Diagnosa Keperawatan Pada Penyakit Anemia
Diagnosa Keperawatan Pada Penyakit Anemia
Prima Sitepu
Primasitepu01@gmail.com
Latar Belakang
Semua diagnosa keperawatan harus didukung oleh data, dimana menurut NANDA
diartikan sebagai”defenisi karakteristik”. Definisi karakteristik tersebut dinamakan”Tanda dan
gejala”, Tanda adalah sesuatu yang dapat diobservasi dan gejala adalah sesuatu yang dirasakan
oleh klien.
Diagnosa keperawatan berfokus pada, respon aktual atau potensial klien terhadap
masalah kesehatan dibandingkan dengan kejadian fisiologis, komplikasi, atau penyakit.
Metode
Metode penelitian yang digunakan adalah literature review dengan cara menganalisis
artikel, jurnal maupun text book yang berkaitan dengan pembelajaran mahasiswa keperawatan
belajar berpikir krits untuk membuat keputusan dalam tindakan keperawatan memberikan
diagnosis keperawatan terhadap pasien Anemia. Dari analisi berbagai sumber digunakan Untuk
mengetahui kemampuan perawat dalam memberikan diagnosa keperawatan terhadap pasien
Anemia.
Hasil
Anemia Berkaitan dengan kondisi memiliki jumlah sel darah merah kurang dari normal
atau kurang dari jumlah normal hemoglobin dalam darah. Karenanya,kapasitas pengangkut
oksigen darah menurun.Orang dengan anemia dapat merasa lelah dan mudah lelah, tampak
pucat, jantung berdebar (perasaan jantung berdetak cepat) dan menjadi sesak napas luar biasa.
Anak-anak dengan anemia kronis rentan terhadap infeksi dan masalah belajar.
Seseorang dapat menjadi anemia dengan tiga mekanisme. Satu atau lebih dari mekanisme
ini harus beroperasi untuk menghasilkan anemia: Perdarahan – pendarahan, Hemolisis kerusakan
berlebihan sel darah merah dan Kurangnya produksi sel darah merah. Wanita lebih cenderung
menderita anemia daripada pria karena kehilangan darah setiap bulan melalui menstruasi.
Anemia defisiensi besi sering terjadi dan pada orang dewasa paling sering karena kehilangan
darah kronis. Ini bisa dari menstruasi atau dari sejumlah kecil pendarahan berulang (yang bisa
sangat halus) dan pada anak-anak terutama disebabkan oleh tidak cukup zat besi dalam makanan.
Anemia juga sering disebabkan oleh perdarahan gastrointestinal yang disebabkan oleh obat
termasuk obat yang sangat umum seperti aspirin dan ibuprofen (Advil atau Motrin).
Ada banyak bentuk anemia, beberapa di antaranya umum, yang lain jarang. Mereka
termasuk, misalnya: Anemia aplastic, Keracunan benzene, Anemia Fanconi, Penyakit hemolitik
pada bayi baru lahir, Sferositosis herediter, Anemia defisiensi besi, Osteopetrosis, Anemia
pernisiosa, Penyakit sel sabit, Talasemia, Sindrom Myelodysplastic dan sejumlah penyakit
sumsum tulang lainnya. Anemia menyebabkan kurangnya vitalitas, lesu dan lemah seperti,
misalnya, dalam upaya anemia untuk memukul bola atau respons anemia terhadap situasi apa
pun.
Pembahasan
Anemia adalah keadaan rendahnya jumlah sel darah merah dan kadar hemoglobin atau
hematokrit di bawah normal (Brunner & Suddarth, 2000:22). Anemia adalah suatu keadaan
dengan kadar hemoglobin lebih rendah dari nilai normal (Emma, 1999). Anemia adalah suatu
keadaan dimana kadar Hb dan atau hitung eritrosit lebih rendah dari harga normal yaitu bila Hb
< 14 g/dL dan Ht < 41%, pada pria atau Hb < 12 g/dL dan Ht < 37% pada wanita (Mansjoer,
1999:547).
Menurut Mansjoer, (1999:547), anemia ini umumnya disebabkan oleh perdarahan kronik.
Penyebab lain yaitu:
5. Hemoglobinuria.
Tanda-tanda yang paling sering dikaitkan dengan anemia adalah pucat, takikardi, sakit
dada, dyspnea, nafas pendek, cepat lelah, pusing, kelemahan, tinitus, penderita defisiensi yang
berat mempunyai rambut rapuh dan halus, kuku tipis rata mudah patah, atropi papila lidah
mengakibatkan lidah tampak pucat, licin, mengkilat, merah daging meradang dan sakit (Guyton,
1997). Manifestasi klinis anemia besi adalah pusing, cepat lelah, takikardi, sakit kepala, edema
mata kaki dan dispnea waktu bekerja. (Gasche C., 1997:126).
