Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan
informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional.
kefarmasian saat ini telah bergeser orientasinya dari obat (drug oriented) ke
1
pasien (patient oriented) yang mengacu kepada pelayanan kefarmasian
berfokus pada pengelolaan obat sebagai komoditas utama menjadi pelayanan yang
untuk mengembangkan Apotek yang dikelola. Apoteker juga diharapkan ikut serta
masyarakat, yang meliputi mutu obat, jumlah obat dan harga yang terjangkau,
masyarakat agar dapat berperilaku sehat bagi dirinya sendiri, keluarga serta
2
melaksanakan pengabdian profesinya seiring kemajuan ilmu pengetahuan
1.2 Tujuan
Apotek Kimia Farma No.327 terletak di Jalan Jalan Gatot Subroto, Bandar
Lampung, Lampung:
3. Mengetahui cara pengelolaan apotek yang sesuai dengan peraturan dan etika
yang berlaku.
3
BAB II
obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan
obat dan obat tradisional. Sediaan farmasi adalah obat, bahan obat, obat
kesehatan ialah semua bahan selain obat dan peralatan yang diperlukan untuk
Suatu Apotek dapat didirikan dan dikelola oleh lembaga atau instansi
milik negara yang ditunjuk oleh pemerintah, pihak swasta dan Apoteker yang
Kompetensi dari IAI, SIPA dari Dinas Kesehatan setempat. Apotek merupakan
4
kepentingan masyarakat dan memiliki kewajiban untuk menyediakan, menyimpan
terjamin.
sumpah.
2. Sarana farmasi yang melakukan pengubahan bentuk dan penyerahan obat atau
bahan obat.
5
f. Peraturan Menkes RI No. 889/Menkes/Per/VI/2011, tentang registrasi, Izin
Kefarmasian di Apotek.
Penggolongan Narkotika.
Prekursor Farmasi.
komprehensif segala sesuatu tentang rencana pendirian apotek baru untuk dapat
melihat kelayakan usaha, baik ditinjau dari pengabdian profesi maupun dari segi
6
6. Pola penyakit.
7. Pola pengobatan.
8. Pola peresepan.
A. Analisa keuangan
dalam rencana anggaran pendapatan dan belanja untuk lima tahun pertama.
Pendapatan dapat dihitung dari pembelian obat, biaya rutin gaji karyawan dan
even point, dan pay back period. Indikator-indikator keuangan tersebut digunakan
7
C. Analisa stake holder
dilakukan untuk meyakinkan bahwa semua sumber daya dan keahlian dapat
a. Untuk mendapatkan izin apotek, apoteker atau apoteker yang bekerja sama
dengan pemilik sarana yang telah memenuhi persyaratan harus siap dengan
b. Sarana apotek dapat didirikan pada lokasi yang sama dengan pelayanan
sediaan farmasi.
8
Beberapa persyaratan yang harus diperhatikan dalam pendirian sebuah
apotek, adalah :
lokasi usaha apotek pada umumnya adalah mudah diakses oleh masyarakat,
keamanan lingkungan, ada atau tidaknya apotek lain, letak apotek yang didirikan
mudah atau tidaknya pasien untuk memarkir kendaraan, jumlah penduduk, jumlah
B. Bangunan
fungsinya. Bangunan apotek sebaiknya terdiri dari ruang tunggu yang nyaman,
obat, tempat untuk memajang informasi bagi pasien termasuk penempatan brosur
atau materi informasi, ruangan tertutup untuk konseling bagi pasien yang
dilengkapi dengan meja dan kursi serta lemari untuk menyimpan catatan medikasi
pasien, ruang kerja apoteker, serta ruang tempat pencucian alat dan toilet.
C. Perlengkapan Apotek
9
2. Perlengkapan dan alat penyimpanan perbekalan farmasi seperti lemari obat
5. Alat administrasi seperti blanko pesanan obat, faktur, kuitansi dan salinan
resep.
apotek.
MIMS.
APA dan atau menggantikan pada jam-jam tertentu pada hari buka apotek.
tersebut tidak berada di tempat lebih dari 3 (tiga bulan) secara terus menerus,
telah memiliki Surat Izin Kerja dan tidak bertindak sebagai APA di apotek
lain.
10
Madya Farmasi, Analis Farmasi, dan Tenaga Menengah Farmasi/Asisten
Apoteker.
belajar sepanjang karier dan membantu memberi pendidikan dan peluang untuk
meningkatkan pengetahuan.
Agar dapat mengelola apotek dengan baik dan benar, seorang APA
dituntut untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan memadai yang tidak hanya
dalam bidang farmasi tetapi juga dalam bidang lain seperti manajemen.
apotek.
11
2.7 Perizinan Apotek
Kabupaten/Kota.
Dinas Provinsi.
3. Dalam jangka waktu 12 (dua belas) hari kerja setelah diterima laporan
Kepala Balai POM jika masih belum memenuhi syarat, maka Kepala Dinas
12
6. Apabila apoteker menggunakan sarana pihak lain, maka penggunaan sarana
pemilik sarana.
8. Terhadap permohonan izin apotek dan APA atau lokasi tidak sesuai dengan
b. Terjadi perubahan nama jalan dan nomor bangunan pada alamat apotek tanpa
13
2.7.3 Pencabutan Surat Izin Apotek
Pasal 25 menyatakan, Kepala Dinas Kesehatan dapat mencabut Surat Izin Apotek
(SIA), apabila :
Apotek.
14
a. Peringatan secara tertulis kepada Apoteker Pengelola Apotek Peringatan
dua bulan.
