Makalah - Sejarah - Turun - Dan - Penulisan - Al-Q (Repaired)
Makalah - Sejarah - Turun - Dan - Penulisan - Al-Q (Repaired)
PENDAHULUAN
Dari segi turunnya Al-Qur’an dan penulisan Al-Qur’an terdapat pula beberapa
perbedaan pendapat para ahli. Dari beberapa perbedaan pendapat tersebut, para ahli
kemudian mengkaji lebih mendalam dari segi pengertian Al-Qur’an, sejarah
turunnya Al-Qur’an, penulisan serta rasm Al-Qur’an pada masa Nabi Muhammad
SAW serta Khulafaur Rasyidin dan bagaimana proses penyempurnaan Al-Qur’an
pada masa setelah para Khulafaur Rasyidin telah wafat.
PEMBAHASAN
Nama-nama Al-Qur’an :
Qur'an :
Sesungguhnya Qur'an ini memberi petunjuk kepada jalan yang lebih lurus dan
memberi kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan amal
shaleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.
Kitab :
3
Furqan:
Q.S. Al-furqan ayat 1
Mahasuci Allah yang telah menurunkan al-furqan kepada hambanya, agar dia
menjadi pemberi peringatan kepada semesta alam.
Zikir:
Tanzil :
Dan sesungguhnya Qur'an ini tanzil (diturunkan) dari tuhan semesta alam.
Qur'an dan al-kitab lebih populer dari nama nama yang lain. Dalam hal ini
Dr. Muhammad Abdullah Daraz berkata:"Ia dinamakan Qur'an karena ia "dibaca
" dengan lisan, dan dinamakan al-kitab karena ia"ditulis" dengan pena. Kedua
nama ini menunjukkan makna yang sesuai dengan kenyataannya."2
Dengan penjagaan ganda ini yang oleh Allah telah ditanamkan kedalam jiwa
umat Muhammad untuk mengikuti langkah Nabi-Nya, maka Qur'an tetap terjaga
dan terjamin terpeliharanya Qur'an, seperti difirmankan-Nya dalam Surah Al-
Hijr ayat 9.
Nur(cahaya)
Mubin(yang menerangkan)
Mubarak(Yang diberkati)
Busyara(khabar gembira)
'Aziz(yang mulia)
Majid(yang dihormati)
3
5
Q.S. Al-Furqan:32
Q.S. Al-Isra’:106
Dan Al-Qur’an itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu
membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya
bagian demi bagian.
6
Maka (apakah) barangkali kamu akan membunuh dirimu karena bersedih
hati setelah mereka berpaling, sekiranya mereka tidak beriman kepada
keterangan ini (Al-Quran).
7
4
Prof. Dr. Rosihon Anwar,Ulum quran, (Jakarta:Pustaka Setia, 2015), 48-49.
Dia-lah yang mengutus pada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara
mereka yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka
dan mengajarkan mereka kitab dan hikmah (as-Sunnah). Dan sesungguhnya
mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata.
Diantara sahabat yang hafal al-Qur’an ketika Rasulullah saw. Masih hidup
adalah Abdullah bin Mas’ud, Salim bin Ma’qil (budak Abu Hudhaifah yang
telah dimerdekakan), Mu’ad bin Jabal, Ubai bin Ka’ab, Zayd bin Thabit, Abu
Zayd bin Sakan al-Ansari, dan Abu Darda’. Ketujuh sahabat itu telah hafal
8
seluruh isi al-Qur’an di luar kepala dan telah menunjukkan hafalannya didepan
Nabi saw.
Cara kedua dalam upaya pemeliharaan al-Qur’an dimasa Nabi saw adalah
dengan cara penulisan. Pemeliharaan al-Qur’an secara tertulis dapat diperoleh
dari kisah masuk islamnya Umar bin Khattab. Umar masuk islam pada waktu
empat tahun menjelang hijrahnya Nabi saw ke Madinah.
Para penulis wahyu tersebut diperintah oleh Nabi saw untuk menuliskan
setiap wahyu yang diterimanya dan meletakkan urut-urutannya sesuai dengan
petunjuk Nabi saw berdasarkan petunjuk Tuhan melalui Jibril a.s (tauqifi). Ayat-
ayat al-Qur’an itu ditulis di atas berbagai macam benda, antara lain; lempengan
batu, potongan tulang-belulang binatang, kulit binatang, pelepah kurma dan
sebagainya.
