Nama : Rofiatul Adawiyah NIM : 215090701111008 Prodi : Teknik Geofisika Problematika Bahasa Indonesia Problematika merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk menampilkan sebuah permasalahan yang harus dipecahkan. Penulisan bahasa perundang-undangan pun seharusnya dibuat sesuai dengan pedoman yang tertuang dalam Eiaan Bahasa lndonesia yang Disempurnakan. Beberapa hal yang sering menjadi permasalahan dalam ejaan mencakup penulisan huruf kapital, penggunaan tanda baca, penulisan huruf miring, dan penggunaan tanda koma. Namun, yang sering menyebabkan «pertikaian» dengan pembentuk undang- undang adalah penggunaan penulisan huruf kapital dan tanda petik ganda.Bahasa yang digunakan pada media massa merupakan bahasa bahasa jurnalistik yang memegang teguh kaidah kebahasaan. Namun, dalam pelaksanaannya masih banyak media massa yang menyimpang dari kaidah kebahasaan juga menggunakan bahasa asing. Problematika Bahasa Indonesia pada media massa Pembentukan Peraturan Perundang-undangan disebutkan bahwa bahasa peraturan perundang-undangan pada dasarnya tunduk kepada kaidah tata Bahasa Indonesia. Ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang dibuat itu disebabkan oleh dua kemungkinan, yaitu para pembuat undang-undang cenderung tidak memahami hakikat inti dari ketentuan Bab lll peraturan itu atau para pembuat undang-undang cenderung tidak menguasai bahasa Indonesia secara benar. Akibatnya, undang-undang yang dihasilkan tidak sama antara yang satu dan yang lain, terutama dalam penerapan kaidah bahasa, cenderung berbeda-beda. Kaidah tata bahasa selama ini selalu dimaknai bahwa setiap kalimat harus gramatikal, baik dalam hal kata, pilihan kata, struktur kalimat, maupun dalam hal ejaan. Struktur kalimat bahasa perundang-undangan berbentuk kalimat majemuk, baik setara, bertingkat, maupun campuran. Karena struktur yang tidak tepat, bahasa Indonesia dalam perundang-undangan tidak menunjukkan keefektifan kalimat. Bentuk dan pilihan kata dalam bahasa perundang-undangan juga kurang tepat bahkan tidak benar. Penulisan bahasa perundang-undangan pun seharusnya dibuat sesuai dengan pedoman yang tertuang dalam Eiaan Bahasa lndonesia yang Disempurnakan. Bahasa Indonesia dalam perundang-undangan pada dasarnya tidak berbeda dengan bahasa lndonesia yang lain, yang membedakannya hanya terletak pada terminologi atau penggunaan istilah tertentu, sedangkan yang lain, yaitu bentuk kata, pilihan kata, dan struktur kalimat tetap tunduk pada kaidah bahasa Indonesia baku. Tanya Jawab: Pertanyaan : Apakah saat membuat undang-undang itu, tidak ada yang merevisi bahasanya terlebih dahulu? Sehingga undang-undang yang dibuat nantinya sudah sesuai dengan EYD. Jika sudah ada yang merevisinya terlebih dahulu sebelum undang-undang itu disahkan, mengapa hal itu masih menjadi problematika? Jawaban : Pemerintah sendiri telah menyediakan tempat untuk melakukan revisi terhadap penggunaan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Akan tetapi, yang menjadi problematika dari hal tersebut adalah ketidakpatuhan para penyusun undang-undang untuk menggunakan bahasa indonesia yang sesuai kaidah bahasa Indonesia, mereka selalu beranggapan bahwa "ini bahasa hukum, beda dengan Bahasa lain!". Selain itu, para penyusun undang-undang juga cenderung tidak menguasai bahasa Indonesia yang baik dan benar. Pertanyaan : Di zaman sekarang ini, orang-orang lebih tertarik dan semakin berlomba untuk mempelajari bahasa asing sedangkan bahasa Indonesia hanya dipelajari seadanya tanpa terlalu memperhatikan aturan-aturan penggunaan bahasa Indonesia. Dari permasalahan tersebut, bagaimana cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi problematika tersebut sehingga orang- orang lebih tertarik mempelajari bahasa Indonesia? Jawaban : Untuk mengatasi problematika terhadap masyarakat Indonesia yang lebih tertarik untuk mempelajari bahasa asing dibandingkan dengan bahasa Indonesia sendiri yakni tidak luput dari kesadaran diri pada masyarakat itu sendiri bahwa penggunaan bahasa Indonesia merupakan suatu budaya yang digunakan sebagai alat pemersatu bangsa. Kemudian diperlukan juga pada setiap masyarakat agar menanamkan sikap cinta bahasa sendiri. Selain itu, perlu juga adanya upaya preventif dari pemerintah seperti melakukan sosialisasi kepada masyarakat.