Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH ASPEK HUKUM EKONOMI DAN BISNIS

BENTUK USAHA DAN KAIDAH HUKUMNYA

(FIRMA, CV DAN KOPERASI)

DI SUSUN OLEH :

1. RISMA TRI AMALIA 190421628810


2. WIGE TINA CAHYANI 190421628863

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI
JANUARI 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan kemudahan kepada kami dalam menyelesaikan tugas penulisan
makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa rahmat-Nya berupa pengetahuan, kita
tidak dapat menyelesaikan penulisan makalah ini dengan baik.

Adapaun tujuan penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas Bu.Sulikah


pada mata kuliah Kemampuan Dasar Mengajar. Selain itu tujuan penulisan
makalah ini untuk menambah pengetahuan kami tantang Kemampuan dalam
membuka, menutup dan menjelaskan dalam mengajar. Terimakasih juga kami
ucapkan kepada teman-teman yang telah menyumbangkan ide-ide kreatif untuk
penulisan makalah ini sehingga dapat terselesai dengan baik dan tepat waktu.

Kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada


pembaca untuk menambah pengetahuannya. Namun, kami menyadari bahwa
dalam penulisan makalah kami masih jauh darikata sempurna, sehingga kami
membutuhkan kritik dan saran yang bisa membangun ide baru untuk kedepannya
sehingga membuat makalah dengan lebih baik.

Malang, 30 Januari 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ……………………………………………………………

Kata Pengantar ........................................................................................... ii

Daftar Isi ..................................................................................................... iii

Bab I Pendahuluan ..................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 1

1.3 Tujuan ........................................................................................... 1

Bab II Pembahasan ..................................................................................... 2

2.1 Bentuk Usaha ................................................................................. 2

2.2 Firma ............................................................................................. 3

2.3 Persekutuan Komanditer (CV) ....................................................... 5

2.4 Koperasi ........................................................................................ 7

2.5 Contoh Kasus Bentuk Usaha .......................................................... 9

Bab III Penutup .......................................................................................... 11

3.1 Kesimpulan ...................................................................................... 11

Daftar Pustaka ........................................................................................... 12

iii
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sekarang ini banyaknya perusahaan beroperasi yang membuat perusahaan
harus berhati-hati dan menciptakan kerja sama yang kondusif ,maka dari itu
perusahaan harus memiliki badan hukum/ usaha tertentu agar perusahaan
tersebut memiliki legalitas dalam menjalankan kegiatannya. Adanya badan
hukum perusahaan akan melindungi perusahaan dari segala tuntutan akibat
aktivitas perusahaan yang sedang dijalankannya . Karena badan hukum
perusahaan dapat memberikan kepastian akan peraturan, sehingga
kekhawatiran atas pelanggaran hukum akan terhindar, mengingat badan
hukum perusahaan memiliki rambu-rambu yang harus dipatuhi. Dengan
memiliki badan hukum, maka perusahaan akan memenuhi kewajiban dan hak
terhadap berbagai pihak yang berkaitan dengan perusahaan, baik yang ada di
input maupun di output perusahaan.
Badan usaha merupakan kesatuan yudiris, teknis dan ekonomis yang
bertujuan untuk mencari keuntungan. Badan usaha sering disamakan dengan
perusahaan, walaupun sebenarnya berbeda. Pendirian badan usaha sendiri
dikarenakan adanya krisis ekonomi yang melanda, banyaknya pengangguran
dan terbatasnya lapangan pekerjaan. Dengan didirikannya badan usaha
diharapkan perekonomian dapat meningkat dan mampu menciptakan
kemakmuran bagi masyarakat.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa pengertian bentuk usaha dan perusahaan
b. Apa pengertian dari FIRMA, CV, dan Koperasi beserta kaidah hukumnya
c. Apa hubungan antara bentuk usaha dan kaidah hukumnya
1.3 Tujuan
a. Memberikan pemahaman terkait FIRMA, CV dan Koperasi
b. Menambah wawasan mengenai kaidah hukum dari FIRMA, CV dan
Koperasi
c. Mengetahui contoh kasus bentuk usaha dan penyelesaiannya

