Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

DEFINISI DAN SEJARAH FILSAFAT

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Dasar-Dasar Filsafat

Dosen Mata Kuliah: Erfi Firmansyah, S. Pd., M.A.

Disusun oleh:

Kelompok 2

1. Amanda Pradhitya Warman (1210621017)


2. Farah Fauziah (1210621039)
3. Syawal Fitri Desdini (1210621015)

KELAS B

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas berkat, rahmat,
dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah untuk mata kuliah
Dasar-Dasar Filsafat.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Erfi Firmansyah, S. Pd., M.A.,
selaku Dosen mata kuliah Dasar-Dasar Filsafat. Ucapan terima kasih juga kepada
teman-teman anggota kelompok 2 yang telah membantu dan bekerja sama
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar-Dasar Filsafat.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah pengetahuan dasar
mengenai definisi filsafat secara etimologi dan terminologi, serta pembahasan
mengenai bagaimana sejarah filsafat.

Kami menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna. Maka dari itu, adanya saran
dan krirtik yang bersifat membangun sangat kami harapkan agar bisa dijadikan
pembelajaran di kemudian hari. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi para pembaca.

Jakarta, 25 Agustus 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................................................1


B. Rumusan Masalah ..................................................................................................2
C. Tujuan ....................................................................................................................2

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Filsafat ......................................................................................................3


1. Definisi Filsafat Secara Etimologi ....................................................................3
2. Definisi Filsafat Secara Terminologi .................................................................3
B. Sejarah Filsafat .......................................................................................................4

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................................6
B. Saran ......................................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................7

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kelahiran dan perkembangan filsafat pada awal kelahirannya tidak
dapat dipisahkan dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang
munculnya pada masa Yunani kuno. Makna kata filsafat sendiri adalah
cinta kearifan, arti kata tersebut belum memperhatikan makna kata yang
sebenarnya dari kata filsafat. Sebab pengertian mencintai belum
memperlihatkan keaktifan seseorang filiosof untuk memperoleh kearifan.
Aliran yang mengawali periode pada Yunani kuno adalah sofisme,
gambaran yang diberikan para tokoh aliran ini terlihat jahat dan tidak
memiliki moral namun, sebenarnya mereka memiliki jasa yang lumayan
besar dalam perkembangan filsafat dan ada yang menganggap bahwa
aliran sofisme merusak dunia filsafat.
Filsafat dikenal dengan sebutan philosophy (Inggris), philosophie
(bahasa Prancis), filosofie, wijsbegeerte (Belanda), philosophia (Latin),
kata filsafat diambil dari bahasa arab yaitu falsafah. Secara etimologis,
filsafat berasal dari bahasa Yunani filosofia, merupakan bentukan dari
philos atau filo dan sophia atau sofia. Filsafat merupakan pemikiran secara
sistematis. Kegiatan kefilsafatan ialah merenung. Tetapi merenung
bukanlah melamun. Juga bukan berpikir secara kebetulan yang bersifat
untung-untungan. Perenungan kefilsafatan ialah percobaan untuk
menyusun suatu sistem pengetahuan yang rasional, yang memadai untuk
memahami dunia tempat kita hidup, maupun untuk memahami diri kita
sendiri.
Dalam sejarah filsafat ada saat-saat yang dianggap penting sebagai
patokan sesuatu era, karena selain punya ciri khas pada zamannya, suatu
aliran filsafat bisa meninggalkan pengaruh yang penting dalam sejarah
peradaban manusia. Abad pertengahan selalu dibahas sebagai zaman yang
khas, karena dalam abad-abad itu perkembangan alam pikiran di Eropa
sangat terkendala oleh keharusan untuk disesuaikan dengan ajaran agama.
Setiap ajaran filsafat harus diuji sejauh mana tidak bertentangan dengan
ajaran agama dan interpretasi yang dikembangkan dalam lingkungan
gereja dan biara. Dalam lingkungan ini ditegaskan pendirian, bahwa
tindakan keimanan (act of faith) harus dibedakan secara tegas dari
tindakan penalaran (act ofreason). Apabila terjadi perbedaan atau
pertentangan antara keduanya, maka keimanan harus diunggulkan di atas
penalaran.

1
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas maka dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Apakah defnisi filsafat secara etimologi dan terminologi?
2. Bagaimanakah sejarah filsafat?

C. Tujuan
1. Mengetahui definisi filsafat secara etimologi dan terminologi.
2. Mengetahui sejarah filsafat.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Filsafat

1. Definisi Filsafat Secara Etimologi


Etymologically, the word philosophy comes from the Greek
“philo” (love) and sophia (wisdom) and is literally defined as "love of
wisdom".
Secara etimologi, filsafat berasal dari bahasa Yunani dari kata
“philo” berarti cinta dan ”sophia” yang berarti kebenaran, sementara itu
menurut I.R. Pudjawijatna (1963 : 1) “Filo artinya cinta dalam arti yang
seluas-luasnya, yaitu ingin dan karena ingin lalu berusaha mencapai
yang diinginkannya itu. Sofia artinya kebijaksanaan, bijaksana artinya
pandai, mengerti dengan mendalam, jadi menurut namanya saja Filsafat
boleh dimaknakan ingin mengerti dengan mendalam atau cinta dengan
kebijaksanaan.

