Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PERUBAHAN BISNIS LURING KE DARING

AKIBAT C-19

KELOMPOK 6
1. Alexandra Hela Long Mas P.H (200425524)
2. Raden Hanif Novio Borgi (200425554)
3. Vincentia Alfeanita Sabrina Paramesty (200425525)
4. Prudentio Grazias Madu (200425540)
 BISNIS 1
 IDENTITAS BISNIS
1. Nama pemiliki : Mbak Lis
2. Nama usaha : Warung Makan Mbak Lis
3. Alamat : DI Yogyakarta,Kabupaten Sleman, Kec Depok,Tambak
Bayan 5 No 4A
4. Apa yang dilakukan : membuat serta menjual makanan cepat saji
5. Apa yang dijual : gorengan, bak mie, nasi goreng, ayam goreng dan masih
ada yang lain.
 PERUBHAN DARI LURING KE DARING
Ibu Lis merupakan salah satu pelaku UMKM di Jogja iya mengatakan bahwa iya
sangat merasakan dampak dari pandemi ini, karena pandemi ini membuat pelanggan yang
datang ke warungnya berkurang 75% (mahasiswa semester awal yang memilih sekolah dari
rumah), yang mana hal ini berpengaruh terhadap penghasilan yang iya dapatkan di masa
pandemi seperti sekarang ini dan iya juga menuturkan 25% sisanya yang masih datang ke
warung hanya bersal dari mahasiswa skripsi yang masih ada di Jogja dan juga Gojek.
Sehingga untuk mengatasi masalah ini maka ibunya memanfaatkan platform yang ada untuk
menjual produknya, platform yang digunakan berupa Go Food dan Shopee Pay. Kedua
platform ini sangat membantu memenuhi 30% dari pendapatan ibunya. Akibat dari
penggunaan platform ini proses transaksi berubah dari yang sebelumnya dilakukan
pembayaran secara cash setelah menggunakan platform ini pembayaran dilakukan via
transfer dan ini sangat disukai oleh pemilik warung. Kemudian antara harga yang dijual di
warung dengan yang dijual di platform memiliki perbedaan, harga produk atau makanan
yang dijual di platform seperti Go Food dan Shopee Pay lebih mahal karena ibu ini telah
menggunakan jasa yang disediakan platform ini.
 JENIS TEKNOLOGI YANG DIGUNAKAN
 Market place: Go Food dan Shopee Food
 PROSES BISNIS YANG TERPENGARUH OLEH PERPINDAHAN DARI LURING KE DARING
 Proses transaksi antara pelanggan dan penjual.

 BISNIS 2
 IDENTITAS BISNIS
1. Nama Kedai : Jus Kampus
2. Alamat : Tambak Bayan 3, No. 1, Depok, Sleman
3. Nama pemilik : Ibu Ratmi
4. Barang yang di jual : Jus buah dan es buah
 PERUBAHAN DARI LURING KE DARING

Sebelum adanya covid-19, banyak mahasiswa yang berdatangan membeli jus di


kedai Jus Kampus milik Bu Ratmi ini, namun karena pandemi ini kedai Jus Kampus menjadi
sepi pelanggan dan akhirnya kedai tersebut sempat tutup beberapa bulan pada saat awal-
awal covid mewabah. Kemudian Bu Ratmi baru membuka kedainya kembali pada Oktober
2020 secara Online menggunakan platform Go-Food. Dengan menggukan platform ini
pendapatan Bu Ratmi berubah menjadi lebih baik daripada sebelumnya, tetapi terkadang
juga tidak menentu, tidak seperti sebelum pandemi yang mana kedai Jus Kampus ini ramai
mahasiswa untuk membeli Jus di sini. Adapun perbedaan antara harga yang dijual di kedai
dengan yang dijual di Go-Food. Harga yang dijual di aplikasi Go-Food sedikit lebih mahal
daripada yang dijual di kedai karena Bu Ratmi menggunakan jasa yang disediakan di Aplikasi
ini. Dengan menggunakan aplikasi Go-Food, Bu Ratmi merasa terbantu dalam menjual
produk dan kemungkinan besar ia akan terus menggunakan Platform Go-Food ini walau
pandemi telah usai.

 JENIS TEKNOLOGI YANG DIGUNAKAN


 Go-Food
 PROSES BISNIS YANG TERPENGARUH OLEH PERPINDAHAN DARING KE LURING
 Proses transaksi berubah dari yang dulu pembayaran langsung cash, sekarang bisa
langsung masuk ke rekening bank.

