NIM :2003010212
SEMESTER/KELAS :I/E
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini tepat waktu.Pada
prinsipnya tugas ini merupakan tugas mata kuliah pengantar ilmu sosiologi dengan judul
“Dampak Pertambangan Batu Gamping Oleh PT Istindo Mitra Manggarai dan PT
Singa Merah bagi Masyarakat Desa Satar Punda Kecamatan Lamba Leda Kabupaten
Manggarai Timur Ditinjau dari Perspektif Konflik”
Segala upaya telah penulis kerahkan dalam menyelesaikan tugas ini.Namun penulis
menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak terdapat
kesalahan serta kekurangan di dalamnya.Oleh karena itu, kritik dan saran sangat
dibutuhkan untuk menyempurnakan tulisan ini.Apabila terdapat banyak kesalahan pada
makalah ini penulis mohon maaf sebesar-besarnya.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Kegiatan Penambangan
B. Dampak Penambangan Batu Gamping
C. Analisis Konflik Dalam Persoalan Tambang
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
C. Tujuan Penulisan
a. Umum
Secara umum tulisan ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah pengantar ilmu
sosiologi tahun 2020.
b. Khusus
Secara khusus tulisan ini bertujuan memahami dampak penambangan batu gamping bagi
masyarakat Desa Satar Punda Kecamatan Lamba Leda Kabupaten Manggarai Timur.
D. Manfaat Penulisan
1.Akademis
a. Secara akademis tulisan ini sebagai pengetahuan yang dapat menambah kekhasan
dalam pengembangan ilmu sosial terutama sosiologi dengan pendekatan konflik.
b. Tulisan ini juga dapat menjadi informasi awal bagi masyarakat yang berminat
terhadap pengembangan ilmu sosiologi umumnya dan teori konflik khususnya.
2. Praktis
Secara praktis tulisan ini dapat digunakan sebagai salah satu referensi dan informasi
tentang kebijakan dan dampak pertambangan batu gamping bagi masyarakat Desa Satar
Punda Kecamatan Lamba Leda khususnya dan Kabupaten Manggarai Timur umumnya.
E. Metode Penulisan
Dalam menyelesaikan tulisan ini penulis menggunakan metode kepustakaan yaitu dengan
menghimpun data dan bacaan yang relevan dengan masalah yang dibahas.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
LUAS
NO KECAMATAN IBU KOTA WILAYAH
DARATAN
(HA)
1 Borong Borong 28.202
2 Rana Mese Golo Mongkok 20.824
3 Poco Ranaka Mano 10.601
4 Poco Ranaka Lawir 10.423
Timur
5 Lamba Leda Benteng Jawa 35.943
6 Sambi Ramas Pota 40.009
7 Elar Lengko Elar 32.825
8 Elar Selatan Wukir 23.934
9 Kota Komba Wae Lengga 49.194
Kabupaten Manggarai Timur 251.955
Sumber: Bappeda Kabupaten Manggarai Timur, 2013
a. Peruntukan Mineral
Wilayah pertambangan Kabupaten Manggarai Timur meliputi:
Mineral logam sebagaimana meliputi:
Mangan, terletak di Kecamatan Lamba Leda (Desa Satar Punda, Desa
Satar Teu, Desa Nampar Tabang, Desa Goreng Meni, Desa Tengku
Lawar, Desa Necak, Desa Golo Munga), Kecamatan Elar (Kelurahan
Tiwu Kondo, Desa Rana Kulan), Kecamatan Sambi Rampas (Kelurahan
Nanga Baras, Desa Nanga Mbaur, Desa Nanga Mbaling). Pasir Besi
terletak di Kecamatan Kota Komba (Desa Bamo);
Besi terletak di Kecamatan Lambaleda (Desa Lencur);
Barit terletak di Kecamatan Kota Komba (Kelurahan Tanah Rata);
Tembaga terletak di Kecamatan Poco Ranaka (Desa Benteng Rampas,
Desa Ngkiong Dora, Desa Rende Nau), Kecamatan Sambi Rampas (Desa
Nanga Mbaur, Desa Satar Nawang), Kecamatan Elar (Desa Golo Lijun,
Desa Golo Lebo);
Emas terletak di Kecamatan Poco Ranaka (Desa Benteng Rampas, Desa
Ngkiong Dora, Desa Rende Nau), Kecamatan Sambi Rampas (Desa
Nanga Mbaur, Desa Satar Nawang), Kecamatan Elar (Desa Golo Lijun,
Desa Golo Lebo);
Seng terletak di Kecamatan Poco Ranaka (Desa Benteng Rampas, Desa
Ngkiong Dora, Desa Rende Nau), Kecamatan Sambi Rampas (Desa
Nanga Mbaur, Desa Satar Nawang), Kecamatan Elar (Desa Golo Lijun,
Desa Golo Lebo);
Timbal terletak di Kecamatan Poco Ranaka (Desa Benteng Rampas, Desa
Ngkiong Dora, Desa Rende Nau), Kecamatan Sambi Rampas (Desa
Nanga Mbaur, Desa Satar Nawang), Kecamatan Elar (Desa Golo Lijun,
Desa Golo Lebo);
Perak terletak di Kecamatan Poco Ranaka (Desa Benteng Rampas, Desa
Ngkiong Dora, Desa Rende Nao), Kecamatan Sambi Rampas (Desa
Nanga Mbaur dan Satar Nawang), Kecamatan Elar (Desa Golo Lijun dan
Golo Lebo).
