[1] Zuhal, “Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika Daya”, Penerbit ITB,
Bandung, 1988
[4] Theraja, B.L. & Theraja, A.K., “A Text Book of Electrical Technology”, New
2001
METODE PENELITIAN
Spesifikasi :
- Kelas Isolasi : B
2. Mesin DC
3. Amperemeter
4. Voltmeter
5. Tahanan Geser
7. Tachometer
8. Thermometer Infrared
motor
berikut:
1.1 Rangkain percobaan pengukuran suhu motor induksi tiga phasa dengan
S2
B
S M T
V
T C
Gambar 3.1 Rangakaian percobaan pengereman motor induksi tiga phasa dengan
rangkaian kontrol
Gambar 3.2 Rangakaian kontrol kendali pengereman motor induksi tiga phasa
2. Pengambilan data
infrared.
7. Percobaan selesai
hubungan Y.
5. Setelah itu catat nilai tegangan yang di dapat ketika nilai arus
6,24A.
9. Percobaan selesai.
gambar 3.5
MULAI
MELAKUKAN PERCOBAAN
PENGAMBILAN DATA
TIDAK
YA
MENAMPAMPILKAN
HASIL PENGUKURAN
DAN PERHITUNGAN
BERHENTI
4.1 Umum
Motor induksi adalah merupakan motor arus bolak balik yang paling
sering digunakan dalam dunia industri maupun rumah tangga. Hal ini dikarenakan
penghentiannya.
yang disuplai motor induksi tiga phasa merupakan salah satu masalah dalam
sistem tenaga sehingga tegangan di sisi penerima lebih kecil (Vr) dari sisi
pengirim (Vs).
Dalam bab ini akan dibahas pengaruh jatuh tegangan terhadap temperatur
Teknik Elektro Fakultas Teknik USU diperoleh data pengujian sebagai berikut:
Tabel 4.2 Data hasil percobaan DC test pada motor induksi tiga phasa
Tabel 4.3 Data hasil pengukuran suhu saat pengereman dengan jatuh tegangan
Stator = Y
Tabel 4.4 Data hasil pengukuran suhu saat pengereman dengan jatuh tegangan
Stator = Y
Teknik Elektro Fakultas Teknik USU dapat dilakukan analisa data sebagai berikut
sebagai berikut:
(normal)
Dari table 4.1 dapat diketahui bahwa kenaikan rata-rata temperature motor
induksi tiga phasa saat pengereman dengan tegangan nominal (normal) dengan
0
C/m
motor induksi tiga phasa saat pengereman dengan tegangan nominal (normal)
Sedangkan dari table 4.2 dapat ditentukan besar resistansi tahanan stator
motor induksi tiga phasa dengan suplai tegangan seimbang sebagai berikut :
Table 4.7 Data hasil perhitungan suhu motor induksi tiga phasa saat pengereman
Stator = Y
Dari table 4.3 dapat diketahui bahwa kenaikan rata-rata temperature motor
induksi tiga phasa saat pengereman dengan suplai tegangan normal dengan
0
C/m
motor induksi tiga phasa saat pengereman dengan suplai tegangan normal
kenaikan waktu satu menit terjadi kenaikan suhu sebesar 0,395 0C/m.
40
39
38
37
36
35
34
Suhu (°C)
33
32 30; 32,9
31 25; 31,8
30 20; 31,3
29 15; 30,6
28 10; 29,4
27 5; 28
26 0; 26
25
0 5 10 15 20 25 30
t (menit)
Gambar 4.1 Grafik Suhu vs menit untuk motor induksi saat pengereman dengan
thermometer infrared
40
39
38
37
36 30; 37,34
35 25; 36,473
34 20; 35,03
Suhu (0C)
33
32 15; 33,586
31
30 10; 30,987
29
28
27
26 5; 27,234
25 0; 25,5
0 5 10 15 20 25 30
t (menit)
Gambar 4.2 Grafik Suhu vs menit untuk motor induksi saat pengereman dengan
2.
Dari table 4.3 dan 4.4 dapat diketahui bahwa kenaikan rata-rata
temperature motor induksi tiga phasa saat pengereman dengan jatuh tegangan 4%
- Jatuh tegangan 4%
0
C/m
0
C/m
motor induksi tiga phasa saat pengereman dengan jatuh tegangan 4% dan 9%
satu menit terjadi kenaikan suhu sebesar 0,207 dan 0,253 0C/m.
Sedangkan dari table 4.5 dapat ditentukan besar resistansi tahanan stator
motor induksi tiga phasa saat pengereman dengan jatuh tegangan 4% sebagai
berikut :
Dari table 4.6 dapat ditentukan besar resistansi tahanan stator motor
induksi tiga phasa saat pengereman dengan jatuh tegangan 9% sebagai berikut :