15
c. Administrasi pengelolaan obat, perbekalan farmasi dan alat kesehatan
sanksi baik secara administratif maupun sanksi pidana. Sanksi administratif yang
dikeluarkannya.
sebuah apotek, adalah membuat Surat Permohonan Izin Apotek kepada Kantor
16
Menteri Kesehatan No. 1332/Menkes/SK/X/2002, tentang Ketentuan dan Tata
milik/sewa/kontrak.
7. Surat pernyataan dari Apoteker Pengelola Apotek bahwa tidak bekerja tetap
pada perusahaan farmasi lain dan tidak menjadi Apoteker Pengelola Apotek di
apotek lain.
8. Asli dan salinan/fotokopi surat izin atasan bagi pemohon Pegawai Negeri,
Sarana Apotek.
17
Kesehatan RI No.1332/Menkes/SK/X/2002 pengelolaan apotek dapat dibagi
dan pelaporan mengenai khasiat, keamanan, bahaya dan atau mutu obat serta
2.9.1 Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai
A. Perencanaan
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai perlu diperhatikan pola penyakit, pola
18
B. Pengadaan
Sediaan Farmasi harus melalui jalur resmi sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
C. Penerimaan
spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam surat
D. Penyimpanan
1. Obat/bahan Obat harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik. Dalam hal
pengecualian atau darurat dimana isi dipindahkan pada wadah lain, maka
4. Pengeluaran Obat memakai sistem FEFO (First Expired First Out) dan
E. Pemusnahan
1. Obat kadaluwarsa atau rusak harus dimusnahkan sesuai dengan jenis dan
19
mengandung narkotikaa atau psikotropika dilakukan oleh Apoteker dan
oleh tenaga kefarmasian lain yang memiliki surat izin praktek atau surat
menggunakan Formulir.
2. Resep yang telah disimpan melebihi jangka waktu 5 (lima) tahun dapat
F. Pengendalian
menggunakan kartu stok baik dengan cara manual atau elektronik. Kartu stok
Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai meliputi pengadaan (surat pesanan,
20
faktur), penyimpanan (kartu stok), penyerahan (nota atau struk penjualan) dan
A. Laporan Rugi-Laba
pendapatan, biaya, laba atau rugi yang diperoleh perusahaan selama periode
tertentu. Laporan rugi-laba biasanya berisi hasil penjualan, HPP (persediaan awal
laba bersih usaha, laba bersih sebelum pajak, laba bersih setelah pajak,
B. Neraca
usaha pada waktu dan jumlah tertentu. Keadaan keuangan ini ditunjukkan dengan
jumlah harta yang dimilliki yang disebut aktiva dan jumlah kewajiban yang
disebut pasiva, atau dengan kata lain aktiva adalah investasi di dalam perusahaan
21
dan pasiva merupakan sumber-sumber yang digunakan untuk investasi tersebut.
Oleh karena itu, dapat dilihat dalam neraca bahwa jumlah aktiva akan sama besar
dengan pasiva. Aktiva dikelompokkan dalam aktiva lancar dan aktiva tetap.
Aktiva lancar berisi kas, surat-surat berharga, piutang dan persediaan. Aktiva tetap
dapat berupa gedung atau tanah, sedangkan pasiva dapat berupa hutang dan
modal.
C. Laporan utang-piutang
Laporan utang adalah laporan yang berisi utang yang dimiliki apotek pada
periode tertentu dalam satu tahun, sedangkan laporan piutang berisikan piutang
yang ditimbulkan karena transaksi yang belum lunas dari pihak lain kepada pihak
2.9.3 Administrasi
harganya, pendapatan, alat dan obat KB, obat generik dan lain-lain.
22
4. Administrasi pergudangan meliputi, pencatatan penerimaan barang, masing-
atau kredit dan asal pembelian, mengumpulkan faktur secara teratur. Selain
hutang apotek.
dengan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai dengan
maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.
23
b. Nama dokter, nomor Surat Izin Praktek (SIP), alamat, nomor telepon dan
paraf, dan
b. Stabilitas, dan
d. Reaksi Obat yang tidak diinginkan (alergi, efek samping Obat, manifestasi
klinis lain),
f. Interaksi.
2.9.4.2 Dispensing
24
- Mengambil Obat yang dibutuhkan pada rak penyimpanan dengan
emulsi.
4. Memasukkan Obat ke dalam wadah yang tepat dan terpisah untuk Obat yang
berada untuk menjaga mutu Obat dan menghindari penggunaan yang salah.
serta jenis dan jumlah Obat (kesesuaian antara penulisan etiket dengan
Resep),
dan lain-lain,
25
f. Penyerahan Obat kepada pasien hendaklah dilakukan dengan cara yang
baik, mengingat pasien dalam kondisi tidak sehat mungkin emosinya tidak
stabil,
h. Membuat salinan Resep sesuai dengan Resep asli dan diparaf oleh
Formulir.
Apoteker di Apotek juga dapat melayani Obat non Resep atau pelayanan
memerlukan Obat non Resep untuk penyakit ringan dengan memilihkan Obat
dievaluasi dengan kritis dan dengan bukti terbaik dalam segala aspek penggunaan
Obat kepada profesi kesehatan lain, pasien atau masyarakat. Informasi mengenai
26
keamanan penggunaan pada ibu hamil dan menyusui, efek samping, interaksi,
stabilitas, ketersediaan, harga, sifat fisika atau kimia dari Obat dan lain-lain.
(penyuluhan),
Formulir.
