Anda di halaman 1dari 15

DAFTAR ISI

Daftar Isi ............................................................................................................. i


Bab 1. Pendahuluan ........................................................................................... 1
Pendahuluan ................................................................................................. 1
Rumusan Masalah......................................................................................... 2
Tujuan dan Manfaat ...................................................................................... 2
Bab 2. Gagasan .................................................................................................. 2
Kondisi Terkini ............................................................................................. 2
Solusi yang pernah diterapkan ...................................................................... 3
Ide yang ada ................................................................................................. 4
Pihak-pihak yang dilibatkan .......................................................................... 4
Langkah-langkah yang dapat dilakukan ....................................................... 4
Bab 3. Kesimpulan ............................................................................................. 5
Kesimpulan................................................................................................... 5
Daftar Pustaka ................................................................................................... 6
Lampiran............................................................................................................ 7
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota serta Dosen Pendamping ............... 7
Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas ........ 13
Lampiran 3. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana ........................................... 14

i
1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Petani adalah seseorang yang bergerak di bidang pertanian, utamanya
dengan cara melakukan pengelolaan tanah dengan tujuan untuk menumbuhkan
dan memelihara tanaman, dengan harapan untuk memperoleh hasil dari
tanaman tersebut untuk digunakan sendiri ataupun menjualnya kepada orang
lain. Pekerjaan sebegai petani sering kali dipandang sebagai profesi yang
kurang menarik. Indonesia sebagai negara agraris, rata-rata penduduknya
bermata pencaharian sebagai petani. Namun, petani di Indonesia didominasi
oleh petani gurem. petani gurem adalah sebutan bagi petani yang memiliki
lahan yang sempit dan di Indonesia sendiri rata-rata kurang dari 0,5 Ha.
Berdasarkan dengan kondisi tahun 2003, jumlah rumah tangga petani
gurem di tahun 2013 mengalami penurunan. Pada 2003 petani gurem di
Indonesia sebanyak 19,02 juta rumah tangga, pada tahun 2013 berkurang
menjadi 14,25 juta rumah tangga atau turun sebesar 25,07 persen. Jumlah
tersebut tentulah masih sangat tinggi. Dengan lahan yang kurang dari 0,5 Ha,
keuntungan yang didapat oleh petani gurem juga tidak besar. Selain itu,
apabila terjadi gagal panen, maka petani akan mengalami kerugian. Hal
tersebut menyebabkan banyak petani yang meninggalkan ladangnya atau tetap
bertani dengan hasil yang minimal.
Kondisi petani gurem juga sangat dipengaruhi oleh rentenir modal.
Rentenir biasanya memberikan pinjaman dengan bunga modal yang cukup
besar. Alhasil, petani gurem harus menghadapi risiko. Petani gurem tidak
mampu mengembangkan hasil pertaniannya karena terbatasnya modal,
tingginya bunga yang dibayarkan untuk pinjaman, dan risiko gagal bayar. Hal
tersebut menyebabkan terjadinya perlambatan pertumbuhan produksi
pertanian, orang- orang banyak yang tidak mau berusaha di pertanian,
sehingga terjadi kondisi seperti saat ini di mana impor tanaman pangan di
Indonesia cukup tinggi. Kondisi ini terjadi karena minimnya intervensi
pemerintah dalam bidang pertanian.
Menyikapi masalah tersebut, penulis mempunyai gagasan untuk
mewujudkan Permakultur sebagai alternatif solusi maraknya rentenir di
masyarakat petani gurem. Tujuan yang hendak dicapai dari ide penulisan
gagasan ini adalah guna menekan atau meminimalisir permasalahan yang ada
pada masyarakat petani gurem sehingga seluruh petani yang ada di Indonesia
dapat hidup sejahtera dimasa yang akan datang.
2

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana cara menekan maraknya rentenir di kalangan masyarakat
petani gurem?
2. Upaya apa yang telah dilakukan untuk mengatasi maraknya rentenir di
kalangan masyarakat petani gurem?
3. Apakah permakultur bisa menjadi solusi untuk mengatasi maraknya
rentenir di masyaraka petani gurem?

