Oleh :
Nama Mahasiswa : SITI ISNAENI, S.P
No Peserta : 2015028501994
Bidang Studi/Kelas : Agribisnis Tanaman/A
Piji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat, taufiq dan hidayah-
Nya Materi Ajar Berbasis Problem Based Learning Modul 6 Pendalaman Materi
Agribisnis Organik Ekologi Kegiatan Belajar 1 Agribisnis Pupuk dan Pestisida
Organik/Hayati ini dapat terselesaikan.
Materi Ajar Berbasis Problem Based Learning Modul 6 Pendalaman Materi
Agribisnis Organik Ekologi. Kegiatan Belajar 1 Agribisnis Pupuk dan Pestisida
Organik/Hayati penulis susun untuk memenuhi tugas dan tagihan mahasiswa PPG
Dalam Jabatan tahun 2021 Universitas Sebelas Maret pada tahap Pendalaman Materi
yaitu Penyusunan Materi Ajar Berbasis Masalah untuk mengidentifikasi permasalahan
pembelajaran yang dialami Mahasiswa PPG yang disebabkan oleh defisit kompetensi
maupun miskonsepsi. Dalam materi ajar ini penyusun menyajikan beberapa refrensi
dan solusi untuk mengatasi defisit kompetensi dan miskonsepsi dalam pembelajaran
Modul 6 Agribisnis Organik Ekologi Kegiatan Belajar 4 Bumi dan Alam Semesta.
Materi ajar ini dikembangkan dengan mengedepankan pendekatan higher order thinking
skill (HOTS) dan mengintegrasikan kerangka berpikir technological, pedagogical,
content knowledge (TPACK)
Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu saya dalam menyelesaikan bahan ajar ini. Terimakasih atas kerja keras dan
masukan berharganya dan semoga materi ajar ini bermanfaat untuk mahasiswa PPG,
ucapan terimakasih penulia sampaikan kepada:
1. Dr. Ir. Sri Dwiastuti, M.Si selaku Dosen Pembimbing.
2. Dr. Slamet Santoso M.Si selaku Dosen Pembimbing
3. Candra Adi Prabowo, S.Pd., M.Pd selaku Penanggungjawab Rombel
dan Tim IT Kelas A PPG Universitas Sebelas Maret
4. Hendi Sholahudin Amri., S.TP selaku Ketua Kelas A PPG Dalam
Jabatan Tahun 2021.
Akhir kata semoga materi ajar ini bermanfaat bagi Mahasiswa PPG.
Bandung, 29 Juli 2021
Siti Isnaeni
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar …………………………………………………...… ……………i
Daftar Isi ………………………………………………………..…… ………….ii
Daftar Gambar ……………………………………………………………………..iii
A. Pendahuluan
1. Deskripsi singkat ……………………………………………. ……… ……….1
2. Relevansi ……………………………………………..……… ..… ……… …..2
3. Petunjuk belajar ……………………………………………… … ………… …3
B. Inti
1. Capaian Pembelajaran ………………………………………… … ……… …..3
2. Sub Capaian Pembelajaran ………………………………..……… …… … ….3
3. Uraian Materi : Agribisnis Pupuk dan pestisida organik………………… ……..4
a. Pupuk ……………………… ………………………………..… … …….4
1. Pengertian Pupuk …………………………………………………..…… .4
2. Manfaat Pupuk Organik dan An organic ……………………. ……….7
3. Limbah Tanaman ………………………………………………………….10
b. Pestisida Organik
1. Pengertian Pestisida Organik ……………………………………………..15
2. Jenis Tanaman Sebagai Pestisida Organik ……………………………….15
3. Dampak Pestisida Kimia dan Organik ………………………………….. 17
4. Rangkuman ………………………………………………………… …… ……19
5. Tugas Terstruktur …………………………………………… ……...…… ……20
6. Forum Diskusi …………………………………………………………… ……..20
C. Penutup
1. Tes Sumatif …………………………………………………………… ………..20
2. Kunci Jawaban ……………………………………………… …………………..21
3. Daftar Pustaka ……………………………………… ………………….. 22
ii
Daftar Gambar
iii
A. Pendahuluan
1. Deskripsi Singkat
Pupuk merupakan penyubur tanaman yang ditambahkan ke tanah untuk menyediakan
senyawaan unsur yang diperlukan oleh tanaman. Pupuk merupakan bahan yang diberikan
kedalam tanah dengan tujuan untuk menggantikan unsur hara yang hilang. Sedangkan dalam
proses budidaya tanaman, pemupukan perlu dilakukan karena adanya kehilangan unsur hara
di dalam tanah akibat terbawa hasil panen maupun akibat adanya pencucian oleh aliran air.
