Anda di halaman 1dari 90

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tekanan darah merupakan faktor yang amat penting pada

sistem sirkulasi. Peningkatan tekanan darah akan mempengaruhi

hemeostatsis didalam tubuh. Tekanan darah adalah daya dorong

kesemua arah pada seluruh permukaan yang tertutup pada dinding

bagian dalam jantung dan pembuluh darah (Ethel (2003) dalam

Hartanto Dinar, 2011).

Terdapat dua macam kelainan tekanan darah, antara lain

yang dikenal sebagai hipertensi dan hipotensi. Hipertensi atau

tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik

lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90

mmHg (WHO 2013). Gaya hidup merupakan faktor terpenting yang

sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat. Gaya hidup sangat

berpengaruh terhadap kondisi fisik maupun psikis seseorang.

Perubahan gaya hidup dan rendahnya perilaku hidup sehat seperti

pola makan yang tidak baik,proporsi istirahat yang tidak seimbang

dengan aktifitas yang dilakukan, minimnya olahraga,kebiasaan

tidak sehat seperti merokok.

Penyebab terjadinya hipertensi merupakan hipertensi

esensial (primer) dan Hipertensi sekunder. Hipertensi primer atau

esensial merupakan hipertensi yang belum diketahui penyebabnya

walaupun dikaitkan dengan kombinasi faktor gaya hidup. Tipe ini

1
terjadi pada sebagian besar kasus tekanan darah tinggi, sekitar

95%.Hipertensi primer biasanya timbul pada usia 30-50 tahun.

Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkansebagai

akibat dari adanya penyakit lain. Tipe ini lebih jarang terjadi,hanya

sekitar 5% dari seluruh kasus tekanan darah tinggi.Beberapa hal

yang menjadi penyebab terjadinya hipertensi sekunder adalah

penyakit ginjal,kelainan hormonal,obat – obatan ( Pudiastuti,2013).

Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular

yang menjadi masalah kesehatan penting di seluruh dunia karena

prevalensinya yang tinggi sebesar 22% pada kelompok usia ≥18

tahun pada tahun 2014 dan terus meningkat, serta hubungannya

dengan penyakit kardiovaskuler, stroke, retinopati, dan penyakit

ginjal. Hipertensi juga menjadi faktor risiko ketiga terbesar

penyebab kematian dini. The Third National Health and Nutrition

Examination Survey mengungkapkan bahwa hipertensi mampu

meningkatkan risiko penyakit jantung koroner sebesar 12% dan

meningkatkan risiko stroke sebesar 24%.

Data dari WHO (Worid Health Organization) pada tahun

2013 menunjukkan bahwa terdapat 9,4 juta orang dari 1 milyar

penduduk di dunia yang meninggal akibat ganggun kardiovaskuler.

Berdasarkan data WHO di seluruh dunia pada tahun 2015, sekitar

972 juta orang atau 24,6% penghuni bumi menderita hipertensi.

Prevalensi hipertensi di Indonesia dari 25,8% tahun 2013 menjadi

34,1% tahun 2018 (Riskesdas, 2018).Berdasarkan data yang yang

2
diperoleh dari Dinas Kesehatan Bima Tahun 2019 sebesar 7.684

jiwa.Sementara untuk wilayah kerja Puskesmas WAWO terdapat 65

laki-laki penderita hipertensi dan 79 penderita wanita (Dinas

Kesehatan Kabupaten Bima Tahun 2019).

Pengobatan hipertensi dapat dilakukan dengan dua cara

yaitu pengobatan non farmakologi (perubahan gaya hidup) dan

farmakologi(Pudistuti,2013).Pengobatan farmakologi untuk

hipertensi pada umumnya diberikan deuritik sedangkan

pengobatan non farmakologi dengan cara memodifikasi gaya hidup

diantaranya yaitu,Menurunkan berat badan bila status gizi

berlebih,Meningkatkan aktifitas fisik, membatasi asupan garam,

membatasi konsumsi kafein,membatasi makanan yang berlemak

dan menghindari alkohol. Penelitian ini sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Retty Merdianti, Laily Hidayati dan Candra

Panji pada tahun 2019, tentang hubungan status nutrisi dan gaya

hidup terhadap tekanan darah pada remaja di kelurahan Lidah

Kulon Kota Surabaya didapatkan hasil terdapat hubungan kolerasi

antara status nutrisi dan gaya hidup terhadap tekanan darah pada

remaja. Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti

mengangkat judul penelitian “Hubungan Gaya HidupDenganTingkat

Tekanan Darah Pada Keluarga Di Desa Kombo Kecamatan Wawo

“.

3
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas rumusan masalah

penelitian sebagai berikut :

“Adakah hubungan gaya hidup dengan tingkat tekanan darah pada

keluarga di Desa Kombo Kecamatan Wawo Tahun 2020.”

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan gaya hidup dengan tingkat tekanan

darah pada keluarga di Desa Kombo Kecamatan Wawo Tahun

2020.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi gaya hidup di Desa Kombo Kecamatan

Wawo Tahun 2020.

b. Megidentifikasi tingkat tekanan darah pada keluarga di Desa

Kombo Kecamatan Wawo Tahun 2020.

c. Menganalisis hubungan gaya hidup dengan tingkat tekanan

darah pada keluarga di Desa Kombo Kecamatan Wawo

Tahun 2020.

D. Manfaat penelitian

1. Teoritis

Hasil penelitian diharapkanmenjadi referensi untuk

meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan keperawatan

tentang hubungan gaya hidup dan tingkat tekanan darah pada

keluarga yang disebabkanoleh gaya hidup yang tidak sehat.

4
2. Praktis

a. Bagi responden

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan

memperoleh pengetahuan tentangpenyakit hipertensi, sehingga

responden dapat melakukan pencegahan mandiri.

b. Bagi peneliti

Dapat menambah pengetahuan,wawasan,dan memperoleh

pengalaman nyata bagi penulis dalam melakukan penelitian

serta dapat menerapkan ilmu yang telah didapatkan.

c. Bagi perawat

Diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan serta

wawasan pada perawat untuk mengetahui hubungan gaya

hidup keluarga dengan tingkat tekanan darah.

d. Bagi institusi pendidikan

Sebagai acuan penelitian selanjutnya dan diharapkan adanya

lingkup keperawatan yang lebih luas sehingga peneliti dapat

merasakan secara optimal serta dapat meningkatkan

pemahaman tentang gaya hidup keluarga dengan angka

kejadian hipertensi.

5
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. KONSEP TEORI

1. Konsep Gaya Hidup

a. Pengertian Gaya Hidup

Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang

diekspresikan dalam aktifitas, minat dan opininya. Gaya

hidup menggambarkan keseluruhan diri sendiri yang

berinteraksi dengan lingkungannya (Sakinah,2002).Menurut

Lismawati (2006),gaya hidup sehat menggambarkan pola

perilaku sehari-hari yang mempengaruhi pada upaya

memelihara kondisi fisik,mental dan sosial berada dalam

keadaan positif.

Sesungguhnya gaya hidup merupakan faktor terpenting

yang sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat.Gaya

hidup tidak sehat,dapat memnyebabkan terjadinya penyakit

Hipertensi, misalnya: Makanan,aktifitas fisik,stres dan

merokok (puspitorini,2009).Jenis makanan yang

menyebabkan hipertensi yaitu makanan yang siap saji yang

mengadung pengawet, kadar garam yang terlalu tinggi

dalam makanan,kelebihan konsumsi lemak ( susilo,2011 ).

6
Menurut Watson 2003,yang termasuk gaya hidup

adalah:

1) Pola makanan yang baik

2) Aktifitas fisik/Olahraga

3) Istirahat/tidur 7-8 jam perhari

4) Tidak merokok

5) Tidak minum-minuman keras

6) Tidak mengonsumsi obat-obatan

b. Macam-Macam Gaya Hidup

1) Gaya Hidup Sehat

Gaya hidup sehat adalah suatu pilihan sederhana

yang sangat tepat untuk dijalankan, hidup dengan pola

makan, pikiran, kebiasaan dan lingkungan yang sehat.

Sehat dalam arti kata mendasar adalah segala hal yang

kita kerjakan memberikan hasil yang baik bagi tubuh.

Pengertian gaya Hidup Sehat Menurut Ahli: Menurut

Kotler, gaya hidup sehat yaitu gambaran dari aktivitas

kegiatan yang di dukung oleh minat, keinginan dan

bagaimana pikiran menjalaninya dalam berinteraksi

dengan linkungan, tentunya terhadap hal-hal baik.