 BISNIS 3
 IDENTITAS BISNIS
1. Nama Kedai : Nasi Goreng 255
2. Alamat : JL. Apel No.255, Caturtunggal, Kec.Depok, Kabupaten
Sleman, Yogyakarta
3. Nama pemilik : Ibu Dwi anahelvi susilawati
4. Produk yang dijual : Nasi Goreng
 PERUBAHAN DARI LURING KE DARING

Usaha kuliner seperti nasi goreng ini merupakan usaha yang sangat membantu
masyarakat sekitarnya, banyak diminati, termasuk kalangan menengah. Tetapi setelah
mengalami pandemi terjadi perubahan yang cukup banyak terjadi. Seperti tadinya sebelum
pandemic banyak mahasiswa-mahasiswi yang datang ke tempat makan, tetapi saat terjadi
pandemi minat kunjungan mahasiswa ke tempat makan turun drastis dikarena
meningkatnya corona. Saat pandemi Ibu Dwi lebih banyak melakukan penjualan secara
online, dengan menggunakan platform Go-Food. Ada perubahan harga yang terjadi antara
harga ditempat makan dengan harga di platform Go-Food. Dikarenakan menggunakan
platform Go-Food dikenai pajak kisaran 20-25%, kalau datang langsung ke tempat makan
akan lebih murah.

 JENIS TEKNOLOGI YANG DIGUNAKAN


 Go-food
 PROSES BISNIS YANG TERPENGARUH OLEH PERPINDAHAN LURING KE DARING
 Saat corona yang datang ke kedai sedikit
 Proses transaksi
 Pendapatan menurun
 BISNIS 4
 IDENTITAS BISNIS
1. Nama pemilik : Yudha
2. Nama usaha : Lakku Coffee
3. Alamat : Jl. Kepuh No.13B, Klitren, Kec.Gondokusuman, Kota
Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta
4. Apa yang dilakukan : Membuat serta memasarkan minuman berbasis kopi.
5. Apa yang dijual : Semua minuman berbasis kopi, minuman non kopi, dan
snack.
 PERUBHAN DARI LURING KE DARING

Lakku Coffee merupakan UMKM di Yogyakarta yang menjual aneka ragam minuman
berbasis kopi, pada awal buka yaitu 2020 awal banyak mahasiswa serta anak-anak muda
yang datang untuk menikmati kopi ataupun sekadar menghabiskan waktu luang mereka
bersama teman. Hal itu berubah setelah pandemi Covid-19 menyerang pada bulan Maret
2020, lockdown sementara yang dianjurkan pemerintah membuat Lakku Coffe harus libur
untuk beberapa saat, hal itu jelas membuat UMKM ini tidak kedapatan pelanggan, dan
setelah buka pun pelanggan yang biasanya mahasiswa berkurang karena banyak yang sudah
pulang kampung dan juga ada aturan baru yaitu social distancing yang jelas-jelas
mengurangi jumlah pelanggan.Tetapi pada tahun 2021 saat ini pelanggan sudah mulai
kembali seperti semula dikarenakan jumlah kasus Covid yang sudah sedikit menurun di
Yogyakarta.

 JENIS TEKNOLOGI YANG DIGUNAKAN


 Market place: Go Food, Grab Food, Shopee Food.
 PROSES BISNIS YANG TERPENGARUH OLEH PERPINDAHAN DARI LURING KE DARING
 Proses transaksi.
 Menurunnya jumlah pelanggan.

 KESIMPULAN

Pandemi ini sangat memberikan dampak kepada setiap bisnis terutama bisnis kecil yang ada
membuat mereka kesusahan dalam menjalankan bisnisnya. Ada beberapa dampaknya seperti harga
bahan baku naik dan turunya jumlah konsumen yang mana menyebabkan penurunan pendapatan.
Turunnya jumlah pendapatan bisnis kecil ini dikarenakan sebagian besar konsumen mereka berasal
dari kalangan mahasiswa sehingga dengan adanya C-19 menyebabkan para mahasiswa ini
diharuskan untuk beraktifitas terbatas hanya dari dalam rumah. Sehingga untuk mengatasi hal ini
bisnis-bisnis ini memanfaatkan beberapa platform seperti Go Food, Grab Food dan Shoope Food
untuk menjual produk mereka secara online dalam rangka menjaring konsumen yang ada di
rumah,kontrakan dan kantoran, dampak dari penggunaan platform ini merubah satu proses bisnis
yaitu proses transaksi, proses transaksi sudah dapat dilakukan melalui transfer bank, OVO dan
Shoope Pay dan ini sangat disenangi oleh para pembisnis. Berdasarkan tuturan dari para narasumber
memang platform ini sangat membantu mereka dalam mencari keuntungan namun keuntungannya
belum sebanding jika mereka berjualan secara langsung atau luring seperti sebelum pandemi C-19
melanda.

Anda mungkin juga menyukai