Anda di halaman 1dari 6

Nama : Ahmad Laththuv Majid

NIM : K7119011
Kelas : 3A

I. Pendahuluan
Di Era globalisasi saat ini, teknologi terus berkembang memacu peradaban manusia yang
semakin terus berubah. Tidak hanya perkembangan dari bidang teknologi tetapi juga
berkembang dari bidang budaya. Oleh sebab itu budaya asing dapat ditemui dengan mudah,
terutama budaya barat yang tidak sesuai dengan adat budaya timur seperti Indonesia. Budaya
asing dapat menambah edukasi bagi bangsa Indonesia, terutama dibidang Ilmu Pengetahuan.
Namun budaya asing tidak selalu berdampak positif, kerena dengan adanya budaya asing,
budaya kita sendiri mulai diabaikan. Kebudayaan itu sangat penting, karena bangsa yang besar
adalah bangsa yang berbudaya. Contohnya Jepang, walaupun Jepang negara maju dan
terkenal dangan teknologinya, masyarakat Jepang tetap menjungjung kebudayaannya yang
merupakan warisan leluhurnya. Berbanding terbalik dengan masyarakat Indonesia terutama
yang berdomisili di kota-kota besar,cara berpakaian, cara bicara, bahkan sifat, sudah lebih
bergaya asing.  Apalagi kini masyarakat kota sudah terprogram untuk bekerja, pulang untuk
istirahat, dan bangun pagi untuk berkerja lagi. Dan bila ada waktu luang, masyarakat modern
lebih sibuk didepan komputer hanya untuk bermain di dunia maya seperti bermain facebook,
twitter, atau bermain game online. Masyarakat sekarang lebih bangga memiliki banyak teman
di dunia maya ketimbang memiliki banyak teman di dunia nyata. Bahkan bertegur sapa
dengan tetanggapun sudah jarang. Kegiatan tersebut dilakukan terus berulang-ulang tanpa
henti, sehingga tanpa disadari budaya kita yaitu beramah-tamah dan saling menyapa mulai
pudar. Gotong-royong yang dulu dibanggakan kini mulai diabaikan. Kebaya dan batik kini
mulai berganti dengan dress ataupun kain distro yang tidak ada dalam sejarah kita, dengan
alasan kebaya dan batik sudah kuno dan ketinggalan zaman. Sangat disayangkan bila melihat
Indonesia yang merupakan negara majemuk dengan multiculture terbesar didunia,
mengabaikan kebudayaannya sendiri. Padahal banyak negara lain yang mulai “meniru”
kebudayaan kita, seperti negera Malaysia yang mengakui budaya kita adalah budaya
bangsanya. Apakah kita akan tetap membiarkan hal tersebut terus terjadi, seharusnya kita
malu. Kita seharusnya bisa mempertahankan, menghidupkan, mengembangkan, memelihara,
dan mempopulerkan kebudayaaan kebudayaan kita sendiri. Jika dibiarkan budaya kita sendiri
akan luntur. Jika luntur, maka Negara Indonesia yang dikenal sebagai Negara terhormat dan
berbudaya hanya tinggal sejarah. Dari itu kita harus mampu mempertahan budaya kita. Jangan
sampai kita lebih PD dan lebih merasa gaul jika kita menggunakan budaya asing. Kita harus
pandai memilih budaya apa yang kita gunakan, budaya yang harus sesuai dengan norma dan
adat bangsa Indonesia. Jangan sampai budaya yang kita gunakan melanggar norma, terutama
norma agama yang berhubungan langsung dengan sang maha pencipta. Kita sebagai warga
Negara yang mencintai tanah kelahirannya, sepatutnya kita dapat menjaga apa yang telah
leluhur kita berikan yaitu berupa  “Kebudayaan”. Salah jika kita mencemooh apa yang telah
nenek moyang berikan kepada kita. Dan merupakan sebuah keanehan jika ada warga Negara
jika lebih membanggakan kebudayaan lain, dan membiarkan kebudayaannya hilang dicuri
tetangga. Marilah jaga kebudayaan dan warisan leluhur kita yang beragam ini. Alangkah
baiknya jika kita tidak hanya menjadi penonton kebudayaan kita sendiri, tapi ikut berperan
dalam melestarikan kebudayaan itu sendiri. Karena jika tidak kita siapa penyambung
kebudayaan ini ke generasi selanjutnya?. jika kebudayaan kita luntur, maka anak cucu kita
kelak, hanya akan menjadi penikmat dan penonton kebudayaan asing di masa yang akan
datang. Jangan sampai “Penyesalan datangnya di akhir” itu benar-benar terjadi. Oleh karena
itu kami membuat karya makalah yang berjudul “Melestarikan budaya lokal di Indonesia”.

II. Metode
Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui studi
pustaka, dimana mahasiwa menelaah beberapa sumber pustaka sebagai referensi dalam
pembuatan artikel ini.
III. Pembahasan
Pengertian/Definisi
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak
unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa,
perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan
bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya
diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang
yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa
budaya itu dipelajari. Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks,
abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur
sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang
dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-
nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya
sendiri."Citra yang memaksa" itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya
seperti "individualisme kasar" di Amerika, "keselarasan individu dengan alam" di Jepang dan
"kepatuhan kolektif" di Cina.
Citra budaya yang bersifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan
pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang
dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa
bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.
Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk
mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang
lain.
Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan
Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat
ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat
itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi
ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.
3. Melestarikan Budaya
Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai
sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan
lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu
masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang
di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan
kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil
karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah
sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan
yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu
bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia
sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata,
misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-
lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan
bermasyarakat.