1
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Bentuk Usaha

Suatu Badan usaha yang merupakan kesatuan yudiris, teknis dan ekonomis
yang bertujuan untuk mencari keuntungan. Usaha bisa didirikan oleh individu
ataupun sebuah perkumpulan orang tertentu dengan tujuan untuk
memperdagangkan suatu hal yang diperizinkan undang-undang yang berlaku.

a. Menurut Simatupang (2003), kegiatan bisnis dibedakan menjadi tiga


bidang usaha :
1. Kegiatan perdagangan, yaitu keseluruhan kegiatan jual beli yang
dilakukan oleh orang-orang atau badan-badan, yang berada di luar
mapun dalam negeri. Seperti : pabrik, agen dan toko.
2. Kegiatan Industri, yaitu kegiatan memproduksi barang yang nilainya
lebih berguna dari asalnya. Seperti : industry perhutanan,
perkebunan, pabrik makanan dan mesin.
3. Kegiatan Jasa, yaitu kegiatan yang menyediakan jasa-jasa yang
dilakukan baik prang maupun badan. Seperti : jasa perhotelan,
pengacara, dan asuransi jiwa.
b. Pengertian perusahaan menurut beberapa sumber, sebagai berikut :
1. Menurut Hukum
Perusahaan adalah mereka yang mencari keuntungan dengan
melakukan sesuatu yang mana mengeluarkan banyak modal, tenaga
kerja, yang dilakukan terus-menerus untuk mendapatkan penghasilan
dengan cara mengadakan perjanjian.
2. Menurut Mahkamah Agung
Perusahaan adalah seseorang yang mempunyai perusahaan, jika ia
berhubungan dengan keuntungan keuangan. Secara teratur
melakukan perbuatan-perbuatan yang berhubungan dengan
perjanjian.
3. Menurut Undang- Undang Nomor 3 tahun 1982

2
Perusahaan adalah sebuah bentuk usaha yang menjalankan setiap
jenis usaha, bersifat tetap dan terus menerus ketika sudah berdiri,
bekerja dan sudah berkedudukan dalam wilayah Negara Republik
Indonesia yang mana tujuannya adalah memperoleh keuntungan.
c. Berdasarkan jumlah pemiliknya perusahaan dibedakan menjadi :
1. Perusahaan Perseorangan, adalah seorang individu yang mendirikan
dan memiliki sebuah perusahaan swasta yang bukan berbadan
hukum, dan bisa berbentuk perusahaan dagang, jasa dan industri.
2. Perusahaan Persekutuan bukan badan hukum, adalah beberapa orang
pengusaha yang bekerja sama mendirikan perusahaan swasta. Serta
mempunyai sebuah perjanjian diantara pihak yang bekerjasama
untuk mencari keuntungan.
d. Perusahaan Berdasarkan Status Hukumnya
Berdasarkan bentuknya perusahaan terdapat menjadi dua jenis,
perusahaan yang berstatus badan hukum berupa perseroan terbatas (PT)
dan perusahaa yang tidak berbadan hukum yang berupa perusahaan
dagang, persekutuan firma dan persekutuan komanditer (CV). Dalam
kamus hukum versi Bahasa Indonesia, badan hukum diartikan sebagai
perkumpulan yang mana pendiriannya memakai akta auntentik yang
diperlakukan sebagai individu oleh hukum. Sebagai subjek hukum,
kewenangan pada hukum adalah melakukan perbuatan hukum sama
halnya orann, namun terbatas pada bidang hukum harta kekayaan.

2.2 FIRMA

Menurut pasal 16 KUHD persekutuan Firma merupakan persukutuan


yang dijalankan dengan memakai nama secara bersama, dan merupakan
bentuk khusus dari persekutuan perdata. Maksud kekhususan adalah dapat
menjalankan perusahaan dengan menggunakan nama bersama.