1.3 Tujuan dan Manfaat


1. Menjadikan permakultur sebagai solusi alternatif maraknya rentenir di
masyarakat petani gurem
2. Permakultur membuat siklus energi dengan mengoptimalkan sumber daya
yang dimiliki

BAB II
GAGASAN

2.1 Kondisi Terkini


Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya
bermata pencaharian sebagai petani. Petani memiliki peranan penting dalam
perkembangan suatu bangsa. Salah satu peranan petani adalah membantu
memenhi kebutuhan pangan masyarakatnya. Oleh karena itu, petani di
Indonesia harus diperhatikan dengan baik agar Indonesia yang sebagai negara
agraris dapat terus memasok pangan yang bersumber dari petani dalam negeri.
Namun, ironisnya petani di Indonesia didominasi oleh petani gurem. Petani
gurem adalah sebutan bagi petani yang memiliki lahan yang sempit dan di
Indonesia sendiri rata-rata memiliki lahan kurang dari 0,5 Ha. Petani gurem
ini pastinya merupakan bukan satuan individu melainkan satuan keluarga,
sebab dalam usaha tani perlu mempertimbangkan segala sesuatu terkait usaha
taninya berdasarkan pertimbangan keluarga terutama istri dan anak mereka.
Berdasarkan sensus pertanian 2003 menunjukan bahwa jumlah rumah
tangga usaha pertanian di Indonesia yang mempunyai luas lahan kurang dari
0,5 Ha lebih mendominasi dibandingkan dengan jumlah rumah tangga usaha
pertanian yang memiliki luas lahan lebih dari 0,5 Ha. Kondisi yang hampir
serupa juga terjadi pada tahun 2013. Tercatat pada tahun 2013 menunjukan
bahwa dari sebesar 98,53 rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan,
sebesar 55,33 atau 14,25 juta rumah tangga merupakan rumah tangga petani
3

gurem, sedangkan rumah tangga petani gurem sebesar 44,67 atau sekitar
11,50 juta rumah tangga.
Sebagai seorang petani, mereka juga harus memenuhi kebutuhan hidup
agar dapat bertahan hidup. Untuk memenuhi kebutuhan hidup tersebut,
mereka harus dapat melakukan usaha tani sebaik mungkin agar dapat
memberikan hasil yang menguntungkan. Petani harus dapat memanfaatkan
sumber daya alam yang ada, misalnya lahan. Berdasarkan data dari Badan
Pusat Statistik, jumah lahan sawah di Indonesia tahun 2019 adalah 7.463.948
Ha. Jumlah tersebut menurun dari tahun 2017 yang berjumlah 8.164.045 Ha
dan meningkat dari tahun 2018 yang berjumlah 7.105.145 Ha. Jumlah lahan
bukan sawah tahun 2129 adalah 29.353.138 Ha. Berdasarkan data tersebut,
luas lahan sawah jumlahnya lebih sedikit dibandingkan dengan lahan buan
sawah. Untuk itu, petani di Indonesia khusnya petani gurem harus dapat
mengoptimalkan lahan yang sempit. Akan tetapi, banyak petani gurem yang
tidak dapat mengoptimalkan lahan yang mereka miliki untuk memenuhi
kebutuhan karena risiko yang mereka hadapi. Risiko terbesar adalah
kegagalan panen yang salah satu penyebabnya adalah iklim yang makin
buruk. Selain itu, kondisi petani gurem sendiri tidak lepas dari pengaruh
rentenir modal. Rentenir biasanya memberikan pinjaman dengan modal yang
cukup besar. Hal tersebut membuat mereka seperti terikat dan tidak mampu
mengembangkan hasil pertaniannya karena terbatasnya modal, tingginya
bunga yang harus dibayarkan untuk pinjaman, risiko gaga bayar, dan perilaku
rentenir. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah solusi alternatif agar masalah
semacam ini bisa segera di atasi dan pertanian di Indonesia di masa yang akan
datang semakin maju.

2.2 Solusi yang Pernah diterapkan


Permasalahan yang terjadi pada petani gurem menyebabkan mereka
mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga
kesejahteraan para petani pun terganggu. Hal tersebut menyebabkan petani
gurem memilih bergantung pada rentenir dan menganggapnya sebagai
solusi. Namun, hal tersebut justru menimbulkan permasalahan yang semakin
pelik dan semakin memperburuk keadaan. Lahan yang tidak luas, kurangnya
pengetahuan, minimnya modal, dan prosedur meminjam modal pada rentenir
yang dinilai praktis menjadi penyebab petani harus bergantung dan terikat
pada rentenir. Dengan lahan yang tidak begitu luas, terkadang petani hanya
mampu menanam beberapa tanaman saja, sehingga hasil yang di dapat pun
tidak besar. Kurangnya pengetahuan membuat petani tidak dapat menciptakan
inovasi baru untuk mengembangkan usaha taninya dilahan yang tidak luas.
4

Minimnya modal memaksa petani untuk meminjam modal pada rentenir


agar usaha taninya dapat berjalan dengan baik. Prosedur meminjam modal
pada rentenir yang dinilai praktis dan proses pencairan dana yang mudah
membuat petani lebih memilih meminjam modal pada rentenir daripada
lembaga resmi seperti bank. Keempat faktor tersebut menjadi alasan petani
harus bergantung dan terikat oleh rentenir. Oleh karen aitu, dibutuhkan
inovasi baru sebagai solusi dalam mengatasi masalah terkait petani Indonesia
yang masih bergantung dan terikat pada rentenir.

