Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Photon Vol. 8 No.

1, Oktober 2017

POTENSI SILASE KULIT JAGUNG


SEBAGAI BAHAN PAKAN FERMENTASI

Rahmiwati Hilma, Agustina Wulandari, Wahyuningsih


Fakultas MIPA dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Riau
Jln. Tuanku Tambusai Ujung No. 1 Pekanbaru 28285
UPT Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang Disdagkop UKM Provinsi Riau
e-mail: rahmiwatihilma@umri.ac.id

ABSTRAK
Sumber daya perikanan darat saat ini sangat menjanjikan untuk mencukupi kebutuhan nasional akan bahan pangan
berbasis protein tinggi. Pakan merupakan salah satu unsur penting dalam kegiatan budidaya yang menunjang
pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan budidaya. Mahalnya harga pakan dapat diatasi salah satunya dengan
membuat pakan buatan sendiri menggunakan metode yang sederhana dengan memanfaatkan sumber-sumber bahan
baku yang murah, mudah didapat, mudah diolah dan mengandung zat gizi yang diperlukan. Pada pembuatan pakan
diharapkan menghasilkan pakan yang memiliki kandungan gizi yang tinggi, salah satu caranya adalah dengan
fermentasi. Pembuatan pakan ikan fermentasi pada penelitian ini diawali dengan pembuatan silase kulit jagung
menggunakan probiotik ikan yang telah diaktifasi menggunakan molase dan dilanjutkan dengan pencampuran silase
kulit jagung dengan batang pisang, kotoran kambing, dedak padi, abu sekam dan probiotik ikan yang telah diaktifasi
dengan 3 variasi komposisi (pakan A, B, C) dan difermentasi selama 28 hari. Data yang diperoleh dianalisis secara
statistic menggunakanan alisis Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan perbedaan antara perlakuan diuji dengan uji
Tukey. Analisisuji F pada variasi 3 komposisi menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05) terhadap kadar air, abu,
protein, lemak, serat dan karbohidrat. Pakan C fermentasi merupakan komposisi terbaik dengan kadar air 78,36 ±
78,36 %, kadar abu 10,69 ± 0,06 %, kadar protein 4,15 ± 0,05 %, kadar lemak 0,56 ± 0,01 %, kadar serat 3,03 ± 0,01
% dan kadar karbohidrat 3,30 ± 0,00 %.

Kata kunci: fermentasi, kulitjagung, pakan, probiotik, silase

1. PENDAHULUAN dengan memanfaatkan bahan kimia maupun


Sumber daya perikanan darat saat ini sangat secara mikrobiologi secara tidak langsung dapat
menjanjikan untuk mencukupi kebutuhan digunakan sebagai bahan pakan hewan (Wiyatno
nasional akan bahan pangan berbasis protein at al.,, 2010).
tinggi. Pakan merupakan salah satu unsur penting Limbah jagung berupa kulit jagung atau
dalam kegiatan budidaya yang menunjang klobot jagung sampai saat ini pemanfaatannya
pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan masih kurang maksimal, padahal jumlahnya
budidaya. Pakan pada kegiatan budidaya sangat melimpah ruah. Jika dibakar
umumnya adalah pakan komersial yang menimbulkan pencemaran udara, jika dibuang ke
menghabiskan sekitar 60-70% dari total biaya sungai menyebabkan banjir, tumpukannya bisa
produksi. Umumnya harga pakan ikan yang menyebabkan sarang penyakit. Kulit jagung
terdapat di pasaran relatif mahal. Hal inilah yang mengandung gula yang cukup banyak sehingga
menyebabkan pentingnya pakan sehingga perlu sangat potensial untuk dijadikan silase karena
dilakukan penelitian untuk memperbaiki nilai kadar gulanya cukup tinggi (Anggraeny et al.,
nutrisi pakan yaitu dengan proses pengawetan 2005; 2006).
seperti silase (Faharuddin, 2014) dan Pada pembuatan pakan diharapkan
penambahan probiotik melalui proses fermentasi menghasilkan pakan yang memiliki kandungan
(Arief, et al., 2014). gizi yang tinggi. Salah satu caranya adalah
Bahan alternatif yang murah dan mudah dengan fermentasi. Salah satu mikroorganisme
didapat salah satunya adalah limbah organik. yang sering digunakan dalam proses fermentasi
Berdasarkan teknologi yang sudah ada, adalah probiotik ikan yang merupakan spesies
pengkayaan bahan pakan berasal dari limbah umum yang banyak digunakan dalam fermentasi

