Anda di halaman 1dari 28

MATERI AJAR BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING

BIDANG STUDI AGRIBISNIS EKOLOGI ORGANIK


KEGIATAN BELAJAR 1
Agribisnis Pupuk dan Pestisida Organik/Hayati

Oleh :
Nama Mahasiswa : SITI ISNAENI, S.P
No Peserta : 2015028501994
Bidang Studi/Kelas : Agribisnis Tanaman/A

PENDIDIKAN PROFESI GURU


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2021
KATA PENGANTAR

Piji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat, taufiq dan hidayah-
Nya Materi Ajar Berbasis Problem Based Learning Modul 6 Pendalaman Materi
Agribisnis Organik Ekologi Kegiatan Belajar 1 Agribisnis Pupuk dan Pestisida
Organik/Hayati ini dapat terselesaikan.
Materi Ajar Berbasis Problem Based Learning Modul 6 Pendalaman Materi
Agribisnis Organik Ekologi. Kegiatan Belajar 1 Agribisnis Pupuk dan Pestisida
Organik/Hayati penulis susun untuk memenuhi tugas dan tagihan mahasiswa PPG
Dalam Jabatan tahun 2021 Universitas Sebelas Maret pada tahap Pendalaman Materi
yaitu Penyusunan Materi Ajar Berbasis Masalah untuk mengidentifikasi permasalahan
pembelajaran yang dialami Mahasiswa PPG yang disebabkan oleh defisit kompetensi
maupun miskonsepsi. Dalam materi ajar ini penyusun menyajikan beberapa refrensi
dan solusi untuk mengatasi defisit kompetensi dan miskonsepsi dalam pembelajaran
Modul 6 Agribisnis Organik Ekologi Kegiatan Belajar 4 Bumi dan Alam Semesta.
Materi ajar ini dikembangkan dengan mengedepankan pendekatan higher order thinking
skill (HOTS) dan mengintegrasikan kerangka berpikir technological, pedagogical,
content knowledge (TPACK)
Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu saya dalam menyelesaikan bahan ajar ini. Terimakasih atas kerja keras dan
masukan berharganya dan semoga materi ajar ini bermanfaat untuk mahasiswa PPG,
ucapan terimakasih penulia sampaikan kepada:
1. Dr. Ir. Sri Dwiastuti, M.Si selaku Dosen Pembimbing.
2. Dr. Slamet Santoso M.Si selaku Dosen Pembimbing
3. Candra Adi Prabowo, S.Pd., M.Pd selaku Penanggungjawab Rombel
dan Tim IT Kelas A PPG Universitas Sebelas Maret
4. Hendi Sholahudin Amri., S.TP selaku Ketua Kelas A PPG Dalam
Jabatan Tahun 2021.
Akhir kata semoga materi ajar ini bermanfaat bagi Mahasiswa PPG.
Bandung, 29 Juli 2021

Siti Isnaeni
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar …………………………………………………...… ……………i
Daftar Isi ………………………………………………………..…… ………….ii
Daftar Gambar ……………………………………………………………………..iii
A. Pendahuluan
1. Deskripsi singkat ……………………………………………. ……… ……….1
2. Relevansi ……………………………………………..……… ..… ……… …..2
3. Petunjuk belajar ……………………………………………… … ………… …3
B. Inti
1. Capaian Pembelajaran ………………………………………… … ……… …..3
2. Sub Capaian Pembelajaran ………………………………..……… …… … ….3
3. Uraian Materi : Agribisnis Pupuk dan pestisida organik………………… ……..4
a. Pupuk ……………………… ………………………………..… … …….4
1. Pengertian Pupuk …………………………………………………..…… .4
2. Manfaat Pupuk Organik dan An organic ……………………. ……….7
3. Limbah Tanaman ………………………………………………………….10
b. Pestisida Organik
1. Pengertian Pestisida Organik ……………………………………………..15
2. Jenis Tanaman Sebagai Pestisida Organik ……………………………….15
3. Dampak Pestisida Kimia dan Organik ………………………………….. 17
4. Rangkuman ………………………………………………………… …… ……19
5. Tugas Terstruktur …………………………………………… ……...…… ……20
6. Forum Diskusi …………………………………………………………… ……..20
C. Penutup
1. Tes Sumatif …………………………………………………………… ………..20
2. Kunci Jawaban ……………………………………………… …………………..21
3. Daftar Pustaka ……………………………………… ………………….. 22
ii
Daftar Gambar