7
2) Tujuan Gaya Hidup Sehat

Tujuan kita menerapkan gaya hidup sehat tentunya

untuk menjaga kesehatan tubuh dan mendapatkan

kehidupan yang lebih baik, tapi dengan menjalankan

gaya hidup sehat kita tidak hanya akan mendapatkan

kesehatan jasmani, kita juga mendapatkan bonus

kesehatan rohani yang stabil. Disamping itu dengan

menerapkan gaya hidup sehat tidak makan daging, sama

artinya kita mengurangi efek global warning. Berikut ini

adalah keuntungan yang kita dapat dari menjalankan

gaya hidup sehat, baik secara fisik maupun secara

mental.

3) Cara Menjaga Hidup Sehat

Menjaga kesehatan bagi kita tentunya akan lebih baik

dan menguntungkan dari pada kita mengobati akan

penyakit yang di derita. Karena manfaat menjaga

kesehatan bagi kita antara lain adalah kita dapat

melakukan segala aktifitas keseharian dengan lebih baik

dan optimal.Baik yang berhubungan dengan pekerjaan

kita ataupun berhubungan dengan silaturahmi keluarga

dan juga dalam menjaga hubungan sosial dengan

masyarakat. Beberapa manfaat hidup sehat yang biasa

kita dapatkan dengan melakukan tips menjaga

kesehatan antara lain adalah mengurangi pengeluaran

8
kita, tentunya ini akan menghemat biaya, karena bila kita

sakit maka akan banyak biaya yang harus dikeluarkan

untuk melakukan pengobatan. Selain itu juga dengan

nikmat sehat yang kita miliki harus disyukuri akan bisa

kita manfaatkan untuk meningkatkan keimanan dan

ketakwaan kita terhadap Allah dengan banyak

melakukan ibadah dan menjalankan gaya hidup sehat.

Berikut cara menjaga hidup sehat :

a) Pola Makan

Pola makan adalah cara seseorang atau

sekelompok orang yang memilih dan mengkonsumsi

makanan sebagai tanggapan terhadap pengaruh

fisiologis, psikologi, budaya dan sosial. Pola makan

sehari-hari merupakan pola makan seseorang yang

berhubungan dengan kebiasaan makan setiap

harinya (Sediaoetama, 2006).Pola makan individu

meliputi bahan makanan pokok (sumber karbohidrat),

lauk pauk (sumber protein hewani dan nabati), sayur

dan buah. Pola makanan yang tidak baik akan

menimbulkan beberapa gangguan seperti kolesterol

tinggi, tekanan darah meningkat dan kadar gula yang

meningkat (Sediaoetama, 2006).

9
b) Kebiasaan Istirahat

Istirahat yang cukup sangat dibutuhkan badan

kita. Banyak orang yang tidur jadi lemas, tidak ada

semangat, lekas marah dan stress. Hasil riset terbaru

para ahli di Chicago membuktikan, 3 hari mengalami

kurang tidur, kemampuan tubuh dalam memproses

glukosa akan menurun secara drastis, sehingga dapat

meningkatkan resiko mengidap diabetes. Selanjutnya

menurut mereka, tidur tidak nyenyak selama 3 hari

berturut-turut akan menurunkan toleransi tubuh

terhadap glukosa, khususnya pada orang muda dan

orang dewasa (Santoso, 2009).

c) Menghindari kebiasaan yang merusak kesehatan

Ada beberapa kebiasaan yang berbahaya dan

merugikan kesehatan tubuh kita. Salah satunya

adalah merokok dan juga meminum minuman alkohol

serta kebiasaan yang berkaitan dengan NAPZA

(narkotika, psikotropika, zat adiktif), Ini yang harus kita

perhatikan benar-benar bila kita menginginkan

kesehatan senantiasa mendampingi aktifitas kegiatan

sehari-hari kita dengan baik.

d) Aktifitas Fisik

Melakukan aktivitas fisik yang cukup merupakan

salah satu dari sekian banyak hal yang dikategorikan

10
ke dalam pengobatan non farmakologis. Aktivitas fisik

yang cukup dan teratur terbukti dapat membantu

menurunkan tekanan darah. Pada zaman sekarang,

dengan berbagai kemudahan membuat orang enggan

melakukan kegiatan fisik dalam kegiatan sehari-hari

mereka. Inilah penyebabmengapa hipertensi lebih

banyak ditemukan pada masyarakat perkotaan

daripada masyarakat di lingkungan pedesaan.

Banyaknya sarana transportasi dan berbagai fasilitas

lain bagi masyarakat perkotaan menyebabkan

penurunan aktivitas fisik mereka. Padahal,aktivitas

fisik sangat penting untuk mengendalikan tekanan

darah. Aktivitas fisik yang cukup dapat membantu

menguatkan jantung, jantung yang lebih kuat tentu

dapat memompa lebih banyak darah dengan hanya

sedikit usaha. Semakin ringan kerja jantung, semakin

sedikit tekanan pada pembuluh darah arteri sehingga

tekanan darah akan menurun (Marliani, 2007)

e) Minum Air Putih Yang Cukup

Kita cukup mengenal akanbanyak manfaat

minum air putih bagi kesehatan.Kesehatan telah

menganjurkan kita mengkonsumsi air putih 8 gelas

dalam sehari. Air putih sangat baik untuk

membersihkan dan menjaga kesehatan pencernaan

11
kita. Serta kandungan nutrisi, oksigen dalam air baik

untuk kelancaran peredaran darah kita.

4) Dampak Positif gaya Hidup Sehat

Gaya hidup sehat, tidak hanya memfokuskan pada

makanan sehat, namun terkait dengan kebiasaan sehat

menjalani kehidupan dan pola pikir yang positif. Manusia

memandang kehidupan dengan optimis, diyakini

mempengaruhi kondisi kejiwaan pada akhirnya

membebaskan dari beban pikiran yang dialaminya

sehingga mampu menghindar dari penyakit yang

biasanya disebabkan oleh munculnya setres, beban

pikiran, dan kecemasaan di dalam kehidupan.

Hidup terarah, lebih nyaman, dan selalu bahagia

tentunya akan dirasakan jika sesorang sehat secara

lahir batin. Kesehatan jasmani menjadikan seseorang

mempunyai kesempatan mencapai usia tua dengan

kondisi tubuh yang sehat. Dan kesehatan batin

menjadikan manusia selalu berpikir optimis dalam

menatap masa depan. Hal tersebut dapat diwujudan jika

manusia mengaplikasikan pola hidup sehat.

Berikut ini merupakan manfaat yang diperoleh

seseorang jika melakukan pola hidup sehat di dalam

kehidupannya:

12
a) Dapat tidur dengan nyenyak

b) Dapat bekerja dengan maksimal

c) Dapat belajar lebih baik

d) Dapat berpikir dengan sehat serta positif

e) Merasakan kedamaiyan,kenyaman dan ketentraman

f) Memiliki penampilan sehat

g) Mendapatkan interaksi sosial dan kehidupan yang

baik

h) percaya diri

i) Terhindar dari berbagai penyakit.

5) Dampak negatif yang tidak menerapkan gaya hidup

sehat

a) Tidak dapat tidur nyenyak

b) Tidak dapat bekerja secara maksimum

c) Tidak dapat belajar  dengan baik

d) Mudah stres

e) Merasa tidak nyaman

f) Tidak percaya diri

g) Kurang konsentrasi

h) Mudah terkena penyakit

6) Cara menerapkan pola hidup sehat

a) Istirahat yang cukup

b) Olahraga yang teratur

c) Makan makanan yang seimbang

13
d) Jauhi rokok

e) Tidak makan makanan cepat saji

f) Tidak mengkonsumsi minuman beralkohol

g) Minum air putih yang banyak

h) Hindari obat obatan terlarang.

2. Konsep Tekanan darah

a. Pengertian tekanan darah

Tekanan darah adalah daya dorong kesemua arah

pada seluruh permukaan yang tertutup pada dinding bagian

dalam jantung dan pembuluh darah (Ethel (2003) dalam

Hartanto Dinar, 2011).

Tekanan darah sistole adalah tekanan yang

diturunkan sampai suatu titik dimana denyut dapat

dirasakan. Sedangkan tekanan diastole adalah tekanan di

atas arteri brankialis perlahan-lahan dikurangi sampai bunyi

jantung atau denyut arteri dengan jelas dapat di dengar dan

titik dimana bunyi mulai menghilang. Perbedaan tekanan

sistole dan diastole disebut tekanan nadi dan normalnya

adalah 30-50 mmHg (Hull (1986) dalam Hartanto

Dinar,2011).