2. Definisi Filsafat Secara Terminologi


Definisi filsafat secara terminologi sangat beragam dan bersifat
subjektif atau bergantung bagaimana seorang berfikir berdasarkan sudut
pandangnya sendiri. Para filsuf merumuskan pengertian filsafat sesuai
dengan kecenderungan pemikiran kefilsafatan yang dimilikinya. Dan
untuk lebih memahami lebih mendalam, berikut pengertian filsafat
menurut para ahli yaitu:
a. According to Plato - "Philosophy is the acquisition of knowledge."
Menurut Plato - "Filsafat adalah perolehan pengetahuan."
b. According to Aristotle - "Philosophy is a science which discovers the
real nature of supernatural elements".
Menurut Aristoteles - "Filsafat adalah ilmu yang menemukan sifat
sebenarnya dari unsur-unsur supernatural".
c. Cicero (106 – 43 S.M). filsafat adalah pengetahuan tentang sesuatu
yang maha agung dan usaha-usaha mencapai hal tersebut.
d. Al Farabi (870 – 950 M). seorang Filsuf Muslim mendefinidikan
Filsafat sebagai ilmu pengetahuan tentang alam maujud, bagaimana
hakikatnya yang sebenarnya.
e. Immanuel Kant (1724 – 1804). Mendefinisikan Filsafat sebagai ilmu
pokok dan pangkal segala pengetahuan yang mencakup di dalamnya
empat persoalan yaitu :
 Metafisika (apa yang dapat kita ketahui).

3
 Etika (apa yang boleh kita kerjakan).
 Agama ( sampai dimanakah pengharapan kita)
 Antropologi (apakah yang dinamakan manusia).
f. H.C Webb dalam bukunya History of Philosophy menyatakan bahwa
filsafat mengandung pengertian penyelidikan. Tidak hanya
penyelidikan hal-hal yang khusus dan tertentu saja, bahkan lebih-
lebih mengenai sifat – hakekat baik dari dunia kita, maupun dari cara
hidup yang seharusnya kita selenggarakan di dunia ini.
g. Harold H. Titus in his book Living Issues in Philosophy put forward
several notions of philosophy, namely:
 Philosophy is an attitude toward life and universe.
 Philosophy is a method of reflective thinking and reasoned
inquiry.
 Philosophy is a group of problems.
 Philosophy is a group of systems of thought.

Harold H. Titus dalam bukunya Living Issues in Philosophy


mengemukakan beberapa pengertian filsafat yaitu :
 Filsafat adalah sikap terhadap kehidupan dan alam semesta.
 Filsafat adalah suatu metode berfikir reflektif dan pengkajian
secara rasional.
 Filsafat adalah sekelompok masalah.
 Filsafat adalah serangkaian sistem berfikir.

Bila diperhatikan secara seksama, nampak pengertian-pengertian


tersebut lebih bersifat saling melengkapi, sehingga dapat dikatakan
bahwa berfilsafat berarti penyelidikan tentang apanya, bagaimananya,
dan untuk apanya, dalam konteks ciri-ciri berfikir filsafat, yang bila
dikaitkan dengan terminologi filsafat tercakup dalam ontologi (apanya),
epistemologi (bagaimananya), dan axiologi (untuk apanya).

B. Sejarah Filsafat
Dalam sejarah filsafat biasa dibedakan menjadi tiga area besar, yakni
(i) Filsafat India, (ii) Filsafat Cina, dan (iii) Filsafat Barat.
Pertama, Filsafat India. Cara berpikir India diuraikan dengan baik oleh
Filsuf dan sastrawan Rabindranath Tagore (1816-1941). Menurut Tagore
filsafat India berpangkal pada keyakinan bahwa terdapat kesatuan
fundamental antara manusia dan alam, harmoni antara individu dan
kosmos. Filsafat India dapat dipilahkan dalam lima periode besar: (a)
Zaman Weda (2000-600 SM), masa terbentuknya Literus suci, Masa rite
korban dan spekulasi mengenai korban, dan masa refleksi filsafat dalam
Upanisad; (b) Zaman Skeptisisme (200 SM-300 M) terdiri dari reaksi