FMIPA-UMRI 137
Vol. 8 No.1, Oktober 2017 Jurnal Photon

pakan. Proses fermentasi dapat meningkatkan Tempat dan Waktu Penelitian


kadar protein, menurunkan kadar serat kasar dan Pelaksanaan penelitian ini akan dilaksanakan
menurunkan kadar HCN yang terdapat pada kulit selama lebih kurang enam bulan, tempat
singkong (Pratiwi, 2015). Pada penelitian penelitian dilaksanakan pada di Laboratorium
sebelumnya Setyono. H. (2007) melakukan Kimia FMIPA Universitas Muhammadiyah Riau
fermentasi pada pakan ternak dengan jerami padi dan di Laboratorium Makanan dan Minuman
sebagai substrat menggunakan probiotik ikan UPT Pengujian Dan Sertifikasi Mutu Barang
selama 14 hari, dilanjutkan penambahan Disdagkop UKM Provinsi Riau.
probiotiknya pada hari ke-15 dan difermentasi Populasi dan Sampel
lagi sampai 28 hari. Dari hasil didapatkannya Dalam penelitian ini yang menjadi populasi
peningkatan kandungan protein dan penurunan adalah bahan pakan fermentasi adalah kulit
kandungan serat kasar. jagung, dedak padi, abu sekam, batang pisang,
Tujuan Penelitian dari penelitian ini adalah: kotoran kambing dan probiotik ikan. Sedangkan
1. Mengetahui bahwa pengolahan limbah kulit sampel yang diambil diantaranya:
jagung, dan limbah organik lainnya (dedak 1. Kulit jagung didapat dari salah satu pasar di
padi, abu sekam, batang pisang, pupuk Pekanbaru
kandang kambing) dan probiotik ikan 2. Dedak padi didapat dari salah satu toko
sebagai agen mikroba dapat digunakan penjualan pakan di Pekanbaru
sebagai sebagai pakan pasta. 3. Abu sekam didapat dari salah satu pasar di
2. Mengetahui variasi kombinasi yang paling Pekanbaru
baik dari pengolahan limbah kulit jagung, 4. Batang pisang didapat dari batang pisang
dan limbah organik lainnya (dedak padi, abu yang tumbuh di Pekanbaru
sekam, batang pisang, pupuk kandang 5. Kotoran kambing didapat dari salah satu
kambing) secara fermentasi untuk pembuatan peternakan di Pekanbaru
pakan pasta. 6. Probiotik ikandidapat dari salah satu toko
penjualan pakan di Pekanbaru
2. METODOLOGI PENELITIAN
Desain Penelitian Alat dan Bahan
Penelitian ini adalah pembuatan pakan semi Adapun peralatan yang digunakan dalam
padat dari campuran limbah kulit jagung, dedak proses pembuatan pakan semi padat dari
padi, abu sekam, batang pisang, kotoran campuran silase kulit jagung, dedak padi, abu
kambingmelalui fermentasi menggunakan sekam, batang pisang, kotoran kambing
probiotik ikan dan gula pasir.Penelitian yang menggunakan probiotik ikan diantaranya adalah
akan dilakukan diawali dengan aktivasi probiotik sebagai berikut: bioreaktor, sarung
ikan menggunakan air gula dan dilanjutkan tangan,masker, gunting, pisau. Alat yang
denganpembuatan silase kulit jagung digunakan untuk analisis pakan semi padat adalah
menggunakan probiotik ikan yang difermentasi neraca analitik, batang pengaduk, cawan petri,
selama 14 hari. Lalu dilanjutkan dengan cawan porselen, gelas ukur, pipet tetes, pipet
pembuatan pakan semi padat dari campuran volume, erlenmeyer, beaker glass, oven,furnace,
silase kulit jagung, dedak padi, abu sekam, batang desikator, alat destilasi, alat soxhlet, water bath,
pisang, pupuk kandang kambingmenggunakan buret.
probiotik ikanyang telah diaktifasi dan Bahan-bahan yang digunakan dalam proses
difermentasi selama 28 hari dengan 3 variasi pembuatan pakan semi padat adalah: limbahkulit
komposisi. Analisis pakan semi padatdilakukan jagung, dedak padi, abu sekam, batang pisang,
pada hari ke-0 (sebagai kontrol) dan hari ke-28 kotoran kambing, probiotik ikan, air suling,
dengan parameter kadar air, kadar abu, kadar molase (gula pasir). Bahan yang digunakan
protein, kadar serat, kadar lemak dan kadar dalam proses analisis pakan semi padat adalah
karbohidrat selanjutnya dilakukan analisis data. campuran selen, larutan asam borat(H3BO3) 2%,

138 FMIPA-UMRI
Jurnal Photon Vol. 8 No. 1, Oktober 2017

larutan asam klorida (HCl) 0,01N, larutan Pembuatan Silase Kulit Jagung (Pratiwi,
natrium hidroksida(NaOH) 30%, larutan asam 2015)
sulfat(H2SO4)1, 25%, etanol 96 %, petroleum Kulit buah jagung sebanyak 1,5 Kg
benzen, larutan Na2S2O3 0,1 N, larutan KI 20%, dibersihkan dengan air mengalir, dipotong kecil-
larutan amilum 0,5%, larutan CH3COOH 3%, kecil sepanjang 1 cm, dimasukkan kedalam
indikator PP, indikator metil orange, indikator bioreaktor. Molase 1 L yg sudah dicairkan (sudah
campuran bromocresol green dan metil merah, dingin) dicampurkan dengan probiotik ikan
kertas saring Whatman 41. sebanyak 300mL dan diaduk sampai rata.
Prosedur Pembuatan Pakan Probiotik ikan yang telah diaktifasi dicampurkan
Persiapan Bioreaktor ke potongan kulit jagung yang sudah ada di dalam
Bioreaktor (wadah) yang digunakan wadah secara merata dan diaduk kembali.
berkapasitas 12 liter sebanyak 3 buah yang Campuran difermentasi dalam wadah yang
nantinya akan ditutup ketika melakukan proses tertutup rapat (secara anaerob) selama 14 hari.
fermentasi. Pembuatan pakan pasta atau semi padat
Aktifasi Probiotik (Azhar, 2013) (Munier, 2011)
Probiotik yang masih dalam keadaan tidur Perlakuan pada penelitian ini adalah
(dormant) diaktifkan dengan memberikan kombinasicampuran substrat fermentasi terdiri
makanan dan air. Pengaktifan dilakukan dengan dari silase kulit jagung, kotoran kambing, dedak,
menambahkan air dan air gula dengan batang pisang, abu sekam dan probiotik ikan pada
perbandingan 300 mL probiotik + 250 gr gula tabel 1.
tebu + 1000 mL air. Kemudian difermentasi
selama 14 hari pada suhu ruang.
Tabel 1. Komposisi campuran pakan ikan
Pakan silase kulit batang dedak kotoran abu sekam Probiotik
jagung pisang kambing
A 140 g 175 g 175 g 157,5 g 17,5 g 300 mL
B 210 g 140 g 140 g 157,5 g 17,5 g 300 mL
C 280 g 105 g 105 g 157,5 g 17,5 g 300 mL
Semua bahan diatas difermentasi selama 28 hari dan ditambahkan probiotik yang telah diaktifasi
sebanyak 300 mL pada hari ke-7, 14 dan 21.

