Program Keahlian Pengelasan Shileded Metal Arc Welding (SMAW) SMK Bina
Bangsa Dampit
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
9
Agan Herlambang, S1 Pendidikan Teknik Mesin
Penerapan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Pada Siswa Di Bengkel
Program Keahlian Pengelasan Shileded Metal Arc Welding (SMAW) SMK Bina
Bangsa Dampit
2016) kesehatan kerja adalah sebuah kondisi dimana pelaku kerja khususnya
dibidang konstruksi dapat terhindar dari berbagai penyakit baik secara fisik dan
10
Agan Herlambang, S1 Pendidikan Teknik Mesin
11
Penerapan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Pada Siswa Di Bengkel
Program Keahlian Pengelasan Shileded Metal Arc Welding (SMAW) SMK Bina
Bangsa Dampit
berlangsung. Kemudian yang mejadi catatan lain adalah bagaimana siswa dalam
menggunakan, menjaga, merawat dan memeliha hasil produksi secara baik.
Menurut Peraturan Perundang-undangan No. 1 tahun 1970 pasal 3 syarat-
syarat keselamatan kerja terdiri dari:
1. Menghindarkan dan menurunkan tingkat kecelakaan
2. Menghindarkan, menurunkan dan memadamkan unsur api
3. Menghindarkan dan menurunkan bahaya percikan ledakan
4. Menambahkan fasilitas jalan untuk kemudahan evakuasi
5. Melakukan pertolongan pertama terjadinya kecelakaan
6. Membagikan peralatan pelindung kepada setiap pekerja
7. Menjauhkan dan memberikan penegendalian agar tidak meluasnya suhu,
gas dan faktor-faktor lain yang dapat menggaggu biologis tubuh manusia
8. Menjauhkan dan memberikan pengendalikan timbulnya penyakit yang
ditimbulkan pekerjaan baik secara fisik ataupun psikologi.
9. Mendapatkan penerangan yang baik
10. Menjaga tigkatan temepratur ruangan dan kelembaban udara
11. Menjaga kesegaran udara
12. Menjaga kondusifitas, kesehatan, dan kebersihan
13. Menberi rasa aman dan memperlancar pengangkatan kerja orang, binatang,
tanaman atau barang.
Dari paparan ahli mengenai butir-butir syarat yang ada di diatas dapat
disimpulkan bahwa pencegahan yang dapat dilakukan pada saat pembelajaran
praktik adalah dengan menerapkan K3 yang sesuai dan menghilangkan segala
bentuk efek negatif akibat kerja sehingga menghadirkan suasana kerja yang aman
dan kondusif bagi siswa serta dapat tercapai kecelakaan kerja nol (zero accident).
2.2 Pengetahuan K3
2.2.1 Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan merupakan sebuah kesatuan infromasi dimana setiap
manusai akan memilikinya dengan tingkatan berbeda-beda, pengetahuan
datangnya juga dioengaruhi oleh faktor budaya dan lingkungan yang akan
membentuk mental, karakter dan kepribadian seseorang atau kelompok.
Dalam setiap mata pelajaran baik teori maupun produktif tentunya harus
didukung dengan adanya buku, model pembelajaran, fasilitas yang baik serta
peran aktif guru dalam membina peserta didik. Hal tersebut memiliki tujuan yang
tidak lain untuk memaksimalkan pengetahuan siswa agar setiap mata pelajaran
yang di ikuti memberikan serapan ilmu yang tepat. Mata pelajaran produktif
dalam hal ini yang ditunjukan dengan praktikum pengelasan tentunya tidak hanya
pengetahuan teori saja yang harus baik namun hardskill atau penerapan keahlian
pegelasan juga harus baik.
Pada penelitian ini pengetahuan tentang penerapan K3 dalam praktik
ditinjau dari ranah Pengetahuan. Dalam artian sebuah reaksi dapat masuk dengan
mudah apabila terjadi sebuah interaksi yang berasal dari luar. Setiap individu
tentunya akan merasakan respon yang berbeda-beda, pengaruhi banyaknya faktor
yang salah satunya yaitu minat yang tumbuh dari setiap pribadi masing-masing.