Mineral non logam meliputi:
Batu Gamping: terletak di Kecamatan Lamba Leda (Desa Satar Punda,
Desa Satar Teu, Nampar Tabang, Goreng Meni, Tengku Lawar, Compang
Necak, Golo Munga), Kecamatan Elar (Kelurahan Tiwu Kondo dan Desa
Rana Kulan), Kecamatan Sambi Rampas (Kelurahan Naga Baras, Desa
Nanga Mbaur dan Desa Nanga Mbaling);
Oker: terletak di Kecamatan Poco Ranaka (Desa Pocong); Toseki:
terletak di Desa Nanga Mbaur Kecamatan Sambi Rampas dan Desa
Golo Lijun Kecamatan Elar;
Zeolit terletak di Kecamatan Poco Ranaka (Desa Benteng Rampas);
Kaolin terletak di Desa Haju Ngendong Kecamatan Elar;
Dolomit terletak di Desa Golo Munga Kecamatan Lamba Leda;
Dasit terletak di Desa Golo Munga Kecamatan Lamba Leda.
Mineral batuan meliputi:
Marmer: terletak di Desa Nanga Mbaur Kecamatan Sambi Rampas;
Tras : terletak di Desa Sita dan Nanga Labang Kecamatan Borong;
Pasir: terletak di Kecamatan Borong (Wae Laku, Wae Bobo, Wae
Musur), Kecamatan Poco Ranaka (Wae Togong), Kecamatan Kota Komba
(Wae Mokel), Kecamatan Sambi Rampas (Wae Togong, Wae lampang,
Wae Pota, Wae Tiwu Sengit), Kecamatan Elar (Wae Reno, Wae Larik);
Batu : terletak di Kecamatan Borong (Wae Laku, Wae Bobo,Wae
Musur), Kecamatan Poco Ranaka (Wae Togong dan Wae Reno),
Kecamatan Kota Komba (Wae Mokel), Kecamatan Sambi Rampas (Wae
Togong, Wae Lampang, Wae Pota, Wae Tiwu Sengit), Kecamatan Elar
(Wae Reno, Wae Larik.
B. Konsep Pertambangan
Konsep Pengelolaan Pertambangan Menurut Sudrajat (2010), cap atau kesan buruk bahwa
pertambangan merupakan kegiatan usaha yang bersifat zero value sebagai akibat dari
kenyataan berkembangnya kegiatan penambangan yang tidak memenuhi kriteria dan
kaidahkaidah teknis yang baik dan benar, adalah anggapan yang segera harus segera diakhiri.
Caranya adalah melakukan penataan konsep pengelolaan usaha pertambangan yang baik dan
benar. Menyadari bahwa industri pertambangan adalah industri yang akan terus berlangsung
sejalan dengan semakin meningkatnya peradaban manusia, maka yang harus menjadi
perhatian semua pihak adalah bagaimana mendorong industri pertambangan sebagai industri
yang dapat memaksimalkan dampak positif dan menekan dampak negatif seminimal
mungkin melalui konsep pengelolaan usaha pertambangan berwawasan jangka panjang.