Banyak petani yang tidak memahami atau mengabaikan ilmu dalam menggunakan
pupuk anorganik maupun pestisida. Mereka kurang memperhatikan dampaknya. Sebagai
contoh dampak dari penggunaan pupuk anorganik yang tidak diimbangi pemberian pupuk
organik dapat merusak tanah. Pupuk anorganik dapat merusak keseimbangan unsur hara
dalam tanah dan dapat menurunkan pH tanah. Kekhawatiran masyarakat adalah kerusakan
lingkungan yang disebabkan oleh kegiatan pertanian, khususnya yang berkaitan dengan
bahaya kesehatan akibat penggunaan bahan anorganik pertanian .
Dalam proses budidaya, seringkali ditemukan kendala dan masalah yang mengganggu
proses perkembangan tanaman, terutama kendala yang disebabkan oleh organisme
pengganggu tanaman (OPT). Kendala tersebut dapat diatasi dengan mengaplikasikan suatu
bahan yang dapat mengendalikan OPT tersebut yang disebut dengan pestisida.
Permasalahan secara spesifik adalah “Bagaimana memilih dan menggunakan pupuk
yang aman terhadap unsur hara tanah, tanaman, dan Kesehatan manusia?” Bagaimana
memanfaatkan tanaman-tanaman yang bisa di jadikan sebagai alternatif pestisida organic?
Beberapa upaya dilakukan untuk menanggulangi permasalahan di atas. Sistem tanaman
alternatif telah dikembangkan dan diantaranya pertanian organik yang telah dikembangkan
dibanyak negara . Salah satu upaya untuk meningkatkan produksi tanaman per satuan luas
lahan adalah melalui penggunaan pupuk yang memiliki daya guna tinggi dengan
memanfaatkan bahan berharga murah dan mudah didapat dengan menggunakan teknologi
yang dapat diterapkan oleh petani yang membutuhkannya.
Selain itu ada banyak jenis pestisida yang dapat diaplikasikan di lahan , akan tetapi
yang paling dianjurkan karena dampak yang dapat ditimbulkannya terutama bagi lingkungan
dan Kesehatan relative kecil. Pestisida tersebut adalah pestisida organik/hayati.
1
Pestisida Organik merupakan pilihan pengendalian yang aman dan ramah lingkungan.
Pestisida organik yang paling umum digunakan adalah organisme hidup, yang bersifat toksik
terhadap OPT sasaran.
Pupuk dan pestisida organik merupakan solusi yang dapat dikembangkan untuk
mengeliminasi berbagai dampak negatif yang dapat timbulkan oleh bahan-bahan
kimia/anorganik. Meskipun demikian, bahan-bahan organik tersebut tentu memiliki
kekurangan dibandingkan bahan kimia. Namun kekurangan tersebut bukanlah suatu alasan
yang kuat untuk tidak menerapkan bahan-bahan organik dalam berbagai proses budidaya
tanaman.
Adapun pembahasan pada Modul 6 Kegiatan Belajar 1 Agribisnis Pupuk dan Pestisida
organik penulis tuangkan dalam peta konsep dibawah ini :
Agribisnis
Pupuk dan
Pestisida
Organik
Pupuk Pestisida
Organik
Namun demikian, perlu juga disadari bahwa keuntungan dan manfaat ganda
diatas
yang tidak didapatkan dalam pemakaian murni dengan pupuk anorganik/buatan/kimia.
