Anda di halaman 1dari 20

DAFTAR PUSTAKA

[1] Zuhal, “Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika Daya”, Penerbit ITB,

Bandung, 1988

[2] NEMA Standard Publications No. MGI-1993. Motors and Generators,

Published by National Electrical Manufactures Ascociation. Washington

(1993), Part 21 PP. 9-10 and Part 30 PP. 1-2

[3] Pane, Zulkarnain,”Diktat Kuliah Instalasi Listrik”, Medan 2007.

[4] Theraja, B.L. & Theraja, A.K., “A Text Book of Electrical Technology”, New

Delhi, S.Chand and Company Ltd., 2001.

[5] Chapman Stephen J, “Electric Machinery Fundamentals”,Third Edition Mc

Graw Hill Companies, New York, 1999.

[6] Wijaya Mochtar,”Dasar-dasar Mesin Listrik”, Penerbit Djambatan, Jakarta ,

2001

Universitas Sumatera Utara


BAB III

METODE PENELITIAN

4.1 Tempat dan Waktu

Penelitian ini akan dilakukan dilaboratorium konversi energi listrik

Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

Penelitian akan dilaksanakan setelah proposal diseminarkan dan disetujui. Lama

penelitian direcanakan selama 2 (dua) bulan.

4.2 Bahan & Peralatan

Bahan yang digunakan untuk melakukan penelitian ini adalah :

1. Motor induksi tiga phasa

Tipe : rotor belitan

Spesifikasi :

- AEG Typ C AM 112MU 4RI

- Δ / Υ 220/ 380 V ; 10,7/ 6,2 A

- 2,2 Kw, cos ϕ 0,67

- Kelas Isolasi : B

2. Mesin DC

3. Amperemeter

4. Voltmeter

5. Tahanan Geser

6. Power Suplai ( AC dan DC )

7. Tachometer

8. Thermometer Infrared

Universitas Sumatera Utara


4.3 Variabel yang diamati

Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah:

- Persentasi jatuh tegangan yang mencatu motor

- Lamanya waktu operasi motor

- Perubahan nilai resistansi motor yang diukur dengan percobaan DC

test pada saat perubahan persentasi jatuh tegangan yang dipikul

motor

- Perubahan yang terukur oleh thermometer infrared untuk setiap

perubahan persentasi jatuh tegangan yang dipikul motor

4.4 Prosedur Penelitian

Adapun prosedur pengambilan data dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Merangkai rangkaian percobaan

Sebelum melakukan percobaan terlebih dahulu merangkai rangkaian

percobaan sesuai dengan percobaan yang dilakukan. Adapun rangkaian

percobaan yang akan digunakan seperti gambar yang berikut:

1.1 Rangkain percobaan pengukuran suhu motor induksi tiga phasa dengan

menggunakan thermometer infrared

Universitas Sumatera Utara


S1
R A A

S2
B
S M T
V
T C

Gambar 3.1 Rangakaian percobaan pengereman motor induksi tiga phasa dengan
rangkaian kontrol

Gambar 3.2 Rangakaian kontrol kendali pengereman motor induksi tiga phasa

Universitas Sumatera Utara


1.2 Rangkaian percobaan pengukuran suhu motor induksi tiga phasa dengan

mengukur tahanan resistansi

Gambar 3.3 Rangakaian kontrol kendali motor induksi tiga phasa

2. Pengambilan data

Prosedur percobaan yang dilakukan yaitu sebagai berikut:

- Pengukuran suhu menggunakan thermometer infrared

1. Motor induksi tiga phasa dikopel dengan generator DC, kemudian

rangkaian pengukuran disusun seperti gambar 3.1

2. Seluruh switch dalam keadaan terbuka dan pengatur tegangan

dalam posisi minimum.

3. Switch S1 (MCCB) ditutup, kemudian PT AC dinaikkan sampai

tegangan nominal (untuk kondisi normal) dan jatuh tegangan

(untuk kondisi tidak normal).