1. Topik Pertanyaan,
4. Data pasien (umur, jenis kelamin, berat badan, informasi lain seperti riwayat
5. Uraian pertanyaan,
27
6. Jawaban pertanyaan,
7. Referensi,
8. Metode pemberian jawaban (lisan, tertulis, per telepon) dan data Apoteker
2.9.4.4 Konseling
dinilai rendah, perlu dilanjutkan dengan metode Health Belief Model. Apoteker
harus melakukan verifikasi bahwa pasien atau keluarga pasien sudah memahami
1. Pasien kondisi khusus (pediatri, geriatri, gangguan fungsi hati dan/atau ginjal,
AIDS, epilepsi),
fenitoin, teofilin),
28
5. Pasien dengan polifarmasi; pasien menerima beberapa Obat untuk indikasi
penyakit yang sama. Dalam kelompok ini juga termasuk pemberian lebih dari
satu Obat untuk penyakit yang diketahui dapat disembuhkan dengan satu jenis
Obat,
Questions, yaitu :
- Apa yang dijelaskan oleh dokter tentang cara pemakaian Obat Anda?
- Apa yang dijelaskan oleh dokter tentang hasil yang diharapkan setelah
penggunaan Obat,
pasien sebagai bukti bahwa pasien memahami informasi yang diberikan dalam
29
2.9.4.5 Pelayanan Kefarmasian di Rumah (home pharmacy care)
Apoteker, meliputi :
pengobatan,
menggunakan Formulir.
terapi Obat yang efektif dan terjangkau dengan memaksimalkan efikasi dan
30
Kriteria pasien :
c. Adanya multidiagnosis,
merugikan.
Kegiatan :
b. Mengambil data yang dibutuhkan yaitu riwayat pengobatan pasien yang terdiri
dari riwayat penyakit, riwayat penggunaan Obat dan riwayat alergi; melalui
wawancara dengan pasien atau keluarga pasien atau tenaga kesehatan lain,
c. Melakukan identifikasi masalah terkait Obat. Masalah terkait Obat antara lain
adalah adanya indikasi tetapi tidak diterapi, pemberian Obat tanpa indikasi,
pemilihan Obat yang tidak tepat, dosis terlalu tinggi, dosis terlalu rendah,
terjadinya reaksi Obat yang tidak diinginkan atau terjadinya interaksi Obat,
31
f. Hasil identifikasi masalah terkait Obat dan rekomendasi yang telah dibuat oleh
menggunakan Formulir.
merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi pada dosis normal yang digunakan
pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan terapi atau memodifikasi
fungsi fisiologis.
Kegiatan :
menggunakan Formulir.
32
2.9.5 Sumber Daya Kefarmasian
memiliki Surat Tanda Registrasi, Surat Izin Praktek atau Surat Izin Kerja.
a. Pemberi layanan
b. Pengambil keputusan
dengan menggunakan seluruh sumber daya yang ada secara efektif dan efisien.
c. Komunikator
kesehatan lainnya sehubungan dengan terapi pasien. Oleh karena itu harus
d. Pemimpin
33
e. Pengelola
informasi dan bersedia informasi tentang Obat dan hal-hal lain yang
Development / CPD).
g. Peneliti
Kefarmasian.
pengelolaan obat menjadi mudah. Beberapa peraturan tersebut antara lain yaitu :
34
c. Kepmenkes RI No. 2396/A/SK/VIII/86 tentang Tanda Khusus Obat Keras
Daftar G.
Narkotika.
Obat bebas adalah obat tanpa peringatan, yang dapat diperoleh tanpa resep
dokter. Tandanya berupa lingkaran bulat berwarna hijau dengan garis tepi hitam.
35
2.10.2 Obat Bebas Terbatas
Obat bebas bebas terbatas adalah obat dengan peringatan, yang dapat
diperoleh tanpa resep dokter. Tandanya berupa lingkaran bulat berwarna biru
dengan garis tepi hitam. Contoh dari obat bebas terbatas yaitu, obat batuk
penurun panas (Ibuprofen®), obat-obat antiseptik (Betadine) dan obat tetes mata
untuk iritasi ringan (Braito®). Obat golongan ini termasuk obat keras tapi dapat
c. P No. 3 : Awas! Obat keras. Hanya untuk bagian luar dari badan. Contoh :
Tingtur lodii®.
36
d. P No. 4 : Awas! Obat keras. Hanya untuk dibakar. Contoh : Sigaret asma®.
Steril®.
Suppositoria®.
Pada obat antara daftar obat B dan daftar obat G adalah obat pada daftar
sebagai berikut :
a. Obat-obat dengan daftar obat B hanya boleh dijual dalam kemasan asli pabrik
pembuatannya.
37
2.10.3 Obat Keras Daftar G
bungkusan atau tidak yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan. Tanda khusus obat
keras yaitu lingkaran merah dengan garis tepi hitam dan huruf K di dalamnya
yang ditulis pada etiket dan bungkus luar. Psikotropika termasuk dalam golongan
obat keras. Obat keras merupakan obat yang hanya bisa didapatkan dengan resep
dokter dan dapat diulang tanpa resep baru bila dokter menyatakan pada resepnya
“boleh diulang”. Obat-obat golongan ini antara lain obat jantung (Amlodipine®),
beberapa obat ulkus lambung (Ranitidine®) dan semua obat suntik (Cefotaxime®,
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan
narkotika yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf
pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
38
a. Psikotropika golongan I adalah Psikotropika yang hanya dapat digunakan
untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta
Metilamfetamin®.
dapat digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta
dan banyak digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan
dan sangat luas dalam terapi atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta
terbaru No. 35 tahun 2009, pada pasal 153 dinyatakan bahwa lampiran mengenai
39
mengenai psikotropika Golongan I dan Golongan II dalam lampiran Undang-
Undang No. 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika sudah dicabut dan dinyatakan
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan
2009) :
40
b. Narkotika Golongan II adalah narkotika yang berkhasiat pengobatan,
digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan atau
normetadona, metadona.