Persekutuan Firma didirikan oleh dua orang atau lebih dengan nama
bersama untuk menjalankan usaha dengan kemampuan yang sama, dan
memiliki anggota tidak terbatas, jadi laba ataupun kerugian dan resiko dari

3
badan usaha bisa ditanggung secara bersama-sama. Masing-masing anggota
firma akan menyerahkan kekayaan pribadi sesuai dengan akta yang tercantum
dalam pendirian perusahaan.

a. Ciri-ciri Firma :
1. Tidak terbatasnya resikio dan tanggung jawab pendiri
2. Dalam kegiatan usahanya memakai nama bersama
3. Biasanya antara anggota sekutu firma sudah saling mengenal dan
percaya
b. Pendirian Firma :
Dalam pasal 22 KUHD mengemukakan bahwa firma harus didirikan
dengan menggunakan akta autetik. Tapi akta tersebut tidak dapat
dikemukakan untuk merugikan pihak ketiga. Firma tersebut tinggal
Berdasarkan pasal 23 dan 28 KUHD mengemukakan bahwa setelah akta
pendiriian telah terbuat maka wajib didaftarkan pada panitera Pengadillan
Negeri bertempat.setelah itu akta pendirian harus diumumkan dalam
berita, sedangkan selama akta belum didaftarkan maka firma dianggap
sebagai persekutuan umum yang menjalankan macam-macam usaha.
Firma didirikan dengan waktu yang tidak terbatas dan semua anggota
memiliki wewenang untuk menandatangani surat firma sesuai pasal 29
KUHD.
c. Tanggung Jawab Ekstren Perusahaan Firma :
1. Perikatan yang dilakukan anggota sekutu diberi hak untuk bertindak
keluar mewakili persekutuan menjadi tanggung jawab semua sekutu
firma yang bersifat kekayaan pribadinya. Untuk itu semua perikatan
yang dibuat, meskipun yang membuat perikatan sekutu lain, termasuk
perikatan yang timbul karna merupakan perbuatan melawan hukum,
jika salah satu sekutu dapat melunasi kewajibannya pada pihak tiga
maka dapat membebaskan sekutu lainnya.
2. Perikatan yang yang dilakukan anggota sekutu yang tidak berhak
mewakili firma bertindak keluar akan menjadi tanggung jawab pribadi
sekutu yang sedang bersangkutan

4
d. Kelebihan Firma :
1. Tidak memerlukan akte, jadi pendiriaanya relatif mudah.
2. Semua keputusannya diambil bersama-sama, karna kemampuan
manajemen usaha lebih besar dari pembagian kerja.
3. Mudahnya dalam memperluas usahanya, karena jumlah modalnya
yang besar
e. Kekurangan Firma :
1. Tidak menentunya kelangsungan hidup perusahaan
2. Jika mengalami kerugian maka harus ditanggung jawab bersama
padahal kerugian disebabkan oleh satu pihak
3. Pemilik memiliki tanggung jawab yang tidak terbatas, karna bersifar
harta pribadi
f. Berakhirnya persekutuan Firma :
1. Adanya kehendak dari seorang atau anggota sekutu
2. Meninggalnya salah satu sekutu dan dinyatakan pailit
3. Sudah lewatnya waktu persekutuan perdata tersebut didirikan

2.3 Persekutuan Komanditer (CV)

Merupakan sebuah persekutuan yang didirikan oleh dua orang atua lebih.
untuk mencapai tujuan bersama dengan keterlibatannya yang berbeda-beda.
Secara singkat, dapat dikatakan bahwa CV merupakan suatu bentuk badan
usaha bisnis untuk Pendirian CV. Bentuk khusus dari persekutuan firma
adalah persekutuan perdata. Oleh sebab itu, prosedur pendirian CV sama
dengan persekutuan firma, yaitu pembuatan akta pendirian oleh notaris.

a. Dalam hal ini CV mengenal dua istilah yaitu:


1) Sekutu aktif yaitu anggota yang memimpin serta bertanggung
jawab secara keseluruhan atas utang- utang perusahaan.
2) Sekutu pasif/sekutu komanditer yaitu anggota yang sekedar
menanamkan modalnya untuk sekutu aktif dan tidak ikut campur

5
mengenai urusan operasional perusahaan. Sampai batas modal
yang ditanamkan, sekutu pasif bertanggung jawab atas semua
risiko yang terjadi.
1. Sekutu aktif atau sekutu komplementer
Hak dan kewajibannya:
a) Kewajiban mengurus CV.
b) Adanya kewajiban memasukkan uang ataupun kekayaan lain untuk
CV.
c) Menerima pembagian keuntungan.
2. Sekutu pasif atau sekutu komanditer
Hak dan kewajibannya:
a) Memiliki kewajiban kepada CV untuk menyerahkan uang atau
kekayaan lainya.
b) Dilarang melakukan pengurusan walaupun dengan menggunakan
surat kuasa.
c) Mendapatkan pembagian keuntungan.
b. Menurut Purwosutjipto, ada 3 macam CV yaitu:
1) CV diam-diam
Merupakan CV yang belom menyatakan sebagai CV kepada pihak
ketiga.
2) CV terang-terangan
Merupakan CV yang menyatakan sebagai CV kepada pihak ketiga
secara terang-terangan.
3) CV dengan saham
Merupakan CV terang-terangan dimana modal terdiri dari saham-
saham. Sama dengan CV terang-terangan, namun bedanya yaitu
pembentukan modalnya dengan cara mengeluarkan saham.
c. Kelebihan:
a) Membutuhkan modal yang lebih besar.
b) Dikarenakan CV cukup populer di Indonesia, untuk itu lebih
mudah mendapatkan tambahan dana.

6
c) Memiliki kemampuan manajemen yang lebih besar.
d) Dibandingkan dengan perseroan terbatas (PT), mendirikannya
relatif lebih mudah.
d. Kelemahan:
a) Sebagian dari anggota di CV memiliki tanggung jawab yang tidak
terbatas.
b) Tidak dapat ditentukan kelangsungan hidupnya.
c) Apabila modal sudah ditanamkan sulit untuk ditarik kembali,
utamanya bagi sekutu pimpinan.
e. Berakhirnya CV
Disebabkan oleh beberapa hal berikut:
1. Lamanya waktu untuk mendirikan CV.
2. Musnahnya barang atau sudah berakhirnya usaha yang menjadi tugas
pokok CV didirikan.
3. Keinginan dari seseorang atau beberapa orang sekutu.
4. Meninggal dunia salah seorang sekutu.

2.4 Koperasi

Adalah badan usaha yang kegiatannya berlandaskan prinsip koperasi,


juga sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berasaskan keluargaan.
Berdasarkan Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992
Tentang Perkoperasian “koperasi merupakan sebuah badan usaha yang
mempunyai anggota orang-orang atau badan hukum koperasi yang mana
kegiatannya berdasarkan dengan prinsip koperasi serta sebagai pengerak
ekonomi rakyat berrdasarkan asas kekeluargaan”.

Sudah banyak koperasi yang berdiri di Indonesia seperti, koperasi


simpan pinjam, koperasi produksi, koperasi konsumsi, dan lain sebagainya.
Sekarang sudah banyak koperasi yang tersebar diberbagai daerah di
Indonesia, dari yang dulunya dapat dihitung dengan jari. Hal tersebut karena
banyak anggota koperasi yang meningkatkan taraf kesejahteraan. Oleh itu