Aksi pemompaan jantung memberikan tekanan yang

mendorong darah melewati pembuluh-pembuluh darah yang

mengalir melalui sistem pembuluh darah dan tertutup karena

14
ada perbedaan tekanan atau gradien tekanan antara

ventrikel kiri dan atrium kanan (Ethel (2003) dalam Hartanto

Dinar,2011).

b. Penggolongan Tekanan Darah

1) Tekanan darah normal

Seorang dikatakan mempunyai tekanan darah normal

bila tekanan darah sistolik <140 mmHg, dan diastolik <90

mmHg (Guyton dan Hall (2008), dalam Hartanto Dinar,

2011). Nilai tekanan darah normal (Woro (1999) dalam

Hartanto Dinar, 2011) :

a) Pada usia 15-29 tahun : sistolik 90-120 mmHg,

diastolik 60-80 mmHg.

b) Pada usia 30-49 tahun : sistolik 110-140 mmHg,

diastolik 70-90 mmHg.

c) Pada usia >50 tahun : sistolik 120-150 mmHg,

diastolik 70-90 mmHg.

Tabel 2.1 Standar Tekanan Darah Normal Berdasarkan


Usia
No Usia Diastole Sistole
1. Pada masa bayi 50 70-90
2. Pada masa anak 60 80-100
3. Masa remaja 60 90-110
4. Dewasa muda 60-70 110-125
5. Lebih tua 80-90 130-50
Sumber :Pearce, Evelyn, 2007 Dalam Hartanto, Dinar. 2011

2) Tekanan darah rendah

15
Seorang dikatakan mempunyai tekanan darah rendah

bila tekanan darah untuk sistolik <100 mmHg dan

diastolik <60 mmHg (Watson (2002) dalam Hartanto

Dinar, 2011).

3) Tekanan darah tinggi

Seorang dikatakan mempunyai tekanan darah tinggi

apabila untuk tekanan sistolik >140 mmHg da diastolik

>90 mmHg ( Watson (2002) dalam Hartanto Dinar. 2011).

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tekanan

darah yaitu:

1) Faktor internal

a) Usia

Semakin tua umur seseorang, tekanan darah

sistoliknya semakin tinggi. Biasanya dihubungkan

dengan timbulnya arteriosclerosis (Guyton dan

Hall, 2008). Tekanan darah sistolik meningkat

sesuai dengan peningkatan usia, akan tetapi

tekanan darah diastolik meningkat seiring tekanan

darah sistolik sampai sekitar usia 55 tahun, yang

kemudian menurun oleh karena terjadinya proses

kekakuan arteri akibat arteriosclerosis (Sudoyo

(2006) dalam Hartanto Dinar, 2011).

b) Olahraga

16
Meningkatnya curah jantung karena olahraga

atau aktivitas akan mengakibatkan tekanan darah

naik pada menit-menit awal. Selanjutnya sistem

regulasi tubuh akan berusaha untuk

mengompensasi kenaikan ini, sehingga tekanan

darah akan cenderung tetap atau justru turun

( Ridjab (2005) dalam Hartanto Dinar, 2011).

Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas

fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat

melakukan aktivitas fisik dan lebih rendah ketika

beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari juga

berbeda, paling tinggi di waktu pagi hari dan

paling rendah pada saat tidur pada malam hari

(Caroline (2008) dalam Hartanto Dinar, 2011).

c) Emosi dan stres fisik

Saat manusia mempresepsikan sesuatu

sebagai stres, bagian otak yang menangani

pikiran mengirimkan sinyal ke system saraf melalui

hipotalamus.

Sistem saraf lalu mempersiapkan tubuh untuk

menghadapi stres tersebut. Terjadi perubahan

detak jantung dan tekanan darah, serta pupil

melebar, juga ada hormon dan zat-zat kimia yang

dikeluarkan atau diekskresi seperti adrenalin.

17
Sekresi adrenalin ini yang membuat tubuh siap,

namun jika terjadi berkepanjangan akan

menimbulkan kerugian misalnya terlambatnya

pertumbuhan dan pemulihan tubuh, pencernaan

dan reaksi kekebalan tubuh (imunologik), dapat

terjadi penyakit stres, sebagai contoh penyakit

jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler)

akibat peningkatan tekanan darah yang merusak

jantung dan pembuluh darah (arteri) serta

meningkatnya kadar gula darah (Selye (2010)

dalam Hartanto Dinar, 2011).

d) Obesitas

Obesitas atau kegemukan diartikan sebagai

penimbunan jaringan lemak tubuh secara

berlebihan, sehingga berat badan telah melebihi

batas normal dan dapat membahayakan

kesehatan (Kusumadiani, 2010). Timbunan lemak

dalam tubuh memicu tekanan darah tinggi dan

meningkatkan kadar kolesterol darah dan insulin.

Kondisi kegemukan yang dialami sejak kecil jelas

meningkatkan resiko kematian dini (Kusumadiani,

2010) dalam Hartanto Dinar, 2011).

e) Merokok

18
Rokok mempunyai pengaruh terhadap

sistem pembuluh darah yaitu darah jantung akan

terlihat dengan adanya denyut jantung yang

meningkat. Tekanan darah dan otot jantung

meningkat akibat kebutuhan oksigen meningkat,

bahaya akan terjadi seorang menderita tekanan

darah tinggi sehingga dapat mempercepat terjadi

kerusakan otak, ginjal, mata dan pembuluh darah.

Tidak terkecuali kematian mendadak (Eni (2011)

dalam Hartanto Dinar, 2011).

f) Konsumsi alkohol

Mengonsumsi alkohol berakibat buruk,

dalam sebuah penelitian yang dilakukan Beever

and Mac Gregor (1995), dalam Hartanto Dinar

(2011), mendapatkan bahwa mengonsumsi

minuman beralkohol dalam jumlah besar dapat

meningkatkan tekanan darah (Riyadina (2002)

dalam Hartanto Dinar, 2011).

g) Minum kopi

Minum kopi yang mengandung kafein dapat

menghasilkan perubahan dalam hemodinamik,

diantaranya dapat meningkatkan tekanan darah

(James (1993) dalam Hartanto Dinar, 2011).

2) Faktor eksternal

19
a) Kebisingan

Kebisingan adalah bunyi yang tidak

diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat

dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan

gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan

lngkungan (Keputusan Menteri Negara

Lingkungan Hidup No.48 Tahun 1996). Pada

umunya kebisingan bernada tinggi sangat

mengganggu, lebih-lebih yang terputus-putus atau

yang datangnya secara tiba-tiba atau tidak terduga

(Suma’mur (2009) dalam Hartanto Dinar, 2011).

Kebisingan mengganggu perhatian,

sehingga kosentrasi dan kesigapan mental

menurun. Efek pada persarafan otonom terlihat

sebagai kenaikan tekanan darah, percepatan

detak jantung, pengerutan pembuluh darah kulit,

bertambah cepatnya metabolisme, menurunya

aktivitas alat pencernaan. Kebisingan yang

melebihi NAB dapat menyebabkan kelelahan,

kegugupan, rasa ingin marah, hipertensi, dan

menambah stres (Hermawati (2006) dalam

Hartanto Dinar, 2011).

b) Tekanan panas

20
Tekanan panas (heat stress)adalah beban

iklim kerja yang diterima oleh tubuh manusia

(Santoso (2004) dalam Hartanto Dinar, 2011).

Pada lingkungan kerja panas, tubuh

mengatur suhunya dengan penguapan keringat

yang dipercepat dengan pelebaran pembuluh

darah yang disertai meningkatnya denyut jantung

dan tekanan darah sehingga beban kardiovaskuler

bertambah (Suma’mur 2009 dalam Hartanto Dinar,

2011).

c) Masa kerja

Faktor-faktor yang mempengaruhi

timbulnya gangguan kesehatan berupa

peningkatan tekanan darah dan pendengaran

antara lain adalah intensitas kebisingan, frekwensi

kebisingan, dan lamannya orang tersebut berada

ditempat kerja atau didekat sumber bunyi, baik

dari hari ke hari atau seumur hidup (Azwr (1990)

dalam Hartanto Dinar, 2011).

d) Beban kerja

Menurut Hart dan Staveland dalam Tarkawa

(2010) dalam Hartanto Dinar (2011) bahwa beban

kerja merupakan sesuatu yang mucul dari interaksi

antara tuntutan tugas-tugas, lingkungan kerja,

21
dimana digunakan sebagai tempat kerja,

ketrampilan, perilaku dan persepsi dari pekerja.

Beban kerja kadang juga dapat didefinisikan secara

operasional pada berbagai faktor seperti tuntutan

tugas atau upaya-upaya yang dilakukan untuk

melakukan pekerjaan.

3. Konsep Hipertensi

a. Pengertian hipertensi

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik

lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari

90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu

lima menit dalam keadaan yang cukup, (Kemenkes

RI,2014).

Penyakit darah tinggi atau hipertensi (hypertension)

adalah suatu keadaan di mana seseorang mengalami

peningkatan tekanan darah di atas normal yang ditunjukkan

oleh angka systolic (bagian atas) dan diastolik (angka

bawah) pada pemeriksaan tensi darah menggunakan alat

pengukur tekanan darah baik yang berupa alat cuff air raksa

(sphygmomanometer) ataupun alat digital lainnya

(Pudiastuti,2013).

b. Etiologi hipertensi

22
Berdasarkan etiologinya,hipertensi dibagi menjadi

primer dan sekunder. Prevalensi hipertensi sekunder hanya

sekitar 5-8% dari seluruh penderita hipertensi.

