Anda di halaman 1dari 9

TUGAS RESUME MATA KULIAH PENYULUHAN PERTANIAN

ALAT BANTU PENYULUHAN PERTANIAN

DISUSUN OLEH :
Rafif Amjad ( D1A019040 )

DOSEN PENGAMPU:
Ir. Arsyad Lubis, M.Si.
Ir. Jamaluddin, M.Si.

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2021
Penyuluhan adalah suatu proses pemberian informasi kepada petani agar petani menjadi
mau, tahu dan mampu mengikuti segala sesuatu yang telah diinformasikan oleh penyuluh.
Penyuluhan adalah sistem pendidikan secara non formal. Sebagai suatu sistem pendidikan non
formal, yaitu suatu sistem pendidikan terprogram di luar sekolah, kegiatan penyuluhan mutlak
memerlukan perencanaan yang jelas mengenai program pendidikan yang akan dilaksanakan.
Tentang hal tersebut, dalam melaksanakan setiap kegiatan penyuluhan, setiap penyuluh
tidak hanya cukup menyiapkan topik materi penyuluhan dan merancang metode yang diterapkan.
Keaktifan penyuluh dalam menyampaikan materi memang menjadi salah satu faktor utama
dalam menentukan berhasil tidaknya proses penyuluhan. Tetapi, yang tidak boleh dilupakan
adalah persiapan tentang sarana penyuluhan.
Sehubungan dengan sistem pemberian pelajaran yang demikian inilah maka penyuluh
sangat memerlukan sarana penyuluhan yaitu berupa alat-alat pembantu penyuluhan agar para
petani yang umumnya sangat memerlukan contoh-contoh kerja dapat meniru atau mengikutinya
dengan penuh perhatian. Mengingat kemampuan antara petani yang satu dengan petani yang lain
berbeda, tidak setiap petani mampu menangkap informasi dengan baik mengenai segala sesuatu
yang disampaikan oleh penyuluh tanpa dengan memberikan contoh-contoh di lapangan. Jadi
penyuluh perlu memberikan contoh-contoh konkrit di lapangan agar informasi yang disampaikan
dapat diterima dan diadopsi dengan baik oleh petani.
Alat-alat audio-visual yang digunakan dalam penyuluhan pertanian berguna untuk
membuat cara berkomunikasi menjadi efektif. Di antara alatalat audio-visual itu termasuk
gambar, foto, slide, model, pita kaset, tape recorder, film bersuara, televisi, dan komputer.
Menurut Hamzah (1981), di waktuperang terbukti bahwa selain gambar, peta, dan bola dunia,
alat-alat audio-visual seperti slide, rekaman suara, dan berbagai proyektor sanggup
meningkatkan efisiensi pengajaran antara 25 % sampai 50%. Banyak ahli berpendapat bahwa
75% dari pengetahuan manusia sampai ke otaknya melalui mata dan yang selebihnya melalui
pendengaran dan indera-indera yang lain. Inilah yang menyebabkan orang sering berkata : “Oh
ya, saya ingat rupanya, tetapi lupa namanya”. Namun yang tidak boleh dilupakan adalah bahwa
semua itu merupakan alat bantu semata yang harus digunakan secara tepat dan terampil dalam
proses penyuluhan. Dari beberapa pendapat tentang pengertian media yang dijelaskan
sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa pengertian media penyuluhan adalah alat bantu penyuluh
dalam melaksanakan penyuluhan yang dapat merangsang sasaran suluh untuk dapat menerima
pesan-pesan penyuluhan, dapat berupa media tercetak, terproyeksi, visual ataupun audio-visual
dan komputer.
Tanpa alat-alat audio-visual/media maka penyuluhan tidak akan mempunyai efektivitas
yang dituntut oleh jaman elektronik sekarang ini, serta penggunaannya memerlukan kemahiran
dan keterampilan. Surat kabar, majalah, radio, dan televisi merupakan media yang paling murah
untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat. Walaupun demikian perlu diamati pengaruhnya
sebelum diputuskan penggunaannya dalam penyuluhan.
Alat bantu penyuluhan adalah alat-alat atau sarana penyuluhan yang diperlukan oleh
seorang penyuluh guna memperlancar proses mengajarnya selama kegiatan penyuluhan
dilaksanakan. Alat ini diperlukan untuk mempermudah penyuluhan selama melaksanakan
kegiatan penyuluhan, baik dalam menentukan/memilih materi penyuluhan atau menerangkan
inovasi yang disuluhkan.
   