2.3 Ide yang Ada


Ide yang ada untuk mengatasi permasalahan tekait maraknya rentenir di
masyarakat petani gurem adalah dengan menggunakan konsep permakultur
dalam pertanian. Permakultur merupakan suatu sistem yang diadaptasi
sehingga menyerupai ekosistem alami. Permakultur bersifat regeneratif dan
mampu melestarikan diri sendiri (Paulus Mintarga dan Kusumaningdyah N.H.
2014). Teori permakultur sesuai dengan kelengkapan prinsip relevansi antara
waktu dan lokasi penelitian, serta pengaruh teori terhadap penerapan.
Pembahasan dua belas prinsip permakultur menurut penjelasan buku
“Permaculture: Principle and Pathways Beyond Sustainbility” (David
Holmgren, 2002). Dengan menggunakan konsep tersebut akan memberi
keuntungan seperti penghematan dalam penggunaan sumber daya lahan serta
memaksimalkan hasil panen, sehingga diharapkan ketergantungan masyarakat
petani gurem terhadap rentenir akan semakin berkurang.

2.4 Pihak-pihak yang dilibatkan


Keberhasilan gagasan tersebut akan berhasil apabila mendapat dukungan
dari berbagai pihak, diantaranya :
Pertama yaitu Pemerintah. Pemerintah disini berperan untuk memberikan
sosialisai betapa pentingnya permakultur apabila diterapkan dalam konsep
pertanian di Indonesia sehingga petani gurem tidak lagi bergantung kepada
rentenir. Selain itu, permakultur juga akan membuat sumber daya yang ada di
Indonesia tetap terjaga sampai di masa yang akan datang.
Kedua yaitu komunitas masyarakat. Dalam hal ini komunitas masyarakat
lebih khususnya yaitu masayarakat petani Indonesia. Seperti yang kita ketahui
bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia berprofesi sebagai petani. Oleh
karena itu, dibutuhkan kesadaran khusus oleh masayarakat petani supaya
dalam mengolah lahan pertanian mereka dapat menerapkan konsep
permakultur. Meskipun dengan lahan yang sempit permakultur dapat
5

diterapkan oleh petani gurem yang mana nantinya akan memaksimalkan


hasil dari lahan yang mereka punyai.
Keterlibatan kedua pihak tersebut sangat penting. Kedua pihak tersebut
sangat diharapkan dapat saling bekerja sama dan saling mendukung agar
konsep permakultur dapat diterapkan dan menjadi solusi dari permasalahan
yang ada.

2.5 Langkah-langkah yang dapat dilakukan


Langkah-langkah yang dapat dilakukan yang pertama yaitu menerapkan
konsep permakultur dalam pertanian khususnya bagi petani gurem. Dengan
menerapkan konsep ini akan memaksimalkan lahan yang sempit untuk
dijadikan semacam agrowisata, sehingga akan meningkatkan produktivitas
petani gurem dan mereka tidak lagi bergantung kepada rentenir.
Kedua, melakukan sosialisai secara terus menerus tentang betapa
pentingnya konsep permakultur jika diterapakan dalam pertanian kepada
masyarakat petani gurem. Langkah tersebut cukup penting agar masyarakat
petani gurem tidak bergantung kepada rentenir untuk memenuhi kebutuhan
hidup mereka dan dapat menciptakan sebuah inovasi dalam mengelola lahan
mereka yang nantinya akan memberika keuntungan kepada masyarakat petani
gurem itu sendiri.
Dan yang ketiga, Memberikan semacam reward kepada petani yang mampu
menerapkan konsep permakulutur dengan baik, sehingga diharapkan peani
gurem di Indonesia akan lebih semangat dan bersungguh-sungguh dalam
mengaplikaskan konsep permakultur. Seperti dengan menjadikan lahan
pertanian tersebut sebagai agrowisata yang mampu menarik banyak orang
bahkan dari luar negeri sehingga akan memberikan keuntungan bagi
Indonesia terkhusus bagi petani yang mempunyai lahan tersebut.
6

BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
. Permakultur dapat meningkatkan produktivitas jangka panjang bagi
petani khususnya petani gurem yang mempunyai luas lahan sempit di daerah
pedesaan maupun perkotaan. Konsepnya yaitu dengan menggunakan
pendekatan arsitektur ekologis dan memakmsimalkan lahan yang sempit agar
menghasilkan pendapatan yang maksimal dan konservasi alam sehingga
petani tidak lagi harus bergantung dengan rentenir untuk memenuhi
kebutuhan hidup bagi keluarganya. Selain itu permakultur sendiri juga dapat
memberikan manfaat bagi bumi kita tercinta supaya sumber daya alam yang
kita miliki tetap terjaga di masa yang akan datang.
7

DAFTAR PUSTAKA

Permatasari, B. R., Ridjal, A. M. dan Soekirno, A. 2013. Konsep Permakultur di


Kawasan Pantai Sine Tulungagung. Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur.
1(1):1–10.