1) Hipertensi esensial (primer)

Hipertensi primer atau esensial merupakan hipertensi

yang belum diketahui penyebabnya walaupun dikaitkan

dengan kombinasi faktor gaya hidup seperti

obesitas,alkohol,merokok,kurang bergerak (inaktivitas)

dan pola makan. Tipe ini terjadi pada sebagian besar

kasus tekanan darah tinggi, sekitar 95%.Hipertensi

primer biasanya timbul pada usia 30-50 tahun.

2) Hipertensi sekunder

Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang

disebabkan/sebagai akibat dari adanya penyakit lain.

Tipe ini lebih jarang terjadi,hanya sekitar 5% dari seluruh

kasus tekanan darah tinggi.Beberapa hal yang menjadi

penyebab terjadinya hipertensi sekunder adalah penyakit

ginjal,kelainan hormonal, obat–obatan ( Pudiastuti,2013).

c. Patofisiologi

Hipertensi primer diduga berkembang akibat interaksi

kompleks antara faktor yang mengatur curah jantung dan

resistensi vascular sistemik. Adapun interaksi yang dapat

mencakup sebagai berikut :

23
1) System saraf simpatis yang berlebihan dengan stimulasi

berlebihan pada reseptor α-adrenergik dengan β-

adrenergik,menyebabkan vasokontriksi dan

peningkatan curah jantung.

2) Perubahan fungsi system renin-angiotensin-aldosteron

dan responsivitasnya terhadap faktor seperti asupan

natrium dan keseluruhan volume cairan. System renin-

angiotensin-aldosteron memengaruhi tegangan

vasomotor dan ekskresi air dan garam.Kadar

angiotensin II yang tinggi dalam jangka panjang

menyebabkan remodeling arteriolar,yang secara

permanen meningkatkan SVR. Pada sekitar 20% orang

penderita hipertensi primer,kadar renin dibawah

normal.Peningkatan asupan natrium meningkatkan

tekanan darah pada pasien ini.Kadar renin plasma

rendah lebih sering dijumpai pada orang Afro Amerika

dari pada orang berkulit putih, 15% pasien hipertensi

lainnya mempunyai kadar renin plasma lebih tinggi dari

normal.Untuk pasien ini,asupan garam tidak berdampak

banyak pada tekanan darah, sebagian besar orang

yang menderita hipertensi mempunyai kadar aktivitas

renin yang normal.

3) Mediator kimiawi lain tegangan vasomotor dan volume

darah seperti (faktor) peptide natriuretik juga berperan

24
dengan memengaruhi tegangan vasomotor dan

ekskresi natrium dan air. Endothelium vaskuler itu

sendiri menghasilkan hormone (endhotelin) yang juga

memengaruhi tegangan vasomotor.Endhotelin I adalah

suatu vasokonstriktor kuat.

4) Interaksi antara resistensi insulin,hiperinsulinmia dan

fungsi endotel dapat menjadi penyebab primer

hipertensi.Insulin berlebihan mempunyai beberapa efek

yang berpotensi menyebabkan hipertensi: (1) retensi

natrium oleh ginjal,(2) peningkatan aktifitas system saraf

simpatis,(3) hipertrofi otot polos vaskuler,dan (4)

perubahan transportion melintasi membran sel.

Hasilnya adalah peningkatan menetap volume darah

dan resistensi perifer. (Marliani dan Tantan,S. 2007)

d. Klasifikasi hipertensi

25
Klasifikasi hipertensi berdasarkan peningkatan tekanan

darah sistol dan diastol.

1) Klasifikasi hipertensi menurut The Joint National Comite 7

Kategori Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah


(mmHg) diaistolik (mmHg)
Normal ≤120 ≤ 80
Pre 120 – 139 80 – 89
Hipertensi
Hipertensi 140 – 159 90 – 99
tahap 1
Hipertensi ≥ 160 ≥ 100
tahap 2
Tabel 2.1Klasifikasi hipertensi (The Joint National Comite 7)

e. Manifestasi klinis

Hipertensi sulit disadari oleh seseorang karena hipertensi

tidak memiliki gejala khusus.Menurut Sutanto (2009),gejala-

gejala yang mudah diamati antara lain yaitu :

1) Gejala ringan seperti pusing atau sakit kepala.

2) Sering gelisah.

3) Wajah merah.

4) Tengkuk terasa pegal.

5) Mudah marah.

6) Telinga berdengung.

7)  Sukar tidur.

8) Sesak napas.

9) Rasa berat di tengkuk.

10)Mudah lelah.

11)Mata berkunang-kunang.

26
12)Mimisan ( keluar darah dari hidung).

f. Faktor yang mempengaruhi hipertensi

Faktor risiko terjadinya hipertensi dibagi menjadi dua

kategori yaitu faktor yang tidak dapat diubah dan faktor yang

dapat diubah.

1) Faktor risiko yang tidak dapat diubah, antara lain:

a) Genetik

Jika seseorang memiliki orang tua atau saudara

yang memiliki tekanan darah tinggi, maka kemungkinan

ia menderita tekanan darah tinggi lebih besar. Penelitian

menunjukkan bahwa tekanan darah seorang anak akan

lebih mendekati tekanan darah orang tuanya bila mereka

memiliki hubungan darah dibandingkan anak yang

diadopsi. Hal ini menunjukkan bahwa gen yang

diturunkan, dan bukan hanya faktor lingkungan (seperti

makanan atau status sosial), berperan besar dalam

menentukan tekanan darah (Palmer dan Williams, 2007).

b) Usia

Semakin bertambahnya usia, risiko terkena

hipertensi lebih besar. Di inggris prevalensi tekanan

darah tinggi pada usia pertengahan adalah sekitar 20%

dan meningkat lebih dari 50% pada usia di atas 60

tahun. Arteri kehilangan elastisitas atau kelenturan serta

tekanan darah meningkat, seiring dengan bertambahnya

27
usia, takanan darah tinggi juga dapat terjadi pada usia

muda, namun prevalensinya rendah (kurang dari 20%)

(Palmer dan Williams, 2007).

c) Jenis kelamin

Pria sering mengalami tanda-tanda hipertensi

pada usia akhir tiga puluhan sedangkan wanita sering

mengalami hipertensi setelah menopause. Tekanan

darah wanita, khususnya sistolik, meningkat lebih

tajam sesuai usia setelah 55 tahun,wanita memang

mempunyai risiko lebih tinggi untuk menderita

hipertensi. Salah satu penyebab terjadinya pola

tersebut adalah karena hormon kedua jenis kelamin.

Produksi hormon esterogen menurun saat

menopause, wanita kehilangan efek menguntungkan

sehingga tekanan darah meningkat (Benson dan

Casey, 2006)

2) Faktor resiko yang dapat dikontrol:

a) Obesitas

Kelebihan lemak tubuh, khususnya lemak

abdominal, erat kaitannya dengan hipertensi.

Tingginya peningkatan tekanan darah tergantung

pada besarnya penambahan berat badan, akan

tetapi tidak semua obesitas akan terkena

hipertensi, tergantung pada individu masing-

28
masing. Peningkatan tekanan darah di atas nilai

optimal yaitu >120/80 mmHg, akan meningkatkan

risiko terjadinya penyakit kardiovaskuler.

Penurunan berat badan sekitar 5kg dapat

menurunkan tekanan darah secara signifikan.

Pada penderita hipertensi ditemukan sekitar

20-30% memiliki berat badan lebih, untuk itu

hendaknya memperhatikan jumlah makanan yang

dikonsumsi harus cukup dan proporsional,

artinyasesuai dengan kebutuhan tubuh tidak

berlebih dan tidak kurang.

Untuk mengetahui seseorang mengalami

obesitas atau tidak, dapat dilakukan dengan

mengukur berat badan dengan tinggi badan, yang

kemudian disebut dengan Indeks Massa Tubuh

(IMT). Rumus perhitungan IMT adalah sebagai

berikut:

Berat Badan (kg)

IMT = -------------------------------

Tinggi Badan (m)

b) Alkohol

29
Orang yang gemar mengonsumsi alkohol

dengan kadar tinggi akan memiliki tekanan darah

yang cepat berubah dan cenderung meningkat

tinggi. Alkohol juga memiliki efek yang hampir

sama dengan karbon monoksida yaitu dapat

meningkatkan keasaman darah. Meminum alkohol

secara berlebihan, yaitu tiga kali atau lebih dalam

sehari merupakan faktor penyebab 7% kasus

hipertensi (Anna Palmer, 2007 )

c) Konsumsi Makanan Asin

Makanan asin adalah makanan dengan kadar

natrium tinggi. Natrium adalah mineral yang

sangat berpengaruh pada mekanisme timbulnya

hipertensi (Thomas, 2000 dalam Hanafi, 2016).

