebut atau pengurus debitur yang juga merupakan
diketahui atau patut diketahui bahwa perbuatan anggota direksi atau pengurus pada badan hukum
hukum debitur dapat merugikan krediturnya. lainnya.
Sebagaimana disebutkan dalam Pasal 41 ayat (2),
Pembuktian Terhadap Perbuatan Debitur yang Merugikan Kreditur (Elisabeth Nurhaini Butarbutar) | 229
dilakukan (tergugat II dan tergugat VII) sudah kepentingan dalam masyarakat. Oleh karena
mengetahui atau sepatutnya mengetahui bahwa norma hukum yang terdapat di dalamnya
perbuatan hukum tersebut akan mengakibatkan (blanket norm) selalu berkembang seiring dengan
kerugian bagi kreditur. Oleh karena itu, hakim perkembangan masyarakat, maka hakim dipaksa
menilai bahwa tuntutan pembatalan tersebut untuk selalu melakukan penemuan hukum
harus dikabulkan. melalui putusannya.
Pembuktian Terhadap Perbuatan Debitur yang Merugikan Kreditur (Elisabeth Nurhaini Butarbutar) | 231
diartikan sebagai perjumpaan dua utang piutang Menurut Pasal 1457 KUHPerdata, jual
antara orang yang sama, di mana para pihak beli merupakan persetujuan antara dua pihak
berkedudukan sebagai kreditur dan debitur satu yang berbeda, di mana pihak penjual berjanji
sama lain. menyerahkan sesuatu barang/benda, dan pihak
pembeli wajib membayar harga. Kemudian
Berdasarkan Pasal 1426 KUHPerdata,
perbuatan tergugat I yang melakukan transfer dana
perjumpaan terjadi demi hukum bahkan dengan
hasil pembayaran kepada tergugat VII dengan set
tidak setahunya orang-orang yang berutang.
off tidak sesuai dengan ketentuan Pasal 1425,
Ketentuan tersebut menurut pertimbangan hakim,
1426, 1427 KUHPerdata, karena menurut hakim
yang didasarkan pada pendapat Subekti, bahwa
perjumpaan hutang atau kompensasi itu tidak
perjumpaan hutang atau kompensasi itu tidak
terjadi secara otomatis, tetapi harus diajukan
terjadi secara otomatis, tetapi harus diajukan atau
atau diminta oleh pihak yang berkepentingan.
diminta oleh pihak yang berkepentingan. Atas
Sebagaimana juga disebutkan oleh Mariam
dasar tersebut, hakim menilai bahwa pengalihan
Darus dalam bukunya Sidabalok (2017: 229),
aset dan transfer dana hasil pembayaran kepada
kompensasi yang terjadi secara otomatis dapat
tergugat VII dengan set off tidak sesuai dengan
mengakibatkan terjadinya ketegangan di antara
ketentuan Pasal 1425, 1426, 1427 KUHPerdata,
para pihak. Oleh karenanya dalih tergugat untuk
sehingga pengalihan aset tersebut diartikan
mengurangi hutang tergugat I kepada krediturnya,
sebagai suatu perbuatan jual beli bukan
seharusnya diajukan terlebih dahulu sebagai
merupakan set off.
kreditur yang berhak mendapatkan pembayaran,
Berdasarkan uraian-uraian tersebut, kecuali kreditur yang mempunyai hak preferensi
diketahui bahwa pertimbangan hukum yang berdasarkan undang-undang ataupun perjanjian.
diberikan oleh hakim untuk menyatakan perbuatan Namun bukti P-5 berupa Putusan Homologasi
para tergugat merupakan perbuatan melawan Perdamaian ]tergugat I dengan para krediturnya
hukum didasarkan pada dua macam perbuatan serta keterangan saksi NMW di persidangan,
hukum tergugat I (debitur pailit), yaitu perbuatan terbukti bahwa tergugat VII bukanlah merupakan
tergugat I dengan tergugat II yang melakukan jual bagian dari kreditur tergugat I yang berhak
beli aset tergugat I. Sedangkan berdasarkan bukti memperoleh pembayaran/pelunasan hutang dari
P-23a dan P-23b, berupa Laporan Aset Tetap hasil penjualan aset tergugat I.
tergugat I per tanggal 30 November 2014 dalam
Tanda Daftar Perusahaan dan Surat Keterangan IV. KESIMPULAN
Domisili, bersesuaian dengan keterangan saksi
Sesudah dilakukan analisis terhadap
NMW di bawah sumpah yang pada pokoknya
permasalahan yang diajukan, maka dapat ditarik
menerangkan, bahwa Perusahaan KPE adalah
kesimpulan, bahwa:
grup dari Australia, antara tergugat I dan tergugat
II adalah atas nama orang yang sama, yakni CFS 1. Penilaian hakim terhadap pembuktian
sebagai direktur dan saksi, diangkat dan bekerja adanya unsur mengetahui atau sepatutnya
sekaligus di dua perusahaan yang sama, yakni mengetahui sebagai dasar tuntutan actio
PT HEI (tergugat I) dan PT KPEI (tergugat II) pauliana, didasarkan pada pengakuan
sebagai General Manager.
set off tidak sesuai dengan Pasal 1425, Paton, G.W. (1975). A text book of jurisprudence.
1426, 1427 KUHPerdata. Oxford: Clarendon Press.
_____________. (2012). Hukum harta kekayaan, Sidabalok, J. (2012). Hukum perusahaan, analisis
menurut sistematika KUHPerdata & terhadap pengaturan peran perusahaan dalam
perkembangannya. Cetakan Kesatu. Bandung: pembangunan ekonomi nasional di Indonesia.
PT Refika. Bandung: Nuansa Aulia.
_____________. (2016). Hukum pembuktian, analisis __________. (2017). Hukum perdata menurut
terhadap kemandirian hakim sebagai penegak KUHPerdata & perkembangannya di dalam
Pembuktian Terhadap Perbuatan Debitur yang Merugikan Kreditur (Elisabeth Nurhaini Butarbutar) | 233
perundang-undangan Indonesia. Medan: USU
Press.