4
terhadap ritualisme dan spekulasi; Buddhisme dan jainisme; dan
"kontrareformasi" dalam bentuk enam sekolah ortodoks "Saddaharsana";
(c) Zaman Puranis (300-1200) terdiri dari perkembangan karya-mitologi,
terutama berhubungan dengan Shiwa dan Wisnu; (d) Zaman Muslim
(1200-1757); (e) Zaman Modern terdiri dari renaisance dari nilai-nilai
India sebagai reaksi terhadap pengaruh-pengaruh dari luar.
Kedua, Tema pokok dari filsafat dan kebudayaan Cina itu
"perikemanusiaan" pemikiran Cina yang lebih antroposentris daripada
filsafat India dan filsafat Barat. Filsafat Cina juga lebih pragmatis: selalu
diajarkan bagaimana manusia harus bertindak supaya keseimbangan antara
surga dan dunia tercapai. Filsafat Cina
dibagi menjadi atas empat periode, yakni (a) Zaman Klasik (600-200
SM) terdiri dari Zaman seratus sekolah filsafat, dengan-sebagai sekolah-
sekolah terpenting-konfusianisme. Taoisme, Yin- Yang moisme, dialektik,
dan legalisme; (b) Zaman Neo- taoisme dan budhisme (200-1000 SM); (c)
Zaman Neo- Konfusianisme (1000-1900); dan (d) Zaman Modern (setelah
1900) berisi tentang pengaruh filsafat Barat, renaisance dari filsafat klasik
Cina, Marxisme dan Maoisme.
Ketiga, Filsafat Barat. Dalam sejarah filsafat Barat dibedakan menjadi
empat (4) periode terdiri dari: (i) Zaman kuno, (ii) Zaman Patristik dan
skolastik, (iii) Zaman modern, dan (iv) Zaman sekarang.
Filsafat Barat Zaman kuno (600-400 SM), terdiri dari Filsafat pra
Socrates di Yunani; Zaman keemasan Yunani: Socrates, Plato, Aristoteles;
dan Zaman Hellenisme.
Filsafat Barat Zaman Patristik dan Skolastik (400- 1500), terdiri dari
pemikiran Bapa Gereja; dan puncak filsafat abad pertengahan dalam
Skolastik.
Filsafat Barat Zaman Modem (1500-1800) terdiri dari Zaman modern
(renaisance), Zaman Barak, Zaman Fajarbudi, dan Zaman Romantik.
Filsafat Barat Zaman sekarang (setelah ±1800) yaitu Filsafat abad
kesembilan belas dan dua puluh.
Satu hal yang menonjol ialah baik di India, Cina, maupun dalam dunia
Barat hidup intelektual menjadi dewasa, (dengan melepaskan diri dari
corak berpikir "mistis") dalam periode antara 800 dan 200 SM. Itu antara
lain kelihatan dalam seni dan dalam berbagai ilmu yang lahir sejak zaman
renaisance yang mempunyai kenyataan manusiawi sebagai objeknya:
ekonomi, sosiologi, psikologi, psikoanalisis, dan seterusnya. Semua ini
telah menghasilkan ilmu pengetahuan yang luas tentang manusia.

5
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Filsafat berasal dari kata Yunani “philosophia” yang lazim
diterjemahkan sebagai cinta kearifan. Akar katanya ialah philos (philia,
cinta) dan sophia (kearifan). Menurut pengertiannya yang semula dari
zaman Yunani Kuno itu filsafat berarti cinta kearifan. Menurut beberapa
ahli, filsafat dapat dikatakan sebagai induk ilmu, karena dari sinilah ilmu
pengetahuan lainnya muncul. Filsafat kerap disandingkan dengan kata
“heran” dan “penasaran”. Mulailah seseorang berfikir bebas maka akan
ditemukan hal baru, berkembang pertanyaan, dan muncul hal-hal baru
lainnya. Hasilnya, muncul ilmu-ilmu pengetahuan baru; mempelajari
sosial, ilmu pasti,dsb.
Ilmu filsafat, dari sinilah kita mulai berpikir dari suatu titik dasar,
pikiran murni, logika dan pertanyaan paling sederhana. Disinilah kondisi
dimana kita tidak mengetahui apapun tentang “sesuatu” yang ingin kita
ungkap kebenarannya.

B. Saran
Filsafat merupakan induk dari segala ilmu yang diharapkan dapat
menjadikan pedoman bagi manusia untuk mencari sebuah kebenaran yang
hakiki, dengan demikian diharapkan manusia dapat lebih bisa berpikir
kritis yang positif serta dapat menjadi manusia yang bijaksana dalam
menghadapi segala permasalahan hidup.

6
DAFTAR PUSTAKA

Edi Sumanto M. Ag. 2019. Bahan Ajar Filsafat Jilid I. Bengkulu: Penerbit Vanda.

Drs. H. Mohammad Adib, M. A. 2011. Filsafat Ilmu: Ontologi, Epistemologi,


Aksiologi, dan Logika Ilmu Pengetahuan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

M. Sidi Ritaudin. 2015. Mengenal Filsafat dan Karakteristiknya. IAIN Raden


Intan Lampung.

I Wayan Wdiana. 2019. Filsafat Cina: Lao Tse. Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja.

Diakses dari http://pengertiandanartikel.blogspot.com/2017/01/pengertian-dan-


sejarah-filsafat.html?m=1 Selasa, 24 Agustus 2021 Pukul 10.14

Diakses dari http://eduhutch.blogspot.com/2014/04/50-definitions-of-


philosophy.html Rabu, 25 Agustus 2021 Pukul 11.46

Joshua J Mark. Diakses dari https://www.worldhistory.org/philosophy/ Rabu, 25


Agustus 2021 Pukul 12.10

Anda mungkin juga menyukai