Anda di halaman 1dari 14

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pelaksanaan Pelayanan BK di SD Kelas Rendah dan Kelas Tinggi


Sebagaimana yang dikemukakan oleh Widada (2014) layanan bimbingan
dan konseling di SD merupakan layanan spesifik yang diberikan kepada siswa
untuk dapat mencapai perkembangan optimal sehingga mencapai tugas
perkembangannya. Adapun menurut Suhertina (2014 : 143) guru kelas sebagai
pelaksana pelayanan bimbingan dan konseling di SD melaksanakan layanan
orientasi dan informasi, penempatan dan penyaluran, dan pembelajaran dengan
cara menginfusikan materi layanan bimbingan dan konseling tersebut kedalam
pembelajaran mata pelajaran. Untuk siswa kelas IV, V dan VI dapat
diselenggarakan layanan bimbingan dan konseling perorangan, bimbingan
kelompok, dan konseling kelompok.
Selain itu dalam pelaksanaan pelayanan BK juga diperlukan kegiatan
pendukung. Menurut Tohirin (2013: 207-256) kegiatan pendukung bimbingan
dan konseling meliputi (1) Aplikasi instrumentasi; (2) Himpunan data; (3)
Konferensi kasus; (4) Kunjungan rumah; (5) Alih tangan kasus. Adapun dalam
melaksanakan semua kegiatan tersebut maka guru berkerja sama dengan banyak
pihak terkait. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Steel & Carol (2014) “School
counselors, in many instances, consult with parents or guardians, school
personnel, and other identified parties when developing plans and strategies for
promoting student development”.
B. Pelaksanaan Pelayanan BK di SD Untuk Kelas I dan II
1. Layanan Orientasi dan Informasi
Layanan orientasi dan informasi dikelas I dan II SD umumnya
diselenggarakan terhadap orang tua siswa agar para orang tua dapat
memahami kondisi dan tuntutan sekolah. Kegiatan ini diselenggarakan
melalui pertemuan langsung antara para orang tua dengan Guru Kelas.
Sedangkan layanan orientasi yang langsung diberikan kepada siswa dapat
dilakukan melalui berbagai cara baik itu melalui kegiatan diluar kelas maupun
didalam kelas.
Adapun materi layanan orientasi dan informasi di kelas-kelas rendah SD
ini menurut Nurihsan dalam [ CITATION Rif15 \l 1033 ] meliputi empat bidang
bimbingan. Yang pertama materi Bimbingan Pribadi, yakni meliputi beberapa
hal berikut : (a) informasi tentang fasilitas penunjang ibadah keagamaan yang
ada di sekolah dan tuntutan sekolah akan kegiatan ibadah anak-anak ; (b)
informasi tentang hak dan kewajiban siswa SD; (c) informasi tentang tuntutan
akan kebersihan dan kesehatan. Materi Bimbingan Sosial, diantaranya adalah :
(a) informasi tentang peraturan dan tata tertib sekolah ; (b) informasi tentang
tata pergaulan dan hubungan sosial ; (c) informasi tentang kebiasaan saling
menyayangi dan saling membantu ; (d) informasi tentang kebiasaan antri
secara tertib ; (e) informasi tentang adanya kegiatan ekstra kurikuler yang
menunjang pengembangan sosial siswa. Materi Bimbingan Belajar,
diantaranya adalah : (a) informasi tentang kurikulum SD; (b) informasi
tentang jam belajar di sekolah; (c) informasi tentang fasilitas belajar yang ada
di sekolah; (d) informasi tentang kegiatan belajar yang dituntut dari siswa; (e)
informasi tentang perlunya pengembangan kreativitas anak; (f) informasi
tentang peranan orang tua membantu anak belajar (di rumah). Materi
Bimbingan Karir, ini dalam pelaksanaannya meliputi hal berikut : (a)
gambaran tentang perlunya bekerja untuk mencari nafkah ; (b) penghargaan
terhadap segenap jenis pekerjaan ; (c) gambaran tentang orang-orang yang
rajin bekerja dan hasil-hasil yang mereka peroleh.
2. Layanan Penempatan/Penyaluran