4. Switch S2 (MCB) ditutup, kemudian tekan tombol forward untuk

menjalankan putaran searah motor induksi 3 phasa.

Universitas Sumatera Utara


5. Catat nilai I, nr pada motor induksi kemudian jalankan motor

induksi selama 30 menit. Setiap kenaikan 5 menit dilakukan

pengereman dan dilakukan pencatatan suhu dengan thermometer

infrared.

6. Pengereman dilakukan dengan menekan tombol reverse dan ketika

putaran medekati nol tekan tombol stop.

7. Percobaan selesai

- Pengukuran suhu menggunakan metode pengukuran resistansi

1. Motor induksi tiga phasa dikopel dengan motor DC, kemudian

rangkaian pengukuran disusun seperti gambar 3.3.

2. Seluruh switch dalam keadaan terbuka dan pengatur tegangan

dalam posisi minimum.

3. Kemudian tutup S3, masukkan arus DC pada stator 6,24 A untuk In

hubungan Y.

5. Setelah itu catat nilai tegangan yang di dapat ketika nilai arus

6,24A.

6. Percobaan tes DC dilakukan setelah pengereman dalam waktu

selang 5 menit selama 30 menit percobaan mesin beroperasi.

7. Lakukan perhitungan untuk mencari nilai Rdc untuk hubungan Y.

8. Setelah di dapat nilai R maka masukkan kedalam persamaan 2.29.

9. Percobaan selesai.

Data yang diambil pada percobaan adalah sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara


- Temperatur yang tercatat pada thermometer infrared saat pengereman

dalam kondisi tegangan nominal maupun jatuh tegangan.

- Resistansi motor setiap kenaikan waktu tertentu baik dalam keadaan

normal maupun jatuh tegangan.

3.5 Pelaksanaan Penelitian

3.5.1 Proses Pengumpulan Data

Adapun diagram alur dari proses pengambilan data terlihat pada

gambar 3.5

MULAI

MEMPERSIAPKAN PERALATAN PERCOBAAN

MERAINGKAI RANGKAIAN PERCOBAAN

MELAKUKAN PERCOBAAN

PENGAMBILAN DATA

TIDAK

APAKAH SESUAI PERCOBAAN


DENGAN PERHITUNGAN

YA

MENAMPAMPILKAN
HASIL PENGUKURAN
DAN PERHITUNGAN

BERHENTI

Gambar 3.4 Diagram alur proses pengambilan data

Universitas Sumatera Utara


3.5.2 Melakukan analisa data terhadap data yang telah diperoleh

Data yang diperoleh dari hasil pengukuran lalu dianalisa untuk

melihat keadaan temperatur motor induksi tiga phasa saat pengereman

dengan tegangan normal dan jatuh tegangan.

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Umum

Motor induksi adalah merupakan motor arus bolak balik yang paling

sering digunakan dalam dunia industri maupun rumah tangga. Hal ini dikarenakan

motor induksi sangat mudah dalam pengoperasiannya maupun dalam

penghentiannya.

Didalam penghentian motor induksi ada beberapa cara, salah satunya

dengan pengereman menggunakan metode plugging. Permasalahan jatuh tegangan

yang disuplai motor induksi tiga phasa merupakan salah satu masalah dalam

penghentian/ pengereman motor induksi tiga phasa. Jatuh tegangan dapat

disebabkan karena berbagai macam gangguan tahanan penghantar maupun pada

sistem tenaga sehingga tegangan di sisi penerima lebih kecil (Vr) dari sisi

pengirim (Vs).

Dalam bab ini akan dibahas pengaruh jatuh tegangan terhadap temperatur

motor induksi tiga phasa saat pengereman. Adapun metode pengukuran

temperatur motor induksi tiga phasa tersebut menggunakan thermometer infrared

dan menggunakan metode pengukuran resistansi.

