Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

“Om Swastyastu”

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang HyangWidhi Wasa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunian-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah yang
berjudul “Tahap-Tahap Pemberdayaan Masyarakat” ini dengan tepat waktu dan tanpa
ada halangan.

Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah Pengembangan


Keperawatan Jiwa. Selain itu, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
semua pembaca.

Oleh karena itu, kami mengharapkan segala kritik dan saran yang membangun dan
dapat menjadikan Makalah ini jauh dan lebih baik lagi.Kami mohon maaf atas kesalahan
maupun kekurangan di dalam penyusunan makalah ini.

“Om Santih, Santih, Santih Om”

Denpasar, 27 September 2018

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
LATAR BELAKANG 1
RUMUSAN MASALAH 1
TUJUAN PENULISAN 1
MANFAAT PENULISAN 2
BAB II PEMBAHASAN 3
PENGERTIAN PEMERDAYAAN MASYARAKAT 3
PENGERTIAN TAHAP-TAHAP PEMERDAYAAN MASYARAKAT 5
TAHAPAN PEMERDAYAAN MASYARAKAT 6
BAB III PENUTUP 11
KESIMPULAN 11
SARAN 11
DAFTAR PUSTAKA 12
SOAL 13

ii
TAHAP – TAHAP PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT

OLEH :

1. PUTU DIAH SANDI DEWI (P07120216029)


2. I MADE DWI TRESNA SAPUTRA (P07120216030)
3. KETUT YUNI HANDAYANI (P07120216031)
4. ANNISA PRATIWI (P07120216032)

TINGKAT 3A/ SEMESTER V

D4 KEPERAWATAN

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pemberdayaan masyarakat adalah proses pembangunan dimana masyarakat
berinisiatif untuk memulai proses kegiatan sosial untuk memperbaiki situasi dan kondisi
diri sendiri. Disisi lain salah satu kata kunci pdada saat ini yang sering didengungkan oleh
semua lapisan masyarakat adalah kata peningkatan sumber daya manusia. Kata tersebuta
mempunyai makna lebih spesifik lagi menyangkut bagaimana mengangkat kondisi
masyarakat yang ada menjadi lebih baik dimasa mendatang.
Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya untuk mentrasformasikan pertumbuhan
masyarakat sebagai kekuatan nyata masyarakat, untuk melindungi dan memperjuangkan
nila-nila- dan kepentingan didalam arena aspek-aspek kehidupan. Pemberdayaan
masyarakat mempunyai arti meningkatkan kemampuan atau meningkatkan kemandirian
masyarakat dan bukan hanya meliputi penguatan individu tetapi juga pranata-pranata
sosial

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pengertian pemberdayaan masyarakat ?
2. Apakah pengertian tahap-tahap pemberdayaan masyarakat ?
3. Bagaimana tahapan pemberdayaan masyarakat ?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui pengertian pemerdayaan masyarakat.
2. Untuk mengetahui tahap-tahap pemerdayaan masyarakat.
3. Untuk mengetahui tahapan pemberdayaan masyarakat.

D. MANFAAT PENULISAN
1. Manfaat Teoretis
Penulisan makalah ini dapat menambah kajian pustaka mengenai tahap-tahap
pemerdayaan masyarakat
2. Manfaat Praktis
Makalah ini dapat dijadikan sebagai pedoman awal bagi mahasiswa keperawatan atau
tenaga kesehatan (perawat) yang nantinya dapat dipraktikan di lingkungan masyarakat
1
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PEMERDAYAAN MASYARAKAT

Pengertian pemberdayaan masyarakat menurut Pemerintah Republik Indonesia dalam


hal ini Kementrian Koordinasi Kesejahteraan Rakyat ketika membahas soal Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri, mengutarakan bahwa pemberdayaan
masyarakat adalah upaya untuk menciptakan atau meningkatkan kapasitas masyarakat, baik
secara individu maupun berkelompok, dalam memecahkan berbagai persoalan terkait upaya
peningkatan kualitas hidup, kemandirian, dan kesejahteraannya. Pemberdayaan masyarakat
memerlukan keterlibatan yang besar dari perangkat pemerintah daerah serta berbagai pihak
untuk memberikan kesempatan dan menjamin keberlanjutan berbagai hasil yang dicapai.