Langkah terbaik adalah mengkombinasikan pemakaian pupuk kimia dengan pupuk
organik secara tepat sehingga tujuan awal untuk menambah kesuburan tanah dan
peningkatan produktiftas tanaman pertanian terbukti nyata, atau penggabungannya
disebut dengan Fisika, Kimia dan Biologi.
Adapun manfaat pupuk anorganik pada tanaman diantaranya :
Karbon (C) : komponen dari semua senyawa organik, seperti gula, protein, dan
asam-asam organic.
Hidrogen (H) : komponen senyawa organik, seperti gula, protein, dan asam-asam
organik.
Oksigen (O) : komponen senyawa organik, seperti gula, protein, dan asam-asam
organik.
Nitrogen (N) : penyusun klorofil, asam- amino, protein, asam-asam nukleat, dan
asam-asam organik.
Fosfor (P) : penyusun asam nukleat, ATP (penting dalam transfer energi), sebagai
bahan penyusun inti sel, lemak dan protein, memacu pertumbuhan akar dan
pembentukan sistem perakaran, dan mempercepat pembungaan dan pemasakan
buah.
Kalium atau potasium (K) : aktivator lebih dari 50 enzim, tidak menjadi penyusun
struktur tanaman, memperlancar foto sintesa, sebagai katalisator dalam tranformator
tepung, gula dan lemak tanaman.
Belerang/Sulfur: penyusun asam amino sistein dan metionin, protein, enzim 11
Kalsium (Ca) : kalsium pektat untuk perkembangan dinding sel, kofaktor enzim,
calmodulin (2nd messenger)
Magnesium (Mg) : penyusun klorofil, kofaktor enzim ATP-ase
Besi atau ferum (Fe) : reaksi biokimia pembentuk klorofil, sitokrom, porfirin,
kofaktor katalase & peroksidase
Mangan (Mn) : kofaktor reaksi enzimatik yang melibatkan ATP & enzim dalam
fotosintesis
Tembaga atau cuprum (Cu) : kofaktor enzim dalam reaksi terang fotosintesis
(sistem transport elektron)
Seng (Zn) : aktivator enzim, sintesis IAA
Molibdenum (Mo) : penyusun enzim nitrogenase, nitrat reductase
Klor (Cl) : berperan dalam reaksi terang fotosintesis
Boron (B) : penting dalam translokasi fotosintat.
3. Limbah Tanaman
Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki iklim basah. Beberapa jenis tanah dengan
bahan induk bantuan sedimen dan bahan induk alluvial memiliki kesuburan tanah yang
cukup rendah. Tanah masam, kandungan organik rendah, kandungan aluminium yang cukup
tinggi. Untuk itu diperlukan upaya untuk mengembalikan kesuburan tanah sehingga
produktivitas tanaman menjadi meningkat. Lahan pertanian yang saat ini diintesifikasi secara
terus-menerus
oleh petani. Lahan pertanian menjadi kurus dan kekurangan unsur hara. Limbah Agribisnis
Pupuk dan Pestisida Organik/hayati pertanian yang selama ini tidak dimanfaatkan atau
kurang dimanfaatkan disebabkan kurangnya pengetahuan petani terhadap kegunaan atau
manfaatnya. Sebaliknya, justru limbah pertanian sangat dibutuhkan oleh tanah. Hal ini
diperlukan sebab banyak kandungan dari sisa–sisa tanaman atau limbah pertanian yang
berguna untuk memperbaiki kesuburan tanah.