Natrium dalam klorida yang terdapat dalam garam

dapur dalam jumlah normal dapat membantu

tubuh mempertahankan keseimbangan cairan

dalam tubuh untuk mengatur tekanan darah.

Namun natrium dalam jumlah yang berlebih dapat

menahan air (resisten), sehingga meningkatkan

volume darah. Peningkatan volume darah

mengakibatkan tekanan pada dinding pembuluh

darah meningkat, Akibatnya jantung harus bekerja

lebih keras untuk memompanya dan tekanan

30
darah menjadi naik. Kelebihan natrium dalam

darah juga berdampak buruk bagi dinding

pembuluh darah dan mengikis pembuluh darah

tersebut hingga terkelupas, kotoran akibat

pengelupasan tersebut dapat menyumbat

pembuluh darah (Widharto, 2007 dalam

Pusparani, 2016).

d) Konsumsi makanan berlemak

Makanan berlemak adalah makanan dengan

kadar lemak yang tinggi. Menurut Sugiharto

kebiasaan mengonsumsi lemak, erat kaitannya

dengan peningkatan berat badan yang beresiko

terjadi hipertensi (Hanafi, 2016).

Menurut Almatzier lemak berfungsi untuk

sumber energi, sumber asam lemak esensial, alat

angkut vitamin larut lemak, menghemat protein,

memberi rasa kenyang dan kelezatan, sebagai

pelumas, memelihara suhu tubuh, dan pelindung

organ tubuh. Namun keberadaan lemak jenuh

yang berlebih dalam tubuh akan menyebabkan

penumpukan dan pembentuk plak pada pembuluh

darah sehingga pembuluh darah menjadi semakin

sempit dan elastisnya berkurang (Almatzier, 2003

dalam Pusparani, 2016).

31
e) Kurang olahraga

Olahraga banyak dihubungkan dengan

pengelolaan penyakit tidak menular,karena

olahraga isotonik dan teratur dapat menurunkan

tekanan perifer yang akan menurunkan tekanan

darah (untuk hipertensi) dan melatih otot jantung

sehingga menjadi terbiasa, apabila jantung harus

melakukan pekerjaan yang lebih berat karena

adanya kondisi tertentu. Kurangnya aktivitas fisik

menaikan risiko tekanan darah tinggi karena

bertambahnya risiko untuk menjadi gemuk. Orang-

orang yang tidak aktif cenderung mempunyai

detak jantung lebih cepat dan otot jantung mereka

harus bekerja lebih keras pada setiap kontraksi,

semakin keras dan sering jantung memompa

semakin besar pula kekuatan yang mendesak

arteri. Latihan fisik berupa berjalan kaki selama

30-60 menit setiap hari sangat bermanfaat untuk

menjaga jantung dan peredaran darah. Bagi

penderita tekanan darah tinggi,jantung atau

masalah pada peredaran darah,sebaiknya tidak

menggunakan beban waktu jalan. Riset di Oregon

Health Science kelompok laki-laki dengan wanita

yang kurang aktivitas fisik dengan kelompok yang

32
beraktifitas fisik dapat menurunkan sekitar 6,5%

kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein) faktor

penting penyebab pergeseran arteri (Rohaendi,

2008).

f) Kebiasaan Merokok

Merokok menyebabkan peninggian tekanan

darah. Perokok berat dapat dihubungkan dengan

peningkatan insiden hipertensi maligna dan risiko

terjadinya stenosis arteri renal yang mengalami

ateriosklerosis.Dalam penelitian kohort prospektif

oleh dr.Thomas S Bowman dari Brigmans and

Women’s Hospital,Massachussetts terhadap

28.236 subyek yang awalnya tidak ada riwayat

hipertensi, 51% subyek tidak merokok, 36%

merupakan perokok pemula,5% subyek merokok

1-14 batang rokok perhari dan 8% subyek yang

merokok lebih dari 15 batang perhari.Subyek terus

diteliti dan dalam waktu 9,8 tahun.Kesimpulan

dalam penelitian ini yaitu kejadian hipertensi

terbanyak pada kelompok subyek dengan

kebiasaan merokok lebih dari 15 batang perhari.

g) Minum kopi

Faktor kebiasaan minum kopi didapatkan dari

satu cangkir kopi mengandung 75 – 200 mg

33
kafein, dimana dalam satu cangkir tersebut

berpotensi meningkatkan tekanan darah 5 -10

mmHg.

h) Stress

Hubungan antara stress dengan hipertensi

diduga melalui aktivitas saraf simpatis,

peningkatan saraf dapat menaikan tekanan darah

secara intermiten (tidak menentu). Stress yang

berkepanjangan dapat mengakibatkan tekanan

darah menetap tinggi, walaupun hal ini belum

terbukti, akan tetapi angka kejadian di masyarakat

perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan di

pedesaan.Hal ini dapat dihubungkan dengan

pengaruh stress yang di alami kelompok

masyarakat yang tinggal di kota (Rohaendi, 2008).

g. Komplikasi

Hipertensi dalam jangka waktu yang lama akan

merusak endotel dan mempercepat atherosclerosis.

Komplikasi dari hipertensi dapat merusak organ tubuh

seperti jantung, mata, ginjal, otak, dan pembuluh darah

besar. Hipertensi merupakan faktor risiko utama untuk

terjadinya penyakit seperti :

1) Penyakit jantung

2) Stroke

34
3) Ginjal

4) Mata

h. Pengobatan Hipertensi

Pengobatan hipertensi bertujan untuk mengurangi

morbiditas dan mortalitas serta mengontrol tekanan darah.

Pengobatan hipertensi dapat dilakukan dengan dua cara

yaitu non farmakologi (perubahan gaya hidup) dan

farmakologi (Pudiastuti, 2013).

1) Pengobatan farmakologi

Terapi farmakologi yaitu obat anti hipertensi yang di

anjurkan oleh JNC VII yaitu:

a) Diuretika

b) Vasodilator

c) Antagonis kalsium

d) Penghambat ACE

2) Pengobatan nonfarmakologi

Non farmakologi dapat dilakukan dengan cara

modifikasi gaya hidup diantaranya yaitu:

a) Menurunkan berat badan bila status gizi berlebih:

penderita hipertensi yang obesitas dianjurkan untuk

menurunkan berat badan, membatasi asupan kalori,

dan peningkatan pemakaian kalori dengan latihan

fisik yang teratur (Pudistuti, 2013).

35
b) Membatasi asupan garam tidak lebih dari 6 gram/hari.

Contohnya biscuit, crackers, keripik dan makanan

kering yang asin serta makanan dan minuman dalam

kaleng (sarden,sosis, kornet, sayuran serta buah-

buahan dalam kaleng, soft drink) (Kemenkes RI,

2013).

c) Meningkatkan aktivitas fisik, orang yang aktivitasnya

rendah berisiko terkena hipertensi 30-50% daripada

yang aktif. aktifitas fisik yang dilakukan rutin selama

30-45 menit setiap hari dengan frekuensi 3-5 kali per

minggu akan membantu mengontrol tekanan darah.

Contoh aktivitas fisik (olahraga) yang dapat dilakukan

yaitu jalan, lari, joging, bersepeda. ( Pudiastuti, 2013

dan Kemenkes RI, 2013).

d) Membatasi konsumsi kafein karena kafein dapat

memacu jantung untuk bekerja lebih cepat, sehingga

mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap

detiknya.

e) Membatasi makan makanan yang berkadar lemak

jenuh tinggi (otak, ginjal, paru, minyak kelapa, gajih)

(Kemenkes RI, 2013).

f) Menghindari alkohol: alkohol dapat meningkatkan

tekanan darah dan menyebabkan resitansi terhadap

obat anti hipertensi. Penderita yang minum alkohol

36
sebaiknya membatasi asupan etanol sekitar satu ons

sehari (Pudiastuti, 2013).

B. Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan tahap penting dalam

penelitian. Konsep adalah abstraksi dari suatu realitas agar dapat

dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan

keterkaitan antarvariabel (baik variabel yang diteliti maupun yang

tidak diteliti).Kerangka konsep akan membantu peneliti

menghubungkan hasil penemuan dengan teori.(Nursalam,2013)

Gaya hidup:
1. Aktifitas fisik
2. Pola makan
3. Kebiasaan istirahat
4. Kebiasaan merokok

37
Gaya hidup:
1. Gaya hidup tidak
sehat
2. Gaya hidup sehat

Faktor yang Penggolonga tekanan darah :


mempengaruhi
1. Usia 1. Tekanan darah normal
2. Genetik 2. Tekanan darah rendah
3. Jenis kelamin 3. Tekanan darah tinggi
4. Keadaan stres

Gambar 2. 1KerangkaKonsep

Keterangan :
: Yang diteliti
: Yang tidakditeliti

D. Hipotesa Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah

atau pertanyaan penelitian. (Nursalam, 2015).