tidak memiliki peraturan yang baku. Cara menyimpan obat ini dapat disesuaikan
dengan sifat bahan obat, kelembaban, bahan wadah. Selain hal tersebut,
41
sarang tawon dan memperhatikan estetika. Seperti Sediaan Suppositoria, Sediaan
Insulin dan obat yang tidak tahan dengan suhu ruang, di simpan dalam lemari
PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Untuk mengimpor bahan baku, memproduksi
narkotika ke PBF PT. Kimia Farma dengan menggunakan Surat Pesanan (SP),
yang ditandatangani oleh APA, dilengkapi dengan nama jelas, stempel Apotek,
nomor SIKA dan SIPA. Surat pesanan dibuat rangkap 4 serta satu SP untuk satu
42
2.12.2 Penyimpanan Narkotika
khusus.
berbeda,
3. Diletakkan di tempat yang aman dan tidak terlihat oleh umum, untuk
Apotek,
x 100 cm, maka lemari tersebut harus dibuat melekat pada tembok atau lantai.
43
f. Lemari khusus berada dalam penguasaan Apoteker penanggung jawab.
g. Lemari khusus harus ditempatkan di tempat yang aman dan tidak terlihat oleh
umum.
pengetahuan.
dokter.
walaupun resep tersebut baru dilayani sebagian atau belum dilayani sama
sekali.
e. Untuk resep narkotika yang baru dilayani sebagian atau belum sama sekali,
apotek boleh membuat salinan resep tetapi salinan resep tersebut hanya boleh
f. Salinan resep dari resep narkotika dengan tulisan iter tidak boleh dilayani
sama sekali. Dengan demikian dokter tidak boleh menambah tulisan iter pada
44
2.12.4 Pemusnahan Narkotika
pemusnahan .
c. Tanda tangan dan identitas lengkap pelaksana dan pejabat yang menyaksikan
pemusnahan.
narkotika dapat dikenai sanksi administratif oleh Menteri Kesehatan yang berupa :
45
kepada Kepala Pelayanan Kesehatan dengan tembusan kepada Kepala Balai Besar
46
2.13.1 Pemesanan Psikotropika
digunakan untuk beberapa jenis obat. Penyerahan psikotropika oleh apotek hanya
pengobatan, dokter dan pasien dengan resep dokter. Tata cara pemesanan adalah
jelas, stempel apotek, nomor SIK dan SIPA. Surat pesanan dibuat rangkap 2, serta
satu SP untuk beberapa jenis obat psikotropika (Permenkes No.3 tahun 2015).
keamanan, khasiat, dan mutu Psikotropika, maka disarankan untuk obat golongan
khusus.
berbeda,
47
3. Diletakkan di tempat yang aman dan tidak terlihat oleh umum, untuk
Apotek,
pidana, diproduksi tanpa memenuhi standar dan persyaratan yang berlaku dan atau
tidak dapat digunakan dalam proses produksi, kadaluarsa atau tidak memenuhi
syarat untuk digunakan pada pelayanan kesehatan dan untuk kepentingan ilmu
kepala Balai Besar POM setempat dan 1 salinan untuk arsip apotek (Permenkes
48
a. Nama, bentuk sediaan, dan kekuatan Narkotika,
BAB III
49
TINJAUAN KHUSUS APOTEK KIMIA FARMA
Sejarah panjang PT. Kimia Farma terbentang sejak tahun 1817 yang kala itu
masih di bawah penguasaan Belanda. Nasionalisasi terjadi pada tahun 1958 dan
akhirnya menjadi PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. pada tahun 1971. PT. Kima
Farma (Persero) Tbk, merupakan badan usaha milik negara atau BUMN yang
terdiri dari PT. Kimia Farma Apotek, PT. Kimia Farma Traiding and Distribution,
dan PT. Kimia Farma Produksi. PT. Kimia Farma Apotek menjadi anak
ini PT. Kimia Farma Apotek telah mengelola sebanyak 615 Apotek hingga tahun
2014 yang tersebar di seluruh tanah air dan pemimpin pasar di bidang perapotekan
dengan penguasaan pasar sebesar 19% dari total penjualan apotek dari seluruh
Indonesia.
Agar dapat exist dan terus menerus berkembang dalam menghadapi pasar
global yang dinamis dan kompleks dengan persaingan yang sangat ketat, salah
50
satu strategi yang dilakukan oleh PT. Kimia Farma Apotek adalah dengan
tentu saja selalu diiringi dengan strategi pemasaran yang tepat sehingga
sustainable.
manajemen PT. Kimia Farma Apotek pada bulan Juli 2004. PT. Kimia Farma
perubahan yang dilakukan adalah dengan mengubah persepsi dan citra lama
tentang Kimia Farma. Dalam konsep baru, Apotek Kimia Farma bukan lagi
terbatas sebagai gerai untuk menjual obat, melainkan menjadi pusat pelayanan
kesehatan atau health centre, yang didukung oleh berbagai aktifitas penunjang
seperti laboratorium klinik, optik, praktek dokter dan health centre untuk obat-
PT. Kimia Farma Apotek memiliki jaringan yang dan tersebar di seluruh
Farma No. 131 Kartini, Apotek Kimia Farma No. 222 Gajah Mada, Apotek Kimia
Farma No. 256 Bumi Waras, Apotek Kimia Farma No. 285 Way Halim, Apotek
Kimia Farma No. 318 Raja Basa, Apotek Kimia Farma No. 327 Gatot Subroto,
51
Apotek Kimia Farma No. 467 Antasari, Apotek Kimia Farma No.553 Bandar
Jaya, Apotek Kimia Farma No. 647 Teuku Umar, Apotek Kimia Farma No. 648
Walter Mongonsidi.