Terdapat peluang sisa panen tanaman pangan menjadi pupuk organik. Berdasarkan
hasil penelitian ahli di bidang ini menunjukkan bahwa hasil panen padi berupa jerami dapat
menjadi pupuk kompos sebesar 50%. Pada tanaman Jagung dapat menghasilkan sisa limbah
pertanian seperti batang, daun, dan tongkol kering hingga 8-10 ton/ha. Tanaman pangan
lainnya seperti kacang tanah menghasilkan biomass hingga 4 ton/ha dan tanaman kacang
kedelai maupun kacang hijau dapat menghasilkan 2 ton/ha.
Tanaman perkebunan juga memiliki peluang mengubah sisa panen menjadi pupuk
organik. Tanaman kelapa sawit akan menghasilkan limbah berupa tandan kosong sawit
(TKS) dalam jumlah besar. Limbah pertanian dari sawit memiliki kandungan hara yang
cukup tinggi disebabkan kaya hara N, P, K, dan Mg. Dalam 1 ton TBS akan menghasilkan
200 kg tandan kosong sawit (TKS).
(a) Pupuk Kompos
Ada beberapa limbah pertanian yang dapat diolah menjadi Pupuk Organik. Pupuk
organik yang dapat diterapkan pada lahan pertanian adalah kompos, pupuk kandang,
azola, pupuk hijau, limbah industri, limbah perkotaan atau limbah rumah tangga.
Pengomposan merupakan cara menyediakan pupuk organik yang sudah lama dilakukan.
Sama halnya dengan pupuk kandang, petani tradisional sudah lama memanfaatkan
kotoran ternak sebagai pupuk kandang. Secara sederhana, pengomposan dapat dilakukan
dengan memanfaatkan sampah pekarangan dan kotoran ternak.
Jerami juga sangat bagus dijadikan kompos, selain mengandung bahan-bahan
organik yang dapat menyuburkan tanah, hara-hara yang terangkut oleh jerami pada saat
panen dapat dikembalikan lagi ke lahan sawah, sehingga diharapkan dapat mengurangi
penggunaan pupuk buatan meskipun masih perlu penambahan pupuk buatan.
Pembuatan kompos jerami biasanya membutuhkan waktu yang cukup lama untuk
melapuk bila dibandingkan dengan bahan kompos mudah lapuk lainnya. Prinsip
pembuatan kompos pada dasarnya adalah menumpukkan bahan-bahan organik dan
membiarkannya terurai menjadi bahan-bahan yang mempunyai nisbah C/N rendah
sebelum digunakan sebagai pupuk.
Struktur bahan-banah yang akan dibut kompos tidak boleh terlalu kasar. Bahan-bahan
seperti jerami, bahkan pangkasan pupuk hijau sebaiknya di potong-potong menjadi
potongan yang lebih halus.
Bahan-bahan yang miskin nitrogen (N) harus dicampur dengan bahan yang kaya N,
juga dengan bahan yang banyak mengandung jasad renik, misalnya pupuk kandang,
humus,dan lain sebagainya. Kadang-kadang juga diberi sedikit pupuk N buatan.
Cara penumpukkan bahan kompos
Bahan untuk kompos ditumpuk berlapis-lapis di atas tanah. Tiap lapisan setebal
30 cm, dan tinggi total penumpukkan sekitar 1.5 meter dengan luas lapisan lebih
kurang 2 x 3 meter.
Untuk mempercepat proses penguraian, pada setiap lapisan dapat diberi kapur
atau abu dapur. x
Tumpukkan kompos harus cukup basah dan terlindung dari cahaya matahari dan
hujan. Kemudian setiap minggu tumpukkan di bongkar untuk dibalik dan
ditumpuk kembali. Dengan jalan demikian perubahan di dalam tumpukan dapat
merata. Setelah 3-4 kali pembalikan dan penumpukan kembali akan di peroleh
kompos yang sudah masak.