Berdasarkan pada pengamatan dan pengalaman Sudrajat (2010), yang bergelut dalam dunia
praktis di lapangan, munculnya sejumlah persoalan yang mengiringi kegiatan usaha
pertambangan di lapangan diantaranya : 1) Terkorbankannya pemilik lahan Kegiatan usaha
pertambangan adalah kegiatan yang cenderung mengorbankan kepentingan pemegang hak
atas lahan. Hal ini sering terjadi lantaran selain 19 kurang bagusnya administrasi pertanahan
di tingkat bawah, juga karena faktor budaya dan adat setempat. Kebiasaan masyarakat adat di
beberapa tempat dalam hal penguasaan hak atas tanah biasanya cukup dengan adanya
pengaturan intern mereka, yaitu saling mengetahui dan menghormati antara batas-batas
tanah. Keadaan tersebut kemudian dimanfaatkan oleh sekelompok orang dengan cara
membuat surat tanah dari desa setempat.
PEMBAHASAN
A. Kegiatan Penambangan
Dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara
Pasal 1 butir (1) disebutkan pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan
dalam rangka penelitian, pengelolaan, dan pengusahaan mineral atau batu bara yang meliputi
penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan
pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan paska tambang.
C. Analisis Konflik Dalam Persoalan Tambang Batu Gamping di Desa Satar Punda
Dalam tulisan ini dan dalam masalah pertambangan batu gamping yang dibahas,kajian
yang dapat dilihat secara konflik adalah bagaimana perjuangan demokrasi lokal masyarakat
adat dan perjuangan lembaga lainnya dalam menegakkan haknya secara ulayat dalam
wilayah kelola atas tanah dan kekayaan ditanah tersebut.Selain itu bagaimana juga
perjuangan hak masyarakat atas resiko ekologis dan struktur sosial diwilayah
tersebut.Konflik ketika komponen di sana mengungkapkan berbagai basis kepentingan dan
cara pandang yang berbeda.Karena itu mengacu pada teori konflik ini sesungguhnya
masyarakat di Desa Satar Punda Kecamatan Lamba Leda Kabupaten Manggarai Timur
merupakan sebuah living unit yang terbangun atas realitas konflik.Berbagai komponen
masing-masing mempertahankan kepentingannya karena berbeda cara pandang terhadap
tambang.Maka membutuhkan solusi tepat.Namun secara teori konflik dalam ketengangan di
Lingko Lolok (Desa Satar Punda) menampilkan fakta perjuangan antara komponen, lalu akan
diketahui kekurangan masing-masing komponen dan akan jelas aka nada patronisasi politik
antara penguasa dan masyarakat lokal.Kebuntuan komunikasi antar komponen tersebut akan
menuai konflik selamanya.
BAB IV
PENUTUP
A.Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa persoalan pertambangan batu gamping di
Desa Satar Punda Kecamatan Lamba Leda Kabupaten Manggarai Timur selain
berdampak positif juga negative.Namun positif atau negative sangatlah tergantung cara
pandang masing-masing komponen.Pemerintahan lebih melihat positif dan akan ada
prospek yang baik dengan hadirnya pertambangan.Karena itu perusahaan harus
melaksanakan prosedur sesuai kesepakatan yang aman bagi semua.Pengusaha juga harus
melakukan langkah-langkah yang sesuai arahan pemerintah melalui warning dalam
dokumen perencanaan tata ruang wilayah.pengusaha harus menyatakan kesanggupannya
mengelola dengan tetap tidak mengabaikan masyarakat lokal.Disis lain masyarakat lokal
cenderung melihat sisi negative.Selain akan merusak lingkungan dan pergeseran agraris
menjadi industry,juga resiko akibat akibat eksploitasi tambang dikemudian
hari,Masyarakat lokal berjuang atas nama kedaulatan masyarakat ada lokal.secara
sosiologis,ada pola hubungan dan konflik terungkap dalam tiga kelas di Lingko Lolok
Desa Satar Punda.
B.Saran
Apapun kepentingannya baik pemerintah,pengusaha dan masyarakat lokal seharusnya
dapat melihat Lingko Lolok(Desa Satar Punda) sebagai sebuag anugerah.Perebutan
wilayah kelola atas nama tambang memang tegang namun harus ada solusi.Apa yang
menjadi kewajiban pemerintah,pengusaha dan masyarakat.dan konsisten demi
kesejahteraan bersama
DAFTAR PUSTAKA
Boni Hargens (editor) Kebuntuan Demokrasi Lokal Di Indonesia (Study Konflik Tambang di
Manggarai Flores);
Margaret M.Poloma,sosiologi kontemporer,cetakan kelima 2003,pt Rajagrafindo persada,Jakarta
Rencana Pembangunan Menengah Daerah (RPJMD) Manggarai Timur Tahun 2019-2024.
Metronews,polemik tambang di Manggarai Timur;2020,youtube.com