Hal ini bertujuan agar saat siswa melaksanakan praktik kerja dibengkel, siswa
paham mengenai penerapan K3 yang sesuai hal tersebut dengan tujuan agar saat
melaksanakan praktik siswa berada pada kondisi safety (aman), terhindar dari
bahaya kerja dan penyakit kerja serta aspek lain yang mengangkat kinerja.
2.2.2 Aspek-Aspek Pengetahuan
Menurut Sobur (2003), aspek-aspek tentang penelitian dibagi menjadi 3,
yaitu sebagai berikut
1. Pengetahuan (knowledge)
2. Penelitian (research)
3. Sistematis (systematic)
Sedangkan menurut Bloom, (dalam Indahyani, 2015) aspek pengetahuan
adalah sebagai berikut
1. Mengetahui (know)
Tahu diartikan sebagai cara untuk mengenali materi baik baru maupun
lama. Mengingat kembali (re-call) terhadap rangsangan yang diperoleh
2. Memahami (comprehension)
Memahami memiliki arti sebagai kesanggupan untuk memeperagakan
secara benar tentang objek yang pahami dan dapat menginterprestasikan
materi tersebut secara baik
3. Aplikasi (application)
Kemampuan menggunakan materi yang telah dipelajari sesuai dengan
kenyataannya.
2.3 Program K3
Program yang berkaitan dan berhubungan erat dengan manajemen
keselamatan kerja menurut peneliti antara lain : (1) tersediaanya alata pendukung
keselamatan kerja, (2) pelayanan berkaitan dengan kesehatan kerja, (3) upaya
untuk menumbuhkan kesadaran bahwa keselamatan pada saat berkerja sangatlah
penting. Dengan kata lain bahwa program K3 sebagai kunci penerapan hukum
kesehatan kerja bagi pekerja. Program K3 sangat berguna mendukung penerapan
K3 karena memuat rencana-rencana yang akan dijalankan untuk mendukung
terciptanya K3
Menurut ISO 45001, program K3 dapat dikelompokan berdasarkan siklus
Plan-Do-Check and Act (PDCA)
1. Plan, memastikan tujuan K3 dan setiap tahapan yang dibutuhkan.
2. Do, mempraktikan tahapan yang sudah direncanakan
3. Check, mengamatai dan mengukur setiap kegiatan sesuai dengan prinsip
K3 serta memberikan laporan/
4. Act, memberikan tindakan untuk secara konsisten untuk meningkatkan
performa K3 dalam mencapai tujuannya
Program K3 dapat diartikan sebagai rencana terciptanya kondisi K3 yang
sesuai standar dimulai dari pengadaan alat pelindung diri, sosialisasi K3 sebagai
rangsangan penerapan K3 secara benar dan promosi umum tentang K3 yang
memuat pentingnya penerapan K3. Di SMK Bina Bangsa Dampit program K3
tidak dimasukkan dalam program sekolah tersendiri namun menyatu dalam
pembelajaran. Dalam setiap mata pelajaran produktif, program K3 selalu
diberikan setiap awal semester. Guru menjelaskan tentang pentingnya penerapan
K3 pada saat melaksakan praktik, ini sebagai wujud sosialisasai tentang
titik bosan atau jenuh pada saat sedang bekerja. Adapun langkah-langkah yang
dapat mewujudkan lingkungan kerja yang bersih dan nyaman antara lain :
1. Menjaga kebersihan
Kebersihan keadaan bengkel atau laboratorium adalah tanggung
jawab bersama dalam hal ini guru harus berperan aktif untuk mengatur
jadwal piket yang dilakukan oleh siswa. Kemudian guru harus
memberikan ketegasan kepada siswa apabila dalam proses pekerjaan
masih ditemui siswa yang tidak memiliki rasa peduli terhadap lingkungan
kerjanya. Hal tersebut dilakukan untuk membentuk mental disiplin siswa
agar ketika mereka memasuki dunia kerja telah memiliki ilmu kepedulian
terhadap ingkungan kerja.