Prosedur Analisis Proksimat Pakan variasi dan persen koefisien variasi Horwitz dapat
Analisis proksimat yang dilakukan adalah dihitung dengan mengikuti persamaan ekuivalen.
analisis kadar abu, Kadar Air Total, Kadar
Protein, Kadar Serat Kasar, kadar lemak, dan Teknik Analisis Data
kadar karbohidrat. Metode analisa mengacu pada Analisis data dalam penelitian ini berupa data
SNI-01-2891-1992. kuantitatif yang disajikan dalam bentuk tabel.
Data komposisi pakan semi padat dianalisis
Uji Presisi secara statistik menggunakan analisis keragaman
Uji presisi dilakukan dengan menghitung Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan perbedaan
hasil analisa menggunakan standar deviasi (SD) antara perlakuan diuji dengan uji Tukey. Model
untuk menghasilkan relative standard deviation yang digunakan dalam rancangan acak lengkap
(RSD) atau coefisient variation (CV). yaitu:
Keseksamaan yang baik dinyatakan dengan Model linier: Yijk= μ + τi + εij
semakin kecil persen RSD maka presisi semakin Keterangan:
tinggi. Nilai standar deviasi, persen koefisien i : ulangan 1, 2

FMIPA-UMRI 139
Vol. 8 No.1, Oktober 2017 Jurnal Photon

Yijk : nilai pengamatan pada perlakuan ke-i kotoran kambing melalui fermentasi
dan ulangan ke-j menggunakan probiotik ikan yang telah
μ : rataan umum diaktivasi, dibuat dalam 3 (tiga) buah variasi
τi : pengaruh perlakuan ke-i komposisi dan pengukuran proksimat dilakukan
εij : pengaruh acak pada perlakuan ke-i dan pada fermentasi hari ke-0 dan hari ke-28.
ulangan ke-j Pengujian proksimat yang diakukan pada
H0 : jika variasi komposisi dan waktu penelitian ini adalah analisis kadar air, kadar abu,
fermentasi tidak berpengaruh nyata terhadap kadar protein, kadar lemak, kadar serat dan kadar
kadar air, abu, protein, lemak, serat dan karbohidrat. Data yang diperoleh dianalisis
karbohidrat secara statistik menggunakan analisis keragaman
H1 : jika variasi komposisi dan waktu Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan perbedaan
fermentasi berpengaruh nyata terhadap kadar air, antara perlakuan diuji dengan uji Tukey.
abu, protein, lemak, serat dan karbohidrat. Kadar air dari sampel pakan ikan
fermentasi dianalisis menggunakan metode
3. HASIL DAN PEMBAHASAN gravimetri. Hasil analisis kadar air sampel pakan
Hasil Penelitian ikan fermentasi dapat dilihat pada tabel 2.
Pembuatan pakan ikan dari silase kulit
jagung, dedak padi, abu sekam, batang pisang,
Tabel 2. Hasil Analisis Kadar Air Pakan Ikan Fermentasi 0 dan 28 Hari
Kadar Air (%) % RPD Syarat Mutu
Pakan
0 Hari 28 Hari 0 Hari 28 Hari (%)
A 65,32 ± 0,03 a 78,02 ± 0,03 c 0,06 0,05
B 73,42 ± 0,03 b 79,62 ± 0,75 e 0,05 1,33 12
C 78,91 ± 0,13 d 78,36 ± 0,08 c 0,23 0,15
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang berbeda menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05)

Pakan ikan dengan 3 variasi komposisi yang airmasing-masing perlakuan berbeda nyata
difermentasi selama 28 hari memberi pengaruh kecuali untuk perlakuan A28 dan C28.
nyata terhadap nilai kadar air, Fhitung> Ftabel Kadar abu dari sampel pakan ikan fermentasi
(lampiran 4) pada taraf kepercayaan 95% maka dianalisis menggunakan metode gravimetri. Hasil
H0 ditolak, untuk melihat perbedaan tersebut analisis kadar abu sampel pakan ikan fermentasi
maka dilanjutkan dengan uji Tukey. Hasil uji dapat dilihat pada tabel 3.
Tukey menunjukkan bahwa nilai kadar
Tabel 3. Hasil Analisis Kadar Abu Pakan Ikan Fermentasi 0 dan 28 Hari
Kadar Abu (%) % RPD Syarat Mutu
Pakan
0 Hari 28 Hari 0 Hari 28 Hari (%)
d e
A 7,31 ± 0,03 10,37 ± 0,04 0,55 0,58
B 5,76 ± 0,06 c 4,73 ± 0,04 a 1,39 1,27 13
b
C 4,88 ± 0,11 10,69 ± 0,06 f 3,28 0,75
Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang berbeda menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05)