Menurut Shardlow sebagaimana yang dikutip oleh Isbandi, melihat bahwa berbagai
pengertian yang ada mengenai pemberdayaan pada intinya membahas bagaimana individu,
kelompok ataupun komunitas berusaha mengontrol kehidupan mereka sendiri dan
mengusahakan untuk membentuk masa depan sesuai dengan keinginan mereka.

Dari dua definisi tentang pemberdayaan di atas, jadi dapat disimpulkan bahwa
pemberdayaan masyarakat merupakan sebuah proses yang direncanakan, dirancang,
kemudian diimplementasikan oleh negara sebagai fasilitator melalui aparat-aparatnya dengan
masyarakat sebagai pelaku sekaligus objek dari proses ini guna membantu menyelesaikan
segala bentuk permasalahan yang berada di lingkungan masyarakat melalui program-program
kerja kemudian memandirikan masyarakat agar bisa menyelesaikan permasalahan yang ada
di lingkungannya secara berkesinambungan. Sehingga masyarakat dapat mengatasi segala
bentuk permasalahan yang ada dengan baik secara mandiri untuk kemudian dapat
mengembangkan diri ke arah yang lebih baik, baik dalam hal kesejahteraan, kualitas hidup,
dan lain-lain.

Pengertian Pengembangan Masyarakat menurut PBB (1956) adalah : “Proses dimana


warga masyarakat bersatu dengan pejabat pemerintah untuk memperbaiki kondisi ekonomi,
sosial dan budaya masyarakat, untuk mengintergrasikan kehidupan masyarakat lokal ke
dalam kehidupan bangsa guna memungkinkan memberikan sumbangan secara penuh
terhadap kemajuan bangsanya”.

2
Dalam pengertian yang lebih luas, pemberdayaan masyarakat merupakan proses
untuk memfasilitasi dan mendorong masyarakat agar mampu menempatkan diri secara
proporsional dan menjadi pelaku utama dalam memanfaatkan lingkungan strategisnya untuk
mencapai suatu keberlanjutan dalam jangka panjang.
Proses pemberdayaan masyarakat terkait erat dengan faktor internal dan eksternal.
Tanpa mengecilkan arti dan peranan salah satu faktor, sebenarnya kedua faktor tersebut
saling berkontribusi dan mempengaruhi secara sinergis dan dinamis. Faktor internal sangat
penting sebagai salah satu wujud self-organizing dari masyarakat namun kita juga perlu
memberikan perhatian pada faktor eksternalnya.
Seperti yang dilaporkan Deliveri (2004:1), proses pemberdayaan masyarakat
mestinya juga didampingi oleh suatu tim fasilitator yang bersifat multidisplin. Tim
pendamping ini merupakan salah satu external factor dalam pemberdayaan masyarakat.
Peran tim pada awal proses sangat aktif tetapi akan berkurang secara bertahap selama proses
berjalan sampai masyarakat sudah mampu melanjutkan kegiatannnya secara mandiri. Dalam
operasionalnya inisiatif tim pemberdayaan masyarakat (PM) akan pelan-pelan dikurangi dan
akhirnya berhenti. Peran tim PM sebagai fasilitator akan dipenuhi oleh pengurus kelompok
atau pihak lain yang dianggap mampu oleh masyarakat.
Waktu pemunduran tim PM tergantung kesepakatan bersama yang telah ditetapkan
sejak awal program antara tim PM dan warga masyarakat. Berdasarkan beberapa pengalaman
dilaporkan bahwa pemunduran Tim PM dapat dilakukan minimal 3 tahun setelah proses
dimulai dengan tahap sosialisasi. Walaupun tim sudah mundur, anggotanya tetap berperan,
yaitu sebagai pensehat atau konsultan bila diperlukan oleh masyarakat.