Layanan penempatan/penyaluran diselenggarakan untuk melayani
para siswa sesuai dengan potensi, bakat, minat, serta kondisi pribadinya.
Layanan penempatan/penyaluran tersebut secara langsung dilaksanakan oleh
Guru Kelas, baik untuk kegiatan-kegiatan siswa di dalam kelas, maupun di
luar kelas. Penempatan/ penyaluran siswa pada satu posisi, kelompok atau
kegiatan tertentu tidak harus berlaku untuk waktu yang lama melainkan sesuai
dengan kepentingan dilakukannya penempatan/penyaluran tersebut.
Materi-materi dalam layanan penempatan/penyaluran untuk para siswa
Kelas I dan II SD meliputi bidang berikut. Pertama, materi bimbingan pribadi
meliputi : (a) Penempatan siswa pada posisi duduk di dalam kelas dengan
memperhatikan jenis kelamin, besar badan, kemampuan melihat dan
mendengar, keberanian dan "keagresifan", dan karakteristik pribadi lainnya ;
(b) Penempatan/penyaluran siswa ke dalam kelompok dengan
mempertimbangkan kecepatan belajar; (c) Penempatan / penyaluran siswa ke
dalam kelompok dengan mempertimbangkan minat. Materi bimbingan sosial
meliputi : (a) Penempatan/penyaluran siswa ke dalam kelompok untuk
membina kerjasama dan setia kawan; (b) Penempatan secara khusus siswa
yang mengalami keterlambatan atau penyimpangan sosial atau rendah diri.
Materi bimbingan belajar meliputi : (a) penempatan siswa ke dalam kelompok
belajar dengan mempertimbangkan materi program pengayaan dan pengajaran
perbaikan; (b) penempatan siswa ke dalam kelompok belajar yang secara
bersama-sama mempergunakan alat dan/atau bahan belajar yang sama.
Adapun untuk materi bimbingan karir menurut Masdudi (2015 : 195) untuk
siswa Kelas I dan II SD belum ada layanan penempatan/ penyaluran dalam
bimbingan karier.
3. Layanan Pembelajaran
Layanan pembelajaran lebih berupa tindakan atau upaya langsung dari
Guru Kelas terhadap para siswanya, baik dalam bentuk petunjuk, nasehat,
ajakan, perintah, pemberian contoh ataupun latihan- latihan tertentu. Hala ini
dilaksanakan agar siswa benar-benar belajar sehingga pada diri siswa itu
secara perorangan tertanam sikap dan kebiasaan yang dimaksudkan dan
tercapai hasil belajar yang optimal, tidak hanya dalam kaitannya dengan mata
pelajaran di kelas yang bersangkutan tetapi juga hal-hal lain yang diperlukan
dalam pengembangan diri secara utuh.
Materi layanan pembelajaran dikelas I dan II ini meliputi pokok-pokok
berikut : materi bimbingan pribadi yakni upaya untuk mengembangkan sikap
siswa dalam hal rajin belajar, memperoleh hasil belajar yang setinggi-
tingginya atas usaha sendiri, memelihara dan memanfaatkan alat-alat belajar
dengan sebaik-baiknya. Materi bimbingan sosial meliputi mengembangkan
kemampuan siswa untuk berkomunikasi dengan baik, keberanian berbicara
dengan orang lain, penggunaan atribut hubungan sosial, menyayangi sesama
teman, serta mengembangkan sikap dan kebiasaan siswa hormat kepada orang
tua dan orang dewasa lainnya, mematuhi peraturan, dan memelihara serta
melestarikan lingkungan. Materi bimbingan belajar meliputi upaya penyajian
pengajaran pengayaan bagi siswa yang cepat belajar dan pengajaran perbaikan
bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar, upaya meningkatkan gairah
belajar siswa, upaya meniadakan, aktor-faktor yang menyebabkan siswa-siswa
lambat atau kurang gairah dalam belajar. Adapun untuk layangan bimbingan
karir dikelas I dan II ini masih belum diadakan.
4. Kegiatan Pendukung Bimbingan dan Konseling di Kelas I dan II
a. Aplikasi Instrumentasi dan Himpunan Data
Dalam hal ini instrumen berupa angket biasanya diisi oleh orang tua