H0: Ditolak dan hipotesa alternafif diterima yang berarti ada

hubungan gaya hidup dengan tingkat tekanan darah pada

keluarga di Desa Kombo Kecamatan Wawo.

38
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian telah dilaksanakan di Desa Kombo Kecamatan

Wawo,pada 3 Januari 2020.

B. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian yaitu analitik

korelasi adalah cara untuk mengetahui ada atau tidak adanya

hubungan variabel. Menggunakan pendekatan Cross sectional,

variabel dalam penelitian ini yaitu variabel dependen yaitu Tingkat

Tekanan Darah dan variabel independen yaitu Gaya Hidup.

C. Populasi, Sampel, dan Sampling

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila

seseorang apabila ingin meneliti semua elemen yang ada dalam

wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan populasi

( Arikunto (2013) dalam Nursalam, 2013).Populasi dalam

penelitian ini adalah berjumlah 30kepala keluarga di RT 02 RW

01 Desa Kombo Kecamatan Wawo.

39
2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.

Dimana penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk

menggeneralisasikan hasil penelitian sampel ( Hawari (2008)

dalam (Nursalam, 2013). Dalam penelitian ini sampelnya adalah

30 kepala keluarga. Dengan kriteria sampel penelitian:

a. Kriteria inklusi

1) Kepala keluarga di RT 02 RW 01 Desa Kombo

Kec.Wawo.

2) Keluarga dengan perceraian (kepala keluarga adalah ibu)

3) Responden yang berusia antara 25-50 tahun

4) Responden dalam keadaan sadar

5) Bersedia menjadi responden

3. Sampling

Menurut (Nursalam, 2013), Sampling adalah proses

menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili

populasi.Penelitian ini menggunakan tekhnik total samplingyaitu

adalah teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama

dengan populasi (Sugiyono, 2007). Alasan mengambil total

sampling karena menurut Sugiyono (2007) jumlah populasi

yang kurang dari 100 seluruh populasi dijadikan sampel

penelitian semuanya.

40
D. VariabelPenelitian

Variabel merupakan istilah yang tidak pernah ketinggalan dalam

setiap jenis penelitian, variabel sebaigai sebuah konsep seperti

halnya laki-laki dalam konsep jenis kelamin, dalam konsep

kesadaran (Arikunto (2013) dalam Nursalam, 2013)

Adapun variabel dalam penelitian ini adalah terdiri dari variabel

independent dan variabel dependent.

1. Variabel Independent (variabel bebas)

Variabel Independent merupakan variabel bebas yang

menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel

dependent.Variabel independent dalam penelitian ini adalah

gaya hidup di Desa Kombo Kecamatan Wawo.

2. Variabel Dependent (variabel terikat)

Variabel Dependent merupakan variabel yang dipengaruhi

atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.

Variabel dependent dalam penelitian ini adalah tingkat tekanan

darah pada keluarga di Desa Kombo Kecamatan Wawo.

E. Definisi Operasional

Adalah uraian tentang batasan variabel yang dimaksud atau

tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan

(Notoatmodjo, 2012).

41
Tabel 3.1 Definisi operasional Hubungan gaya hidup dengan tingkat
tekanan darah pada keluarga.
Skala
No Variabel Definisi Operasional Parameter Alat Ukur Hasil Ukur
Ukur
1. Gaya Pola hidup seseorang 1. Aktivitasfisik Kuisioner Ordinal Ya : 2
hidup di dunia yang 2. Pola makan Tidak : 1
diekspresikan dalam 3. Kebiasaan Dengan kategori:
istirahat
aktifitas, minat dan 1. Gaya
4. Kebiasaan
opininya hiduptidaksehat :
merokok
17-25
2. Gaya hidupsehat :
26-34

2. Tekanan Tekanan darah pada 1. Tekanan 1. Sphygmom Ordinal 1. Tidak normal


darah kepala keluarga darah anometer a. Rendah apabila
adalah kategori normal 2. Lembar tekanan darah
tekanan darah yang 2. Tekanan observasi untuk sistole <100
dijumpai pada KK di darah mmHg dan diastole
Desa Kombo Kec. rendah <60 mmHg
Wawo 3. Tekanan b.Tinggi apabila
darah tinggi tekanan darah
sistole >140 mmHg
dan diastole >90
mmHg.
2. Normal apabila
tekanan darah
untuk sistole <140
mmHg dan
Diastole <90
mmHg

F. Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada variabel gaya hidup peneliti

mengukur dengan cara memberikan kuesioner terdiri dari 17

pertanyaan, terdiri dari pertanyaan positif dengan pilihan jawaban

jika responden menjawab pilahan Ya diberi nilai 2, jika responden

menjawab tidak diberi nilai 1 dan pertanyaan negatif dengan pilihan

jika responden menjawab Ya diberi nilai 1, jika responden

42
menjawab tidak diberi nilai 2. Setelah itu peniliti melakukan

penskoran untuk gaya hidup tidaksehat skor 17-25 dan gaya hidup

sehat skor 26-34. Ketika selesai mengisi lembar kuesioner peneliti

mengukur tekanan darah responden langsung pada waktu yang

bersamaan menggunakan sphygmomanometerdan stetoscope

kemudian menulisnya dalam lembar observasi.

Adapun tahapan pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu:

1. Teknik pengumpulan data

a. Tahap persiapan meliputi pengurusan surat ijin penelitian.

Setelah memperoleh surat ijin untuk melakukan penelitian dari

Poltekkes Kemenkes Mataram Prodi D-IV Keperawatan Bima.

Peneliti kemudian mengajukan surat permohonan

pelaksanaan penelitian kepada Kepala Desa Kombo

Kecamatan Wawo

b. Menjelaskan maksud dan tujuan penelitian, setelah

mendapatkan ijin, peneliti memberikan informasi tentang

tujuan penelitian dan keikutsertaan dalam penelitian ini

kepada sampel penelitian, bagi yang setuju dalam penelitian

ini diminta untuk menandatangani lembar persetujuan

penelitian (informrd consent)

c. Peneliti memilih responden sesuai dengan kriteria inklusi

untuk dijadikan sampel atau subjek penelitian.

2. Alat pengumpulan data.

43
a. Peneliti memberikan penjelasan dan tujuan penelitian kepada

responden kemudian membagi lembar persetujuan penelitian

(informed consent) kepada responden penelitian yang

bersedia berpartisipasi dalam penelitian untuk

ditandatangani. Peneliti mengukur perilku gaya hidup

menggunakan kuesioner dan tekanan darah responden

diukur menggunakan sphygmomanometerdan stetoscope

kemudian menulisnya dalam lembar observasi.

b. Lembar observasi yang telah lengkap terisi dilanjutkan dengan

pengolahan data.

G. Pengolahan Data dan Analisa Data

1. Pengelolahan Data

a. Editing Data

Editing dilakukan untuk meneliti kembali setiap daftar

pertanyaan yang telah diisi. Editing meliputi kelengkapan

pengisian, kesalahan pengisian, dan kosistensi dari setiap

jawaban.

b. Pengkodean Data (data coding)

Coding dilakukan untuk mengklarifikasikan dari para

responden kedalam kategori-kategori dengan menggunakan

kode pada setiap jawaban responden.

Setelah data didapatkan dan dihitung dijadikan dalam

bentuk persentase kemudian dicari nilai rata-ratanya. Pada

tabel umur deberi kode 1 pada umur dewasa awal (26-35

44
tahun), diberi kode 2 pada umur dewasa akhir (36-45

tahun), diberi kode tiga pada umur lansia awal (46-55

tahun). Pemberian kode pada jenis kelamin laki-laki diberi

kode 1 dan perempuan diberi kode 2. Pemberian kode pada

pada tabel pendidikan, SD diberi kode 1, SMP diberi kode 2,

SMA diberi kode 3, SI deberi kode 4. Pemberian kode pada

pekerjaan, IRT diberi kode 1, PNS diberi kode 2, petani

diberi kode 3, wiraswasta diberi kode 4. Penilaian

dikategorikan dalam 2 kategori pada kuesioner gaya hidup;

kode 1 jika tidak sehat, kode 2 jika sehat, kemudian

penilaian dikategorikan dalam 2 kategori pada lembar

obsevasi tekanan darah; kode 1 jika tidak normal, kode 2

jika normal.

c. Entry

Data yang dikode tersebut kemudian dimasukkan kedalam

program komputer untuk selanjutnya diolah.

d. Pembersihan Data (data cleaning)

Memastikan bahwa seluruh data yang telah dimasukan

kedalam komputer untuk melihat apakah langkah-langkah

sebelumnya sudah diselesaikan tampa kesalahan yang

serius.