Dalam penyuluhan pertanian terdapat dua macam alat pembantu, yaitu:

1. Alat pembantu yang berhubungan dengan tempat, di mana penyuluhan


dilangsungkan.

Penyuluhan dapat dilakukan di mana saja asal tempat itu dikehendaki petani. Di rumah
petani, ladang, sawah, atau kandang ternak. Juga di kantor atau rumah penyuluh, pusat
penyuluhan pertanian, balai benih, dan sekolah pertanian. Dapat pula tempat-tempat yang
dikunjungi secara khusus seperti pameran, upacara, perayaan, rapat, dan lain-lain.
Tempat yang akan didatangi petani harus mudah ditemukan, untuk itu dapat dipilih tempat
yang dekat dengan jalan dan dipasangi tanda-tanda penunjuk yang jelas. Misalnya ada
bendera atau kibaran kain berwarna, selain itu juga dapat digunakan papan nama yang
cukup besar dan jelas.

2. Alat pembantu yang berhubungan dengan penyajian pelajaran

Alat pembantu golongan ini dipergunakan untuk meningkatkan jumlah maupun mutu,
penerimaan pelajaran yang disajikan. Yang selalu harus diingat adalah bahwa alat-alat itu
merupakan pembantu penyuluhan pertanian dan bukan tujuan. Alat pembantu yang
berhubungan dengan penyajian pelajaran, meliputi:
a.  Visual aid atau yang dapat dilihat.
b.  Audio aid atau yang dapat didengar.
c.  Audio visual aid atau yang dapat dilihat dan didengar.

Benda-benda atau alat pembantu yang termasuk visual aid yang dapat dipakai dalam
penyuluhan antara lain:
1.  Benda yang sesungguhnya yang dapat berwujud benda hidup (hewan, tumbuh-
tumbuhan, dan lain-lain) dan benda mati (surat kabar, sabit, cangkul, dan lain-lain).
2.  Benda tiruan dari benda yang sesungguhnya, seperti miniature irigasi, berbagai bentuk
traktor yang diperkecil hanya sekedar untuk lebih menjelaskan.
3.  Gambar-gambar yang dihasilkan dengan memanfaatkan alat-alat optik, baik gambar
bergerak, berwarna, gambar diam hitam putih dan lain-lain.
4.  Gambar-gambar yang dihasilkan tanpa bantuan alat-alat optik, seperti misalnya lukisan,
sketsa dan lain-lain.
2. Alat Peraga Dalam Penyuluhan Pertanian

Jahod Sumabrata mengemukakan bahwa alat-alat peraga adalah sesuatu (alat, benda) yang dapat
dilihat untuk menjelaskan apa yang dimaksud. Tetapi di dalam praktek, alat peraga tidak selalu
hanya merupakan sesuatu (alat, benda) yang dapat dilihat atau diamati dengan mata, melainkan
seringkali juga alat atau benda yang dapat dilihat dan didengar (Departemen Kehutanan, 1996).

Agak berbeda dengan pengertian tersebut, menurut Mardikanto (1985) mengartikan alat peraga
sebagai berikut : Alat atau benda yang dapat diamati, diraba atau dirasakan oleh indera
manusia, yang berfungsi sebagai alat untuk memeragakan dan atau menjelaskan uraian yang
disampaikan secara lisan oleh penyuluh guna membantu proses belajar mengajar sasaran
penyuluhan agar materi penyuluhan lebih mudah diterima dan dipahami oleh sasaran
penyuluhan yang bersangkutan.

Penggunaan alat peraga dalam penyuluhan pertanian bukan saja merupakan suatu kebutuhan
melainkan suatu keharusan. Beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam menggunakan alat
peraga adalah sebagai berikut :

 Banyak konsep dalam bahan pengajaran pertanian yang memerlukan kesamaan persepsi
dari pihak sasaran, sebab bila berbeda-beda maka akan menimbulkan salah tafsir dan
salah tindakan untuk selanjutnya.

 Dalam studi pertanian terdapat unsur-unsur yang proses bekerjanya sangat lambat
sehingga sulit dilihat dengan mata, misalnya proses tumbuhnya sekumtum bunga, proses
tumbuhnya akar dan sebagainya. Hal-hal seperti itu hanya dapat dipelajari lebih mudah
dengan menggunakan alat peraga yang cocok untuk itu.

 Di samping itu, ada pula hal-hal atau kejadian dalam studi pertanian yang proses kerjanya
sangat cepat sehingga memerlukan bantuan alat peraga untuk mempelajarinya seperti
penggunaan film atau film strip dan lain-lain. Misalnya angin kencang merusak tanaman,
serangan hama belalang yang merusak tanaman dan sebagainya.

 Dalam bidang pertanian sering terdapat benda-benda yang terlampau besar, sehingga sulit
disediakan.

 Sebaliknya juga banyak benda-benda yang sangat kecil yang sulit diamati dengan alat
indera manusia, baik dengan penglihatan maupun dengan pendengaran.

 Banyak pula kejadian sehari-hari yang berkenaan dengan masalah pertanian yang akan
lebih mudah dipelajari melalui alat peraga yang harus secara langsung diamati pada satu
waktu atau dalam kesempatan tertentu saja.
 Peristiwa masa lampau atau kejadian yang akan terjadi masa datang sangat sulit diamati.
Sehingga diharapkan dengan batuan alat peraga ini dapat memflash back kejadian dimasa
lalu dan memprediksi kejadian dimasa mendatang misalnya dengan pemutaran film.

 Banyak proses-proses yang harus dikerjakan dalam memepelajari ilmu pertanian yang
memerlukan bantuan alat peraga agar lebih mudah dan lebih menarik minat sasaran
penyuluhan. Misalnya demonstrasi cara mencangkok dan lain-lainnya (Hamalik, 1990).

Seorang penyuluh pertanian sedang menerangkan hama wereng secara lisan kepada sekumpulan
petani peserta kursus tani. Hama wereng belum banyak dikenal petani di desa tersebut.
Penyuluhan pertanian menerangkan bahwa hama wereng ukurannnya kecil, jalannya miring dan
dapat meloncat. Bermnacam-macam gambaran bentuknya seperti kutu kepala, ada pula yang
mempunyai gambaran bentuknya seperti belalang tapi kecil dan lain-lain.Kemudian Penyuluh
Pertanian memperlihatkan sebuah gambar mengenai hama wereng yang sedang menempel di
batang padi. Maka sekarang para petani peserta kursus tersebut terdapatlah suatu gambaran yang
sama tentang bentuk hama wereng.

Gambar yang diperlihatkan Penyuluh Pertanian tadi, yang membantu menjelaskan serta
menyatukan gambaran tentang hama wereng, merupakan salah satu macam alat peraga. Untuk
memperjelas apa yang diajarkan, Penyuluh Pertanian dapat pula menggunakan contoh asli,
memperliahtkan foto, mempertunjukan slide atau model (bentuk buatan) tentang hal-hal yang
sedang diajarkan tersebut. Masih banyak lahi macam-macam alat peraga lainnya yang dapat
digunakan.

Jadi alat peraga dapat kita artikan sebagai alat bantu mengajar yang dapat dilihat, di
dengar, diraba, dirasa dan di cium untuk memperlancar komunikasi.

Biasanya alat peraga digunakan secara kombinasi, misalnya kita menggunakan papan tulis
dengan pertunjukan slide, menggunakan peta singkap dengan contoh asli dan sebagainya. Tetapi
dalam menggunakan alat peraga, baik secara kombinasi maupun tunggal ada dua hal yang harus
diperhatikan, yaitu :

1. Alat peraga harus mudah dimengerti oleh sasaran


2. Ide atau gagasan yang terkandung didalamnya harus dapat diterima oleh sasaran

Alat peraga yang digunakan secara baik memberikan keuntungan -keuntungan :


1. Dapat menghindarkan salah pengertian atau salah tafsir. Dengan contoh yang telah disebutkan
tadi, kita melihat bahwa salah tafsir atau salah pengertian tentang bentuk hama wereng dapat
diperbaiki
2. Dapat memperjelas apa yang diterangkan dan dapat lebih mudah ditangkap. Dengan
memperlihatkan sprayer para petani akan lebih jelas dan mudah menangkap bagaimana cara
memakai sprayer itu, daripada hanya diterangkan secara lisan saja.
3. Apa yang diterangkan akan lebih lama diingat, terutama hal-hal yang mengesankan
4. Dapat menarik serta memusatkan perhatian. Pada penggunaan infokus, semua perhatian akan
tertuju pada layar saja. Apalagi kalau gambar serta serta isi tayangan itu sangat menarik, maka
perhatian sasaran akan lebih terpusat dan tidak membosankan
5. Dapat memberi dorongan yang kuat untuk menerapkan apa yang dianjurkan.

Alat-alat peraga dapat dibagi dalam 4 golongan besar, yaitu :


1. benda yang sesungguhnya, baik yang hidup maupun yang mati. Misalnya ikan dalam
akuarium, tanaman dalam pot, kumpulan serangga mati dalam suatu tempat (insectarium),
binatang mati yang diawetkan dan sebagainya.
2. Benda tiruan, yang ukurannya bisa lebih kecil dari benda sesungguhnya (miniatur), sama besar
(scale model) atau lebih besar. Misalnya maket (unit bangunan miniatur), diorama (unit
pemandangan miniatur), penampang melintang suatu benda, patung dan sebagainya.
3. Gambar-gambar dan benda lain yang dibuat atau dipertunjujjan tanpa pertolongan alat optik,
seperti lukisan, gambar karikatur, ilustrasi (gambar pengisi, karu kilat (flash card), leaflet, folder
brosur, poster, papan flanerl dan flanel graftnya, kain bentangan (spanduk) dan lain-lain.
4. Gambar-gambar yang dibuat atau dipertunjukkan dengan pertolongan alat optik, misalnya
foto, slide, film, televisi dan sebagainya.

Alat peraga yang efektif harus dapat memenuhi beberapa persyaratan, antara lain :
1. Sederhana, mudah dimengerti dan dikenal. Gambar, foto atau benda alami akan lebih mudah
dimengerti daripada gambar, foto atau benda-benda yang abstrak atau kontemporer.
2. Mengemukakan ide-ide baru
3. Menarik
4. Mengesankan ketelitian
Kalau kita membuat poster mengenai cara menanam kedelai, gambarlah tanaman tersebut serupa
mungkin dengan tanaman aslinya, demikian juga bunga, buah, bijinya, cara menanam dan
sebaginya, agar orang mudah mengenalnya. Kalau kita menggambar sembarangan saja, maka
sasaran akan sulit mengenalnya, sehingga mereka sukar mengerti. Akibatnya pesan yang hendak
disampaikan melaui poster tersebut tidak mengenai sasaran.
5. Menggunakan bahasa yang mudah dimengeri sasaran
6. Mengajak sasaran untuk memperlihatkan mengingatkan, mencoba dan menerima ide-ide yang
dikemukakan.
3. Pemilihan Alat Peraga

Pemilihan alat peraga yang sesuai dengan kondisi masyarakat sasaran atau yang efektif dan
efisien adalah hal yang sangat penting karena akan membantu tercapainya tujuan penyuluhan
yaitu Meningkatkan efektifitas penyuluhan pertanian. Dengankata lain pemilihan alat peraga
yang tepat, sesuai dengan kebutuhan dan kondisi sasarannya yang akan memperlancar proses
belajar dalam penyuluhan atau terjadi perubahan perilaku pada diri sasarannya. Pengetahuan
penting tentang pemilihan alat peraga adalah sebagai berikut :

 Tidak semua alat peraga selalu tersedia atau mudah disediakan oleh penyuluhnya pada
sembarang tempat dan waktu.
 Alat peraga yang mahal tidak selalu merupakan jaminan sebagai alat peraga yang efektif
untuk tujuan perubahan perilaku tertentu.
 Untuk tujuan perubahan perilaku tertentu, tersedia banyak alternatif alat peraga yang
dapat digunakan tetapi dengan tingkat efektivitas dan tingkat kemahalan yang berbeda.

Dalam pemilihan alat peraga ini juga harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi
masyarakat sasaran sehingga dengan begitu akan mempermudah proses belajar mengajarnya
karena sasaran merasa butuh alat peraga tersebut guna membantu mereka dalam memperoleh
informasi tentang pertanian. Oleh sebeb itu, sangat penting sekali memperhatikan sasaran
sebelum menentukan alat peraga yang akan digunakan.
Berkaitan dengan itu, Mardikanto (1985), mencoba memberikan acuan tentang pemilihan lat
peraga yaitu sebagai berikut :

ALAT PERAGA PERUBAHAN PERILAKU YANG DIINGINKAN


SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN
Benda
Model specimen Contoh model Contoh model
Barang cetakan Poster Brosur Brosur

Placard Folder Flip-chart

Selebaran Flip-chart Flanel graph

Photo Leaflet Folder

Flanel graph Leaflet


Gambar yang Video &TV Tranparancy Video &TV
diproyeksikan
Movie film Slide film Slide Film

Film strip Film strip Film strip

Film slide Video&TV  

Pendekatan Tidak langsung Langsung Langsung

Langsung Tidak langsung Tidak langsung

Anda mungkin juga menyukai