Pupuk kompos dapat juga digunakan untuk membuat media tanam polybag atau pot
untuk sayuran organik. Untuk membuat media tanam tersebut, pupuk kompos dipadukan
dengan tanah, serta arang sekam. Sebelum pupuk kompos yang telah matang digunakan,
kompos diayak terlebuh dahulu sehingga menjadi butiran halus. Tanah, kompos, dan
arang sekam kemudian dicampur secara merata dengan komposisi 2 bagian tanah, 1
bagian kompos, dan 1 bagian arang sekam (2:1:1). Setelah pencampuran merata, maka
media tanam sudah dapat digunakan. Pada beberapa referensi, adapula ditemukan yang
menggunakan komposisi 1 : 1 : 1. Hal ini sangat tergantung kondisi tanah dan jenis
tanaman yang dibudidayakan.
(b) Pupuk Bokashi
Bokashi adalah suatu kata dalam bahasa jepang yang berarti “Bahan organik yang
telah difermentasikan” jadi pupuk organik bokashi merupakan hasil fermentasi bahan
organik dari limbah pertanian (kotoran ternak, jerami padi, sekam padi, serbuk gergaji,
sampah, rumput dan lain-lain) yang diolah dengan menggunakan aktifator Effektif
Microorganisme4 (EM4).
Manfaat Pupuk Organik Bokashi :
Menggemburkan tanah.
Menghasilkan unsur hara mikro dan makro yang cepat terserap oleh perakaran
tanaman.
Mencegah timbulnya jamur pada pupuk kandang dan tanah lingkungan tanaman.
Merangsang pertumbuhan yang cepat dengan populasi maksimal.
Mengurangi penggunaan pupuk kimia 50% sampai 70%.
Menekan populasi perkembangan hama atau bakteri patogen sehingga mengurangi
penggunaan insektisida, pestisida maupun fungisida
14
B. Pestisida Organik
1. Pengertian Pestisida Organik
Pestisida organik merupakan ramuan obat-obatan untuk mengendalikan hama dan
penyakit tanaman yang dibuat dari bahan-bahan alami. Bahan-bahan untuk membuat
pestisida organik diambil dari tumbuhan-tumbuhan, hewan dan mikroorganisme. Karena
dibuat dari bahan-bahan yang terdapat di alam bebas, pestisida jenis ini lebih ramah
lingkungan dan lebih aman bagi kesehatan manusia.
2. Jenis- jenis tanaman sebagai pestisida organik
Perkembangan potensi pestisida nabati sampai saat ini sangat signifikan. Terdapat
ribuan jenis tumbuhan yang telah diketahui mengandung bahan pestisida. Di Indonesia,
ada sekitar ratusan jenis tumbuhan yang mengandung bahan pestisida. Beberapa jenis
tumbuhan tersebut yang dapat dimanfaatkan melalui teknologi yang sederhana, antara
lain: daun tanaman gamal (Gliricidia sepium); ranting dan kulit pacar cina (Aglaia
odorata); umbi gadung (Dioscorea hispida); akar, batang, dan daun tembakau (Nicotiana
tabacum); daun dan biji mimba (Azadirachta indica); biji srikaya (Annona squamosa);
biji sirsak (Annona glabra); akar tuba (Derris eliptica); bunga piretrum (Chrysantenum
cineraria efolium); daun dan biji mindi (Melia azadirach); daun sirih hutan (Piper sp.);
biji jarak (Ricinus communis); daun papaya (Carica papaya), serta masih banyak
lainnya.
Bagian tumbuhan yang diambil untuk bahan pestisida organik biasanya
mengandung zat aktif dari kelompok metabolit sekunder seperti alkaloid, terpenoid,
fenolik dan zat-zat kimia lainnya. Bahan aktif ini bisa mempengaruhi hama dengan
berbagai cara seperti penghalau (repellent), penghambat makan (anti feedant),
penghambat pertumbuhan (growth regulator), penarik (attractant) dan sebagai racun
mematikan. Sedangkan, pestisida organik yang terbuat dari bagian hewan biasanya
berasal dari urin. Beberapa mikroorganisme juga diketahui bisa mengendalikan hama
yang bisa dipakai untuk membuat pestisida. Potensi sumber pestisida nabati bukan
hanya dari tumbuhan segar seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, tetapi dapat pula
diperoleh dari limbah beberapa jenis tanaman. Salah satu contoh adalah limbah batang
tembakau yang merupakan limbah dari industri rokok. Limbah batang tembakau tersebut
diekstrak kemudian dibuat menjadi pestisida nabati. Pestisida nabati tersebut 28
Agribisnis Pupuk dan Pestisida Organik/hayati kemudian diaplikasi untuk mengatasi
hama yang menyerang tanaman sayuran .