Pakan ikan dengan 3 variasi komposisi yang Tukey menunjukkan bahwa nilai kadar abu
difermentasi selama 28 hari memberi pengaruh masing-masing perlakuan berbeda nyata.
nyata terhadap nilai kadar abu, Fhitung> Ftabel Kadar protein dari sampel pakan ikan
(lampiran 4) pada taraf kepercayaan 95% maka fermentasi dianalisis menggunakan metode
H0 ditolak, untuk melihat perbedaan tersebut semimikro kjeldhal. Hasil analisis kadar protein
maka dilanjutkan dengan uji Tukey. Hasil uji sampel pakan ikan fermentasi dapat dilihat pada
tabel 4

140 FMIPA-UMRI
Jurnal Photon Vol. 8 No. 1, Oktober 2017

Tabel 4. Hasil Analisis Kadar Protein Pakan Ikan Fermentasi 0 dan 28 Hari
Pakan Kadar Protein (%) % RPD Syarat Mutu
0 Hari 28 Hari 0 Hari 28 Hari (%)

A 3,63 ± 0,07 c 4,79 ± 0,02 f 2,75 0,63


B 2,68 ± 0,03 b 4,47 ± 0,06 e 1,49 1,79 25 - 30

C 2,56 ± 0,03 a 4,15 ± 0,05 d 1,56 1,69


Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang berbeda menunjukkan perbedaan yang nyata
(P<0,05)

Pakan ikan dengan 3 variasi komposisi yang Kadar lemak dari sampel pakan ikan
difermentasi selama 28 hari memberi pengaruh fermentasi dianalisis menggunakan metode
nyata terhadap nilai kadar protein, Fhitung> Ftabel ekstraksi soxhlet. Hasil analisis kadar lemak
(lampiran 4) pada taraf kepercayaan 95% maka sampel pakan ikan fermentasi dapat dilihat pada
H0 ditolak, untuk melihat perbedaan tersebut tabel 5.
maka dilanjutkan dengan uji Tukey. Hasil uji
Tukey menunjukkan bahwa nilai kadar protein
masing-masing perlakuan berbeda nyata.

Tabel 5. Hasil Analisis Kadar Lemak Pakan Ikan Fermentasi 0 dan 28 Hari
Pakan Kadar Lemak (%) % RPD Syarat Mutu
0 Hari 28 Hari 0 Hari 28 Hari (%)
A 0,46 ± 0,00 b 0,56 ± 0,01 c 0 1,79

B 0,23 ± 0,00 a 0,54 ± 0,01 c 0 1,82 5

C 0,63 ± 0,01 c 0,56 ± 0,01 c 1,59 1,79


Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang berbeda menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05)

Pakan ikan dengan 3 variasi komposisi yang perlakuan ABC 28 hari tidak memiliki perbedaan
difermentasi selama 28 hari memberi pengaruh yang nyata.
nyata terhadap nilai kadar lemak, Fhitung> Ftabel Kadar serat dari sampel pakan ikan
(lampiran 4) pada taraf kepercayaan 95% maka fermentasi dianalisis menggunakan metode
H0 ditolak, untuk melihat perbedaan tersebut gravimetri. Hasil analisis kadar serat sampel
maka dilanjutkan dengan uji Tukey. Hasil uji pakan ikan fermentasi dapat dilihat pada tabel 6
Tukey menunjukkan bahwa nilai kadar lemak
perlakuan ABC 0 hari berbeda nyata dan

Tabel 6. Hasil Analisis Kadar Serat Pakan Ikan Fermentasi 0 dan 28 Hari
Kadar Serat (%) % RPD Syarat Mutu
Pakan
0 Hari 28 Hari 0 Hari 28 Hari (%)
A 6,14 ± 0,01 f 5,14 ± 0,00 e 0,33 0

B 4,97 ± 0,00 d 4,04 ± 0,01 c 0 0,25 6-8

C 3,11 ± 0,01 b 3,03 ± 0,01 a 0,32 0,33


Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang berbeda menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05)

FMIPA-UMRI 141
Vol. 8 No.1, Oktober 2017 Jurnal Photon

Pakan ikan dengan 3 variasi komposisi yang Tukey menunjukkan bahwa nilai kadar
difermentasi selama 28 hari memberi pengaruh seratmasing-masing perlakuan berbeda nyata.
nyata terhadap nilai kadar serat, Fhitung> Ftabel Kadar karbohidrat dari sampel pakan ikan
(lampiran 4) pada taraf kepercayaan 95% maka fermentasi dianalisis menggunakan metode
H0 ditolak, untuk melihat perbedaan tersebut iodometri. Hasil analisis kadar karbohidrat
maka dilanjutkan dengan uji Tukey. Hasil uji sampel pakan ikan fermentasi dapat dilihat pada
tabel 7.