B. TUJUAN PEMERDAYAAN MASYARAKAT


Tujuan yang ingin dicapai dari pemberdayaan adalah untuk membentuk individu dan
masyarakat menjadi mandiri. Kemandirian tersebut meliputi kemandirian berpikir, bertindak
dan mengendalikan apa yang mereka lakukan tersebut. Lebih lanjut perlu ditelusuri apa yang
sesungguhnya dimaknai sebagai suatu masyarakat yang mandiri. Kemandirian masyarakat
adalah merupakan suatu kondisi yang dialami masyarakat yang ditandai oleh kemampuan
untuk memikirkan, memutuskan serta melakukan sesuatu yang dipandang tepat demi
mencapai pemecahan masalah-masalah yang dihadapi dengan mempergunakan daya dan
kemampuan yang terdiri atas kemampuan kognitif, konatif, psikomotorik, dengan
pengerahan sumber daya yang dimiliki oleh lingkungan internal masyarakat tersebut, dengan
demikian untuk menuju mandiri perlu dukungan kemampuan berupa sumber daya manusia
3
yang utuh dengan kondisi kognitif, konatif, psikomotorik dan afektif, dan sumber daya
lainnya yang bersifat fisik- material.
Pemberdayan masyarakat hendaklah mengarah pada pada pembentukan kognitif
masyarakat yang lebih baik. Kondisi kognitif pada hakikatnya merupakan kemampuan
berpikir yang dilandasi oleh pengetahuan dan wawasan seorang atau masyarakat dalam
rangka mencari solusi atas permasalahan yang dihadapi. Kondisi konatif merupakan suatu
sikap perilaku masyarakat yang terbentuk yang diarahkan pada perilaku yang sensitif
terhadap nilai-nilai pembangunan dan pemberdayaan. Kondisi afektif adalah merupakan
sense yang dimiliki oleh masyarakat yang diharapkan dapat diintervensi untuk mencapai
keberdayaan dalam sikap dan perilaku. Kemampuan psikomotorik merupakan kecakapan
ketrampilan yang dimiliki masyarakat sebagai upaya pendukung masyarakat dalam rangka
melakukan aktivitas pembangunan.
Terjadinya keberdayaan pada empat aspek tersebut (kognitif, konatif, afektif dan
psikomotorik) akan dapat memberikan kontribusi pada terciptanya kemandirian masyarakat
yang dicita-citakan, karena dengan demikian dalam masyarakat akan terjadi kecukupan
wawasan yang dilengkapi dengan kecakapan ketrampilan yang memadai, diperkuat oleh rasa
memerlukan pembangunan dan perilaku sadar akan kebutuhannya tersebut, untuk mencapai
kemandirian masyarakat diperlukan sebuah proses. Melalui proses belajar maka masyarakat
secara bertahap akan memperoleh kemampuan/ daya dari waktu ke waktu, dengan demikian
akan terakumulasi kemampuan yang memadai untuk mengantarkan kemandirian mereka,
apa yang diharapkan dari pemberdayaan yang merupakan visualisasi dari pembangunan
sosial ini diharapkan dapat mewujudkan komunitas yang baik dan masyarakat yang ideal
(Ambar Teguh, 2004: 80-81).
Tujuan Pelaksanaan Pemberdayaan Masyarakat :
Berikut adalah tujuan pelaksanaan pemberdayaan masyarakat yaitu :

 Menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang.


Di sini titik tolaknya adalah pengenalan bahwa setiap manusia, setiap masyarakat, memiliki
potensi yang dapat dikembangkan
 Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki masyarakat
 Meningkatkan taraf pendidikan, derajat kesehatan, dan akses pada sumber-sumber
kemajuan ekonomi seperti modal, teknologi, informasi, lapangan kerja, dan pasar.

4
 Perluasan prasarana dan sarana seperti sistem irigasi, akses transportasi, listrik, hingga
bangunan sosial seperti sekolah dan layanan kesehatan yang dapat dijangkau oleh seluruh
lapisan masyarakat.
 Ketersediaan lembaga-lembaga pendanaan, pelatihan, dan pemasaran terutama pada desa
tertinggal.
 Meningkatkan kemandirian dan swadaya masyarakat untuk memajukan kehidupan
mereka menjadi lebih baik secara berkelanjutan.

C. MANFAAT PEMERDAYAAN MASYARAKAT


Manfaat yang diharapkan dari program pemberdayaan masyarakat biasanya dikaji dari sudut
pandang ekonomi belaka. Hal ini memang penting, tetapi manfaat ekonomi hanya akan bisa
berkelanjutan jika masyarakat sendiri memiliki dan mengelola kegiatan. Pendekatan
pemberdayaan pada awalnya terpusat pada perubahan sosial dan organisasi yang dibutuhkan
bagi masyarakat agar mampu memegang kendali. Ini akan mendukung:
1. Peningkatan kesejahtaraan jangka waktu panjang yang berkelanjutan
2. Peningkatan penghasilan dan perbaikan penghidupan di masyarakat dan kelompok
dengan penghasilan kecil
3. Peningkatan penggunaan sumber-sumber pengembangan secara efektif dan efisien
4. Program pengembangan dan pemberian pelayanan yang lebih efektif, efisien dan
terfokus pelanggan
5. Proses pengembangan yang lebih demokratis

D. MODEL PEMERDAYAAN MASYARAKAT


E. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)

Posyandu merupakan jenis UKBM yang paling memasyarakatkan saat ini.