siswa, yaitu terutama yang menyangkut identitas pribadi siswa, latar
belakang rumah dan keluarga, dan sejarah kesehatan siswa. Hasil
pengisian angket itu kemudian disimpan dalam bentuk himpunan data.
Himpunan data ini selanjutnya dipelihara dan dikembangkan sehingga
memuat berbagai keterangan penting tentang siswa yang
bersangkutan.Adapun untuk aplikasi instrumentasi yang secara langsung
dikenakan kepada siswa hampir tidak ada, kecuali untuk siswa tertentu
yang memerlukan pengungkapan data khusus.
b. Konferensi Kasus
Konferensi kasus perlu diselenggarakan untuk membahas permasalahan
siswa yang memerlukan keterangan dan penanganan lebih luas.
Konferensi kasus ini diselenggarakan oleh Guru Kelas dengan
mengundang orang tua siswa, Kepala Sekolah, dan jika diperlukan
mengikutsertakan pula guru kelas lain, guru agama, dan guru penjaskes
yang mengajar siswa tersebut Hasil konferensi kasus ini dipergunakan
oleh Guru Kelas untuk melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling
lebih lanjut terhadap siswa yang bersangkutan
c. Kunjungan Rumah
Kunjungan rumah perlu dilaksanakan oleh Guru Kelas apabila untuk
permasalahan siswa yang sedang ditangani diperlukan keterangan lebih
jauh dari dan tentang orang tuanya Serta tentang kondisi keluarganya,
dan/atau Guru Kelas ingin menyampaikan sesuatu kepada orang tua siswa
tentang permasalahan anaknya itu. Hasil kunjungan rumah dapat
dipergunakan oleh Guru Kelas untuk melanjutkan pelajarannya terhadap
siswa yang bersangkutan. Lebih jauh, dengan kunjungan rumah itu orang
tua dapat diajak bekerja sama untuk mengentaskan permasalahan siswa
tersebut.
d. Alih Tangan Kasus
Alih Tangan kasus dilaksanakan apabila Guru Kelas merasa kurang
berkemampuan menangani permasalahan siswanya. Pertama-tama alih
tangan dilakukan kepada Kepala Sekolah. Apabila penanganan masalah
itu belum tuntas juga alih tangan dapat dilakukan kepada salah seorang
Guru Pembimbing . dalam hal ini alih tangan perlu sepengetahuan dan
terlebih dahulu mendapat izin dari orang tua siswa.
C. Pelaksanaan Pelayanan BK di SD Untuk Kelas III dan IV
1. Layanan Orientasi dan Informasi
Di Kelas III dan IV informasi dapat langsung diberikan oleh Guru Kelas
kepada siswa dan siswa itu langsung menerima dan memahami berbagai
informasi itu sesuai dengan tingkat kemampuan mereka. Seiring dengan hal
tersebut, peranan orang tua tidak lagi sepenting ketika para siswa baru saja
memasuki SD. Lebih jauh, karena pemahaman siswa sudah bertambah luas
dan kemampuan berbicara telah meningkat. maka untuk sesama siswa sudah
dapat dimulai kegiatan saling memberikan informasi. (Christiany : 2012)
Materi orientasi dan informasi di Kelas III dan IV SD pertama-tama
merupakan pemantapan dari materi pelayanan di kelas sebelumnya. namun
kemudian materi orientasi dan informasi di Kelas III dan Kelas IV lebih
meluas dan mendalam sehingga mencakup pokok-pokok berikut. Pada materi
bimbingan pribadi ditambah dengan informasi tentang perlunya mengenal dan
menerima diri sendiri sebagaimana adanya, serta informasi tentang hidup
sehat dan cara menyelenggarakannya. Pada materi bimbingan sosial ditambah
dengan Informasi tentang perlunya bergaul berdasarkan aturan, nilai-nilai
sopan santun serta akibat-akibat yang timbul apabila hal-hal itu dilanggar, dan
informasi tentang perlunya pergaulan dengan teman sebaya, baik di sekolah
maupun di luar sekolah.
Adapun pada materi bimbingan belajar ditambah dengan informasi-
informasi tentang mata pelajaran dan kegiatan lainnya yang perlu