2. Analisa Data

a. Analisa univariat

45
Analisa univariat adalah analisa yang dilakukan

menganalisis tiap variabel dari data yang disajikan dalam

bentuk tabel distribusi frekuensi. Adapun variabel yang

diteliti dihitung nilai frekuensi dan presentasinya

menggunakan Software computer. Analisis univariat ini

untuk mengetahui karakteristik responden menurut usia,

jenis kelamin, tingkat pendidikan dan pekerjaanresponden

serta pada data khusus yaitu karakteristik gaya hidup

responden dantekanan darah responden.

b. Analisa bivariat

Analisa bivariat adalah analisis yang dilakukan lebih dari dua

variabel. Analisis bivariat berfungsi untuk mengetahui

hubungan gaya hidup dengan tingkat tekanan darah pada

keluarga, dimana diukur dengan menggunakan analisa

statistk ujiRank spearman.

H. Etika Penelitian

Masalah etika dalam penelitian keperawatan merupakan

masalah yang penting mengingat keperawatan akan berhubungan

langsung dengan manusia, maka peneliti menjamin hak asasi

responden dalam penelitian ini. Masalah etika keperawatan dalam

penelitian ini adalah :

1. Lembar Permintaan Jadi Responden

46
Kepada subyek atau pasien yang berbekam yang mempunyai

kriteria inklusi akan diberikan lembar yang berisi permintaan

untuk dijadikan responden penelitian yang disertakan identitas

peneliti dan judul penelitian.

2. Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Pada lembar persetujuan harus dicantumkan tanda tangan

terlebih dahulu diberi kesempatan membaca isi lembaran

tersebut, jika subyek menolak untuk diteliti maka peneliti tidak

akan memaksa dan menghormati hak-hak subyek.

3. Anominity (Tanpa Nama)

Untuk menjaga kerahasiaan subyek penelitian, maka dalam

lembar persetujuan maupun lembar observasi nama dan

identitas responden tidak dicantumkan. Peneliti hanya

mencantumkan kode/inisial, jenis kelamin, umur, tingkat

pendidikan, pekerjaan untuk masing-masing responden pada

waktu pengambilan data dilakukan.

4. Confidentialy (Kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi yang dikumpulkan dari subyek yang

dijamin oleh peneliti, data tersebut hanya disajikan atau

dilaporkan pada beberapa kelompok yang berhubungan dengan

penelitian ini.

47
I. Alur Penelitian

Populasi sebanyak 30Kepala Keluarga di


RT 02 RW 01 Desa Kombo Kec.Wawo

Total Sampling

Sampel sebanyak 30 Kepala Keluarga

Pengumpulan data dengan menggunakan


kuesioner dan lembar observasi

Pengolahan data : editing, coding, entry,


cleaning

Analisa data : Analisis univariat, bivariat

Uji Rank spearman

Hasil dan pembahasan

Kesimpulan dan saran

Gambar 2.1 Kerangka Alur Penelitian Hubungan Gaya Hidup Dengan


Tingkat Tekanan Darah Pada Keluarga Di Desa Kombo
Kec. Wawo.

48
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini menguraikan dan menganalisis hasil penelitian yang sudah

dilakukan berdasarkan metodologi yang dibuat dan dipaparkan.

A. HASIL PENELITIAN

1. DATA UMUM

Profil lokasi penelitian ini akan ditampilkan secara naratif

saja tidak menggunkan analisis statistik.

a. Profil Lokasi Penelitian RT.02/RW.01 Desa Kombo

Kecamatan Wawo

DesaKombomerupakansalahsatudarisembilan (9) Desayang

beradadibagianselatanpusat Kota

KecamatanWawoKabupatenBimaPropinsi Nusa Tenggara Barat,

denganluaswilayah2.017 Ha denganjumlahpenduduk 1.968 jiwa

yang terdiridarilaki-lakisebanyak 963 orang, perempuansebanyak

1.005 orang danmemiliki 570 KK.

Adapun batasan-batasan wilayah sebagai berikut :

1) Sebelah barat : Berbatas dengan Desa Kambilo

2) Sebelah timur : Berbatas dengan Desa Raba

3) Sebelahutara : Berbatas dengan persawahan dan

perkebunan

4) Sebelah selatan: Berbatas dengan Desa Tarlawi Kec.Wawo

dan Kalodu Kec.Langgudu.

49
Desa Kombo merupakan pemekaran dari Desa Raba pada

tahun 2007. Dengan visi mewujudkan wilayah Desa Kombo

sebagai Desa berbasis pendidikan menuju masyarakat yang

berbudaya dan religi, sejahtera, maju dan mandiri yang

dijabarkan dalam misi yaitu mendorong partisipasimasyarakat

dalam pengembangan pendidikan, mengembangkan potensi

strategis yang dimiliki Desa Kombo melalui peningkatan

kelembagaan, adat istiadat danbudaya yang membangun secara

terpadu kegiatan usaha produktif masyarakat untuk

meningkatkan pertumbuhan ekonomi berbasis sumber daya

lokal, melalui nilai tambah keunggulan kompetitif dan

mempertahankan keunggulan komparatif.

Gambaran lokasi penelitian yaitu RT02 RW 01 Desa Kombo

Kec.Wawo,30 kepala keluarga terdiri dari laki-laki sebanyak 55

orang dan perempuan sebanyak 58 orang, dimana sebagian

besar masyarakat berprofesi sebagai petani.Desa Kombo RT 02

RW 01memiliki susunan organisasi yang terdiri dari ketua RT,

sekretaris, bendahara dan anggota satu orang.

50
b. Karakteristik responden

Uraian tentang berbagai variabel karakteristik

respondenakan disajikan dalam bentuk tabel setelah dilakukan

analisis univariat.

1) Distribusi responden berdasarkan umur

Tabel berikut akan menguraikan secara terperinci mengenai

penyebaran responden berdasarkan umur sebagai berikut:

Tabel 4.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan umurdi


Desa Kombo Kecamatan WawoTahun 2020.

Karakteristik Mean Median SD Minimal- 95%CI


Responden Maximal

Usia 39,73 43,50 8.292 26-50 36.64

Dari tabel 4.1 menunjukan bahwa umur responden dengan

rata-rata pada usia 39.73, sebaran umur 95%cl 36.64 dengan

usia pertengahan 43.50, usia maximum 26 tahun dan usia

minimum 50 tahun dengan std. deviation 8.292

2) Distribusi responden berdasarkan, jenis kelamin, pendidikan

dan pekerjaan.

Tabel berikut akan menguraikan secara terperinci mengenai

penyebaran responden berdasarkan, jenis kelamin,

pendidikan dan pekerjaan sebagai berikut:

51
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis
kelamin, pendidikan dan pekerjaan di Desa Kombo
Kecamatan WawoTahun 2020.
Karakteristik Frekuensi Presentase
(n) (%)
Jenis kelamin
 Laki-laki 26 86,7%
 Perempuan 4 13,3%

Total 30 100%
Pendidikan
 SD 3 10,0%
 SMP 8 26,7%
 SMA 16 53,3%
 SI 3 10,0%

Total 30 100%

Pekerjaan
 IRT 4 13,3%
 PNS 3 10,0%
 Petani 22 73,3%
 Wiraswasta 1 3,3%

Total 30 100%
Dari tabel 4.2 menunjukan bahwa responden terbanyak

berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 26 orang (86,7%).

Untuk tingkat pendidikan responden berada pada tingkat

SMA yang terbanyak yaitu 16 responden (53,3%). Kemudian

responden yang bekerja sebagai petani adalah yang

terbanyak yaitu sebanyak 22 orang (73,3%).

52
2. DATA KHUSUS
Uraian tentang variabel gaya hidup dan tekanan darah

responden akan disajikan dalam bentuk table setelah dilakukan

analisisi univariat.

a. Data tentang distribusi gaya hidup responden

Tabel berikut akan menguraikan secara terperinci mengenai

penyebaran responden berdasarkan gaya hidup sebagai

berikut:

Tabel 4.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan gaya


hidup di Desa Kombo Kecamatan Wawo Tahun 2020.
No Jenis gaya hidup frekwensi (f) Persentase(%)

1. Gaya hidup tidak sehat 9 30,0%


2. Gaya hidup sehat 21 70,0%
Total30100%

Dari tabel 4.3 menunjukkan bahwa responden yang gaya hidup

sehat adalah yang terbanyak yaitu sebanyak 21 orang (70,0%).

b. Data tentang distribusi tekanan darah responden

Tabel berikut akan menguraikan secara terperinci mengenai

penyebaran responden berdasarkan tingkat tekanan darah

sebagai berikut:

Tabel 4.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat


tekanan darah di Desa Kombo Kecamatan Wawo
Tahun 2020.
No Tingkat tekanan darah frekwensi (f) Persentase(%)

1. Tidak normal 10 33,3%


2. Normal 20 66,7%
Total30100%

53
Dari tabel 4.4 menunjukkan bahwa respondenyang tekanan

darah normaladalah yang terbanyak yaitu sebanyak 20 orang

(66,7%).

c. Data tentang distribusi responden berdasarkan hubungan

gaya hidup dengan tingkat tekanan darah.