Tabel 7. Hasil Analisis Kadar Karbohidrat Pakan Ikan Fermentasi 0 dan 28 Hari
Pakan Kadar Karbohidrat (%) % RPD Syarat Mutu
0 Hari 28 Hari 0 Hari 28 Hari (%)
f b
A 5,70 ± 0,11 3,83 ± 0,00 2,81 0
B 4,75 ± 0,00 d 4,00 ± 0,00 c 0 0
C 5,11 ± 0,06 e 3,30 ± 0,00 a 1,76 0

Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang berbeda menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05)
Pakan ikan dengan 3 variasi komposisi yang sebagai campuran pakan fermentasi dengan 3
difermentasi selama 28 hari memberi pengaruh variasi komposisi. Analisis statistik
nyata terhadap nilai kadar karbohidrat, Fhitung> menggunakan uji F dilakukan untuk melihat
Ftabel (lampiran 4) pada taraf kepercayaan 95% apakah variasi 3 komposisi mempengaruhi kadar
maka H0 ditolak, untuk melihat perbedaan air, abu, protein, lemak, serat dan karbohidrat
tersebut maka dilanjutkan dengan uji Tukey. pakan.
Hasil uji Tukey menunjukkan bahwa nilai kadar Analisis Kadar Air
karbohidrat masing-masing perlakuan berbeda Kadar air merupakan banyaknya air yang
nyata. terkandung dalam bahan yang dinyatakan dalam
persen. Metode yang digunakan untuk pengujian
Pembahasan kadar air adalah metode oven. Prinsip dari
Pakanikan dibuat dari silase kulit jagung, metode oven adalah kehilangan bobot pada
dedak padi, abu sekam, batang pisang, pupuk pemanasan 105oC dianggap sebagai kadar air
kandang kambing dengan 3 variasi komposisi dan yang terdapat pada contoh. Hasil analisis kadar
difermentasi selama 28 harimenggunakan air dapat dilihat pada Tabel 2. Analisisuji F
probiotik ikan dan gula pasir. Kulit jagung menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05)
memiliki kadar air 45-50 %, abu 3,89 %, bahan pada variasi 3 komposisi. Kadar air pakan A dan
kering 42,56 %,protein kasar 3,4%, Lemak kasar B yang dianalisis pada 0 dan 28 hari fermentasi
2,55%, serat kasar 23,318%. Kotoran kambing mengalami peningkatan yaitu (65,32 ± 0,03%
dalam bentuk padat mengandung % unsur hara N menjadi 78,02 ± 0,03%) dan (73,42± 0,03%
(0,60), P (0,30), K (0,17) dan 60 % menjadi 79,62 ± 0,75%) sedangkan pakan C
air.Kandungan nilai gizi dari batang pisang mengalami penurunan (78,91 ± 0,13% menjadi
adalah bahan kering 87,70%, bahan organik 78,36 ± 0,08%).
62,68%, abu 23,12%, protein kasar 4,81%, serat Peningkatan kadar air ini dikarenakan
kasar 27,73%, lemak kasar 14,23%, Bahan selamaproses fermentasi mikroorganisme
Ekstrak Tanpa Nitrogen (BETN) 30,11%, menggunakan karbohidrat sebagai sumber energi
hemiselulosa 20,34%, selulosa 26,64% dan lignin yang dapat menghasilkan molekul air dan
9,92 %. Dedak padi halus dengan bahan karbondioksida (Fardiaz, 1988). Sebagian besar
keringnya mengandung abu 16,3%, LK 3,7%, SK air akan tertinggal dalam produk dan sebagian
27,8%, BETN 44,7%, dan PK 7,6%.sekam padi lagi akan keluar dari produk. Air yang tertinggal
terdiri atas 50% selulosa, 25 – 30% lignin, dan 15 dalam produk inilah yang akanmenyebabkan
– 20% silika. Bahan-bahan diatas digunakan kadar air menjadi tinggi danbahan kering menjadi