4.2 Data Percobaan

Dari hasil penelitian di Laboratorium Konversi Energi Listrik Departemen

Teknik Elektro Fakultas Teknik USU diperoleh data pengujian sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara


4.2.1 Pengereman Motor induksi tiga phasa dengan suplai tegangan nominal

Dari percobaan yang dilakukan di Laboratorium Konversi Energi Listrik

FT USU untuk pengereman motor induksi 3 phasa dengan suplai tegangan

nominal (normal) dengan pengukuran suhu menggunakan thermometer infrared

dan metode pengukuran resistansi didapatkan data sebagai berikut :

Tabel 4.1 Data hasil pengukuran suhu dengan thermometer infrared


= 220 volt, = 1410 rpm, =1,78 A,
Stator = Y
t (menit) suhu (0C)
0 25,5
5 28,0
10 29,4
15 30,6
20 31,3
25 31,8
30 32,9

Tabel 4.2 Data hasil percobaan DC test pada motor induksi tiga phasa

t (menit) Vdc (volt) Idc (amp)


0 18,01 6,24
5 18,13 6,24
10 18,39 6,24
15 18,57 6,24
20 18,67 6,24
25 18,77 6,24
30 18,83 6,24

4.2.1 Pengereman Motor induksi tiga phasa saat Jatuh Tegangan

Dari percobaan yang dilakukan di Laboratorium Konversi Energi Listrik

FT USU untuk pengereman motor induksi 3 phasa saat jatuh tegangan

Universitas Sumatera Utara


pengukuran suhu menggunakan thermometer infrared dan metode pengukuran

resistansi didapatkan data sebagai berikut :

Tabel 4.3 Data hasil pengukuran suhu saat pengereman dengan jatuh tegangan

4% menggunakan thermometer infrared

= 220 volt, = 1410 rpm, =1,78 A,

Stator = Y

t (menit) suhu (0C)


0 26,0
5 28,3
10 28,8
15 30,7
20 30,9
25 31,2
30 32,2

Tabel 4.4 Data hasil pengukuran suhu saat pengereman dengan jatuh tegangan

9% menggunakan thermometer infrared

= 220 volt, = 1410 rpm, =1,78 A,

Stator = Y

t (menit) suhu (0C)


0 26,0
5 30,2
10 31,5
15 31,8
20 32,3
25 33,4
30 33,6

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.5 Data hasil pengukuran DC test dengan jatuh tegangan 4%

t (menit) Vdc (volt) Idc (amp)


0 18,60 6,24
5 18,88 6,24
10 18,97 6,24
15 19,06 6,24
20 19,12 6,24
25 18,20 6,24
30 19,29 6,24

Tabel 4.6 Data hasil pengukuran DC test dengan jatuh tegangan 9%

t (menit) Vdc (volt) Idc (amp)


0 18,61 6,24
5 18,98 6,24
10 19,03 6,24
15 19,18 6,24
20 19,25 6,24
25 19,31 6,24
30 19,42 6,24

4.3 Analisa Data

Dari data hasil penelitian di Laboratorium Konversi Energi Departemen

Teknik Elektro Fakultas Teknik USU dapat dilakukan analisa data sebagai berikut

sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara


4.3.1 Motor induksi tiga phasa saat pengereman dengan tegangan nominal

(normal)

Dari table 4.1 dapat diketahui bahwa kenaikan rata-rata temperature motor

induksi tiga phasa saat pengereman dengan tegangan nominal (normal) dengan

pengukuran menggunakan thermometer infrared sebagai berikut :

0
C/m

Dari perhitungan diatas dapat ditentukan bahwa kenaikan temperature

motor induksi tiga phasa saat pengereman dengan tegangan nominal (normal)

pengukuran suhu menggunakan thermometer infrared yaitu setiap kenaikan waktu

satu menit terjadi kenaikan suhu sebesar 0.23 0C/m.