Setelah itu tulisan-tulisan tersebut disimpan di dalam rumah Nabi saw dalam
kondisi belum terhimpun dalam suatu mushaf. Disamping itu para penulis
wahyu juga menulis ayat-ayat al-Qur’an untuk pribadi masing-masing yang
dapat menjamin al-Qur’an tetap terpelihara secara lengkap dan murni, walaupun
sarana tulis menulis masih sangat sederhana.5
Mushaf al Qur’an yang di terbitkan oleh Zayd bin Thabit dan timyaitu
disimpan oleh Abu Bakar r.a.Setelah Abu Bakar r.a wafat , mushaf tersebut
disimpan oleh ummar bin khatab r.a.. sebelum wafat ummar berpesan
kepada putrinya yang bernama hafsah agar menyimpan mushaf al-qur’an
itu. Amanat tersebut diberikan kepada hafsah dengan pertimbangan bahwa
hafsah adalah istri nabi Muhammad s.a.w yang hafal al-qur’an dan pandai
baca tulis.
10
2. Pada Masa Usman Bin Affan
Pada masa pemerintahan khalifah usman wilayah islam semakin luas dan
para qurra’ pun tersebar diberbagai wilayah para qurra mengajarkan baca
al-qur’an dengan bacaan (qiroah) yang berbeda-beda sesuai dengan yang
mereka terima dari para gurunya. Pada sewaktu-waktu, dalam perang
Armenia dan Azerbaijan dengan penduduk irak, diantara orang-orang yang
menyerbu kedua tempat itu adalah, hudhayfah bin alyaman. Dalam
pertemuan itu mengetahui adanya perbedaan bacaan al-qur’an sebagaian
mereka merasaheran akan adanya perbedaan bacaan itu, dan sebagian
mengklaim bacaan nya yang paling benar teatapi sebagian lainnya ada yang
merasa puas karena mengetahui bahwa perbedaan-perbedaan itu
disandarkan kepada Rasulullah s.a.w. kondisi seperti itu tidak dapat
dibiarkan karena hal itu akan menimbulkan keraguan bagi generasi yang
tidak bertemu langsung dengan Rasulullah s.a.w.Jjenderal kudhayfah yang
mengetahui hal itu mengajukan usul kepada khalifah Ustman r.a. agar
segera mengusahakan keseragaman bacaan al-qur’an dengan jalan
menyeragamkan penulisan Al qur’an.
10
Ahmad Izzan, Ulumul Qur’an, Bandung: Humaniora,2011. 110
11 16
Hasanuddin AF, Anatomi Al-Quran Perbedaan dan Pengaruhnya Terhadap Istimbath Hukum Dalam
Al-Qur’an (Cet, I; Jakarta: PT. Raja Grafindo, 1995), 86.
tersebut karena pola penulisan itu hanyalah simbol pembacaan yang
tidak akan mempengaruhi makna Al-Qur’an.12
C.Sebagian Ulama lainnya mengatakan, bahwa Al-Qur’an dengan
rasm imla’I dapat dibenarkan, tetapi khusus bagi orang awam. Bagi
para ulama atau yang memahami rasm Usmani tetap wajib
mempertahankan keaslian rasm tersebut. Pendapat diperkuat Al-
Zarqani dengan mengatakan bahwa rasm imla’I diperlukan untuk
menghindarkan ummat dari kesalahan membaca Al-Qur’an,
sedangkan rasm Usmani di perlukan untuk memelihara keaslian
mushaf Al-Qur’an .
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Qur'an dikhususkan sebagai nama bagi kitab yang diturunkan kepada Muhammad saw.
19
15
Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Quran, Al-Quran dan Terjemahnya (Surabaya: Mahkota,1989),
16
Sehingga Qur'an menjadi nama khas kitab itu, sebagai nama diri. Dan secara gabungan
kata itu dipakai untuk nama Qur'ansecara keseluruhan, begitu juga untuk penamaan
ayat-ayatnya.
Al-Qur’an yang diturunkan secara bertahap oleh Allah kepada Nabi Muhammad SAW
ternyata mempunyai banyak hikmah salah satunya yakni menguji ketabahan Rasulullah.
Penulisan Al-Qur’an pada masa Rasulullah SAW yakni ditulis di tempat-tempat yang
telah dianggap lazim namun sederhana seperti lempengan batu, potongan tulang-
belulang binatang, kulit binatang, pelepah kurma dan sebagainya, kemudian disimpan di
rumah Rasul sendiri agar tetap terjaga keotentikannya.
Pada masa Khulafaur Rasyidin penulisan telah dibukukan dan dirancang dalam bentuk
mushaf khususnya pada masa Abu Bakar dan Umar bin Khattab dan dilanjutkan pada
khalifah Ustman dan Ali hingga penulisan Al-Qur’an menjadi lebih sempurna dengan
tulisan arab yang mempunyai tanda baca seperti yang telah kita jumpai pada zaman
sekarang ini.
DAFTAR PUSTAKA
Shihab, M. Quraish. Sejarah dan Ulum Qur’an. Cet.III. Jakarta: Pustaka Firdaus, 2001.
Tim Reviewer MKD UIN Sunan Ampel Surabaya, Studi Al-Qur’an. Surabaya: UINSA
Press, 2014.
21