Gambar 1 Peta Konsep Modul 6 KB 1 Agribisnis Pupuk dan Pestisida Organik…… 2

Gambar 2. Cara pemupukan di tabur atau di sebar ………………………………….. 7

Gambar 3. Proses Pembuatan Pupuk Kompos ……………………………………… 12

Gambar 4. Cara Pembuatan pupuk Bokashi ………………………………………… 15

Gambar 5. Cara Membuat pestisida organic ………………………………………… 16


Gambar 6. Aplikasi pestisida kimia untuk tanaman kedelai ………………………… 18

iii
A. Pendahuluan
1. Deskripsi Singkat
Pupuk merupakan penyubur tanaman yang ditambahkan ke tanah untuk menyediakan
senyawaan unsur yang diperlukan oleh tanaman. Pupuk merupakan bahan yang diberikan
kedalam tanah dengan tujuan untuk menggantikan unsur hara yang hilang. Sedangkan dalam
proses budidaya tanaman, pemupukan perlu dilakukan karena adanya kehilangan unsur hara
di dalam tanah akibat terbawa hasil panen maupun akibat adanya pencucian oleh aliran air.
Banyak petani yang tidak memahami atau mengabaikan ilmu dalam menggunakan
pupuk anorganik maupun pestisida. Mereka kurang memperhatikan dampaknya. Sebagai
contoh dampak dari penggunaan pupuk anorganik yang tidak diimbangi pemberian pupuk
organik dapat merusak tanah. Pupuk anorganik dapat merusak keseimbangan unsur hara
dalam tanah dan dapat menurunkan pH tanah. Kekhawatiran masyarakat adalah kerusakan
lingkungan yang disebabkan oleh kegiatan pertanian, khususnya yang berkaitan dengan
bahaya kesehatan akibat penggunaan bahan anorganik pertanian .
Dalam proses budidaya, seringkali ditemukan kendala dan masalah yang mengganggu
proses perkembangan tanaman, terutama kendala yang disebabkan oleh organisme
pengganggu tanaman (OPT). Kendala tersebut dapat diatasi dengan mengaplikasikan suatu
bahan yang dapat mengendalikan OPT tersebut yang disebut dengan pestisida.
Permasalahan secara spesifik adalah “Bagaimana memilih dan menggunakan pupuk
yang aman terhadap unsur hara tanah, tanaman, dan Kesehatan manusia?” Bagaimana
memanfaatkan tanaman-tanaman yang bisa di jadikan sebagai alternatif pestisida organic?
Beberapa upaya dilakukan untuk menanggulangi permasalahan di atas. Sistem tanaman
alternatif telah dikembangkan dan diantaranya pertanian organik yang telah dikembangkan
dibanyak negara . Salah satu upaya untuk meningkatkan produksi tanaman per satuan luas
lahan adalah melalui penggunaan pupuk yang memiliki daya guna tinggi dengan
memanfaatkan bahan berharga murah dan mudah didapat dengan menggunakan teknologi
yang dapat diterapkan oleh petani yang membutuhkannya.
Selain itu ada banyak jenis pestisida yang dapat diaplikasikan di lahan , akan tetapi
yang paling dianjurkan karena dampak yang dapat ditimbulkannya terutama bagi lingkungan
dan Kesehatan relative kecil. Pestisida tersebut adalah pestisida organik/hayati.
1
Pestisida Organik merupakan pilihan pengendalian yang aman dan ramah lingkungan.
Pestisida organik yang paling umum digunakan adalah organisme hidup, yang bersifat toksik
terhadap OPT sasaran.
Pupuk dan pestisida organik merupakan solusi yang dapat dikembangkan untuk
mengeliminasi berbagai dampak negatif yang dapat timbulkan oleh bahan-bahan
kimia/anorganik. Meskipun demikian, bahan-bahan organik tersebut tentu memiliki
kekurangan dibandingkan bahan kimia. Namun kekurangan tersebut bukanlah suatu alasan
yang kuat untuk tidak menerapkan bahan-bahan organik dalam berbagai proses budidaya
tanaman.

Adapun pembahasan pada Modul 6 Kegiatan Belajar 1 Agribisnis Pupuk dan Pestisida
organik penulis tuangkan dalam peta konsep dibawah ini :

Agribisnis
Pupuk dan
Pestisida
Organik

Pupuk Pestisida
Organik

1. Pengertian Pupuk 1. Pengertian Pestisida


2. Manfaat Pupuk Organik
Organik dan 2. Jenis tanaman sebagai
Anorganik pestisida organik
3. Limbah Tanaman 3. Dampak Pestisida
Kimia dan organik

Gambar 1. Peta Konsep Modul 6 KB 1 Agribisnis Pupuk dan Pestisida


Organik
2. Relevansi

Setelah mempelajari materi ajar ini mahasiswa PPG diharapkan mampu:


1. Memiliki rasa ingin tahu tentang pupuk dan pestisida organik
2. Memiliki rasa syukur terhadap karunia Tuhan Yang Mahaesa adanya pupuk dan
pestisida organik yang sangat bermanfaat bagi lingkungan.
3. Menguasai dan mampu menganalisis materi pupuk dan pestisida organik kepada
siswa dengan menggunakan media dan metode kekinian yang mengarah kepada High
Order Thinking Skill terhadap materi tentang pupuk dan pestisida organik yang
merupakan salah satu solusi dalam mengembangkan dan mengeliminasi berbagai
dampak negatif yang dapat timbulkan oleh bahan-bahan kimia/anorganik, sehingga
pestisida organik menjadi alternatif dalam pengendalian OPT.
4. Menganalisis masalah terkait berbagai gambaran dampak-dampak negatif yang dapat
terjadi jika penerapan Agribisnis Pupuk dan Pestisida dilaksanakan dengan tidak
bijaksana.
5. Menganalis masalah terkait pupuk dan jenis tanaman sebagai pestisida organik yang
dapat mengendalikan OPT.
3. Petunjuk Belajar
Untuk membantu menguasai materi ajar ini perhatikan petunjuk belajar berikut:
a. Mengamati uraian materi tentang Agribisnis Ekologi Organik yang mencakup
KB. Agribisnis Pupuk dan Pestisida Organik
b. Membaca peta konsep dengan seksama untuk memudahkan pemahaman terhadap
materi ajar ini.
B. Inti
1. Capaian Pembelajaran
a. Menguasai pengetahuan konseptual dan prosedural serta keterkaitan keduanya
dalam konteks Agribisnis Pupuk dan Pestisida Organik
b. Menguasai konsep teoritis materi pelajaran Agribisnis Ekologi Organik tentang
Agribisnis Pupuk dan Pestisida Organik secara mendalam.
2. Capaian Pembelajaran Lulusan
a. Mampu menganalisis pupuk dan pestisida organik dengan tepat
b. Mampu mengevaluasi manfaat pupuk organic dan an organic dengan benar
c. Mampu menyeleksi jenis-jenis tanaman sebagai pestisida organic dengan tepat
d. Mampu membuat limbah-limbah tanaman menjadi pupuk organik dengan benar
e. Mampu memperjelas dampak pestisida kimia dan organic dengan terperinci
3. Uraian Materi
A. Pupuk
1. Pengertian Pupuk
Pupuk merupakan bahan (organik atau anorganik) yang memberikan zat hara
pada tanaman yang biasanya diberikan pada tanah ataupun diberikan langsung ke
daun atau batang dalam bentuk larutan. Pupuk, dalam arti luas, adalah produk yang
meningkatkan tingkat nutrisi tanaman yang tersedia dan atau sifat Agribisnis Pupuk
dan Pestisida Organik/hayati kimia dan fisik tanah, sehingga secara langsung atau
tidak langsung meningkatkan pertumbuhan, hasil dan kualitas tanaman
Baca juga link ini : https://id.wikipedia.org/wiki/Pupuk.
Pupuk digolongkan menjadi dua, yaitu berdasarkan bahan pembentuknya dan
berdasarkan kandungannya. Berdasarkan bahan terbentuknya pupuk digolongkan atas
pupuk organik dan pupuk anorganik. Sedangkan berdasarkan kandungannya pupuk
digolongkan atas pupuk tunggal dan pupuk majemuk.
a. Pupuk organik
Pupuk organik ialah pupuk yang terbuat dari sisa-sisa makhluk hidup yang diolah
melalui proses pembusukan (dekomposisi) oleh bakteri pengurai. Contohnya
adalah pupuk kompos dan pupuk kandang. Pupuk kompos berasal dari sisa-sisa
tanaman, dan pupuk kandang berasal dari kotoran ternak. Pupuk organik
mempunyai komposisi 2 kandungan unsur hara yang lengkap, tetapi jumlah tiap
jenis unsur hara tersebut rendah. Sesuai dengan namanya, kandungan bahan
organik ini termasuk tinggi.
Lebih lengkap lagi bisa dibaca link berikut :
https://www.greenplanet.co.id/index.php/post/69/Pengertian+Pupuk+Organik
b. Pupuk anorganik
Pupuk organik ialah pupuk yang terbuat dari sisa-sisa makhluk hidup yang diolah
melalui proses pembusukan (dekomposisi) oleh bakteri pengurai. Contohnya
adalah pupuk kompos dan pupuk kandang. Contoh pupuk anorganik adalah Urea,
TSP, dan KCl. Jenis pupuk buatan sangat banyak.
1) Pupuk tunggal:
Pupuk tunggal merupakan yang hanya mengandung satu jenis unsur hara makro,
biasanya berupa unsur hara makro primer. Sebagai contoh urea yang hanya
mengandung unsur nitrogen, SP36 yang hanya mengandung unsur phospor (P),
dan KCl yang hanya mengandung unsur kalium (K).
2) Pupuk majemuk:
Pupuk majemuk adalah pupuk yang mengandung lebih dari satu jenis unsur hara
makro. Contoh pupuk majemuk antara lain diammonium phosphat yang
mengandung unsur nitrogen dan phosphor, serta pupuk NPK Mutiara yang
mengandung unsur nitrogen, phosphor, dan kalium.
Lebih lanjut penggolongan pupuk secara lengkap bisa di baca pada link berikut :
https://pertanian.pontianakkota.go.id/artikel/51-mengenal-pupuk-tanaman.html
Setiap jenis tanaman memiliki kemampuan yang berbeda dalam menyerap
unsur hara dari dalam tanah. Ada jenis tanaman yang sangat rakus terhadap unsur
hara sehingga membuthkan suplai pupuk yang lebih banyak, dan ada juga jenis
tanaman yang tidak rakus terhadap unsur hara sehingga membutuhkan suplai
pupuk yang lebih sedikit. sebagai contoh jenis tanaman yang dipanen bagian
vegetatifnya maka membutuhkan pupuk nitrogen yang lebih tinggi dibandingkan
dengan pupuk phospor dan kalium, namun untuk jenis tanaman yang dipanen
buahnya seperti cabai, maka kebutuhan nitrogen lebih sedikit dibandingkan
dengan kebutuhan phospor dan kalium.
Selain jenis tanaman, umur tanaman juga sangat mempengaruhi
keberhasilan pemupukan dalam meningkatkan produksi tanaman. Masing-masing
tingkatan umur tanaman membutuhkan membutuhkan pupuk dengan kandungan
unsur hara yang bebeda. Sebagai contoh, tanaman yang memasuki fase
pertumbuhan (vegetatif) membutuhkan pupuk dengan kandungan nitrogen yang
tinggi, namun tanaman yang menjelang berbunga atau memasuki tahap
pemasakan buah membutuhkan pupuk dengan kandungan phospor dan kalium
yang lebih tinggi.
Waktu pemupukan biasanya dilakukan dua kali selama musim tanam, yaitu
sebelum dilakukan penanaman dan setelah penanaman. Pemupukan yang
dilakukan sebelum penanaman dikenal dengan istilah pupuk dasar. Sedangkan
pemupukan yang dilakukan setelah penanaman dikenal dengan istilah pupuk
susulan.
5
Pupuk dasar biasanya diaplikasikan pada saat pengolahan tanah dan
pembuatan bedengan. Pupuk yang diberikan dapat berupa pupuk organik atau
pupuk kimia. Pupuk kimia yang biasa digunakan sebagai pupuk dasar adalah
pupuk yang memiliki kelarutan 4 rendah (slow release) seperti pupuk NPK dan
SP36. Pemberian pupuk dilakukan dengan cara ditabur hingga merata dengan
harapan pada saat tanam pupuk sudah siap diserap oleh tanaman.
Pemupukan susulan biasanya dilakukan beberapa kali dalam satu periode
tanam. Jenis tanaman dan umur tanaman memiliki kebutuhan pupuk yang
berbeda, sehingga intensitas pemupukan susulan juga berbeda pada setiap jenis
dan umur tanaman. Tanaman yang dipanen pada vase vegetatif (sayuran daun)
pemupukan susulan umumnya dilakukan hanya sekali dengan menggunakan
pupuk dengan kandungan nitrogen yang tinggi. namun untuk jenis tanaman yang
dipanen bunga atau buahnya, pemupukan susulan dapat dilakukan lebih dari dua
kali tergantung dari kebutuhan tanaman. Pada saat tanaman memasuki vase
vegetatif pemupukan susulan pertama dilakukan dengan memberikan pupuk yang
mengandung N tinggi. Pada saat tanaman menjelang berbunga dilakukan
pemupukan dengan kandungan P tinggi. jika tanaman telah memasuki masa
pemasakan buah biasanya untuk meningkatkan bobot buah dan meningkatkan
rasa manis pada buah pemupukan susulan ketiga dilakukan dengan memberikan
pupuk dengan kandungan K, Ca, da Mg tinggi.
Dengan berkembangnya teknologi pertanian dan industri, telah melahirkan
berbagai produk yang cara pemberiannya lain dari biasanya, namun secara garis
besar dapat dikelompokkan menjadi dua cara pemberian/memupuk, yakni
pemupukan dengan cara pemberian melalui akar dan pemupukan dengan cara
pemberian melalui daun.
Pemupukan dengan cara pemberian melalui akar dilakukan dengan :
1) Ditabur atau disebar
2) Diletakkan di antara larikan atau barisan
3) Ditempatkan dalam lubang

Gambar 2. Cara pemupukan di tabur atau di sebar


Sumber : http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/77744/Mengenal-Pupuk-
Dan-Rekomendasi-Pemupukan-Wilayah/
Pemberian pupuk melalui daun dilakukan dengan cara melarutka pupuk
ke dalam air dengan konsentrasi sangat rendah kemudian disemprotkan
langsung kepada daun dengan alat penyemprot biasa (Sprayer). Konsentrasi
larutan pupuk yang akan diaplikasikan melalui daun harus sangat rendah atau
mengikuti petunjuk dalam kemasan pupuk. Jika konsentasi yang diberikan
berlebihan akan mengakibatkan daun tanaman terbakar dan dan tanaman akan
mati. Namun jika konsentrasinya lebih rendah dari anjuran maka untuk
mengimbanginya frekuensi pemupukan bisa dipercepat, misalnya dianjurkan
10 hari bisa dipercepat jadi seminggu sekali.
2. Manfaat pupuk organik dan an organik
Sama seperti manusia, tanaman juga membutuhkan nutrisi agar bisa tumbuh kuat,
sehat dan berproduksi dengan baik serta berkelanjutan. Pemilihan jenis pupuk juga
menjadi hal yang perlu dipertimbangkan oleh petani dan pelaku usaha di sektor
pertanian juga perkebunan.