1. Visi
2. Misi
based income).
adalah seorang apoteker yang membawahi karyawan di apotek yang terdiri dari
Tenaga Teknis Kefarmasian, juru resep dan kasir. MAP bertugas mengelola dan
52
bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan kefarmasian di Apotek. Dengan
adanya konsep BM, diharapkan pengelolaan aset, sediaan farmasi dan keuangan
dari apotek dalam satu area menjadi lebih efektif dan efisien. Demikian juga
penyelesaian masalah.
b. Apotek pelayanan akan lebih fokus pada kualitas pelayanan, sehingga mutu
peningkatan penjualan.
barang dagangan yang lebih murah, dengan maksud agar dapat memperbesar
53
Gambar 3.1 Simbol PT. Kimia Farma Apotek
a. Simbol Matahari
menjalankan bisnisnya.
3. Komitmen : Matahari selalu terbit dari timur dan tenggelam dari arah barat
secara teratur dan terus menerus, memiliki makna adanya komitmen dan
4. Sumber energi : Matahari sumber energi bagi kehidupan dan Kimia Farma
masyarakat.
5. Semangat yang abadi : Warna orange berarti semangat, warna biru berarti
b. Jenis huruf
54
Dirancang khusus untuk kebutuhan Kimia Farma disesuaikan dengan nilai
dan image yang telah menjadi energi bagi Kimia Farma, karena prinsip sebuah
c. Sifat huruf
bidang Farmasi yang memiliki bisnis hulu hilir dan merupakan perusahaan
optimisme.
tahun 1998 yang artinya sudah kurang lebih 13 tahun kebijakan itu
yang pada akhirnya diharapkan menjadi suatu jaringan apotek yang kuat.
straategis karena berada di pusat kota, terletak di pinggir jalan raya yang ramai
55
Bangunan Apotek Kimia Farma dibagi atas beberapa ruangan yang diatur
a. Ruang Tunggu
alat kesehatan, rak dan lemari pendingin untuk soft drink, dan makanan
antara lain : Dokter Umum, Penyakit Dalam, Penyakit Jiwa, Obsgin, Anak,
Saraf, Paru, Gigi dan THT, yang terbagi dalam 10 apotek yang ada.
56
Ruang penunjang lainnya terdiri dari klinik, laboratorium klinik dan
ruang pemeriksaan telinga. Selain itu terdapat juga fasilitas penunjang lain
seperti : kamar mandi karyawan, toilet untuk pasien dan ruang sholat.
a. Pemilihan
Selama ini seleksi atau pemilihan obat yang dilakukan di Apotek Kimia
Farma dilakukan berdasarkan kebutuhan obat fast moving maupun slow moving.
Dengan metode seleksi tersebut apotek kimia farma mampu memenuhi kebutuhan
pasien akan obat dan hampir tidak pernah menolak resep yang datang ke apotek.
Tahap perencanaan sangat penting karena persediaan obat yang efektif dan
1-3 bulan sebelumnya. Barang yang banyak terjual direncanakan untuk dilakukan
kebutuhan satu sampai dua minggu. Hal ini dilakukan untuk menghindari
omset, sehingga sisa dana tersebut dapat digunakan untuk keperluan lain agar
perputaran modal tidak berhenti. Selain itu cara ini lebih efektif untuk
setiap hari.
57
Pengadaan barang di apotek kimia farma dilakukan oleh staf pengadaan
yang diberi wewenang dan tanggung jawab di bawah pengawasan langsung Bisnis
pengadaan barang dilakukan apabila persediaan barang telah menipis. Hal tersebut
dilakukan untuk mengurangi stok obat dalam jumlah besar dan pertimbangan
barang dari distributor kepada apotek, dimana apotek bertindak sebagai agen
komisioner yang akan menerima komisi bila barang terjual, namun bila barang
dilakukan untuk obat-obat baru, obat-obat yang kurang laku atau yang sedang
banyak.
58
Pembelian barang di apotek kimia farma baik berupa obat dan perbekalan
farmasi lain yang berkaitan dengan penjualan seperti botol, pot dan lain-lain
dilakukan setiap hari, dengan menggunakan SP yang telah disetujui oleh APA lalu
melalui salesman yang datang ke apotek. Untuk pembelian obat yang bersifat
mendesak (cito), apotek dapat membelinya dari apotek yang terdekat, dalam
harus ditanda tangani oleh Apoteker Pengelola Apotek (APA) dan diberi cap
apotek, sedangkan untuk pembelian dan pemesanan obat bebas maupun obat
membuat surat pesanan (SP) yang berisi nama distributor, nama barang,
2. Surat pesanan ini akan diberikan kepada sales dari pihak distributor
59
akan diberikan kepada pengantar barang pada saat mengantarkan barang
yang dipesan.
d. Penerimaan Barang
penerimaan.
dan surat pesanan. Kemudian salinan faktur ini akan diberikan ke bagian
e. Penyimpanan
dan masing-masing disusun secara alfabetis dengan sistem FEFO (First Expired
60
First Out) artinya obat yang telah mendekati waktu kadaluarsa yang terlebih
kadaluarsa dan FIFO (First In First Out) artinya obat yang terlebih dahulu masuk
akan terlebih dahulu dikeluarkan. Setiap jenis obat yang akan disimpan disertai
dengan kartu stok obat untuk mencatat mutasinya. Obat yang harus disimpan
dalam suhu rendah, disimpan dalam lemari pendingin seperti sediaan suppositoria.
dalam lemari sirkulasi dan etalase berdasarkan kelas terapi, bentuk sediaan dan
khusus yang dilengkapi dengan kunci, dan kuncinya disimpan oleh Apoteker
mutasinya.
informasi obat yang tepat dan dapat dipercaya untuk menuju pengobatan yang
lebih aman, tepat, rasional dan ekonomis serta mengatasi masalah yang terjadi
kesehatan berupa pelayanan informasi obat untuk memantau, mengawasi dan ikut
61
serta dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Pada setiap transaksi obat
di Apotek, selalu dilengkapi dengan pemberian informasi tentang obat yang akan
3.7.2 Konseling
Tujuan dari konseling tidak hanya memberitahukan aturan dan cara pakai
obat, tetapi mempunyai tujuan yang lebih luas yang secara umum bertujuan untuk
diantaranya :
a. Pendidikan pasien
rasional.