Bertujuan, B. I. N. I. 2006. Oleh. Yayasan IDEP Edisi Pertama oleh Yayasan


IDEP.

Putryana, O., Nugroho, P.S., dan Musyawaroh. 2020. Penerapan Konsep


Permaculture Pada Perancangan Pusat Penelitian Dan Pengembangan Pertanian
Lahan Kering. Jurnal Senthong. 3(2):357–368.

Dewi, N.K.I.D., Putra, I.D.G.D.A.G dan Susanta, I.N. 2013. Pusat Pertanian
Organik Di Gianyar, Bali Penerapan Konsep Permakultur pada Fungsi Bangunan
Pertanian. Jurnal Arsitektu. 5(2):51–54.

Wahongan, C., Sondakh, J. dan Warouw, F. 2015. Agrowisata Hortikultura Di


Minahasa Tenggara (Arsitektur Ekologis Dengan Pendekatan Konsep
Permakultur). Jurnal Arsitektur Daseng. 4(2):137–146.

Imanda, F., Wibowo, A. K. W. dan Suparno. 2019. Penerapan Prinsip


Permakultur Dalam Strategi Perancangan Pusat Penelitian Ganja Di Aceh. Jurnal
Senthong. 2(1):343–352.

Land, A. (no date) ‘Statistik Lahan Pertanian Tahun 2015-2019’.


8

LAMPIRAN

Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota dan Biodata Dosen Pendamping


Biodata Ketua Pelaksana
9

Biodata Anggota Tim


10

Biodata Anggota Tim


11

Biodata Dosen Pembimbing


A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap (dengan gelar) Dr. Asna Mustofa, S.TP., M.P


2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Program Studi Teknik Pertanian
4 NIP/NIDN 196908032003121001 / 0003086902
5 Tempat dan Tanggal Lahir Magelang, 03 Agustus 1969
6 Alamat E-mail asna.mustofa@unsoed.ac.id
7 Nomor Telepon/HP 085293142352/08157996029 (WA)

B. Riwayat Pendidikan

Jenjang S-1 S-2 S-3


Nama Perguruan Universitas Universitas Universitas
Tinggi Gadjah Mada Gadjah Mada Gadjah Mada
Mekanisasi
Bidang Ilmu Teknik Pertanian Teknik Pertanian
Pertanian

C. Rekam Jejak Tri Dharma PT


C.1 Pendidikan/Pengajaran

No Nama Mata Kuliah Wajib/Pilihan SKS


1 Teknik Irigasi dan Drainase Wajib 2/1
2 Matematika Teknik Wajib 3
3 Sifat Fisika dan Kimia Tanah Wajib 2/1
4 Mekanisasi Pertanian Wajib 2/1
5 Manajemen Sistem Irigasi Pilihan 2/1
6 Pengantar Ilmu Pertanian Wajib 3
C.2 Penelitian
No Judul Penelitian Penyandang Dana Tahun
Inventarisasi Kelembagaan dan Kinerja
Perkumpulan Petani Pemakai Air Kerjasama
1 2016
(P3A/GP3A/IP3A) dan Penyusunan Kemen PUPR
Data Base DI Serayu
Sistem Informasi Kinerja Irigasi
Berbasis Koregrafi Web-Service Multi DIPA BLU
2 2018
Aktor Menuju Day To Day Unsoed
Management
Startup Eco-Tourism “Purwokerto Kota DIPA BLU
3 2018
Seribu Curug” untuk Mendukung Unsoed
12

Konservasi Sumber Daya Air di Sub-


DAS Logawa
Desain Thermal Dissipation (Three-)
4 Probe Sensor untuk Pengukuran Sap 2019
Flux: NiChrome Wire AWG 36
13

Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim dan Pembagian Tugas

No Nama/NIM Program Bidang Ilmu Alokasi Uraian Tugas


Studi Waktu(jam/min
ggu)

1 Ahmad Irfan S1 Teknik Teknik 2 Minggu Penyusuna n


Musyaffa Elektro Elektro
karya tulis,
/H1A020018 pengamata n

dan mencari solusi


masalah

2 Ega Adhining S1 Teknik Teknik 2 Minggu Peninjaua n


Tyas/ A1C020034 Pertanian Pertanian
untuk menerapka n
ide Masalah

3 Eka Nofianti S1 Biologi Biologi 2 Minggu Desain, gagasan,


konsep permakult
/B1A018094
ur
14

Lampiran 3. Surat Pernyataan Ketua Tim Pelaksana

Anda mungkin juga menyukai