Penggunaan pupuk organik dalam jangka panjang dapat meningkatkan


produktivitas lahan dan dapat mencegah degradasi lahan. Sumber bahan untuk pupuk
organik sangat beranekaragam, dengan karakteristik fisik dan kandungan kimia yang
sangat beragam sehingga pengaruh dari penggunaan pupuk organik terhadap lahan dan
tanaman dapat bervariasi. Selain itu, peranannya cukup besar terhadap perbaikan sifat
fisika, kimia biologi tanah serta lingkungan. Pupuk organik yang ditambahkan ke
dalam tanah akan mengalami beberapa kali fase perombakan oleh mikroorganisme
tanah untuk menjadi humus. Bahan organik juga berperan sebagai sumber energi dan
makanan mikroba tanah sehingga dapat meningkatkan aktivitas mikroba tersebut dalam
penyediaan hara tanaman.
Penggunaan pupuk kandang, limbah industri dan limbah kota sebagai bahan dasar
kompos berbahaya karena banyak mengandung logam berat dan asam-asam organik
yang dapat mencemari lingkungan. Selama proses pengomposan, beberapa bahan
berbahaya ini akan terkonsentrasi dalam produk akhir pupuk. Untuk itu diperlukan
seleksi bahan dasar kompos yang mengandung bahan-bahan berbahaya dan beracun
(B3).
Pupuk organik dapat berperan sebagai pengikat butiran primer menjadi butir
sekunder tanah dalam pembentukan pupuk. Keadaan ini memengaruhi penyimpanan,
penyediaan air, aerasi tanah, dan suhu tanah. Bahan organik dengan karbon dan
nitrogen yang banyak, seperti jerami atau sekam lebih besar pengaruhnya pada
perbaikan sifat-sifat fisik tanah dibanding dengan bahan organik yang terdekomposisi
seperti kompos.
Penggunaan Pupuk Organik mempunyai banyak manfaat apabila diaplikasikan dalam
pemupukan lahan tanaman pertanian. Adapun penekanan pemakaian pupuk organik
secara kontinu dan berkesinambungan akan memberikan keuntungan dan manfaat
dalam pemakaianjangkapanjang:
1. Pupuk organik mampu berperan memobilisasi atau menjembatani hara yang sudah
ada
ditanah sehingga mampu membentuk partikel ion yang mudah diserap oleh akar
tanaman.
2. Pupuk organik berperan dalam pelepasan hara tanah secara perlahan dan kontinu
sehingga dapat membantu dan mencegah terjadinya ledakan suplai hara yang dapat
membuat tanaman menjadi keracunan.
3. Pupuk organik membantu menjaga kelembaban tanah dan mengurangi tekanan atau
tegangan struktur tanah pada akar-akar tanaman
4. Pupuk organik dapat meningkatkan struktur tanah dalam arti komposisi partikel yang
berada dalam tanah lebih stabil dan cenderung meningkat karena struktur tanah
sangat
berperan dalam pergerakan air dan partikel udara dalam tanah, aktifitas
mikroorganisme
menguntungkan, pertumbuhan akar, dan kecambah biji.
5. Pupuk organik sangat membantu mencegah terjadinya erosi lapisan atas tanah yang
merupakan lapisan mengandung banyak hara.
6. Pemakaian pupuk organik juga berperan penting dalam merawat/menjaga tingkat
kesuburan tanah yang sudah dalam keadaaan berlebihan pemupukan dengan pupuk
anorganik/kimia dalam tanah.
7. Pupuk organik berperan positif dalam menjaga kehilangan secara luas hara Nitrogen
dan Fosfor terlarut dalam tanah
8. Keberadaan pupuk organik yang tersedia secara melimpah dan mudah didapatkan.

Namun demikian, perlu juga disadari bahwa keuntungan dan manfaat ganda
diatas
yang tidak didapatkan dalam pemakaian murni dengan pupuk anorganik/buatan/kimia.
Langkah terbaik adalah mengkombinasikan pemakaian pupuk kimia dengan pupuk
organik secara tepat sehingga tujuan awal untuk menambah kesuburan tanah dan
peningkatan produktiftas tanaman pertanian terbukti nyata, atau penggabungannya
disebut dengan Fisika, Kimia dan Biologi.
Adapun manfaat pupuk anorganik pada tanaman diantaranya :

1. Memberikan hasil panen yang maksimal dengan kuantitas yang besar

2. Mempercepat waktu pertumbuhan pada tanaman/tumbuhan


3. Kandungan unsur hara pada pupuk anorganik yang mampu dengan cepat terserap
4. Tanaman dapat memaksimalkan pertumbuhan
5. Perkembangan tanaman yang secara langsung berdampak
6. Pembentukan produk tanaman dengan cepat dan baik sehingga hasil panen dapat
maksimal.
 Berikut beberapa kandungan pada pupuk anorganik yang wajib diketahui;