dikembangkan, pengaturan jadwal kegiatan belajar olah raga, latihan
keterampilan, dan kegiatan ekstra kurikuler, sesuai dengan tingkat kelasnya,
informasi tentang fasilitas sumber dan alat bantu belajar termasuk alat olah
raga dan bagaimana memanfaatkannya, informasi tentang bagaimana
mencatat secara baik materi pelajaran dari guru, informasi tentang
bagaimana mempersiapkan diri dan mengikuti pelajaran di dalam kelas,
belajar sendiri, belajar kelompok, dan mengerjakan tugas-tugas, serta
informasi tentang syarat-syarat naik kelas dan apa akibatnya kalau tidak naik
kelas. Sedangkan pada materi bimbingan karir meliputi informasi tentang
perlunya memperoleh penghasilan, serta informasi awal dan sederhana
tentang pekerjaan dan usaha-usaha memperoleh penghasilan.
2. Layanan Penempatan/Penyaluran
Penempatan/penyaluran siswa di kelas III dan IV pada dasarnya sama
seperti dikelas-kelas sebelumnya. Akan tetapi sesuai dengan tingkat
perkembangannya, siswa-siswa Kelas III dan IV sudah dapat diajak berbicara
tentang kemungkinan dan rencana penempatan/penyaluran yang akan
dilakukan oleh Guru Kelas. (Christiany : 2012)
Untuk materi layanannya pun tidak jauh beda meliputi hal-hal berikut
yakni. Pada materi bimbingan pribadi adalah posisi duduk di dalam kelas
yang sesuai dengan kondisi pribadinya, serta dalam kelompok dan
ekstakurikuler sesuai dengan kemampuan, bakat, dan minatnya. Pada materi
bimbingan sosial penyaluran dan penempatan pada kelompok kegiatan sebaya
dan kepengurusan kelas. Pada materi bimbingan belajar adalah penyaluran
dan penempatan siswa pada kelompok belajar (khusus dan umum), serta pada
kegiatan pengajaran (pengayaan atau perbaikan). Adapun pada materi
bimbingan karir utuk layanan ini masih belum ada dikelas III dan IV ini.
3. Layanan Pembelajaran
Sebagaimana dalam pelayanan informasi, dan penempatan/ penyaluran,
dalam layanan pembelajaran para siswa dapat lebih menghayati dan lebih
aktif mengikuti kegiatan serta terlibat secara aktif dan langsung dalam setiap
materi layanan pembelajaran. Dalam keadaan seperti itu Guru Kelas akan
lebih mudah menggerakkan para siswa dalam pelayanan bimbingan dan
konseling yang diselenggarakannya.
Materi layanan pembelajaran di Kelas III dan IV pada umumnya
merupakan peningkatan dari layanan sejenis di kelas-kelas sebelumnya.
peningkatannya itu mencakup materi-materi yang berkaitan dengan mata-mata
pelajaran yang diikuti di Kelas III dan IV dan aspek-aspek pengembangan
pribadi siswa secara menyeluruh. Pada materi bimbingan pribadi meliputi
pengungkapan diri siswa apa adanya mengenai pengalaman-pengalamannya,
hal-hal yang disukainya, keinginan dan cita-citanya, keberhasilannya dalam
belajar dan hal-hal yang menghalanginya dalam belajar, serta tentang
kesehatannya dan hal-hal vang menyebabkan kesehatannya terganggu.
Adapun pada materi bimbingan sosial ditambahkan dengan upaya penilaian
dan perbaikan terhadap penampilan pergaulan siswa yang melanggar atau
tidak sesuai dengan aturan, nilai agama, dan sopan santun, baik dalam
pergaulan sesama siswa, dengan guru maupun dengan teman sebaya lain dan
orang dewasa lain. Adapun pada materi bimbingan belajar dan bimbingan
karir sama dengan kegiatan sebelumnya.
4. Kegiatan Pendukung Bimbingan dan Konseling di Kelas III dan IV
a. Aplikasi Instrumentasi dan Himpunan Data
Sesuai dengan kemampuan membaca dan menulis yang sudah cukup
berkembang, para siswa sudah dapat mengisi daftar isian sederhana.
Demikian juga, peta sosiogram berdasarkan jawaban tertulis para siswa
tentang hubungan antar mereka sudah dapat disusun. Hasil karangan