4. Pengertian Kebudayaan Indonesia


Budaya Indonesia adalah seluruh kebudayaan nasional, kebudayaan lokal, maupun
kebudayaan asal asing yang telah ada di Indonesia sebelum Indonesia merdeka pada
tahun 1945.
5. Kebudayaan Nasional
Kebudayaan nasional adalah kebudayaan yang diakui sebagai identitas nasional. Definisi
kebudayaan nasional menurut TAP MPR No.II tahun 1998, yakni:
a. Kebudayaan nasional yang berlandaskan Pancasila adalah perwujudan cipta, karya dan
karsa bangsa Indonesia dan merupakan keseluruhan daya upaya manusia Indonesia untuk
mengembangkan harkat dan martabat sebagai bangsa, serta diarahkan untuk memberikan
wawasan dan makna pada pembangunan nasional dalam segenap bidang kehidupan
bangsa. Dengan demikian Pembangunan Nasional merupakan pembangunan yang
berbudaya.Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Wujud, Arti dan Puncak-Puncak
Kebudayaan Lama dan Asli bagi Masyarakat Pendukungnya, Semarang: P&K, 199.
Kebudayaan nasional dalam pandangan Ki Hajar Dewantara adalah “puncak-puncak dari
kebudayaan daerah”. Kutipan pernyataan ini merujuk pada paham kesatuan makin
dimantapkan, sehingga ketunggalikaan makin lebih dirasakan daripada kebhinekaan.
Wujudnya berupa negara kesatuan, ekonomi nasional, hukum nasional, serta bahasa nasional.
Definisi yang diberikan oleh Koentjaraningrat dapat dilihat dari peryataannya: “yang khas dan
bermutu dari suku bangsa mana pun asalnya, asal bisa mengidentifikasikan diri dan
menimbulkan rasa bangga, itulah kebudayaan nasional”. Pernyataan ini merujuk pada puncak-
puncak kebudayaan daerah dan kebudayaan suku bangsa yang bisa menimbulkan rasa bangga
bagi orang Indonesia jika ditampilkan untuk mewakili identitas bersama. Nunus Supriadi,
“Kebudayaan Daerah dan Kebudayaan Nasional”
Pernyataan yang tertera pada GBHN tersebut merupakan penjabaran dari UUD 1945 Pasal 32.
Dewasa ini tokoh-tokoh kebudayaan Indonesia sedang mempersoalkan eksistensi kebudayaan
daerah dan kebudayaan nasional terkait dihapuskannya tiga kalimat penjelasan pada pasal 32 dan
munculnya ayat yang baru. Mereka mempersoalkan adanya kemungkinan perpecahan oleh
kebudayaan daerah jika batasan mengenai kebudayaan nasional tidak dijelaskan secara gambling

IV. Kesimpulan
Budaya adalah suatu warisan dari leluhur atau nenek moyang kita yang tidak ternilai
harganya. Negara Indonesia disebut Negara maritim karena dikelilingin oleh banyak pulau,
budaya Indonesia sangat banyak dan beraneka ragam,budaya itulah yang seharusnya kita jaga
dan kita lestarikan agar tidak punah atuapun diclam oleh Negara lain.
Indonesia Negara yang sangat kaya dan unik,negara Indonesa juga beraneka ragam suku
bangsanya. Tapi sangat disayangkan setelah banyak pengakuan dari negara lain bahwa tari
pendet,masakan padang,reog diponogoro diclam oleh negara tetangga baru Indonesia merasa
itu adalah budaya yang harus dilestarikan. Negara tetangga menjadikan budaya kita sebagai
aset pariwisata yang sangat menguntungkan. Mangapa kita tidak melakukan itu? yang
berdampak positif bagi Negara kita, Baik dalam bertambahnya pendapatan Negara dan kita
juga sudah melestarikan budaya kita sendiri.
Saya sebagai generasi muda ingin sekali memberikan pencerahan bahwa budaya itu perlu
dilestarikan salah satunya adalah tidak malu belajar menari dari 30 propinsi yang ada
diindonesia dan seandainya kita bisa kita harus mengajarkannya kepada anak-anak yang
masih dini karena mereka adalah salah satu generasi bangsa yang akan memimpin negeri kita
tercinta ini.
Satu hal lagi yang bisa kita lakukan, memang tidak akan mengalami perubahan besar
tetapi dari hal kecil yang kita lakukan kita mendapat perubahan yang besar. Janganlah malu
memakai produk dalam negeri bukan berarti produk dalam negeri itu kulitas dan kuantitasnya
tidak bagus. Justru produk indonesia banyak disukai oleh Negara tetangga. Buktinya saja
batik, banyak sekali turis mancanegara yang membawa cendra mata batik apabila datang
keindonesia. Jadi megapa kita harus malu memakai produk dalam negeri? justru itu bisa
membantu perekonomian di Negara kita. 

Daftar Pustaka
http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya
http://tutut-rusdy.blogspot.com/2012/08/budaya-kunci-kemajuan-bangsa.html
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/1/1b/Indonesian_Culture.jpg
http://kumpulanmakalahilmiah.blogspot.com/2011/04/makalah-upaya-upaya-pelestarian.html
http://www.kaskus.co.id/thread/51c090a2621243da2c000004/pentingnya-melestarikan--
kebudayaan-indonesia/
http://miftahsholehudin.blogspot.com/2014/02/pengaruh-budaya-asing-yang-masuk-ke.html
http://imungblog.blogspot.com/2013/03/melestarikan-dan-menjaga-kebudayaan.html

Anda mungkin juga menyukai