 Karbon (C) : komponen dari semua senyawa organik, seperti gula, protein, dan
asam-asam organic.
 Hidrogen (H) : komponen senyawa organik, seperti gula, protein, dan asam-asam
organik.
 Oksigen (O) : komponen senyawa organik, seperti gula, protein, dan asam-asam
organik.
 Nitrogen (N) : penyusun klorofil, asam- amino, protein, asam-asam nukleat, dan
asam-asam organik.
 Fosfor (P) : penyusun asam nukleat, ATP (penting dalam transfer energi), sebagai
bahan penyusun inti sel, lemak dan protein, memacu pertumbuhan akar dan
pembentukan sistem perakaran, dan mempercepat pembungaan dan pemasakan
buah.
 Kalium atau potasium (K) : aktivator lebih dari 50 enzim, tidak menjadi penyusun
struktur tanaman, memperlancar foto sintesa, sebagai katalisator dalam tranformator
tepung, gula dan lemak tanaman.
 Belerang/Sulfur: penyusun asam amino sistein dan metionin, protein, enzim 11
 Kalsium (Ca) : kalsium pektat untuk perkembangan dinding sel, kofaktor enzim,
calmodulin (2nd messenger)
 Magnesium (Mg) : penyusun klorofil, kofaktor enzim ATP-ase
 Besi atau ferum (Fe) : reaksi biokimia pembentuk klorofil, sitokrom, porfirin,
kofaktor katalase & peroksidase
 Mangan (Mn) : kofaktor reaksi enzimatik yang melibatkan ATP & enzim dalam
fotosintesis
 Tembaga atau cuprum (Cu) : kofaktor enzim dalam reaksi terang fotosintesis
(sistem transport elektron)
 Seng (Zn) : aktivator enzim, sintesis IAA
 Molibdenum (Mo) : penyusun enzim nitrogenase, nitrat reductase
 Klor (Cl) : berperan dalam reaksi terang fotosintesis
 Boron (B) : penting dalam translokasi fotosintat.
3. Limbah Tanaman
Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki iklim basah. Beberapa jenis tanah dengan
bahan induk bantuan sedimen dan bahan induk alluvial memiliki kesuburan tanah yang
cukup rendah. Tanah masam, kandungan organik rendah, kandungan aluminium yang cukup
tinggi. Untuk itu diperlukan upaya untuk mengembalikan kesuburan tanah sehingga
produktivitas tanaman menjadi meningkat. Lahan pertanian yang saat ini diintesifikasi secara
terus-menerus
oleh petani. Lahan pertanian menjadi kurus dan kekurangan unsur hara. Limbah Agribisnis
Pupuk dan Pestisida Organik/hayati pertanian yang selama ini tidak dimanfaatkan atau
kurang dimanfaatkan disebabkan kurangnya pengetahuan petani terhadap kegunaan atau
manfaatnya. Sebaliknya, justru limbah pertanian sangat dibutuhkan oleh tanah. Hal ini
diperlukan sebab banyak kandungan dari sisa–sisa tanaman atau limbah pertanian yang
berguna untuk memperbaiki kesuburan tanah.
Terdapat peluang sisa panen tanaman pangan menjadi pupuk organik. Berdasarkan
hasil penelitian ahli di bidang ini menunjukkan bahwa hasil panen padi berupa jerami dapat
menjadi pupuk kompos sebesar 50%. Pada tanaman Jagung dapat menghasilkan sisa limbah
pertanian seperti batang, daun, dan tongkol kering hingga 8-10 ton/ha. Tanaman pangan
lainnya seperti kacang tanah menghasilkan biomass hingga 4 ton/ha dan tanaman kacang
kedelai maupun kacang hijau dapat menghasilkan 2 ton/ha.
Tanaman perkebunan juga memiliki peluang mengubah sisa panen menjadi pupuk
organik. Tanaman kelapa sawit akan menghasilkan limbah berupa tandan kosong sawit
(TKS) dalam jumlah besar. Limbah pertanian dari sawit memiliki kandungan hara yang
cukup tinggi disebabkan kaya hara N, P, K, dan Mg. Dalam 1 ton TBS akan menghasilkan
200 kg tandan kosong sawit (TKS).
(a) Pupuk Kompos
Ada beberapa limbah pertanian yang dapat diolah menjadi Pupuk Organik. Pupuk
organik yang dapat diterapkan pada lahan pertanian adalah kompos, pupuk kandang,
azola, pupuk hijau, limbah industri, limbah perkotaan atau limbah rumah tangga.
Pengomposan merupakan cara menyediakan pupuk organik yang sudah lama dilakukan.
Sama halnya dengan pupuk kandang, petani tradisional sudah lama memanfaatkan
kotoran ternak sebagai pupuk kandang. Secara sederhana, pengomposan dapat dilakukan
dengan memanfaatkan sampah pekarangan dan kotoran ternak.
Jerami juga sangat bagus dijadikan kompos, selain mengandung bahan-bahan
organik yang dapat menyuburkan tanah, hara-hara yang terangkut oleh jerami pada saat
panen dapat dikembalikan lagi ke lahan sawah, sehingga diharapkan dapat mengurangi
penggunaan pupuk buatan meskipun masih perlu penambahan pupuk buatan.
Pembuatan kompos jerami biasanya membutuhkan waktu yang cukup lama untuk
melapuk bila dibandingkan dengan bahan kompos mudah lapuk lainnya. Prinsip
pembuatan kompos pada dasarnya adalah menumpukkan bahan-bahan organik dan
membiarkannya terurai menjadi bahan-bahan yang mempunyai nisbah C/N rendah
sebelum digunakan sebagai pupuk.

Gambar 3. Proses Pembuatan kompos


Sumber : https://alamtani.com/cara-membuat-kompos/

Syarat-syarat bahan kompos:

 Struktur bahan-banah yang akan dibut kompos tidak boleh terlalu kasar. Bahan-bahan
seperti jerami, bahkan pangkasan pupuk hijau sebaiknya di potong-potong menjadi
potongan yang lebih halus.
 Bahan-bahan yang miskin nitrogen (N) harus dicampur dengan bahan yang kaya N,
juga dengan bahan yang banyak mengandung jasad renik, misalnya pupuk kandang,
humus,dan lain sebagainya. Kadang-kadang juga diberi sedikit pupuk N buatan.
 Cara penumpukkan bahan kompos
 Bahan untuk kompos ditumpuk berlapis-lapis di atas tanah. Tiap lapisan setebal
30 cm, dan tinggi total penumpukkan sekitar 1.5 meter dengan luas lapisan lebih
kurang 2 x 3 meter.
 Untuk mempercepat proses penguraian, pada setiap lapisan dapat diberi kapur
atau abu dapur. x
 Tumpukkan kompos harus cukup basah dan terlindung dari cahaya matahari dan
hujan. Kemudian setiap minggu tumpukkan di bongkar untuk dibalik dan
ditumpuk kembali. Dengan jalan demikian perubahan di dalam tumpukan dapat
merata. Setelah 3-4 kali pembalikan dan penumpukan kembali akan di peroleh
kompos yang sudah masak.
Pupuk kompos dapat juga digunakan untuk membuat media tanam polybag atau pot
untuk sayuran organik. Untuk membuat media tanam tersebut, pupuk kompos dipadukan
dengan tanah, serta arang sekam. Sebelum pupuk kompos yang telah matang digunakan,
kompos diayak terlebuh dahulu sehingga menjadi butiran halus. Tanah, kompos, dan
arang sekam kemudian dicampur secara merata dengan komposisi 2 bagian tanah, 1
bagian kompos, dan 1 bagian arang sekam (2:1:1). Setelah pencampuran merata, maka
media tanam sudah dapat digunakan. Pada beberapa referensi, adapula ditemukan yang
menggunakan komposisi 1 : 1 : 1. Hal ini sangat tergantung kondisi tanah dan jenis
tanaman yang dibudidayakan.
(b) Pupuk Bokashi
Bokashi adalah suatu kata dalam bahasa jepang yang berarti “Bahan organik yang
telah difermentasikan” jadi pupuk organik bokashi merupakan hasil fermentasi bahan
organik dari limbah pertanian (kotoran ternak, jerami padi, sekam padi, serbuk gergaji,
sampah, rumput dan lain-lain) yang diolah dengan menggunakan aktifator Effektif
Microorganisme4 (EM4).
Manfaat Pupuk Organik Bokashi :
 Menggemburkan tanah.
 Menghasilkan unsur hara mikro dan makro yang cepat terserap oleh perakaran
tanaman.
 Mencegah timbulnya jamur pada pupuk kandang dan tanah lingkungan tanaman.
 Merangsang pertumbuhan yang cepat dengan populasi maksimal.
 Mengurangi penggunaan pupuk kimia 50% sampai 70%.
 Menekan populasi perkembangan hama atau bakteri patogen sehingga mengurangi
penggunaan insektisida, pestisida maupun fungisida

14

Gambar 4. Cara Pembuatan pupuk Bokashi


Sumber : http://kkn.undip.ac.id/?p=47460

B. Pestisida Organik
1. Pengertian Pestisida Organik
Pestisida organik merupakan ramuan obat-obatan untuk mengendalikan hama dan
penyakit tanaman yang dibuat dari bahan-bahan alami. Bahan-bahan untuk membuat
pestisida organik diambil dari tumbuhan-tumbuhan, hewan dan mikroorganisme. Karena
dibuat dari bahan-bahan yang terdapat di alam bebas, pestisida jenis ini lebih ramah
lingkungan dan lebih aman bagi kesehatan manusia.
2. Jenis- jenis tanaman sebagai pestisida organik
Perkembangan potensi pestisida nabati sampai saat ini sangat signifikan. Terdapat
ribuan jenis tumbuhan yang telah diketahui mengandung bahan pestisida. Di Indonesia,
ada sekitar ratusan jenis tumbuhan yang mengandung bahan pestisida. Beberapa jenis
tumbuhan tersebut yang dapat dimanfaatkan melalui teknologi yang sederhana, antara
lain: daun tanaman gamal (Gliricidia sepium); ranting dan kulit pacar cina (Aglaia
odorata); umbi gadung (Dioscorea hispida); akar, batang, dan daun tembakau (Nicotiana
tabacum); daun dan biji mimba (Azadirachta indica); biji srikaya (Annona squamosa);
biji sirsak (Annona glabra); akar tuba (Derris eliptica); bunga piretrum (Chrysantenum
cineraria efolium); daun dan biji mindi (Melia azadirach); daun sirih hutan (Piper sp.);
biji jarak (Ricinus communis); daun papaya (Carica papaya), serta masih banyak
lainnya.
Bagian tumbuhan yang diambil untuk bahan pestisida organik biasanya
mengandung zat aktif dari kelompok metabolit sekunder seperti alkaloid, terpenoid,
fenolik dan zat-zat kimia lainnya. Bahan aktif ini bisa mempengaruhi hama dengan
berbagai cara seperti penghalau (repellent), penghambat makan (anti feedant),
penghambat pertumbuhan (growth regulator), penarik (attractant) dan sebagai racun
mematikan. Sedangkan, pestisida organik yang terbuat dari bagian hewan biasanya
berasal dari urin. Beberapa mikroorganisme juga diketahui bisa mengendalikan hama
yang bisa dipakai untuk membuat pestisida. Potensi sumber pestisida nabati bukan
hanya dari tumbuhan segar seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, tetapi dapat pula
diperoleh dari limbah beberapa jenis tanaman. Salah satu contoh adalah limbah batang
tembakau yang merupakan limbah dari industri rokok. Limbah batang tembakau tersebut
diekstrak kemudian dibuat menjadi pestisida nabati. Pestisida nabati tersebut 28
Agribisnis Pupuk dan Pestisida Organik/hayati kemudian diaplikasi untuk mengatasi
hama yang menyerang tanaman sayuran .
Limbah tanaman berupa campuran kulit jengkol, limbah cabai (cabai busuk) dan
urin sapi dapat diolah menjadi insektisida nabati. Kandungan alkaloid dan fenolik
pestidida alami ini dapat melindungi tanaman dari serangan hama seperti semut, ulat,
serangga kecil dan menyuburkan tanah karena mengandung fosfor (P) (kulit jengkol
mengandung fosfor) serta mengandung unsur hara nitrogen (N) yang tinggi dari urin
ternak yang digunakan dalam pembuatan pestisida.
Gambar 5. Cara Membuat pestisida organic
Sumber : https://www.sampulpertanian.com/2017/08/5-jenis-tumbuhan-
yang-bisa-dijadikan.html