Limbah tanaman berupa campuran kulit jengkol, limbah cabai (cabai busuk) dan
urin sapi dapat diolah menjadi insektisida nabati. Kandungan alkaloid dan fenolik
pestidida alami ini dapat melindungi tanaman dari serangan hama seperti semut, ulat,
serangga kecil dan menyuburkan tanah karena mengandung fosfor (P) (kulit jengkol
mengandung fosfor) serta mengandung unsur hara nitrogen (N) yang tinggi dari urin
ternak yang digunakan dalam pembuatan pestisida.
Gambar 5. Cara Membuat pestisida organic
Sumber : https://www.sampulpertanian.com/2017/08/5-jenis-tumbuhan-
yang-bisa-dijadikan.html
16
3. Dampak Pestisida Kimia dan Pestisida Organik
Penggunaan pestisida khususnya pestisida kimia untuk mengendalikan hama
tanaman telah banyak dilakukan oleh para petani secara berlebihan. Secara ekonomis,
penggunaan pestisida kimia memang dapat mengamankan produksi pertanian karena
sangat efektif dan praktis. Praktis dalam pengertian mudah dikerjakan siapa saja dan
kapan saja (Gambar 6). Meskipun demikian, penggunaan pestisida kimia terus-menerus
dan berlebihan juga akan menimbulkan berbagai masalah lingkungan yang akan
merugikan manusia dan makhluk hidup lainnya.
Dampak pemberian pestisida kimia secara terus menerus antara lain, sebagai
berikut.
1) Dapat meracuni manusia dan hewan domestic
2) Meracuni organisme yang berguna, misalnya musuh alami hama, lebah dan serangga
yang membantu penyerbukan, dan satwa liar yang mendukung fungsi kelestarian
alam.
3) Pencemaran lingkungan
4) Menimbulkan hama yang resisten/kebal terhadap pestisida.
5) Menimbulkan peristiwa meningkatnya populasi hama setelah diperlakukan dengan
pestisida tertentu.
6) Menyebabkan terjadinya ledakan hama sekunder dan hama potensial.
7) Memerlukan biaya yang mahal karena sifat ketergantungan keberhasilan budidaya
tanaman pada pestisida.
Dengan adanya dampak negatif yang sangat mengganggu tersebut, maka
penggunaan pestisida hayati khususnya pestisida nabati mulai banyak berkembang
dan menjadi salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk mengatasinya. Pestisida
nabati memanfaatkan senyawa bioaktif alamiah yang berasal dari tumbuhan. Pada
tumbuhan, selain senyawa primer (primaty metabolite), metabolismenya juga akan
menghasilkan senyawa sekunder (secondary metabolite) seperti fenol, alkaloid,
terpenoid, dan senyawa lain. Salah satu fungsi dari senyawa-senyawa sekunder
tersebut adalah sebagai sistem pertanahan terhadap serangan hama. Senyawa-
senyawa inilah yang nantinya dapat dimanfaatkan sebagai pestisida.
17
4. Rangkuman
Pupuk dan pestisida organik merupakan solusi yang dapat dikembangkan untuk
mengeliminasi berbagai dampak negatif yang dapat timbulkan oleh bahan-bahan
kimia/anorganik. Meskipun demikian, bahan-bahan organik tersebut tentu memiliki
kekurangan dibandingkan bahan kimia. Namun kekurangan tersebut bukanlah suatu alasan
yang kuat untuk tidak menerapkan bahan-bahan organik dalam berbagai proses budidaya
tanaman.
a. Untuk menjadikan tanaman pertumbuhannya menjadi lebih baik, tanah tidak menjadi
miskin unsur hara, kesehatan manusian tetap terjaga, maka para petani harus memiliki
keilmuan pengetahuan, pemahaman ketrampilan seata kemampuan mengembangkan
dalam mengantisipasi tanaman tetap baik dan tanah tetap terjaga kesuburannya.