7
tujuan utama dari koperasi yaitu mensejahterakan anggotanya. Kepentingan
anggotanya yang diutamakan. Artinya adalah menitikberatkan anggotanya
bukan individu.
a. Kelebihan Koperasi :
1. Meningkatkan laba untuk kepentingan anggota merupakan tujan
dari prinsip pengelolaan. Contohnya koperasi pertanian yang
mendirikan sebuah pabrik penggilingan padi. Tujuannya adalah
laba/Sisa hasil Usaha yang diterima oleh koperasi akan dibagi
untuk anggotanya.
2. Dalam koperasi yang berperan sebagai konsumen dan produsen
adalah anggota koperasinya sendiri. Untuk itu agar dapat berjalan
lancar, anggotanya harus memiliki dua peran, anggota harus aktif
dalam menyimpan dan melakukan pinjaman di koperasi.
3. Dasar sukarela, orang yang ada dalam koperasi atau masuk menjadi
anggota atas dasar sukarela.
b. Kekurangan koperasi :
1. Modalnya terbatas. Kemungkinan untuk koperasi yang baru saja
berdiri akan mengalami sedikit kesulitan modal untuk bisa
berkembang.
2. Lemahnya daya saing, jika dibandingkan dengan badan usaha
besar lainnya.
3. Anggota yang memiliki kesadaran rendah dalam berkoperasi.
Contohnya, anggota yang tidak menyetorkan iuran wajib kepada
koperasi.
4. SDM yang ada terkadang kurang mempunyai keahlian sehingga
kurangnya kerjasama diantara pengurus, pengawas, dan
anggotanya.

8
c. Contoh Koperasi :
1. Koperasi jasa, adalah yang memberikan anggotanya fungsi pelayanan
jasa tertentu. Seperti, jasa asuransi, angkutan, pelatihan dan
pendidikan, dan lainnya.
2. Koperasi produksi adalah koperasi yang melakukan usaha
menghasilkan barang. Contohnya seperti, pakaian jadi, bahan
makanan, dan berupa hasil kerajinan.
3. Koperasi konsumsi adalah koperasi yang menyediakan barang untuk
semua anggotanya. Contohnya, bahan makanan, pakaian, alat tulis dan
berupa peralatan rumah tangga.
4. Koperasi unit desa (KUD) merupakan koperasi yang beranggotakan
masyarakat pedesaan. Kegiatannya terutama berkaitan dengan
pertanian atau perikanan. Usaha KUD antara lain: mendistribusikan
sarana produksi pertanian. Seperti, bibit tanaman, pupuk, obat
pemberantas hama, dan alat-alat pertanian.
5. Koperasi sekolah merupakan koperasi yang beranggotakan warga
sekolah. Biasanya menyediakan kebutuhan warga sekolah.
Contohnya, alat tulis menulis, makananan, dan lainnya.
6. Koperasi simpan pinjam merupakan koperasi yang anggotanya adalah
masyarakat baik sebagai produsen barang maupun konsumen. Usaha
koperasi ini adalah menghimpun dana dan menyediakan
modal/pinjaman untuk anggotanya. Dapat dianggap pula sebagai
koperasi jasa. Contohnya : Mitra Artha Sejahtera, Bina Usaha
Makmur, Koperindo, dan lainnya.

2.5 Contoh Kasus Bentuk Usaha :

“Diduga Menyuap, Bulog Ancam Cabut Izin Distribusi Gula CV SB”

Terkait adanya keputusan bahwa Perusahaan Umum Badan Urusan


Logistik (Perum Bulog) mengancam akan menghentikan kerja sama
dengan CV Semesta Berjaya (CV SB) terkait distribusi gula impor di