16
3. Dampak Pestisida Kimia dan Pestisida Organik
Penggunaan pestisida khususnya pestisida kimia untuk mengendalikan hama
tanaman telah banyak dilakukan oleh para petani secara berlebihan. Secara ekonomis,
penggunaan pestisida kimia memang dapat mengamankan produksi pertanian karena
sangat efektif dan praktis. Praktis dalam pengertian mudah dikerjakan siapa saja dan
kapan saja (Gambar 6). Meskipun demikian, penggunaan pestisida kimia terus-menerus
dan berlebihan juga akan menimbulkan berbagai masalah lingkungan yang akan
merugikan manusia dan makhluk hidup lainnya.
Dampak pemberian pestisida kimia secara terus menerus antara lain, sebagai
berikut.
1) Dapat meracuni manusia dan hewan domestic
2) Meracuni organisme yang berguna, misalnya musuh alami hama, lebah dan serangga
yang membantu penyerbukan, dan satwa liar yang mendukung fungsi kelestarian
alam.
3) Pencemaran lingkungan
4) Menimbulkan hama yang resisten/kebal terhadap pestisida.
5) Menimbulkan peristiwa meningkatnya populasi hama setelah diperlakukan dengan
pestisida tertentu.
6) Menyebabkan terjadinya ledakan hama sekunder dan hama potensial.
7) Memerlukan biaya yang mahal karena sifat ketergantungan keberhasilan budidaya
tanaman pada pestisida.
Dengan adanya dampak negatif yang sangat mengganggu tersebut, maka
penggunaan pestisida hayati khususnya pestisida nabati mulai banyak berkembang
dan menjadi salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk mengatasinya. Pestisida
nabati memanfaatkan senyawa bioaktif alamiah yang berasal dari tumbuhan. Pada
tumbuhan, selain senyawa primer (primaty metabolite), metabolismenya juga akan
menghasilkan senyawa sekunder (secondary metabolite) seperti fenol, alkaloid,
terpenoid, dan senyawa lain. Salah satu fungsi dari senyawa-senyawa sekunder
tersebut adalah sebagai sistem pertanahan terhadap serangan hama. Senyawa-
senyawa inilah yang nantinya dapat dimanfaatkan sebagai pestisida.
17

Gambar 6. Aplikasi pestisida kimia untuk tanaman kedelai


Sumber : http://www.penyuluhcawas.web.id/2017/12/aplikasi-pestisida-
tanaman-kedelai.html.
Adapun keunggulan dari pestisida organik diantaranya adalah :
1) Lebih ramah terhadap alam, karena sifat material organik mudah terurai menjadi
bentuk lain. Sehingga dampak racunnya tidak menetap dalam waktu yang lama
di alam bebas.
2) Residu pestisida organik tidak bertahan lama pada tanaman, sehingga tanaman
yang disemprot lebih aman untuk dikonsumsi.
3) Dilihat dari sisi ekonomi penggunaan pestisida organik memberikan nilai tambah
pada produk yang dihasilkan. Produk pangan non-pestisida harganya lebih baik
dibanding produk konvensional. Selain itu, pembuatan pestisida organik bisa
dilakukan sendiri oleh petani sehingga menghemat pengeluaran biaya produksi.
4)
4) Penggunaan pestisida organik yang diintegrasikan dengan konsep pengendalian
hama terpadu tidak akan menyebabkan resistensi pada hama.
Namun ada beberapa kelemahan dari pestisida organik, antara lain kurang
praktis. Pestisida organik tidak bisa disimpan dalam jangka lama. Setelah dibuat
harus segera diaplikasikan sehingga kita harus membuatnya setiap kali akan
melakukan penyemprotan. Selain itu, bahan-bahan pestisida organik lumayan sulit
didapatkan dalam jumlah dan kontinuitas yang cukup. Dari sisi efektifitas, hasil
penyemprotan pestisida organik tidak secepat pestisida kimia sintetis. Perlu waktu
dan frekuensi penyemprotan yang lebih sering untuk membuatnya efektif. Selain itu,
pestisida organik relatif tidak tahan terhadap sinar matahari dan hujan. Namun
seiring perkembangan teknologi pertanian organik akan banyak inovasi-inovasi yang
ditemukan dalam menanggulangi hambatan itu.
Bagian tumbuhan yang diambil untuk bahan pestisida organik biasanya
mengandung zat aktif dari kelompok metabolit sekunder seperti alkaloid, terpenoid,
fenolik dan zat-zat kimia lainnya. Bahan aktif ini bisa mempengaruhi hama dengan
berbagai cara seperti penghalau (repellent), penghambat makan (anti feedant),
penghambat pertumbuhan (growth regulator), penarik (attractant) dan sebagai racun
mematikan. Sedangkan, pestisida organik yang terbuat dari bagian hewan biasanya
berasal dari urin. Beberapa mikroorganisme juga diketahui bisa mengendalikan
hama yang bisa dipakai untuk membuat pestisida.

4. Rangkuman
Pupuk dan pestisida organik merupakan solusi yang dapat dikembangkan untuk
mengeliminasi berbagai dampak negatif yang dapat timbulkan oleh bahan-bahan
kimia/anorganik. Meskipun demikian, bahan-bahan organik tersebut tentu memiliki
kekurangan dibandingkan bahan kimia. Namun kekurangan tersebut bukanlah suatu alasan
yang kuat untuk tidak menerapkan bahan-bahan organik dalam berbagai proses budidaya
tanaman.
a. Untuk menjadikan tanaman pertumbuhannya menjadi lebih baik, tanah tidak menjadi
miskin unsur hara, kesehatan manusian tetap terjaga, maka para petani harus memiliki
keilmuan pengetahuan, pemahaman ketrampilan seata kemampuan mengembangkan
dalam mengantisipasi tanaman tetap baik dan tanah tetap terjaga kesuburannya.
Berbagai jenis pupuk anorganic banyak dipergunakan sebagai alternatif untuk dipilih,
dipadukan dengan pupuk organic seperti pupuk kompos atau pupuk bokashi agar
kesuburan tanah tetap terjaga.
b. Mengantipasi penggunaan pestisida kimia secara berlebihan, dapat dengan cara
memanfaatkan bahan tanamana baik dari batang, akar, daun, umbi ataupun biji dari
tanaman tertentu, yang mengandung unsur zat aktif dari kelompok metabolit sekunder
seperti alkaloid, terpenoid, fenolik dan zat-zat kimia lainnya, dengan cara
mengekstraksi bagian tanaman tersebut untuk kemudian diaplikasikan di lapangan
sebagai pengganti pestisida kimia.
19

5. Tugas Terstruktur
Setelah selesai membaca materi utama Modul Agribisnis Ekologi Organik Kegiatan Belajar 1
Agribisnis Pupuk dan Pestisida Organik selesaikanlah tugas berikut untuk menambah wawasan dan
pemahaman anda.
Jika anda akan melakukan praktik budidaya tanaman sayur organik, maka secara otomatis
bahan yang digunakan berasal bahan pupuk maupun pestisida organik.
Buatlah prosedur dan Langkah kerja yang akan anda lakukan berkenaan dengan kegiatan
praktek tersebut, yang berkenaan dengan pengaplikasian bahan organik pupuk dan pestisida
organik yang anda pilih.
Dari hasil praktek yang telah anda peroleh buatlah laporan yang tersusun dalam bentuk paragraph
kemudian jawablah pertanyaan- pertanyaan berikut:
1. Apa yang anda temukan dalam praktek tersebut?
2. Apa yang akan anda lakukan dalam praktek tersebut?
3. Apa hasil yang anda dapatkan berdasarkan analisa dari praktek tersebut ?