Berbagai jenis pupuk anorganic banyak dipergunakan sebagai alternatif untuk dipilih,
dipadukan dengan pupuk organic seperti pupuk kompos atau pupuk bokashi agar
kesuburan tanah tetap terjaga.
b. Mengantipasi penggunaan pestisida kimia secara berlebihan, dapat dengan cara
memanfaatkan bahan tanamana baik dari batang, akar, daun, umbi ataupun biji dari
tanaman tertentu, yang mengandung unsur zat aktif dari kelompok metabolit sekunder
seperti alkaloid, terpenoid, fenolik dan zat-zat kimia lainnya, dengan cara
mengekstraksi bagian tanaman tersebut untuk kemudian diaplikasikan di lapangan
sebagai pengganti pestisida kimia.
19
5. Tugas Terstruktur
Setelah selesai membaca materi utama Modul Agribisnis Ekologi Organik Kegiatan Belajar 1
Agribisnis Pupuk dan Pestisida Organik selesaikanlah tugas berikut untuk menambah wawasan dan
pemahaman anda.
Jika anda akan melakukan praktik budidaya tanaman sayur organik, maka secara otomatis
bahan yang digunakan berasal bahan pupuk maupun pestisida organik.
Buatlah prosedur dan Langkah kerja yang akan anda lakukan berkenaan dengan kegiatan
praktek tersebut, yang berkenaan dengan pengaplikasian bahan organik pupuk dan pestisida
organik yang anda pilih.
Dari hasil praktek yang telah anda peroleh buatlah laporan yang tersusun dalam bentuk paragraph
kemudian jawablah pertanyaan- pertanyaan berikut:
1. Apa yang anda temukan dalam praktek tersebut?
2. Apa yang akan anda lakukan dalam praktek tersebut?
3. Apa hasil yang anda dapatkan berdasarkan analisa dari praktek tersebut ?
6. Forum Diskusi
Salah satu jenis dari pestisida organik adalah ekstrak dari biji tanaman
kecubung
Diskusikan dengan teman anda, tentang pestisida organic tersebut
Kemukakan kelebihan dan kelemahan pestisida organik tersebut.
C. Penutup
1. Test Sumatif
1) Ada beberapa pernyataan :
(i) Sebagai bio fertilizer
(ii) Sebagai bio decomposer
(iii) Sebagai bahan alami
(iv) Sebagai pelarut Phospat.
Diantara empat pernyataan di atas, berdasar hasil analisis saudara yang merupakan
manfaat dari mikroorganisme pembuatan pupuk organic adalah :
A. i dan ii
B. ii dan iii
C. iii dan iv
D. i dan iv
E. i, ii dan iii
2) Pupuk organik adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup,
seperti pelapukan sisa -sisa tanaman, hewan, dan manusia. Pupuk organik
mengandung banyak bahan organik daripada kadar haranya. Banyak manfaat yang
dapat diperoleh dari pupuk organic. Dari hasil mengevaluasi manfaat pupuk organic
dan pupuk an organic, berikut yang bukan keunggulan dari pupuk organic, adalah :