9
wilayah Sumatera Barat. Hal ini disampaikan Bulog untuk menyusul
Operasi Tangkap Tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
terhadap Direktur Utama CV SB Xaveriandy Sutanto (XSS) dan istrinya
Memi, yang diduga mencoba menyuap Rp100 juta ke Ketua Dewan
Perwakilan Daerah (DPD) Irman Gusman terkait pemberian jatah
distribusi 3 ribu ton gula impor. Bulog yang mendapatkan izin impor
gula untuk kemudian diteruskan ke masyarakat melalui Operasi Pasar
(OP) dan melalui kantor cabang resmi Bulog dan mitra Bulog, seperti
salah satunya CV SB. Agar verifikasi terstruktur terhadap mitra Bulog,
sebenarnya klasifikasinya juga sudah mendalam seperti profil
perusahaan, kemampuan jaringan, dan komitmen mitra untuk menjaga
harga gula. Akan tetapi hal tersebut masih belum adanya pihak yang
dapat mengontrol dengan benar. Bulog akan mendukung tindak lanjut
kasus dugaan suap kuota gula impor ini kepada KPK. Ketua Komisi
Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Syarkawi Rauf melihat kebijakan
impor gula kerap menjadi celah rawan bagi pelaku usaha untuk
melakukan korupsi,dan mengatakan bahwa pola pemberian kuota yang
diduga sarat korupsi. Hal ini memberikan insentif bagi calon pemegang
kuota impor untuk menyuap dalam jumlah sangat besar.

Dari kasus suap yang terjadi diatas kelompok kami mempunyai suatu
solusi atau upaya pencegahan kasus suap, yaitu dengan adanya kerja
sama pihak pemerintah, pihak yang berwajib dan perusahaan intern
untuk selalu melakukan kontrol dan melaksanakan pengecekan berulang-
ulang agar tidak adanya rawan kasus suap dan korupsi. Untuk mitra
Bulog seharusya menerapkan pengetatan aturan kerjasama dan izin
usaha.

Selain itu harus ada suatu program dimana penganggaran lebih


memiliki sistem yang lebih akuntabel seperti E- Planning dan E-
Budgettin

10
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Bentuk Usaha merupakan suatu Badan usaha yang merupakan kesatuan


yudiris, teknis dan ekonomis yang bertujuan untuk mencari keuntungan.
Berdasarkan jumlah pemiliknya perusahaan dibedakan menjadi Perusahaan
Perseorangan dan Perusahaan Persekutuan bukan badan hukum. Berdasarkan
bentuknya perusahaan terdapat menjadi dua jenis, perusahaan yang berstatus
badan hukum berupa perseroan terbatas (PT) dan perusahaa yang tidak
berbadan hukum yang berupa perusahaan dagang, persekutuan firma dan
persekutuan komanditer (CV). Firma merupakan persukutuan yang dijalankan
dengan memakai nama secara bersama, dan merupakan bentuk khusus dari
persekutuan perdata. Ciri-ciri Firma antara lain resiko dan tanggung jawab
pendiri yang tidak terbatas, menggunakan nama bersama, anggotanya sudah
saling kenal dan percaya. Firma memiliki beberapa kelebihan dan
kekurangan. Sedangkan CV merupakan sebuah persekutuan yang didirikan
oleh dua orang atua lebih. untuk mencapai tujuan bersama. CV mengenal dua
istilah yaitu sekutu aktif dan sekutu pasif. Setiap sekutu mempunyai hak dan
kewajibannya. CV sendiri memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan.
Koperasi merupakan badan usaha yang kegiatannya berlandaskan prinsip
koperasi, juga sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berasaskan keluargaan.
Koperasi memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Contoh Koperasi
sendiri antara lain, Koperasi jasa, Koperasi produksi, Koperasi konsumsi,
Koperasi unit desa (KUD), Koperasi sekolah, Koperasi simpan pinjam, dan
lain-lain.

11
DAFTAR PUSTAKA

Sartono, A. T. (2010). Revitalitasasi Kaidah Koperasi Dalam Sistem Ekonomi


Kerakyatan. Masalah-Masalah Hukum, 39(3), 245-252

Silondae, A.,A. (2011). Pokok – Pokok Hukum Bisnis. Salemba Empat: Jakarta

Sunyoto, D. (2015). Aspek Hukum Dalam Bisnis. Nuha Medika: Yogyakarta

://m.cnnindonesia.com/ekonomi/20160919150406-92-159414/diduga-menyuap-
bulog-ancam-cabut-izin-distribusi-gula-cv-sb

12

Anda mungkin juga menyukai