Sedangkan dari table 4.2 dapat ditentukan besar resistansi tahanan stator

motor induksi tiga phasa dengan suplai tegangan seimbang sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara


Dari hasil perhitungan resistansi diatas dapat ditentukan temperature motor

induksi tiga phasa dengan suplai tegangan seimbang sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara


Dari perhitungan diatas dapat dibuat table sebagai berikut :

Table 4.7 Data hasil perhitungan suhu motor induksi tiga phasa saat pengereman

dengan tegangan normal menggunakan metode pengukuran resistansi

= 220 volt, = 1410 rpm, =1,78 A,

Stator = Y

t (menit) Vdc (volt) Idc (amp) Rdc (ohm) suhu (0C)


0 18,01 6,24 1,4431 25,5
5 18,13 6,24 1,4527 27,234
10 18,39 6,24 1,4736 30,987
15 18,57 6,24 1,4880 33,586
20 18,67 6,24 1,4960 35,030
25 18,77 6,24 1,5040 36,473
30 18,83 6,24 1,5088 37,340

Dari table 4.3 dapat diketahui bahwa kenaikan rata-rata temperature motor

induksi tiga phasa saat pengereman dengan suplai tegangan normal dengan

pengukuran menggunakan metode pengukuran resistansi sebagai berikut :

0
C/m

Dari perhitungan diatas dapat ditentukan bahwa kenaikan temperature

motor induksi tiga phasa saat pengereman dengan suplai tegangan normal

pengukuran suhu menggunakan metode pengukuran resistansi yaitu setiap

kenaikan waktu satu menit terjadi kenaikan suhu sebesar 0,395 0C/m.

Universitas Sumatera Utara


Adapun grafik dari analisa data diatas dapat dibuat sebagai berikut :

40
39
38
37
36
35
34
Suhu (°C)

33
32 30; 32,9
31 25; 31,8
30 20; 31,3
29 15; 30,6
28 10; 29,4
27 5; 28
26 0; 26
25
0 5 10 15 20 25 30
t (menit)

Gambar 4.1 Grafik Suhu vs menit untuk motor induksi saat pengereman dengan

suplai tegangan nominal (normal) pengukuran suhu menggunakan

thermometer infrared

40
39
38
37
36 30; 37,34
35 25; 36,473
34 20; 35,03
Suhu (0C)

33
32 15; 33,586
31
30 10; 30,987
29
28
27
26 5; 27,234
25 0; 25,5
0 5 10 15 20 25 30
t (menit)

Gambar 4.2 Grafik Suhu vs menit untuk motor induksi saat pengereman dengan

suplai tegangan nominal (normal) pengukuran suhu menggunakan

metode pengukuran resistansi

Universitas Sumatera Utara


4.3.2 Motor induksi tiga phasa saat pengereman dengan jatuh tegangan

Persentasi jatuh tegangan berdasarkan defenisi NEMA standart MGI. 1993

dan IEEE yaitu :

2.

Dari table 4.3 dan 4.4 dapat diketahui bahwa kenaikan rata-rata

temperature motor induksi tiga phasa saat pengereman dengan jatuh tegangan 4%

dan 9% dengan pengukuran menggunakan thermometer infrared sebagai berikut :

- Jatuh tegangan 4%

0
C/m

Universitas Sumatera Utara


- Jatuh tegangan 9%

0
C/m

Dari perhitungan diatas dapat ditentukan bahwa kenaikan temperature

motor induksi tiga phasa saat pengereman dengan jatuh tegangan 4% dan 9%

pengukuran suhu menggunakan thermometer infrared yaitu setiap kenaikan waktu

satu menit terjadi kenaikan suhu sebesar 0,207 dan 0,253 0C/m.

Sedangkan dari table 4.5 dapat ditentukan besar resistansi tahanan stator

motor induksi tiga phasa saat pengereman dengan jatuh tegangan 4% sebagai

berikut :

Universitas Sumatera Utara


Dari hasil perhitungan resistansi diatas dapat ditentukan temperature motor

induksi tiga phasa dengan suplai tegangan seimbang sebagai berikut :

Dari table 4.6 dapat ditentukan besar resistansi tahanan stator motor

induksi tiga phasa saat pengereman dengan jatuh tegangan 9% sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara


Dari hasil perhitungan resistansi diatas dapat ditentukan temperature motor

induksi tiga phasa dengan suplai tegangan seimbang sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai