DISUSUN OLEH :
Rafif Amjad ( D1A019040 )
DOSEN PENGAMPU:
Ir. Arsyad Lubis, M.Si.
Ir. Jamaluddin, M.Si.
Penyuluhan dapat dilakukan di mana saja asal tempat itu dikehendaki petani. Di rumah
petani, ladang, sawah, atau kandang ternak. Juga di kantor atau rumah penyuluh, pusat
penyuluhan pertanian, balai benih, dan sekolah pertanian. Dapat pula tempat-tempat yang
dikunjungi secara khusus seperti pameran, upacara, perayaan, rapat, dan lain-lain.
Tempat yang akan didatangi petani harus mudah ditemukan, untuk itu dapat dipilih tempat
yang dekat dengan jalan dan dipasangi tanda-tanda penunjuk yang jelas. Misalnya ada
bendera atau kibaran kain berwarna, selain itu juga dapat digunakan papan nama yang
cukup besar dan jelas.
Alat pembantu golongan ini dipergunakan untuk meningkatkan jumlah maupun mutu,
penerimaan pelajaran yang disajikan. Yang selalu harus diingat adalah bahwa alat-alat itu
merupakan pembantu penyuluhan pertanian dan bukan tujuan. Alat pembantu yang
berhubungan dengan penyajian pelajaran, meliputi:
a. Visual aid atau yang dapat dilihat.
b. Audio aid atau yang dapat didengar.
c. Audio visual aid atau yang dapat dilihat dan didengar.
Benda-benda atau alat pembantu yang termasuk visual aid yang dapat dipakai dalam
penyuluhan antara lain:
1. Benda yang sesungguhnya yang dapat berwujud benda hidup (hewan, tumbuh-
tumbuhan, dan lain-lain) dan benda mati (surat kabar, sabit, cangkul, dan lain-lain).
2. Benda tiruan dari benda yang sesungguhnya, seperti miniature irigasi, berbagai bentuk
traktor yang diperkecil hanya sekedar untuk lebih menjelaskan.
3. Gambar-gambar yang dihasilkan dengan memanfaatkan alat-alat optik, baik gambar
bergerak, berwarna, gambar diam hitam putih dan lain-lain.
4. Gambar-gambar yang dihasilkan tanpa bantuan alat-alat optik, seperti misalnya lukisan,
sketsa dan lain-lain.
2. Alat Peraga Dalam Penyuluhan Pertanian
Jahod Sumabrata mengemukakan bahwa alat-alat peraga adalah sesuatu (alat, benda) yang dapat
dilihat untuk menjelaskan apa yang dimaksud. Tetapi di dalam praktek, alat peraga tidak selalu
hanya merupakan sesuatu (alat, benda) yang dapat dilihat atau diamati dengan mata, melainkan
seringkali juga alat atau benda yang dapat dilihat dan didengar (Departemen Kehutanan, 1996).
Agak berbeda dengan pengertian tersebut, menurut Mardikanto (1985) mengartikan alat peraga
sebagai berikut : Alat atau benda yang dapat diamati, diraba atau dirasakan oleh indera
manusia, yang berfungsi sebagai alat untuk memeragakan dan atau menjelaskan uraian yang
disampaikan secara lisan oleh penyuluh guna membantu proses belajar mengajar sasaran
penyuluhan agar materi penyuluhan lebih mudah diterima dan dipahami oleh sasaran
penyuluhan yang bersangkutan.
Penggunaan alat peraga dalam penyuluhan pertanian bukan saja merupakan suatu kebutuhan
melainkan suatu keharusan. Beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam menggunakan alat
peraga adalah sebagai berikut :
Banyak konsep dalam bahan pengajaran pertanian yang memerlukan kesamaan persepsi
dari pihak sasaran, sebab bila berbeda-beda maka akan menimbulkan salah tafsir dan
salah tindakan untuk selanjutnya.
Dalam studi pertanian terdapat unsur-unsur yang proses bekerjanya sangat lambat
sehingga sulit dilihat dengan mata, misalnya proses tumbuhnya sekumtum bunga, proses
tumbuhnya akar dan sebagainya. Hal-hal seperti itu hanya dapat dipelajari lebih mudah
dengan menggunakan alat peraga yang cocok untuk itu.
Di samping itu, ada pula hal-hal atau kejadian dalam studi pertanian yang proses kerjanya
sangat cepat sehingga memerlukan bantuan alat peraga untuk mempelajarinya seperti
penggunaan film atau film strip dan lain-lain. Misalnya angin kencang merusak tanaman,
serangan hama belalang yang merusak tanaman dan sebagainya.
Dalam bidang pertanian sering terdapat benda-benda yang terlampau besar, sehingga sulit
disediakan.
Sebaliknya juga banyak benda-benda yang sangat kecil yang sulit diamati dengan alat
indera manusia, baik dengan penglihatan maupun dengan pendengaran.
Banyak pula kejadian sehari-hari yang berkenaan dengan masalah pertanian yang akan
lebih mudah dipelajari melalui alat peraga yang harus secara langsung diamati pada satu
waktu atau dalam kesempatan tertentu saja.