Apotek Kimia Farma secara umum telah melakukan konseling kepada pasien,
ringan. Obat-obat yang dapat digunakan untuk pengobatan mandiri antara lain
adalah obat bebas, obat bebas terbatas dan obat wajib apotek (OWA). Ketiga jenis
obat ini dapat dibeli pasien tanpa menggunakan resep dokter, namun perlu
62
Di Apotek Kimia Farma pengobatan mandiri ini disebut Upaya
sudah baik dan sesuai persyaratan peraturan yang berlaku, diantaranya rutin
mmbuat catatan pasin : nama, alamat, nomor telepon, dan obat yang diserahkan,
menyeluruh dari awal penerimaan resep dari pasien sampai penyerahan obat
disertai informasinya.
pembayaran tunai dan kredit. Pembayaran tunai obat dengan resep dilakukan
terhadap pelanggan yang langsung datang ke apotek untuk menebus obat yang
dibutuhkan dan dibayar secara tunai. Pembayaran dengan cara kredit obat dengan
resep dokter adalah penjualan obat dengan resep berdasarkan perjanjian kerjasama
secara berkala.
63
3.7.5 Monitoring Efek Samping Obat
terjadinya efek samping yang merugikan pasien, sehingga pasien akan lebih
3.7.6 Dispensing
berdasarkan resep. Di Apotek Kimia Farma proses dispensing ini sudah dilakukan
dengan baik, ini terlihat dari alur pelayanan obat Resep di Apotek yang mana
standar praktek dan ilmu kefarmasian. Memberi label dan etiket, menyerahkan
64
3.7.7 Jumlah Rata-Rata Resep Perhari, dan Pelayanan Resep di Apotek
Jumlahr esep rata-rata perhari di Apotek Kimia Farma 327 Gatot Subroto
Bandar Lampung yaitu 30 sampai dengan 50 resep, yang merupakan tunai dan
kredit.
menyeluruh dari awal penerimaan resep dari pasien sampai penyerahan obat
disertai informasinya.
pembayaran tunai dan kredit. Adapun pelayanan yang dilakukan adalah sebagai
berikut :
membeli obat dengan resep dokter secara tunai. Proses pelayanan secara tunai
adalah :
tersebut.
2. Ada tidaknya obat pada persediaan akan diperiksa oleh Tenaga Teknis
65
3. Setelah disetujui oleh pasien, segera dilakukan pembayaran atas obat dan
aslinya.
7. Obat disiapkan.
8. Setelah obat selesai disiapkan maka obat diberi etiket dan label bila perlu
nomor resep, nama pasien, kebenaran obat, jumlah dan etiketnya, serta
kebenaran kuitansi.
10. Obat diserahkan kepada pasien sesuai dengan nomor resep yang disertai
dengan informasi tentang cara pemakaian obat dan informasi lain yang
11. Lembaran resep asli dikumpulkan menurut nomor urut dan tanggal resep
66
b. Proses pelayanan resep secara kredit adalah sebagi berikut :
3) Penomoran resep dokter yang dibeli secara kredit dibedakan dengan resep
4) Resep disusun dan disimpan terpisah dari resep yang dibeli secara tunai
Apotek Kima Farma bekerjasama dengan PT. BPJS, PT. Inhealth, PT.
Jamsostek, PT. Pertamina, PT. POS Indonesia, PT. TELKOM, PT. Nestle,
PT. PLN, PT. Bank Indonesia, PT. Bukit Asam, dan PT. Coca Cola.
di sekitarnya.
67
BAB IV
PEMBAHASAN
kefarmasian yaitu penyaluran obat, alat kesehatan dan perbekalan farmasi yang
memiliki dua fungsi sosial dan fungsi ekonomi, merupakan suatu badan usaha
berjalan dan juga berperan sebagai sarana pelayanan kesehatan yang mendukung
Apotek pelayanan dan tersebar di seluruh Indonesia. Dalam konsep baru, Apotek
Kimia Farma bukan lagi terbatas sebagai gerai untuk menjual obat, melainkan
penunjang seperti praktek dokter, Klinik, Laboratorium Klinik, Optik dan Health
kepada masyarakat (non profit oriented). Selain itu, apotek ini juga merupakan
68
suatu institusi bisnis (profit oriented) karena modal yang ditanam tidaklah sedikit.
untuk memperoleh obat-obatan yang dibutuhkan serta dapat lebih berperan dalam
pemberian informasi yang jelas dan benar tentang obat dan penggunaannya serta
kegiatan apotek baik secara teknis maupun non teknis. Kegiatan teknis farmasi di
Seorang Apoteker juga harus dapat mengelola karyawan dan pelanggannya dapat
terdapat peralatan meliputi timbangan, mortir, gelas ukur, pilling kapsul, wadah
pengemas, dan etiket. Buku penunjang yang digunakan di apotek yaitu MIMS
tahun 2013/2014 edisi 13, Farmakope Indonesia edisi IV tahun 1995, Farmasi
Klinis, Obat-Obat Penting, ISO tahun 2012/2013 vol. 27, dan Kapita Selekta
69
faktur, kuitansi, salinan Resep, buku pengeluaran obat dan buku penerimaan obat,
buku harian narkotika dan buku harian psikotropika. Pengelolaan sediaan farmasi
pelayanan informasi obat, konseling dan monitoring efek samping obat. Skrining
resep perlu dilakukan untuk meminimalkan Drug Related Problem setelah itu
penyiapan obat dan penyerahan yang disertai dengan informasi obat yang lengkap
agar masyarakat menggunakan obat dengan lebih baik dan tepat. Konseling
Apotek Kimia Farma masih berjalan meskipun belum ada ruangan khusus untuk
penyerahan obat.
akan merugikan Apotek namun juga terjangkau oleh masyarakat. Untuk itu pada
bab ini akan dibahas mengenai pengelolaan Apotek Kimia Farma yang meliputi :
Kimia Farma terdiri dari pemilik apotek, APA, TTK, juru resep dan kasir, serta
70
petugas kebersihan. Penerapan sistem manajemen di Apotek Kimia Farma telah
terlaksana dengan baik di mana dapat dilihat dari adanya struktur organisasi
wewenang dapat dilakukan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang telah
ditentukan.
Pengelola Apotek (APA) selalu ada di tempat sehingga resep dilakukan langsung
oleh Apoteker. Peran dan fungsi APA dalam menentukan arah terhadap seluruh
kegiatan di Apotek Kimia Farma diambil alih langsung oleh APA, wewenang
Pemilihan lokasi Apotek yang tepat dalam bisnis Apotek berperan besar
tidak strategis, jauh dari konsumen, atau lokasi yang telah memiliki terlalu banyak
apotek tersebut tidak mampu menawarkan suatu yang lebih kepada konsumen.
Apotek Kimia Farma memiliki lokasi yang cukup strategis karena berada di
pinggir jalan dua arah yang cukup padat kendaraan dan terletak di daerah
Praktek Dokter Umum dan Hearing Mart ( Pusat Alat Bantu Dengar ) yang
71
Di bagian dalam bangunan Apotek, merupakan bagian inti yang terdapat
ruang peracikan dengan meja racik di tengah ruangan dan dikelilingi dengan
lemari obat ethical. Dengan jalur masuk ruang tengah yang berada di antara
lemari obat ethical, karyawan di dalam ruang peracikan tetap dapat melihat
transaksi baik uang maupun barang yang terjadi pada semua fungsi kegiatan
transaksi dagang dan keuangan serta analisis, pembuktian dan pembuatan laporan.
sudah berjalan dengan baik, rapi dan efisien. Hal itu terlihat dari lembar-lembar
resep, faktur atau nota pembelian memiliki tempat penyimpanan khusus yang
tertata dengan baik dan rapi. Selain itu, administrasi dan keuangan Apotek sudah
dicatat dan dibedakan antara pendapatan shift pagi dan pendapatan shift sore.
Pencatatan dilakukan di buku harian secara rinci dan jelas dalam bentuk laporan
72
Setiap tahunnya, dari data laporan bulanan akan dilakukan evaluasi
keuangan setiap tahun dalam bentuk neraca dan laporan laba rugi yang dikerjakan
oleh akuntan untuk kemudian dilaporkan ke pemilik sarana apotek. Dari laporan
tersebut dapat dilakukan analisis apakah administrasi sudah berjalan baik seperti
yang diharapkan dan dapat melihat laba/rugi yang dialami oleh apotek unuk
obat (fast moving atau slow moving) untuk kemudian dilakukan pengadaan
berdasarkan kepada jumlah stok barang yang masih tersedia, pemakaian obat di
setiap hari melalui telepon atau secara langsung ke pengantar obat (salesman)
yang datang ke Apotek Kimia Farma. Pemesanan obat dilakukan dengan melihat
sejarah pembelian 1-3 bulan sebelumnya dan yang tercatat dalam buku defecta
atau buku permintaan barang kemudian dipindahkan dalam surat pemesanan yang
untuk dajukan pada PBF terkecuali untuk obat psikotropik dan narkotik apotek
langsung memesan dari Pedagang Besar Farmasi. Barang yang banyak terjual
bulan sebelumnya untuk kebutuhan satu sampai dua minggu. Hal ini dilakukan
73
Barang yang sudah dipesan biasanya akan dikirim oleh PBF pada hari itu
juga atau dikirim keesokan harinya tergantung kebijakan dari PBF. Barang
kesesuaian antara barang yang datang dengan daftar barang yang dipesan di buku
pemesanan dan dengan faktur pembeliannya terhadap jenis barang, merk, jumlah,
harga satuan, jumlah harga perbarang dan jumlah harga keseluruhan obat yang
tertera di dalam faktur dan tanggal kadaluarsa. Jika obat sudah sesuai, faktur
ditandatangani oleh petugas apotek dan obat di input ke komputer serta dilakukan
pemesanan dapat dilakukan melalui telepon dan surat pesanan yang dapat
diberikan setelah obat datang. Sedangkan untuk obat golongan narkotika, surat
pesanan langsung di kirim ke PBF, baru kemudian obat narkotika dapat dikirim,
begitu juga untuk obat golongan psikotropika surat pesanan langsung di kirim ke
PBF.