A. Memobilisasi atau menjembatani hara yang sudah ada di tanah
B. Berperan dalam pelepasan hara tanah secara perlahan dan diskontinu .
C. Pupuk organik membantu menjaga kelembaban tanah dan mengurangi tekanan
D. Tegangan struktur tanah pada akar-akar tanaman
E. Pupuk organik dapat meningkatkan struktur tanah
3) Pak Ahmad melakukan budidaya tanaman cabai. Ternyata tanaman cabai pak Ahmad
diserang oleh penyakit antraknosa. Sehingga pak Ahmad melakukan penyemprotan
dengan pestisida kimia. Tindakan Pak Ahmad jika dilakukan terus menerus bukan
merupakan solusi yang terbaik, karena dampak yang ditimbulkan oleh penggunaan
pestisida kimia tersebut. Dari penjelasan di atas, yang bukan termasuk Dampak
pemberian pestisida kimia secara terus menerus :
A. Dapat meracuni manusia dan hewan domestic
B. Pencemaran lingkungan
C. Mematikan organisme yang berguna, misalnya musuh alami hama,
D. Menimbulkan hama yang rentan terhadap pestisida
E. Menyebabkan ledakan hama sekunder
4) Ada beberapa jenis tanaman yang dapat dijadikan sebagai alternatif pestisida
organic, karena tanaman tersebut mengandung zat alkaloid tertentu yang diprediksi
dapat mengurangi populasi OPT jika diaplikasikan di lahan budidaya. Berdasarkan
hasil seleksi saudara terhadap jenis tanaman yang bisa digunakan sebagai alternatif
pestisida organic, kelompok jenis tanaman manakah yang tidak termasuk jenis
tanaman pestisida organik:
A. Dioscorea hispida; Nicotiana tabacum, Datura metel
B. Nicotiana tabacum, Carica papaya, Ricinus comunis
C. Azadirachta indica, Anona muricata, Carica papaya
D. Annona squamosa, Derris eliptica, Pipper sp
E. Brassica oleraceae, Datura metel, Melia azadirach
5) Dalam membuat limbah-limbah tanaman menjadi pupuk yang bermanfaat, misalnya
dibuat menjadi kompos, ada beberapa syarat yang harus saudara perhatikan. Dari
kelima syarat di bawah ini yang tidak memenuhi syarat dalam membuat pupuk
kompos adalah :
A. Struktur bahan-bahan sepeti jerami, pangkasan pupuk hijau yang akan dibuat
kompos tidak boleh terlalu halus.
B. Bahan-bahan yang miskin nitrogen (N) harus dicampur dengan bahan yang kaya
N, juga dengan bahan yang banyak mengandung jasad renik,
C. Bahan untuk kompos ditumpuk berlapis-lapis di atas tanah. Tiap lapisan setebal
30 cm, dan tinggi total penumpukkan sekitar 1.5 meter dengan luas lapisan lebih
kurang 2 x 3 meter.
D. Untuk mempercepat proses penguraian, pada setiap lapisan dapat diberi kapur
atau abu dapur.
E. Tumpukkan kompos harus cukup basah dan terlindung dari cahaya matahari dan
hujan.
Kunci Jawaban :
1. E
2. B
3. D
4. E
5. A
Daftar Pustaka
Natsir,Nur Alim., Salim dan Haldun 2017. Pupuk Organik. Yogyakarta., Pendidikan
Deepublish
Pernata, A.S. 2010. Meningkatkan Hasil Panen dengan Pupuk Organik. Jakarta : AgroMedia
Pustaka
Wibowo., 2017. Panduan Praktis Penggunaan Pupuk dan Pestisida. Jakarta., Penebar Swadaya
https://alamtani.com/cara-membuat-kompos/
http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/77744/Mengenal-PupukDan-Rekomendasi-
Pemupukan-Wilayah/
https://id.wikipedia.org/wiki/Pupuk.
http://kkn.undip.ac.id/?p=47460
https://pertanian.pontianakkota.go.id/artikel/51-mengenal-pupuk-tanaman.html
https://www.greenplanet.co.id/index.php/post/69/Pengertian+Pupuk+Organik
http://www.penyuluhcawas.web.id/2017/12/aplikasi-pestisida-tanaman-kedelai.html.
https://www.sampulpertanian.com/2017/08/5-jenis-tumbuhan- yang-bisa-dijadikan.html
22