Peristiwa masa lampau atau kejadian yang akan terjadi masa datang sangat sulit diamati.
Sehingga diharapkan dengan batuan alat peraga ini dapat memflash back kejadian dimasa
lalu dan memprediksi kejadian dimasa mendatang misalnya dengan pemutaran film.
Banyak proses-proses yang harus dikerjakan dalam memepelajari ilmu pertanian yang
memerlukan bantuan alat peraga agar lebih mudah dan lebih menarik minat sasaran
penyuluhan. Misalnya demonstrasi cara mencangkok dan lain-lainnya (Hamalik, 1990).
Seorang penyuluh pertanian sedang menerangkan hama wereng secara lisan kepada sekumpulan
petani peserta kursus tani. Hama wereng belum banyak dikenal petani di desa tersebut.
Penyuluhan pertanian menerangkan bahwa hama wereng ukurannnya kecil, jalannya miring dan
dapat meloncat. Bermnacam-macam gambaran bentuknya seperti kutu kepala, ada pula yang
mempunyai gambaran bentuknya seperti belalang tapi kecil dan lain-lain.Kemudian Penyuluh
Pertanian memperlihatkan sebuah gambar mengenai hama wereng yang sedang menempel di
batang padi. Maka sekarang para petani peserta kursus tersebut terdapatlah suatu gambaran yang
sama tentang bentuk hama wereng.
Gambar yang diperlihatkan Penyuluh Pertanian tadi, yang membantu menjelaskan serta
menyatukan gambaran tentang hama wereng, merupakan salah satu macam alat peraga. Untuk
memperjelas apa yang diajarkan, Penyuluh Pertanian dapat pula menggunakan contoh asli,
memperliahtkan foto, mempertunjukan slide atau model (bentuk buatan) tentang hal-hal yang
sedang diajarkan tersebut. Masih banyak lahi macam-macam alat peraga lainnya yang dapat
digunakan.
Jadi alat peraga dapat kita artikan sebagai alat bantu mengajar yang dapat dilihat, di
dengar, diraba, dirasa dan di cium untuk memperlancar komunikasi.
Biasanya alat peraga digunakan secara kombinasi, misalnya kita menggunakan papan tulis
dengan pertunjukan slide, menggunakan peta singkap dengan contoh asli dan sebagainya. Tetapi
dalam menggunakan alat peraga, baik secara kombinasi maupun tunggal ada dua hal yang harus
diperhatikan, yaitu :
Alat peraga yang efektif harus dapat memenuhi beberapa persyaratan, antara lain :
1. Sederhana, mudah dimengerti dan dikenal. Gambar, foto atau benda alami akan lebih mudah
dimengerti daripada gambar, foto atau benda-benda yang abstrak atau kontemporer.
2. Mengemukakan ide-ide baru
3. Menarik
4. Mengesankan ketelitian
Kalau kita membuat poster mengenai cara menanam kedelai, gambarlah tanaman tersebut serupa
mungkin dengan tanaman aslinya, demikian juga bunga, buah, bijinya, cara menanam dan
sebaginya, agar orang mudah mengenalnya. Kalau kita menggambar sembarangan saja, maka
sasaran akan sulit mengenalnya, sehingga mereka sukar mengerti. Akibatnya pesan yang hendak
disampaikan melaui poster tersebut tidak mengenai sasaran.
5. Menggunakan bahasa yang mudah dimengeri sasaran
6. Mengajak sasaran untuk memperlihatkan mengingatkan, mencoba dan menerima ide-ide yang
dikemukakan.
3. Pemilihan Alat Peraga
Pemilihan alat peraga yang sesuai dengan kondisi masyarakat sasaran atau yang efektif dan
efisien adalah hal yang sangat penting karena akan membantu tercapainya tujuan penyuluhan
yaitu Meningkatkan efektifitas penyuluhan pertanian. Dengankata lain pemilihan alat peraga
yang tepat, sesuai dengan kebutuhan dan kondisi sasarannya yang akan memperlancar proses
belajar dalam penyuluhan atau terjadi perubahan perilaku pada diri sasarannya. Pengetahuan
penting tentang pemilihan alat peraga adalah sebagai berikut :
Tidak semua alat peraga selalu tersedia atau mudah disediakan oleh penyuluhnya pada
sembarang tempat dan waktu.
Alat peraga yang mahal tidak selalu merupakan jaminan sebagai alat peraga yang efektif
untuk tujuan perubahan perilaku tertentu.
Untuk tujuan perubahan perilaku tertentu, tersedia banyak alternatif alat peraga yang
dapat digunakan tetapi dengan tingkat efektivitas dan tingkat kemahalan yang berbeda.
Dalam pemilihan alat peraga ini juga harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi
masyarakat sasaran sehingga dengan begitu akan mempermudah proses belajar mengajarnya
karena sasaran merasa butuh alat peraga tersebut guna membantu mereka dalam memperoleh
informasi tentang pertanian. Oleh sebeb itu, sangat penting sekali memperhatikan sasaran
sebelum menentukan alat peraga yang akan digunakan.
Berkaitan dengan itu, Mardikanto (1985), mencoba memberikan acuan tentang pemilihan lat
peraga yaitu sebagai berikut :