142 FMIPA-UMRI
Jurnal Photon Vol. 8 No. 1, Oktober 2017

rendah (Winarno et al., 1980). Penurunan kadar dalam suatu bahan terdiri dari dua macam garam,
air pada pakan C kemungkinan disebabkan dosis yaitu garamorganik (garam dari asam malat,
probiotik yang digunakan pada pembuatan pakan oksalat, asetat, dan lain-lain) dan garam
ini masih sedikit, sehingga aktivitas mikroba anorganik (fosfat, karbonat, klorida, sulfat nitrat,
yang berlangsung selama proses fermentasi tidak dan logam alkali) (Ciptaningsih, 2012).
maksimal, atau campuran bahan pakan tidak Analisis Kadar Protein
homogen sehingga aktivitas dari mikroba tidak Protein merupakan sumber asam amino yang
merata ke semua bagian pakan yang terdiri dari unsur C, H, O, dan N.Metode yang
menyebabkan proses fermentasi tidak optimal. digunakan untuk pengujian kadar protein adalah
Analisis Kadar Abu metode semimikro kjeldhal. Prinsip dari metode
Abu merupakan zat anorganik sisa hasil semimikro kjeldhal yaitu senyawa nitrogen
pembakaran suatu bahan organik. Metode yang diubah menjadi ammonium sulfat oleh H2SO4
digunakan untuk pengujian kadar abu adalah pekat. Kemudian ammonium sulfat yang
metode gravimetri. Prinsip dari metode terbentuk diuraikan dengan NaOH dan
gravimetri adalah pengabuan bahan organik ammonium yang dibebaskan diikat dengan asam
untuk meninggalkan residu anorganik sebagai borat, kemudian dititar dengan larutan baku
abu.Hasil analisis kadar abu dapat dilihat pada asam. Hasil analisis kadar protein dapat dilihat
Tabel 3. Analisis uji F menunjukkan perbedaan pada Tabel 4.4. Analisis uji F menunjukkan
yang nyata (P<0,05) pada variasi 3 komposisi. perbedaan yang nyata (P<0,05) pada variasi 3
Kadar abu pakan B yang dianalisis pada 0 dan 28 komposisi.Kadar protein pakanyang dianalisis
hari fermentasi mengalami penurunan yaitu (5,76 pada 0 dan 28 hari fermentasi mengalami
± 0,06% menjadi 4,73 ± 0,04%) sedangkan pakan peningkatan. Pakan A (3,63 ± 0,07% menjadi
A dan C mengalami peningkatan yaitu (7,31 ± 4,79 ± 0,02%), pakan B (2,68± 0,03% menjadi
0,03% menjadi 10,37 ± 0,04%) dan (4,88 ± 4,47 ± 0,06%) dan pakan C (2,56± 0,03%
0,11% menjadi 10,69 ± 0,06%). menjadi 4,15 ± 0,05%).
Penentuan kadar abu dimaksudkan untuk Protein yang meningkat selama proses
mengetahui kandungan komponen yang tidak fermentasi dikarenakan adanya pengayaan
mudah menguap (komponen anorganik atau protein dari selmikroorganisme. Proses
garam mineral) yang tetap tinggal pada peningkatan kandungan protein karena adanya
pembakaran dan pemijaran senyawa organik pembentukan single cell proteinatau protein sel
(Nurilmala, 2006). Penurunan kadar abu ini tunggal (Litchfield, 1983). Selama proses
dipengaruhi oleh penggunaan mineral untuk fermentasi mikroba akan mengeluarkan enzim,
mempertahankan hidup mikroorganisme. Karena dimana enzim tersebut adalahprotein dan
mikroorganisme membutuhkan mineral untuk mikroba itu sendiri juga merupakan sumber
mempertahankan hidupnya meskipun dalam protein sel tunggal (Fardiaz, 1987). Ketika proses
jumlah yang sedikit (Fardiaz, 1992). Kadar serat fermentasi selesai antara sel yang tumbuh dengan
kasar dan kadar abu memiliki hubungan yang sisa substratnya tidakdipisahkan atau disebut
positif, tingginya serat kasar akan berpengaruh dengan Microbial Biomass Product (MBP)
positif terhadap tingginya kadar abu pada suatu sehingga protein akan terakumulasi dan terjadi
bahan (Wibowo, 2010). Semakin lama peningkatan kandungan protein (Muhiddin et al.,
fermentasi, kadar abuakan meningkat karena 2001).
proses fermentasi akan meningkatkan kandungan Selain itu meningkatnya kandungan protein
asam-asam organik seperti asam asetat, malat, selama proses fermentasi karena glukosa akan
oksalat, dan lain-lain. Jika kandungan asam-asam diubah menjadi asam piruvat melalui jalur
organik meningkat, kandungan garam dalam glikolisis kemudian dari proses glikolisis akan
asam-asam organik tersebut juga akan meningkat terbentuk senyawa-senyawa intermediet yang
sehingga akan menyebabkan meningkatnya selanjutnya melalui proses aminasi maupun
kadar abu dalampakan. Mineral yang terdapat transaminasi dapat menghasilkan asam-asam

FMIPA-UMRI 143
Vol. 8 No.1, Oktober 2017 Jurnal Photon

amino. Terbentuk empat jenis asam amino, yaitu yang digunakan untuk pengujian kadar serat
serin dibentuk dari sintesis 3-fosfo gliserat, serin adalah metode gravimetri. Prinsip dari metode
akan menghasilkan glisin dan sistein serta alanin gravimetri yaitu zat organik yang tidak dapat
yang terbentuk dari asam piruvat yang larut basa dan asam setelah pendidihan masing-
merupakan produk dari proses glikolisis (Mark et masing 30 menit (residu) dibakar sesuai prosedur
al., 1996). analisis abu, maka selisih antara residu dengan
Analisis Kadar Lemak abu adalah serat kasar.Hasil analisis kadar
Lemak dibutuhkan sebagai sumber asam- seratdapat dilihat pada Tabel 4.6. Analisis uji F
asam lemak esensial dan sebagai sumber energi. menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05)
Metode yang digunakan untuk pengujian kadar pada variasi 3 komposisi.Kadar serat pakan yang
lemak adalah metode ekstraksi soxhlet. Prinsip dianalisis pada 0 dan 28 hari fermentasi
dari metode ekstraksi soxhlet yaitu ekstraksi mengalami penurunan. Pakan A (6,14 ± 0,01%
lemak bebas dngan pelarut nonpolar. Hasil menjadi 5,14 ± 0,00%), pakan B (4,97 ± 0,00%
analisis kadar lemak dapat dilihat pada Tabel 5. menjadi 4,04 ± 0,01%), pakan C (3,11 ± 0,01%
Analisis uji F menunjukkan perbedaan yang menjadi 3,03 ± 0,01%).
nyata (P<0,05) pada variasi 3 komposisi. Kadar Serat kasar adalah bagian dari bahanpakan
lemak pakan C yang dianalisis pada 0 dan 28 hari yang terdiri dari selulosa, hemiselulosa, lignin
fermentasi mengalami penurunan yaitu (0,63 ± dan polisakarida lain yang berfungsi sebagai
0,01% menjadi 0,56 ± 0,01%) sedangkan pakan bagian pelindung (Anggorodi, 1994).
A dan B mengalami peningkatan yaitu (0,46 ± Penambahan bakteri asam laktat mampu
0,00% menjadi 0,56 ± 0,01%) dan (0,23 ± 0,00% menurunkan kandungan serat kasar
menjadi 0,54 ± 0,01%). selamafermentasi. Mikroba selulolitik
Kadar lemak pakanA dan Bmengalami menggunakan selulosa sebagai sumber energi
peningkatan, diduga karena adanya asam lemak dan karbon dengan cara menghasilkan enzim
yang dihasilkan pada penambahan starter dan selulase yang dapat merombak dan mendegradasi
bahan pakan (batang pisang). Selama proses komponen selulosa dan turunannya yang panjang
fermentasi silase, terdapat aktivitas bakteri yang menjadi glukosa. Glukosa yang diperoleh
menghasilkan asam lemak cukup tinggi sehingga akandigunakan untuk menghasilkan energi
kandungan lemak cenderung meningkat. Lemak (ATP), alkohol dan karbondioksida Akibatnya
tidak dengan mudah digunakan karena mikroba produk akhir yang dihasilkan lebih mudah
lebih cenderung memanfaatkan karbohidrat dan dicerna jika dibandingkan dengan bahan tanpa
protein terlebih dahulu. Enzim yang pertama kali fermentasi (Indriawan, 2014).
aktif dalam fermentasi adalah amilase yang mulai Analisis Kadar Karbohidrat
bekerja pada 12 jam pertama, kemudian pada BETN merupakan karbohidrat yang dapat
rentang waktu 12-24 jam aktivitas enzim protease larut meliputimonosakarida, disakarida dan
mulai maksimal dan pada enzim lipase baru polisakarida yang mudah larut dalam larutan
bekerjamaksimal pada rentang waktu 24-36 jam asam dan basa serta memiliki daya cerna yang
(Karmani, et al., 1996). tinggi (Anggorodi, 1994). Metode yang
Analisis uji F menunjukkan tidak ada digunakan untuk pengujian kadar karbohidrat
perbedaan nyata pada pakan C fermentasi 0 dan adalah metode Iodometri. Prinsip dari metode
28 hari, diduga karena bakteri masih Iodometri yaitu hidrolisis karbohidrat menjadi
menggunakan karbohidrat sebagai sumber energi monosakarida yang dapat mereduksikan Cu+2
sehingga tidak terjadi pemecahan trigliserida oleh menjadi Cu+1. Kelebihan Cu+2 dapat dititar secara
bakteri. Iodometri. Hasil analisis kadar karbohidrat dapat
Analisis Kadar Serat dilihat pada Tabel 4.7. Analisis uji F
Serat kasar merupakan fraksi dari karbohidrat menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05)
yang tidak larut dalam basa dan asam setelah pada variasi 3 komposisi.Kadar karbohidrat
pendidihan masing-masing 30 menit. Metode pakan yang dianalisis pada 0 dan 28 hari