dalam berbagai judul yang menggambarkan keadaan, keinginan dan "cita-
cita" awal mereka dapat direkam secara tertulis. Data yang diperoleh dari
kegiatan di atas dapat dipergunakan oleh Guru Kelas sebagai dasar bagi
diambilnya langkah- langkah pelayanan bimbingan dan konseling untuk
jenis layanan tertentu dengan materi yang sesuai dengan pengungkapan
para siswa itu.
b. Konferensi Kasus
Pelaksanaan kegiatan konferensi kasus ini masih sama dengan
pelaksanaan dikelas I dan II
c. Kunjungan Rumah
Pada dasarnya sama dengan kegiatan kunjungan rumah untuk Kelas I dan
II; perbedaannya ialah bahwa siswa Kelas III dan IV sudah mulai dapat
diajak mempersiapkan kunjungan rumahnya dan diajak membicarakan
hasil kunjungan rumah itu. Dengan demikian siswa yang bersangkutan
dapat dilibatkan secara langsung dilibatkan dalam proses kunjungan
rumah dan pembicaraan hasil-hasilnya untuk kepentingan pemecahan
masalah siswa yang bersangkutan.
d. Alih Tangan Kasus
Hampir sama dengan proses alih tangan kasus untuk siswa-siswa Kelas I
dan II perbedaaannya terletak pada dimungkinkannya Guru Kelas
membicarakan terlebih dahulu rencana alih tangan kasus itu kepada siswa
yang bersangkutan.
D. Pelaksanaan Pelayanan BK di SD Untuk Kelas V dan VI
a. Layanan Orientasi dan Informasi
Materi bimbingan pribadi; (a) pemantapan materi di Kelas III dan IV, (b)
orientasi kemampuan mengikuti Kelas V dan Kelas VI, (c) informasi perlunya
dan usaha yang bisa dilakukan untuk mengenal kemampuan, bakat dan minat,
serta bentuk penyaluran dan pengembangannya. Materi bimbingan sosial; (a)
pemantapan materi di Kelas III dan IV, (b) informasi pentingnya tata krama
pergaulan dengan teman, (c) informasi perlunya menerapkan nilai-nilai
agama, sosial, adat istiadat, budaya dan hukum dalam pergaulan. Materi
bimbingan belajar; (a) pemantapan materi di Kelas III dan IV, (b) orientasi
belajar di Kelas V dan Kelas VI, (c) informasi tentang mata pelajaran dan
kegiatan lainnya yang perlu dikembangkan di Kelas V atau VI. Materi
bimbingan karier; (a) pemantapan materi di Kelas III dan IV, (b) informasi
lanjutan dan lebih kompleks tentang pekerjaan dan usaha-usaha memperoleh
penghasilan, (c) informasi tentang Saling ketergantungan antara pekerjaan
yang satu dengan pekerjaan yang lain serta hubungannya dengan konsumen.
Pelaksanaan Layanan Orientasi dan Informasi; Untuk menyelenggarakan
layanan seperti itu seringkali Guru Kelas tidak sepenuhnya mampu. Guru
Kelas perlu mendatangkan narasumber dari luar sekolah. Peranan Kepala
Sekolah dalam mendatangkan nara sumber itu amat menentukan. Demikian
juga, para siswa (khususnya Kelas VI) dapat dibawa untuk meninja ke SLTP
tempat mereka akan melanjutkan pelajaran, dan ke tempat-tempat kerja
sederhana.
b. Layanan Penempatan/Penyaluran
Ini dapat diwujudkan dengan menempatkan siswa serta menyalurkannya
sesuai bakat dan minatnya untuk dilanjutkan pada jenjang kehidupan
berikutnya. (1) Penempatan/penyaluran ke posisi duduk di dalam kelas, ke
dalam kelompok belajar, dan ke dalam kegiatan ekstrakurikuler, (2)
Penempatan/penyaluran ke dalam kelompok kegiatan sebaya dan kegiatan
kesiswaan, (3) Penempatan penyaluran dalam kelompok belajar, program
pengayaan/perbaikan, kegiatan penyiapan diri untuk mengikuti ulangan, ujian,
ujian akhir.
Pelaksanaan Layanan Penempatan/Penyaluran; Dalam melaksanakan
layanan penempatan/penyaluran Guru kelas perlu membicarakannya dengan
siswa yang bersangkutan, tentang alasannya dan keuntungankeuntungannya.
Apabila siswa menolak, perlu dibicarakan lebih mendalam sehingga rencana