2. Disiplin Kerja
Pekerja yang handal tentuya adalah pekerja yang dalam
melaksanakan kerja mampu mencapai target dan waktu sesuai permintaan.
Namun pekerja yang handal juga harus tetap bekerja dengan membiasakan
diri dengan keadaan bersih, tentunya hal ini akan berdampak positif
apabila kelak siswa memasuki dunia kerja maka mereka akan
mendapatkan penilain positif dari lingkungan mereka.
3. Memanfaatkan sumber daya dengan bijak :
Aspek kebersihan tidak hanya dinilai dari penglihatan mata terbuka
saja namun juga harus didasari rasa ikhlas dari dalam diri siswa. Setiap
aktivitas yang dilakukan di bengkel atau laboratorium tentunya harus
memliki izin terlebih dahulu baik ketika menyalakan mesin, menggunakan
peralatan, menggunakan perlengkapan keselamatan dan pengambilan
bahan kerja. Izin ini diperoleh oleh siswa dengan persetujuan dari Guru
maupun laboran. Dengan membiasakan budaya “permisi” tentunya akan
meningkatkan rasa empati dari dalam diri siswa dan hal ini juga
merupakan faktor penting mengenai kebersihan rohani siswa.
Dari pemaparan diatas, disimpulkan bahwa kebersihan tempat kerja
merupakan faktor pendukung yang tidak bisa diabaikan karena dapat
meningkatkan rasa nyaman namun juga aman. Kebersihan lingkunngan kerja
tidak hanya dari sudut pandang mata normal biasa saja namun juga bersih secara
rohani yang berdampak pada rasa bahagia seorang pekerja. Keberadaan
lingkungan kerja yang tidak terawat tentunya menimbulkan rasa tidak nyaman
namun sebaliknya jika kondisi tempat kerja bersih kemudian sehat akan
memberikan rasa senang dan jauh dari bosan.
guru tergadap siswa akan tetapi dari segi pengetahuan juga dinilai antara lain
pengetahuan tentang pengelasan dan juga keselamatan kerja yang menjadi bagian
tidak terpisahkan dari pengelasan. Sebagai landasan teori dalam ranah pengelasan
dalam hal ini AWS (American Welding Society) memiliki pendapat bahwa proses
peneglasan merupakan penyambungan antara benda metal dan benda non metal
untuk menghasilkan satu bagian yang menyatu dengan cara memanaskan material
yang dipersiapkan untuk disambung dengan kisaran suhu atau tekanan tertentu
dengan ataupun bersama logam pengisi (elektroda). Dari pendapat AWS tersebut
dapat disimpulkan bahwa pekerjaan pengelasan memiliki tingkat resiko tinggi
dalam pelaksaannya salah satu contohnya adalah harus digunakannya alat
pelindung diri yang tahan panas dan tidak mudah terbakar. Beberapa pencegahan
utuk menghindari kecelakaan dalam pelaksanaan pengelasan busur manual atau
shielded metal arc welding di antaranya adalah :
1. Memastikan keadaan alat pelindung terhindar dari air atau kelembaban
2. Bahan pembutan pelindung tangan harus terbuat dari kulit, kering dan
tanpa adanya cacat pada bagian jari
3. Diwajibkan menggunakan sepatu berbahan karet yang tertutup rapat
4. Mesin las SMAW listrik AC harus memiliki alat penurun tegangan
otomatis atau mesin las bususr listrik DC tegannya harus relatif rendah,
sekitar 60V.
2.10 Roadmap
H1
Pengetahuan
Sarana H2
H4 Penerapan K3
Prasarana
Nilai Praktik
H3