144 FMIPA-UMRI
Jurnal Photon Vol. 8 No. 1, Oktober 2017

fermentasi mengalami penurunan. Pakan A (5,70 Anggraeny, Y.N., Umiyasih, U. dan Pamungkas,
± 0,11% menjadi 3,83 ± 0,00%), pakan B (4,75 ± D. 2005.Pengaruh suplementasi
0,00% menjadi 4,00 ± 0,00%) dan pakan C (5,11 multinutrien terhadap performan sapi
± 0,06% menjadi 3,30 ± 0,00%). potong yang memperolehpakan jerami
Fermentasi merupakan aktivitas perombakan jagung.Pros. Seminar Nasional Teknologi
karbohidrat oleh mikroorganisme menjadi Peternakan dan Veteriner.147-152.
alkohol, asam organik, air dan karbondioksida Anggraeny, Y.N., Umiyasih, U. dan Krishna,
(Wilkinson, 1998). Enzim amilase berperan N.H. 2006. Potensi limbah jagung
dalam mengubah pati menjadi glukosa dengan siap rilis sebagai sumber hijauan sapi
memutuskan ikatan glukosida yaitu ikatan antara potong. Pros. Lokakarya Nasional
molekul glukosa pada polimer pati. Hasil JejaringPengembangan Sistem Integrasi
pemecahan glukosa oleh enzim amilase akan Jagung–Sapi. 149-153.
digunakan untuk proses metabolisme. Proses Arief, M., Fitriani, N., Subekti, S. 2014.Pengaruh
metabolisme dimulai dengan mengolah glukosa Pemberian Probiotik Berbeda Pada Pakan
menjadi asam piruvat karena proses metabolisme Komersial Terhadap Pertumbuhan dan
terjadi secara anaerob (fermentasi), maka asam Efisiensi Pakan Ikan Lele Sangkuriang
piruvat yang terbentuk akan diubah menjadi (Clarias sp.). Jurnal Ilmiah Perikanan
produk fermentasi yaitu ATP (Adenosin Tri dan Kelautan Vol. 6(1): 49-53
Phosphate) yang digunakan sebagai sumber Azhar, F. 2013. Pengaruh Pemberian Probiotik
energi untuk tumbuh dan berkembang, kemudian dan Prebiotik Terhadap Performan
hasil lainnya adalah alkohol dan CO2 sebagai Juvenile Ikan Kerapu Bebek (Comileptes
hasilmetabolisme (Hawusiwa,et al., 2015). altivelis). Buletin Veteriner Udayana,
Vol. 6(1): 1-9.
4. KESIMPULAN Bandar Standirisasi Nasional. 1992. Cara Uji
Berdasarkan hasil penelitian yang Makanan dan Minuman. SNI-01-2891-
dilakukan dapat disimpulkan bahwa: 1992.
1. Variasi komposisi dan waktu fermentasi Ciptaningsih, E. 2012.Uji Aktivitas Antioksidan
berpengaruh nyata terhadap kadar air,abu, dan Karakteristik Fitokimia pada Kopi
protein, lemak, serat dan karbohidrat. LuwakArabika dan Pengaruhnya terhadap
2. Pakan dengan variasi komposisi C yaitu 280 Tekanan Darah Tikus Normal dan Tikus
g silase kulit jagung, 105 g batang pisang, Hipertensi. Tesis. Universitas Indonesia.
dedak 105 g, kotoran kambing 157,5 g, abu Devani, V dan Basriati, S. 2015. Optimasi
sekam 17,5 g, probiotik ikan yang telah Kandungan Nutrisi Pakan Ikan Buatan
diaktifasi 300 mL merupakan komposisi dengan Menggunakan Multi Objective
terbaik dengan kadar air 78,36 ±78,36 %, (Goal)Programming Model. Jurnal Sains,
kadar abu 10,69 ± 0,06%, kadar protein 4,15 Teknologi dan Industri, Vol. 12(2): 255-
± 0,05%, kadar lemak 0,56 ± 0,01%, kadar 261
serat 3,03 ± 0,01% dan kadar karbohidrat Faharuddin. 2014. Analisis Kandungan Bahan
3,30 ± 0,00%. Kering, Bahan Organik dan Protein Kasar
DAFTAR PUSTAKA Silase Pucuk Tebu (Saccharum
Ahmadi, H., Iskandar., Kurniawati, N., 2012. officinarum L.) yang Difermentasi
Pemberian Probiotik Dalam Pakan Dengan Urea, Molases dan Kalsium
Terhadap Pertumbuhan Lele Sangkuriang Karbonat. Skripsi. Fakultas Peternakan,
(Clarias graprienus) Pada Universitas Hasanuddin, Makassar
Pendederan II. Jurnal, Vol. 3(4): 99-107 Fardiaz, S.1992. Mikrobiologi Pangan I.
Anggorodi, R. 1994. Ilmu Makanan Ternak Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Umum. Gramedia Pustaka Utama. Hawusiwa, E.S., Wardani, A.K. & Ningtyas,
Jakarta. D.W. 2015. Pengaruh Konsentrasi

FMIPA-UMRI 145
Vol. 8 No.1, Oktober 2017 Jurnal Photon

Pasta Singkong (Manihot esculenta) Dan Pada Pembuatan SilaseRansum Terhadap


Lama Fermentasi Pada Proses Kadar Serat Kasar, Lemak Kasar, Kadar
Pembuatan Minuman Wine Singkong. Air, dan Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen
Jurnal Pangan dan Agroindustri (3): 147- Silase. Jurnal Ilmiah Peternakan
155. Terpadu,Vol. 3(3): 116-120
Indriawan, A. 2014. Pengaruh Suhu Terhadap Putra, A. N. 2010. Kajian Probiotik, Prebiotik dan
AktivitasSelulase Isolat Bakteri Usus Itik Sinbiotik Untuk Meningkatkan Kinerja
(Anas Domestica) Sebagai Kandidat Pertumbuhan Ikan Nila (Oreochromis
Probiotik. Skripsi. Universitas Lampung, niloticus). Tesis. Program Pasca Sarjana.
Lampung. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Karmani, M., Sutopo, D. & Hermana, H. Santi, N.P.A.A., Bidura, I.G.N.G., Candrawati,
1996.AktivitasEnzim Hidrolik Kapang D.P.M.A. 2015. Kecernaan dan Nilai
Rhizopus Sp. Pada Proses Fermentasi Nutrisi Dedak Padi Yang Difermentasi
Tempe.Jurnal Penelitian Gizi dan Dengan Saccharomyces sp.Isolat Dari
Makanan (19): 93-102. Ragi Tape. Journal of Tropical Animal
ark, D.B., Mark,D.A.& Smith, M.C. 1996. Science, Vol. 3(1): 146-160
Biokimia Kedokteran Dasar. Setiawati, J.E., Tarsim, Adipura, Y.T., Hudaibah,
EGC,Jakarta. S. 2013. Pengaruh Penambahan Probiotik
Muhiddin, N.H., Juli, N. & Aryantha, I.N.P. Pada Pakan Dengan Dosis Berbeda
2001.Peningkatan Kandungan Protein Terhadap Pertumbuhan, Kelulushidupan,
Kulit Umbi Ubi Kayu Melalui Proses Efisiensi Pakan dan Retensi Protein Ikan
Fermentasi. JMS(6):1-12. Patin (Pangasius hypophthalmus). e-
Mulijanti, S.L., Tedy, S., Nurnayetti. 2014. Jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya
Pemanfaatan Dedak Padi dan Jerami Perairan, Vol. 1(2): 151-162
Fermentasi pada Usaha Penggemukan Wibowo, A.H. 2010. Pendugaan Kandungan
Sapi Potong di Jawa Barat. Jurnal NutrienDedak Padi Berdasarkan
Peternakan Indonesia, Vol. 16(3): 179- Karakteristik Fisik.Tesis. Bogor: Institut
187 Pertanian Bogor.
Munier, F.F. 2011. Evaluasi Karakteristik Silase Wilkinson. J. M. 1988. The Feed Value of By
Campuran Kulit Jagung dan Daun Product and Wastes In Feed. Science.
Lamtoro (Leucaena leucochepala) Tanpa Scotland.
dan Dengan Molases. Seminar Nasional Winarno, F.G., Fardiaz, S. dan Fardiaz, D. 1980.
Teknologi Peternakan dan Veteriner, 515- Pengantar Teknologi Pangan. PT
521 Gramedia, Jakarta.
Pratiwi, I., Fathul, F. dan Muhtarudin. 2015.
Pengaruh Penambahan Berbagai Starter

146 FMIPA-UMRI

Anda mungkin juga menyukai