penempatan/penyaluran itu dapat dipakai dan diterima untuk dilaksanakan.
c. Layanan Pembelajaran
Materi bimbingan pribadi; (a) pemantapan materi di Kelas III dan I,(b)
upaya memahami kekuatan diri siswa dan upaya pengembangannya dalam
kaitannya dengan keberhasilan belajar,(c) upaya memahami kelemahan diri
siswa dan upaya penanggulangannya dalam kaitannya dengan keberhasilan
belajar. Materi bimbingan sosial;(a) pemantapan materi di Kelas III dan IV,(b)
upaya analisis dan penilaian terhadap pergaulan siswa dengan teman sebaya,
(c) analisis dan penilaian terhadap bahasa yang dipakai oleh siswa hasil
analisis dan penilaian ini menjadi bahan bagi upaya perbaikannya. Materi
bimbingan belajar;(a) pemantapan materi di Kelas III dan IV,(b) bantuan
kepada siswa dalam pengaturan jadwal belajar dan kegiatan-kegiatan lainnya,
(c) bantuan kepada siswa dalam menemukan dan menggunakan sumber dan
alai bantu belajar yang diperlukan demi keberhasilan belajarnya. Materi
bimbingan karier;(a) pemantapan materi di Kelas III dan IV,(b) kemampuan
khusus untuk pekerjaan tertentu apakah siswa dapat dimungkinkan memiliki
kemampuan itu,(b) sekolah lanjutan yang berkaitan dengan cita-cita pekerjaan
atau karier.
Pelaksanaan Layanan Pembelajaran; Untuk menyelenggarakan layanan
itu Guru Kelas memerlukan bantuan, baik narasumber ataupun Guru
Pembimbing. Di samping itu, Guru Kelas dapat mengaktifkan siswa-siswa
yang pandai di kelasnya menjadi "tutor sebaya" untuk membantu kawannya
dalam mencapai berbagai materi kegiatan layanan pembelajaran itu. Tutor
sebaya itu perlu diberi pengarahan terlebih dahulu oleh Guru Kelas tentang
apa yang harus dilakukannya.
d. Layanan Konseling Perorangan
Layanan konseling perorangan di kelas tinggi SD adalah mungkin
dilaksanakan mengingat : a). permasalahan yang dialami oleh siswa dapat
amat kompleks dan perlu diatasi sendiri dan setuntas mungkin. b). siswa
sudah mampu mengutarakan diri sendiri dengan. bahasa yang jelas, dan telah
mampu pula menangkap dengan bank hal-hal yang dikatakan oleh konselor
dalam hubungan konseling. Apabila Guru Kelas belum mampu
menyelenggarakan konseling perorangan itu, siswa-siswa yang
memerlukannya dapat dialihtangankan kepada Guru Pembimbing. Siswa pada
usia ini sudah mampu diajak berpikir serta berdiskusi dengan baik maka
layanan konseling perorangan dapat membantu siswa dalam menghadapi
kesulitan-kesulitan yang dihadapinya baik dalam belajarnya maupun
kehidupan sehari-harinya.
e. Layanan Bimbingan Kelompok
Dalam bimbingan kelompok sejumlah siswa berkumpul dan melakukan
interaksi sosial untuk menerima dan/atau membahas hal-hal yang disampaikan
oleh seorang nara sumber. Hal-hal yang disampaikan dan dibahas adalah
sesuatu yang berguna bagi para siswa, dan melalui pembahasan yang lebih
lengkap dan mendalam para siswa akhirnya dapat mempergunakan hasil
bahasannya itu bagi pengembangan dirinya. Dalam kegiatan kelompok itu
tugas Guru Kelas ialah sebagai pemberi bahan dan/atau perangsang
dimunculkannya oleh para siswa topik-topik yang akan dibahas, serta
mengarahkan jalannya pembahasan agar secara tepat mencapai sasaran
pembicaraan. Guru Kelas sebagai pemimpin kelompok mengatur lalu lintas
pembicaraan, menjembatani berbagai pendapat dan argumentasi yang
berbeda, meluruskan isi pembicaraan yang kurang tepat, serta
memperluas,memperkaya dan memantapkan hasil pembicaraan kelompok
sehingga keseluruhannya berguna bagi para anggota kelompok itu.
f. Layanan Konseling Kelompok
Membahas permasalahan pribadi yang dialami atau diderita oleh masing-