Gerakan posyandu ini telah berkembang dengan pesat secara nasional sejak tahun
1982. Saat ini telah populer di lingkungan desa dan RW diseluruh Indonesia.
Posyandu meliputi lima program prioritas yaitu: KB, KIA, imunisasi, dan
pennaggulangan diare yang terbukti mempunyai daya ungkit besar terhadap
penurunan angka kematian bayi. Sebagai salah satu tempat pelayanan kesehatan
masyarakat yang langsung bersentuhan dengan masyarakat level bawah, sebaiknya
posyandu digiatkan kembali seperti pada masa orde baru karena terbukti ampuh
mendeteksi permasalahan gizi dan kesehatan di berbagai daerah. Permasalahn gizi

5
buruk anak balita, kekurangan gizi, busung lapar dan masalah kesehatan lainnya
menyangkut kesehatan ibu dan anak akan mudah dihindarkan jika posyandu kembali
diprogramkan secara menyeluruh.

Kegiatan posyandu lebih dikenal dengan sistem lima meja yang meliputi:

Meja 1 : pendaftaran

Meja 2 : penimbangan

Meja 3 : pengisian kartu menuju sehat

Meja 4 : penyuluhan kesehatan, pemberian oralit, vitamin A dan tablet besi

Meja 5 : pelayanan kesehatan yang meliputi imunisasi, pemeriksaan kesehatan


dan pengobatan serta pelayanan keluarga berencana.

Salah satu penyebab menurunnya jumlah posyandu adalah tidak sedikit jumlah
posyandu diberbagai daerah yang semula ada sudah tidak aktif lagi.

F. Pondok Bersalin Desa (Polindes)

Pondok bersalin desa (Polindes) merupakan salah satu peran serta masyarakat
dalam menyediakan tempat pertolongan persalinan pelayanan dan kesehatan ibu serta
kesehatan anak lainnya. Kegiatan pondok bersalin desa antara lain melakukan
pemeriksaan (ibu hamil, ibu nifas, ibu menyusui, bayi dan balita), memberikan
imunisasi, penyuluhan kesehatan masyarakat terutama kesehatan ibu dan anak, serta
pelatihan dan pembinaan kepada kader dan mayarakat.

Polindes ini dimaksudkan untuk menutupi empat kesenjangan dalam KIA,


yaitu kesenjangan geografis, kesenjangan informasi, kesenjangan ekonomi, dan
kesenjangan sosial budaya. Keberadaan bidan di tiap desa diharapkan mampu
mengatasi kesenjangan geografis, sementara kontak setiap saat dengan penduduk
setempat diharapkan mampu mengurangi kesenjangan informasi. Polindes
dioperasionalkan melalui kerja sama antara bidan dengan dukun bayi, sehingga tidak
menimbulkan kesenjangan sosial budaya, sementara tarif pemeriksaan ibu, anak, dan
melahirkan yang ditentukan dalam musyawarah LKMD diharapkan mamou
mengurangi kesenjangan ekonomi.

6
G. LANGKAH PEMERDAYAAN MASYARAKAT
1. Seleksi Lokasi/ Wilayah

Seleksi wilayah dilakukan sesuai dengan kriteria yang disepakati oleh lembaga,
pihak-pihak terkait dan masyarakat. Penetapan kriteria penting agar pemilihan lokasi
dilakukan sebaik mungkin, sehingga tujuan pemberdayaan masyarakat akan tercapai seperti
yang diharapkan.

2. Sosialisasi Pemberdayaan Masyarakat

Sosialisasi merupakan upaya mengkomunikasikan kegiatan untuk menciptakan dialog


dengan masyarakat. Melalui sosialisasi akan membantu untuk meningkatkan pemahaman
masyarakat dan pihak terkait tentang program dan atau kegiatan pemberdayaan masyarakat
yang telah direncanakan.