Dalam keadaan normal tubuh orang dewasa mengandung rata-rata 3 – 5 gr besi, hampir
dua pertiga besi terdapat dalam hemoglobin dilepas pada proses penuaan serta kematian sel dan
diangkat melalui transferin plasma ke sumsum tulang untuk eritropoiesis. Pada peredaran zat
besi berkurang, maka besi dari diet tersebut diserap oleh lebih banyak. Besi yang dimakan
diubah menjadi besi keto dalam lambung dan duodenum, penyerapan besi terjadi pada
duodenum dan jejenum proksimal, kemudian besi diangkat oleh tranferin plasma ke sumsum
tulang, untuk sintesis hemoglobin atau ke tempat penyimpanan di jaringan.
Pembentukan Hb terjadi pada sumsum tulang melalui semua stadium pematangan besi
merupakan susunan atau sebuah molekul dan hemoglobin, jika zat besi rendah dalam tubuh maka
pembentukan eritrosit atau eritropoetin akan mengganggu sehingga produksi sel darah merah
berkurang, sel darah merah yang berkurang atau menurun mengakibatkan hemoglobin menurun
sehingga transportasi oksigen dan nutrisi ke jaringan menjadi berkurang, hal ini mengakibatkan
metabolisme tubuh menurun (Price, 1995).
3. Transfusi darah.
1. Jumlah darah lengkap (JDL) di bawah normal (hemoglobin, hematokrit dan SDM).
2. Feritin dan kadar besi serum rendah pada anemia defisiensi besi.
menurut NANDA adalah diagnosa yang menyajikan keadaan klinis yang telah
divalidasikan melalui batasan karakteristik mayor yang diidentifikasi. Diagnosa keperawatan
mempunyai empat komponen: label, definisi, batasan karakteristik, dan faktor yang
berhubungan. Label merupakan deskripsi tentang definisi diagnosis dan batasan karakteristik.
Menurut NANDA, diagnosa keperawatan risiko adalah keputusan klinis tentang individu,
keluarga atau komunitas yang sangat rentan untuk mengalami masalah dibanding individu atau
kelompok lain pada situasi yang sama atau hampir sama. Diagnosa keperawatan ini mengganti
istilah keperawatan potensial dengan menggunakan “risiko terhadap atau risiko tinggi terhadap”.
Validasi untuk menunjang diagnosis resiko tinggi adalah faktor resiko yang memperlihatkan
keadaan dimana kerentanan meningkat terhadap klien atau kelompok dan tidak menggunakan
batasan karakteristik. Penulisan rumusan diagnosis ini adalah: PE (problem & etiologi).
Menurut NANDA, diagnosa keperawatan sindrom adalah diagnosa yang terdiri dari
sekelompok diagnosa keperawatan aktual atau resiko, yang diduga akan muncul karena suatu
kejadian atau situasi tertentu. Menurut NANDA ada 2 diagnosa keperawatan sindrom
1) Sindrom trauma pemerkosaan Contoh: cemas, takut, sedih, gangguan pola istirahat dan tidur.
Penutup
Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal jumlah sel darah
merah,kuantitas hemoglobin, dan volume packed red blood cells (hematokrit) per 100 ml darah.
Dengan demikian, anemia bukan suatu diagnosis melainkan suatu cerminan perubahan
patofisiologik yang mendasar yang di uraikan melalui anamnesis yang seksama, pemeriksaan
fisik, dan konfirmasi labolatorium (Price & Wilson,2006)
Abdulsalam M, Daniel A. 2002. Diagnosis, Pengobatan dan Pencegahan Anemia Defisiensi Besi.
Sari Pediatri, 4(2), September: 74 – 77.
Effendy, F., & Rizal, A. A. F. (2016). Asuhan Keperawatan pada Ibu N yang Mengalami
Anemia di Ruang Dahlia Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie Samarinda
Setiawati, N. M. J. (2019). Gambaran Asuhan Keperawatan pada Ibu Hamil dengan Kesiapan
Peningkatan Pengetahuan tentang Anemia selama Kehamilan di Puskesmas Banjar I Tahun 2019
(Doctoral dissertation, Politeknik Kesehatan Kemenkes Denpasar Jurusan Keperawatan).
Simamora, R. H., Bukit, E., Purba, J. M., & Siahaan, J. (2017). Penguatan kinerja perawat dalam
pemberian asuhan keperawatan melalui pelatihan ronde keperawatan di rumah sakit royal prima
medan. Jurnal pengabdian kepada masyarakat, 23(2), 300-304.
NANDA International Inc. Diagnosis Keperawatan: Definisi & Klasifikasi 2015 – 2017, Edisi
10. Jakarta: EGC
Price, S. A., & Wilson, L. M. (2005). Patofisiologi: Konsep klinis proses-proses penyakit.
(Brahm U. Pendit: Penerjemah). Ed. 6. Jakarta: EGC.
Potter, P. A., & Perry, A. G., (2013). Fundamentals of nursing. (8th ed). Elsevier.
Sulistyowati, N. A. (2019). Asuhan Keperawatan Gangguan Perfusi Jaringan Tidak Efektif Pada
Ny. S Dengan Anemia Di Ruang Dahlia Rsud Dr. R Soeprapto Cepu.
Carpenito, L. J. 1999. Rencana Asuhan keperawatan dan dokumentasi keperawatan, Diagnosis
Keperawatan dan Masalah Kolaboratif, ed. 2. EGC:Jakarta