6. Forum Diskusi

Salah satu jenis dari pestisida organik adalah ekstrak dari biji tanaman
kecubung
Diskusikan dengan teman anda, tentang pestisida organic tersebut
Kemukakan kelebihan dan kelemahan pestisida organik tersebut.
C. Penutup
1. Test Sumatif
1) Ada beberapa pernyataan :
(i) Sebagai bio fertilizer
(ii) Sebagai bio decomposer
(iii) Sebagai bahan alami
(iv) Sebagai pelarut Phospat.
Diantara empat pernyataan di atas, berdasar hasil analisis saudara yang merupakan
manfaat dari mikroorganisme pembuatan pupuk organic adalah :
A. i dan ii
B. ii dan iii
C. iii dan iv
D. i dan iv
E. i, ii dan iii
2) Pupuk organik adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup,
seperti pelapukan sisa -sisa tanaman, hewan, dan manusia. Pupuk organik
mengandung banyak bahan organik daripada kadar haranya. Banyak manfaat yang
dapat diperoleh dari pupuk organic. Dari hasil mengevaluasi manfaat pupuk organic
dan pupuk an organic, berikut yang bukan keunggulan dari pupuk organic, adalah :
A. Memobilisasi atau menjembatani hara yang sudah ada di tanah
B. Berperan dalam pelepasan hara tanah secara perlahan dan diskontinu .
C. Pupuk organik membantu menjaga kelembaban tanah dan mengurangi tekanan
D. Tegangan struktur tanah pada akar-akar tanaman
E. Pupuk organik dapat meningkatkan struktur tanah
3) Pak Ahmad melakukan budidaya tanaman cabai. Ternyata tanaman cabai pak Ahmad
diserang oleh penyakit antraknosa. Sehingga pak Ahmad melakukan penyemprotan
dengan pestisida kimia. Tindakan Pak Ahmad jika dilakukan terus menerus bukan
merupakan solusi yang terbaik, karena dampak yang ditimbulkan oleh penggunaan
pestisida kimia tersebut. Dari penjelasan di atas, yang bukan termasuk Dampak
pemberian pestisida kimia secara terus menerus :
A. Dapat meracuni manusia dan hewan domestic
B. Pencemaran lingkungan
C. Mematikan organisme yang berguna, misalnya musuh alami hama,
D. Menimbulkan hama yang rentan terhadap pestisida
E. Menyebabkan ledakan hama sekunder
4) Ada beberapa jenis tanaman yang dapat dijadikan sebagai alternatif pestisida
organic, karena tanaman tersebut mengandung zat alkaloid tertentu yang diprediksi
dapat mengurangi populasi OPT jika diaplikasikan di lahan budidaya. Berdasarkan
hasil seleksi saudara terhadap jenis tanaman yang bisa digunakan sebagai alternatif
pestisida organic, kelompok jenis tanaman manakah yang tidak termasuk jenis
tanaman pestisida organik:
A. Dioscorea hispida; Nicotiana tabacum, Datura metel
B. Nicotiana tabacum, Carica papaya, Ricinus comunis
C. Azadirachta indica, Anona muricata, Carica papaya
D. Annona squamosa, Derris eliptica, Pipper sp
E. Brassica oleraceae, Datura metel, Melia azadirach
5) Dalam membuat limbah-limbah tanaman menjadi pupuk yang bermanfaat, misalnya
dibuat menjadi kompos, ada beberapa syarat yang harus saudara perhatikan. Dari
kelima syarat di bawah ini yang tidak memenuhi syarat dalam membuat pupuk
kompos adalah :
A. Struktur bahan-bahan sepeti jerami, pangkasan pupuk hijau yang akan dibuat
kompos tidak boleh terlalu halus.
B. Bahan-bahan yang miskin nitrogen (N) harus dicampur dengan bahan yang kaya
N, juga dengan bahan yang banyak mengandung jasad renik,
C. Bahan untuk kompos ditumpuk berlapis-lapis di atas tanah. Tiap lapisan setebal
30 cm, dan tinggi total penumpukkan sekitar 1.5 meter dengan luas lapisan lebih
kurang 2 x 3 meter.
D. Untuk mempercepat proses penguraian, pada setiap lapisan dapat diberi kapur
atau abu dapur.
E. Tumpukkan kompos harus cukup basah dan terlindung dari cahaya matahari dan
hujan.

Kunci Jawaban :
1. E
2. B
3. D
4. E
5. A

Daftar Pustaka

Lingga, P. dan Marsono. 2008. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Jakarta:Penebar Swadaya


Munanto, Bejo., S.Pt. 2019. Manfaat Penggunaan Pupuk Organik. Kilon Progo. Penyuluh
Pertanian Madya. Kantor Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan
kehutanan.

Natsir,Nur Alim., Salim dan Haldun 2017. Pupuk Organik. Yogyakarta., Pendidikan
Deepublish

Pernata, A.S. 2010. Meningkatkan Hasil Panen dengan Pupuk Organik. Jakarta : AgroMedia
Pustaka

Rajiman, 2020., Pengantar Pemupukan. Yogyakarta : Pendidikan Deepublish.

Soesanto, Loekas. 2017. Pengantar Pestisida Hayati. Jakarta : Penebar Swadaya.

Wibowo., 2017. Panduan Praktis Penggunaan Pupuk dan Pestisida. Jakarta., Penebar Swadaya

https://alamtani.com/cara-membuat-kompos/

http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/77744/Mengenal-PupukDan-Rekomendasi-
Pemupukan-Wilayah/
https://id.wikipedia.org/wiki/Pupuk.
http://kkn.undip.ac.id/?p=47460
https://pertanian.pontianakkota.go.id/artikel/51-mengenal-pupuk-tanaman.html
https://www.greenplanet.co.id/index.php/post/69/Pengertian+Pupuk+Organik
http://www.penyuluhcawas.web.id/2017/12/aplikasi-pestisida-tanaman-kedelai.html.
https://www.sampulpertanian.com/2017/08/5-jenis-tumbuhan- yang-bisa-dijadikan.html

22

Anda mungkin juga menyukai