Anda di halaman 1dari 9

Bab I

Pendahuluan

a. Latarbelakang Masalah

Suatu kegiatan usaha industri pertambangan selalu saja dianggap sebagai industri
yang merusak alam. Hal ini sebenarnya karena banyak dari pelaku industri pertambangan
yang tidak melakukan reklamasi lahan bekas area pertambangan maupun lokasi sekitar
tambang yang terkena imbas dari industri pertambangan.

Sebenarnya banyak cara yang bisa dilakukan dalam mereklamasi lahan area tambang
. salah satunya adalah reklamasi area pengendapan pasir sisa tambang (sirsat) seperti yang
dilakukan oleh PT Freeport Indonesia.

b. Rumusan Masalah

1. Bagaimana karakteristik sirsat ?


2. Bagaimana Pendekatan reklamasi ?
3. Bagaimana Konsep Reklamasi ?
4. Bagaimana Plant natural Succession ?
5. Apa saja vegetasi reklamasi ?
6. Bagaimana kadar kandungan logam dalam jaringan tanaman reklamasi ?

1
Bab II

REKLAMASI DAN SUKSESI ALAMI PADA AREA


PENGENDAPAN PASIR SISA TAMBANG (SIRSAT)
PT FREEPORT INDONESIA.

1. KARAKTERISTIK SIRSAT

 Pasir halus dari batuan alam yang berasal dari proses mineralisasi batuan bijih.
 Ukuran partikel : > 175μ - < 38 μ – kasar sampai sangat halus.
 Entisol – belum terjadi pengembangan profil kecuali horizon A.

 Kandungan liat, bahan organik, N, P, dan K rendah.


 Kandungan Ca, Cu, Mg, Fe, Mn dan Zn tinggi.
 pH tinggi sehingga mobilitas nutrisi rendah.
 Mudah dikolonisasi oleh tumbuhan pionir.
 Perlu effort jika ingin dikonversikan menjadi lahan produktif.

2
2. PENDEKATAN REKLAMASI

3. KONSEP REKLAMASI

 Type 1: SIRSAT medium s/d kasar, drainase baik, sangat rendah kandungan nutrisi-
cocok untuk kawasan hutan dan agro-forestry.
 Type 2: SIRSATmedium s/d halus, drainase cukup baik, kandungan nutrisi rendah –
cocok untuk lahan pertanian diikuti dengan pengembangan tanah .
 Type 3: campuran SIRSAT medium, halus dan sangat halus, drainase buruk,
tergenang, nutrisi rendah sampai dengan moderat-suksesi alam terjadi dengan cepat.
 Part settled down in estuary and coast s/d moderat–suksesi alami terjadi dengan cepat
formed mud banks and deltas.

4. PLANT NATURAL SUCCESSION

3
Tahapan Suksesi secara umum:

Grasses Forb→Shrub Seedlings→Sapling Pole→Young→Mature→Climax


Tipikal tahapan suksesi pada SIRSAT Tipe 1 and 2:

Suksesi pada SIRSAT Tipe 1:

Grasses→Shrubs + Softwood Seedlings→Sapling-Pole→Young Forest

 Pada tahap kedua didominasi oleh Casuarina equisetifolia.


 Produkt. biomass rendah, pengembangan kesuburan tanah lambat dibanding tipe 2
and tipe 3.

Suksesi pada SIRSAT tipe 2:

Grasses+Herbs→Shrubs +Softwood Seedlings→Sapling Pole→ Young Forest

 Pada tahap awal didominasi oleh Phragmites karka.


 Kurang dari 1 thn setelah diinvasi oleh P. karka, diikuti oleh paku-pakuan, herba dan
semak dalam kurun 2 -3 thn.
 Stage 2 dalam 4 - 8 tahun.
 Stage 3 dalam 6 – 10 tahun.
 Stage 4 lebih dari 10 tahun.

4
 Produktivitas biomasa tinggi, pengembangan kesuburan tanah berjalan dengan cepat.

Suksesi pada SIRSAT tipe 3:

Herbs→ Shrubs→ Tree plant & sago seedlings→ Sapling-Pole→ Young forest of: • Mix
swamp • Pandanus • Sago

 Pada tahap awal didominasi oleh herba yg sangat toleran dg genangan: Scirpodendron
sp,Hanguana sp.
 Sangat basah dan hampir selalu tergenang.

Distribusi spesies tumbuhan:

 Pada tahun 2002 diidentifikasi sebanyak 264 spesies tanaman dari 73 famili.
 Pada tahun 2005 diidentifikasi sebanyak 506 spesies tanaman yang terdiri dari 36
jenis paku-pakuan (pteridophyta) dan 470 tumbuhan berbiji (100 monokotil & 370
dikotil).

5. VEGETASI REKLAMASI

 126 spesies tanaman telah berhasil ditanam atau dibudidayakan pada lahan SIRSAT.
 Tanaman yg diuji meliputi:
 Legume cover crops.

5
 Tanaman lokal: Matoa, Casuarina, Sagu.
 Tanaman cepat tumbuh: Gamal, Turi, Kaliandra, Sengon, etc.
 Tanaman pertanian.

Casuarina + Cover Crops:

 Tumbuh sangat baik pada SIRSAT Tipe 1 tanpa penambahan bahan organik.
 Rerata laju pertumbuhan: tinggi 3.1 m/thn dan diameter 3.9 cm/thn.
 Di Indonesia rerata tinggi 1.8 -2.1m/thn dan diameter 1.6 – 2.0 cm/thn.

Matoa:

 Tumbuh sangat baik pada SIRSAT Tipe 1 dengan penambahan bahan organik.
 Rerata pertumbuhan tinggi 0 85 thn dan diameter 2 3 laju 0.85 m/2.3 cm/thn.
 Di hutan alam sekitar 3 m/thn, tetapi umumnya sekitar 0.12 m/thn.

6
Sagu:

 Tumbuh sangat baik pada SIRSAT Tipe 2 dengan penambahan bahan organik.
 Rerata laju pertumbuhan tinggi 2 m/year, dan mencapai tinggi 11 – 12 m dalam kurun
5 tahun.
 Pertumbuhan memasuki tahap pembentukan batang.
 Tidak ada perbedaan laju pertumbuhan di antara cultivar yang ditanam.

7
6. KANDUNGAN LOGAM DALAM JARINGAN TANAMAN

 Secara rutin diambil sampel untuk di analisa kandungan logam.


 Hasil analisa dibandingkan dengan SK Dirjen POM No.03725/B/SK/B/VII/89.
 Kandungan As and Pb tidak terdeteksi.
 Kandungan Cu dan Zn di bawah nilai ambang batas.

8
Bab III

KESIMPULAN

 Area pengendapan SIRSAT dapat dengan ,mudah dikolonisasi oleh tanaman-tanaman


pionir.
 Dalam kurun 1 – 2 dekade dapat menjadi hutan muda dan untuk mencapai hutan
klimaks dibutuhkan tambahan beberapa dekade.
 Melalui penambahan bahan organik, maka lahan SIRSAT dapat digunakan sebagai
lahan produktif.
 Tanaman pertanian yang dibudidayakan pada lahan SIRSAT aman untuk dikonsumsi.

Anda mungkin juga menyukai