masing siswa yang menjadi anggota kelompok. Permasalahan pribadi itu satu
persatu dikemukakan dalam kelompok oleh siswa yang punya masalah,
kemudian dibicarakan bersama oleh seluruh anggota kelompok bagaimana
memecahkan masalah pribadi itu. Semua anggota kelompok ikut
menyumbang terhadap pemecahan setiap masalah yang dikemukakan itu.
Masalah- masalah itu dapat sangat bervariasi, dari masalah-masalah yang
kedirian siswa, hubungan sosial, masalah belajar, sampai masalah karier.
E. Kegiatan Pendukung Bimbingan dan Konseling di Kelas V dan VI
1. Aplikasi Instrumentasi dan Himpunan Data
Penyelenggaraan berbagai instrumen itu dapat dilaksanakan dengan
memakai jasa dari luar sekolah. Hasilnya dapat menjadi dasar
pertimbangan bagi pelaksanaan layanan tertentu. Semua data hasil
instrumentasi di atas selanjutnya dapat melengkapi himpunan data
masing-masing siswa yang telah terhimpun dengan membawa serta
seluruh himpunan data sejak Kelas I. Dengan demikian himpunan data
siswa Kelas VI secara ideal akan meliputi : a. identitas pribadi siswa; b.
latar belakang rumah dan orang tua; c. sejarah arah kesehatan siswa; d.
perkembangan nilai-nilai hasil belajar; e. kegiatan ekstrakurikuler dan
kegiatan lain di luar sekolah; f. mental, bakat dan minat, serta kondisi
kepribadian. hash tes diagnostik; g. minat dan cita-cita awal pendidik dan
jabatan; h. prestasi khusus yang pernah diperoleh, dan karya khusus; i.
berbagai catatan anekdot.
2. Konferensi Kasus
Konferensi kasus yang diselenggarakan untuk mereka mungkin
memerlukan keikutsertakan pihak-pihak yang lebih luas pula, misalnya
perangkat desa atau kecamatan, pemuda Karang Taruna, dan sebagainya,
sesuai dengan kandungan masalah yang dibahas. Dengan lebih luasnya
ruang lingkup konferensi kasus makin dituntut pula tanggung jawab Guru
Kelas menjaga kerahasiaan masalah siswa, di samping kemampuan untuk
meramu berbagai informasi dari sumber yang berfariasi.
3. Kunjungan Rumah
Siswa kelas V dan VI SD lebih besar lagi kemampuannya untuk
diaktifkan dalam kunjungan rumah demi terentasnya masalah-masalah
mereka. Sebagian data rumah dan keluarga bahkan diharapkan dapat
diperoleh diri siswa yang bersangkutan secara langsung.
4. Alih Tangan Kasus
Pembahasan tentang rencana alih tangan kasus telah dapat dilakukan
secara penuh dengan siswa Kelas V dan VI yang bersangkutan. Kesadaran
siswa tentang perlunya alih tangan itu dapat dipahami dan diterima oleh
siswa dan orang tuanya akan merupakan modal utama bagi keberhasilan
alih tangan kasus tersebut.
Christiani, Henny Juanita. 2012. Implementasi Pelayanan Bimbingan dan Konseling
di SD Swasta Kristen/Katolik Se-kecamatan Semarang Selatan. Semarang :
Universitas Negeri Semarang. (online diakses hari rabu 25 agustus 2021)

Masdudi. (2015). Bimbingan dan Konseling Perspektif Sekolah. Cirebon: Nurjati


Press.

Nurihsan, Juntika. 2013. Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling. Bandung:


Alfabeta

Rifda, E. F. (2015). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta: Idea Press.

Steel, & Carol. (2014). Integrating Academic Interventions into Small Group
Counseling in Elementary School. ASCA Journals, 514-516.

Suhertina. (2014). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Pekanbaru: CV Mutiara


Pesisir Utara.

Tohirin. 2013. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada

Widada. (2014). Layanan Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Dasar. Jurnal


Porsiding Seminar Nasional, 6(1), 333-342.

Anda mungkin juga menyukai