Proses sosialisasi menjadi sangat penting karena akan menentukan minat atau
ketertarikan masyarakat untuk berpartisipasi (berperan dan terlibat) dalam program
pemberdayaan masyarakat yang dikomunikasikan.

3. Proses Pemberdayaan Masyarakat

Hakekat pemberdayaan masyarakat adalah untuk meningkatkan kemampuan dan


kemandirian masyarakat dalam meningkatkan taraf hidupnya. Dalam proses tersebut,
masyarakat bersama-sama melakukan hal-hal berikut:

a. Mengidentifikasi dan mengkaji potensi wilayah, permasalahan serta peluang-


peluangnya.
Kegiatan ini dimaksudkan agar masyarakat mampu dan percaya diri dalam
mengidentifikasi serta menganalisa keduanya, baik potensi maupun
permasalahannya. Pada tahap ini diharapkan dapat diperoleh gambaran
mengenai aspek sosial, ekonomi dan kelembagaan. Proses ini meliputi:
1)   Persiapan masyarakat dan pemerintah setempat untuk melakukan
pertemuan awal dan teknis pelaksanaannya,
2)    Persiapan penyelenggaraan pertemuan,
3)    Pelaksanaan kajian dan penilaian keadaan, dan
4)     Pembahasan hasil dan penyusunan rencana tindak lanjut.
b. Menyusun rencana kegiatan kelompok, berdasarkan hasil kajian meliputi:

7
1) Memprioritaskan dan menganalisa masalah-masalah
2)  Identifikasi alternatif pemecahan masalah yang terbaik
3)  Identifikasi sumberdaya yang tersedia untuk pemecahan masalah
4)        Pengembangan rencana kegiatan serta pengorganisasian
pelaksanaannya

c. Menerapkan rencana kegiatan kelompok


Rencana yang telah disusun bersama dengan dukungan fasilitasi dari
pendamping selanjutnya diimplementasikan dalam kegiatan yang konkrit
dengan tetap memperhatikan realisasi dan rencana awal.
Termasuk dalam kegiatan ini adalah pemantauan pelaksanaan dan
kemajuan kegiatan menjadi perhatian semua pihak, selain itu juga dilakukan
perbaikan jika diperlukan.
d. Memantau proses dan hasil kegiatan secara terus-menerus secara partisipatif
(participatory monitoring and ecaluation/ PME).
PME ini dilakukan secara mendalam pada semua tahapan pemberdayaan
masyarakat agar prosesnya berjalan dengan tujuannya. PME adalah suatu
proses penilaian, pengkajian dan pemantauan kegiatan, baik prosesnya
(pelaksanaan) maupun hasil dan dampaknya agar dapat disusun proses
perbaikan kalau diperlukan.
4. Pemandirian Masyarakat
Berpegang pada prinsip pemberdayaan masyarakat yang bertujuan untuk
memandirikan masyarakat dan meningkatkan taraf hidupnya, maka arah pemandirian
masyarakat adalah berupa pendampingan untuk menyiapkan masyarakat agar benar-benar
mampu mngelola sendiri kegiatannya.
Tahapan kegiatan pemberdayaan masyarakat dapat dibagi menjadi beberapa tahapan,
yaitu:
a. Penetapan dan pengenalan wilayah kerja
b. Sosialisasi kegiatan, yaitu upaya mengkomunikasikan rencana kegiatan
pemberdayaan masyarakat yang akan dilakukan di wilayah tersebut
c. Penyadaran masyarakat, yaitu kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk
menyadarkan masyarakat tentang “keberadaannya”, baik secara individu dan
anggota masyarakat, maupun kondisi lingkungannya yang menyangkut
lingkungan fisik/ teknis, sosial-budaya, ekonomi dan politik
d.  Pengorganisasian masyarakat
e. Pelaksanaan kegiatan
f. Advokasi kebijakan

8
g.  Politisasi, yang dalam arti terus-menerus memelihara dan meningkatkan posisi
tawar melalui kegiatan politik praktis

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dalam rangka pencapaian kemandirian kesehatan, pemberdayaan masayrakat


merupakan unsur penting yang tidak bisa diabaikan. Pemberdayaan kesehatan di bidang
kesehatan merupakan sasaran utama dari promosi kesehatan. Masyarakat merupakan salah
satu dari strategi global promosi kesehatanpemberdayaan (empowerment) sehingga
pemberdayaan masyarakat sangat penting untuk dilakukan agar masyarakat sebagai primary
target memiliki kemauan dan kemampuan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan.

Pengertian Pemberdayaan masyarakat adalah suatu upaya atau proses untuk


menumbuhkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat dalam mengenali,
mengatasi, memelihara, melindungi dan meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri.
Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan adalah upaya atau proses untuk menumbuhkan
kesadaran kemauan dan kemampuan dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan.
Memampukan masyarakat, “dari, oleh, dan untuk” masyarakat itu sendiri.

B. SARAN
Penulis sangat mengharapkan agar makalah ini dapat menjadi acuan dalam
mempelajari tentang Tahapan Pelaksanaan Pemberdayaan Masyarakat Untuk Mendukung
Upaya-Upaya Peningkatan Taraf Hidup Masyarakat. Dan harapan penulis makalah ini tidak
hanya berguna bagi penulis tetapi juga berguna bagi semua pembaca. Terakhir dari penulis
walaupun makalah ini kurang sempurna penulis mengharapkan kritik dan saran untuk
perbaikan di kemudian hari.

9
DAFTAR PUSTAKA

Adedokun, O.M. C.W, Adeyamo, and E.O. Olorunsula. 2010. The Impact of Communication
on Community Development. J Communication

Chalid, Pheni. 2005. Otonomi Daerah Masalah, Pemberdayaan dan Konflik. Penebar


Swadaya. Cetakan pertama. Jakarta.

Mubarak, Z. 2010. Evaluasi Pemberdayaan Masyarakat Ditinjau Dari Proses


Pengembangan Kapasitas Pada Program PNPM Mandiri Perkotaan Di Desa Sastrodirjan
Kabupaten Pekalongan.Tesis.Program Studi Magister Teknik Pemberdayaan Wilayah Dan
Kota. Undip. Semarang.

Notoatmodjo, S. (2007). Promosi kesehatan & ilmu perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.

Rusmanto, Joni. 2013. Gerakan Sosial Sejarah Perkembangan Teori Kekuatan dan


Kelemahannya.Zifatama Publishing. Sidoarjo.

Shucksmith, Mark. 2013. Future Direction in Rural Development. Carnegie UK Trust.


England.

Soetomo. 2006. Strategi-strategi Pembangunan Masyarakat, Yogyakarta: Penerbit Pustaka


Pelajar.

Suharto  E.  2005.  Membangun  Masyarakat Memberdayakan  Rakyat.  Kajian  Strategi 


Pembangunan  Kesejahteraan  Sosial  dan  Pekerjaan  Sosial.  Bandung: PT Refika
Aditama.

DAFTAR PUSTAKA

10
Adedokun, O.M. C.W, Adeyamo, and E.O. Olorunsula. 2010. The Impact of Communication
on Community Development. J Communication

Chalid, Pheni. 2005. Otonomi Daerah Masalah, Pemberdayaan dan Konflik. Penebar


Swadaya. Cetakan pertama. Jakarta.

Mubarak, Z. 2010. Evaluasi Pemberdayaan Masyarakat Ditinjau Dari Proses


Pengembangan Kapasitas Pada Program PNPM Mandiri Perkotaan Di Desa Sastrodirjan
Kabupaten Pekalongan.Tesis.Program Studi Magister Teknik Pemberdayaan Wilayah Dan
Kota. Undip. Semarang.

Notoatmodjo, S. (2007). Promosi kesehatan & ilmu perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.

Rusmanto, Joni. 2013. Gerakan Sosial Sejarah Perkembangan Teori Kekuatan dan


Kelemahannya.Zifatama Publishing. Sidoarjo.

Shucksmith, Mark. 2013. Future Direction in Rural Development. Carnegie UK Trust.


England.

Soetomo. 2006. Strategi-strategi Pembangunan Masyarakat, Yogyakarta: Penerbit Pustaka


Pelajar.

Suharto  E.  2005.  Membangun  Masyarakat Memberdayakan  Rakyat.  Kajian  Strategi 


Pembangunan  Kesejahteraan  Sosial  dan  Pekerjaan  Sosial.  Bandung: PT Refika
Aditama.

11

Anda mungkin juga menyukai