Pada saat penerimaan barang, setiap barang yang datang terlebih dahulu
dilakukan pengecekan oleh petugas apotek apakah sama barang yang datang
kemasan obat, jumlah barang, expired date. Setelah obat diperiksa, faktur obat
disimpan untuk dicatat ke buku sebagai hutang dagang. Untuk obat-obat OTC
74
Pengembalian barang kepada distributor atau retur dilakukan berdasarkan
retur yang berbeda satu dan lainnya. Retur barang dapat berupa penggantian
barang, penggantian uang atau pemotongan tagihan sesuai dengan perjanjian yang
semisolid, injeksi, obat yang perlu penyimpanan dengan suhu dingin (1-5°C) di
perhatian dan menjadi nilai tambah tersendiri dalam segi estetikanya. Penempatan
obat di Apotek menggunakan sistem FEFO (First Expire First Out) dimana obat-
obat yang mempunyai waktu kadaluarsa lebih singkat disimpan paling depan yang
memungkinkan diambil terlebih dahulu dan sistem FIFO (First In First Out), yaitu
75
Penataan obat-obat Over The Counter (OTC), alat kesehatan, produk
suplemen dan obat-obatan herbal di etalase depan sudah cukup rapih dan menarik
sehingga memudahkan pelanggan untuk memilih barang yang akan dibelinya serta
Obat dalam bentuk sediaan cair disimpan secara terpisah dengan obat
sediaan solid seperti kapsul dan tablet. Obat generik, obat paten, dan obat
pelayanan obat.
Sementara itu, Obat narkotika di lemari yang tidak terlihat oleh umum,
terbuat dari kayu dan dibagi menjadi dua bagian. Satu bagian untuk menyimpan
persediaan obat narkotika, satu bagian untuk menyimpan obat psikotropika, hal ini
apotek agar berhati-hati dalam memilih atau memberi obat tersebut, karena obat
tersebut tidak boleh diserahkan tanpa resep dokter. Kunci lemari narkotika di
obat resep dan non resep sudah berjalan cukup baik. Apotek Kimia Farma
melayani pembelian obat secara tunai dan kredit. Untuk pelayanan resep kredit,
Apotek Kimia Farma bekerjasama dengan suatu instansi swasta, dimana instansi
tersebut akan mengirimkan resepnya melalui fax atau karyawan Apotek yang akan
mendatangi perusahaan tersebut untuk mengambil resep dan kemudian obat akan
disiapkan oleh petugas apotek dan diantar kembali ke instansi tersebut. Sedangkan
76
pelayanan dengan resep tunai berasal dari dokter praktek di Apotek Kimia Farma
maupun diluar Apotek Kimia Farma. Jika obat hanya ditebus sebagian, maka
pasien tersebut. Bila ada permintaan dari pasien dapat pula dibuatkan kuitansi atas
diurutkan sesuai dengan nomor resep. Apotek Kimia Farma menyimpan resep
mengobati penyakit atau gejala yang dapat dikenali sendiri. Untuk pelayanan
bersifat memaksa. Petugas Apotek hanya memberikan arahan dan saran terhadap
obat yang akan dipilih oleh pasien. Dan untuk pelayanan resep atau mungkin
hanya sebagian dulu, disesuaikan juga dengan keuangan pasien. Untuk pasien
yang mungkin kesulitan untuk menebus obat yang nilainya cukup tinggi maka
petugas dapat menyarankan untuk menggantinya dengan obat generik yang lebih
murah dan mudah dijangkau. Namun terlebih dahulu harus meminta kesepakatan
77
Obat-obat yang bisa diberikan langsung tanpa resep dokter di Apotek
meliputi golongan Obat Bebas, Obat Bebas Terbatas dan Obat Wajib Apotek
(OWA). Obat Wajib Apotek merupakan obat keras yang dapat diserahkan tanpa
resep dokter oleh Apoteker di Apotek dan terbatas pada obat keras yang tercantum
terutama dalam pemberian informasi pada pasien dan pengelolaan apotek dengan
baik, seperti pada pelayanan dan penyerahan Obat Wajib Apotek (OWA)
informasi yang penting seperti dosis, cara pakai, kontra indikasi, efek samping
dan lain-lain yang perlu diperhatikan oleh pasien, serta membuat catatan pasien
obat dan pengelolaan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan serta pelayanan
oleh Apoteker.
78
BAB V
5.1 Kesimpulan
Dari hasil Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) yang dilakukan di Apotek
(APA) di Apotek Kimia Farma No.327 terletak di Jalan Jalan Gatot Subroto,
2. Calon Apoteker dapat mengaplikasikan teori yang telah didapat dalam bidang
Apotek yang sesuai dengan peraturan etika yang berlaku meliputi tentang
79
5.2 Saran
Demi mempertahankan eksistensi Apotek Kimia Farma pada masa yang akan
datang, sebaiknya Apotek Kimia Farma dapat melakukan hal-hal sebagai berikut :
1. Perlu adanya evaluasi kepuasan pasien dengan cara membuat kuisioner atau
80
DAFTAR PUSTAKA
Yogyakarta.
Jakarta.
81
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2014, Peraturan Menteri
Jakarta.
82
LAMPIRAN
83
Lampiran 1. Struktur Organisasi Apotek Kimia Farma
Apoteker Pengelola
Apotek (APA) Dokter
84
Lampiran 3. Desain Interior Apotek Kimia Farma Bagian Luar
85
Lampiran 5. Surat Pesanan Narkotika Apotek Kimia Farma
86
Lampiran 6. Surat Pesanan Psikotropika
87
Lampiran 8. Skema Pengadaan Obat Umum di Apotek Kimia Farma
Distributor
Faktur
Gudang
Apotek
Kimia Farma
Apotek
88
Lampiran 10. Rak Penyimpanan Obat Generik dan Obat Nama Dagang
89
Lampiran 11. Rak Penyimpanan Obat Psikotropika Dan Narkotika
90
Lampiran 13. Salinan Resep Apotek Kimia Farma
91