Uraian tentang hubungan gaya hidup dengan tingkat

tekanan darah akan disajikan dalam bentuk tabel setelah

dilakukan analisis bivariat dengan pengukuran analisa statistik

uji Rank spearman.

Tabel berikut akan menguraikan mengenai hubungan

gaya hidup dengan tingkat tekanan darah sebagai berikut:

Tabel 4.5 Distribusi frekuensi responden berdasarkan


hubungan gaya hidup dengan tingkat tekanan darah
di Desa Kombo Kecamatan Wawo Tahun 2020.
Jenis gaya hidup Tingkat tekanan darah Total
Tidak normal Normal
f % f % f %
Gaya hidup tidak sehat 9 30,0% 0 0% 9 30,0%
Gaya hidup sehat 1 3,3% 20 66,7% 21 70,0%

Total 10 33,3% 20 66,7% 30 100%


Hasil ujiRank spearman r = -0.926 p value= 0,001 α=0,05

Dari tabel 4.5 menunjukkan bahwa responden yang memiliki

kebiasaan gaya hidup sehat seluruhnya sejumlah 21

responden, yang mengalami tekanan darah dalam kriteria

normal sebanyak 20 responden (66,7%), yang mengalami

tekanan darah dalam kriteria tidak normal sebanyak 1

responden (3,3%). Sementara responden yang memiliki

kebiasaan gaya hidup tidak sehat sejumlah 9 responden

mengalami tekanan darah dalam kriteria tidak normal sebanyak

54
9 responden (30,0%). Hasil uji statistik Rank spearman

didapatkan hasil menunjukkan nilai r = -0.926 bahwa tingkat

kekuatan hubungan (korelasi) antara variabel gaya hidup

dengan tingkat tekanan darah yang berarti tingkat hubungan

sangat kuat dan p value=0,001 lebih kecil dari nilai α=0,05

(0,001< 0,05) yang artinya H0 ditolak dan hipotesa alternatif di

terima yang berarti ada hubungan antara gaya hidup dengan

tingkat tekanan darah pada keluarga di Desa Kombo

Kecamatan Wawo Tahun 2020.

55
B. PEMBAHASAN

Pembahasan pada penelitian ini difokuskan pada Hubungan

Gaya Hidup Dengan Tingkat Tekanan Darah Di Desa Kombo

Kec.WawoTahun 2020.

1. Jenis gaya hidup pada keluarga di Desa Kombo Kecamatan

Wawo

Berdasarkan penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas

gaya hidup responden dalam kriteria baik atau gaya hidup sehat

dengan jumlah 21 responden (70,0%), Sebagian besar responden

bekerja sebagai petani sebanyak 22 responden (73,3), dengan

melakukan kegiatan jalan kaki ke kebun/sawah sama seperti

melakukan aktivitas fisik, menjaga pola makan dengan

mengonsumsi buah dan sayuran hijau, serta menjaga pola istrahat

tidur. sementara yang memiliki kebiasaan gaya hidup tidak sehat

berjumlah 9 responden, karena hal ini di sebabkan oleh kebiasaan,

aktivitas fisik, pekerjaan, stres, dan pola makan yang tidak teratur.

Dari data diatas dapat disimpulkan, mayoritas responden

memeliki kebiasaan gaya hidup sehat. Gaya hidup sehat

menggambarkan pola perilaku sehari-hari yang mengaruhi pada

upaya memelihara kondisi fisik, mental dan sosial berada dalam

keadaan positif (Lisnawati, 2006), dengan tujuan menerapkan gaya

hidup sehat tentunya untuk menjaga kesehatan tubuh dan

mendapatkan kehidupan yang lebih baik, dengan menjalankan

56
hidup sehat juga kita tidak hanya mendapatkan kesehatan jasmani

tetapi kesahatan rohani.

Gaya hidup sangat mempengaruhi terjadinya penyakit

hipertensi. Adapun gaya hidup yang dapat mempengaruhi tekanan

darah seperti aktivitas fisik, pola makan, kebeiasaan merokok, dan

kebutuhan istirahat (Meylen South).

Faktor lain yang dapat mempengaruhi gaya hidup yaitu

pendidikan, dari hasil penelitian pada tabel 4.2 tingkat pendidikan

responden terbanyak adalah di tingkat SMA sebanyak 16

responden (53,3%), hal ini berkaitan dengan tingginya kesadaran

untuk berperilaku hidup sehat. Pendidikan mempengaruhi cara

pandang seseorang terhadap informasi yang baru diterimanya,

maka dapat dikatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan

seseorang semakin mudah pula seseorang menerima informasi.

Munurut Anggara ( 2012) tingkat pendidikan secara tidak langsung

mempengaruhi tekanan darah karena tingkat pendidikan

berpengaruh terhadap gaya hidup seseorang seperti mengonsumsi

garam berlebihan, asupan makan, dan aktivitas fisik.

2. Tingkat tekanan darah pada masyrakat di Desa Kombo

Kecamatan Wawo

Dari data di atas dapat disimpulkan, mayoritas responden

memiliki tekanan darah dalam kategori normal sebanyak 20

responden (73,3%), karena mampu menerapakan gaya hidup sehat

seperti aktivitas fisik/olahraga yang teratur, menjaga pola makan,

57
serta istirahat yang cukup. Sedangkan yang mengalami tekanan

darah dalam kriteria tidak normal bisadiberpengaruhi gaya hidup

yang tidak sehat seperti aktivitas fisik/olahraga kurang, pola makan

yang kurang sehat serta bisa dipengaruhi faktor usia maupun

penyakit keturunan.

tekanan darah bisa dipengaruhi oleh faktor usia, emosi, stres

fisik, gaya hidup dan juga beban kerja berperan penting dalam

mempengaruhi tekanan darah seorang individu, hal ini seuai

dengan yang di sampaikan oleh Hartanto Dinar (2011). Selain gaya

hidup faktor yang bisa mempengaaruhi tekanan darah yaitu usia,

Rentan usia responden tertinggi adalah 45-55 tahun terdiri dari 8

responden yang mengalami tekanan darah tinggi, dimanan pada

usia tersebut sudah memeliki resiko untuk mengalami hipertensi,

semakin bertambah umur, tekanan darahpun akan meningkat.

Kecenderungan peningkatan prevalensi menurut peningkatan usia

dan biasanya usia >45 tahun. Hal ini disebabkan karena tekanan

arterial yang meningkat sesuai dengan bertambahnya usia,

terjadinya regurgitasi aorta, serta adanya proses degeneratife, yang

lebih sering pada usia tua (Anggara, 2012).

Jenis kelamin juga mempengaruhi tekanan darah dari hasil

penelitian pada tabel 4.2 responden dengan jenis kelamin laki-

lakimerupakan responden terbanyak yaitu (86,7%), hal ini sejalan

dengan penelitian yang dilakukan Stefhany (2012) prevalensi

peningkatan tekanan darah pada laki-laki lebih besar dibandingkan

58
perempuan. Laki-laki sering mengalami tanda-tanda hipertensi

pada usia akhir tiga puluhan sedangkan wanita sering mengalami

hipertensi setelah menopause. Tekanan darah wanita, khususnya

sistolik, meningkat lebih tajam sesuai usia. Setelah 55 tahun,

wanita mempunyai risiko lebih tinggi untuk menderita hipertensi.

Salah satu penyebab terjadinya pola tersebut adalah karena

hormon kedua jenis kelamin. Produksi hormon esterogen menurun

saat menopause, wanita kehilangan efek menguntungkan sehingga

tekanan darah meningkat (Benson dan Casey, 2006). Perbedaan

hasil penelitian ini disebabkan karena proporsi responden berjenis

kelamin laki-laki lebih banyak daripada jenis kelamin perempuan.

3. Hubungan gaya hidup dengan tingkat tekanan darah di Desa

Kombo Kecamatan Wawo

Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa dari 30

responden yang memiliki kebiasaan gaya hidup sehat sebanyak 21

responden dan yang mengalami tekanan darah dalam kriteria

normal sebanyak 20 orang dan tekanan darah dalam kriteria tidak

normal sebanyak 10 orang. Hasiluji statistikRank spearmandengan

menunjukkan bahwa tingkat kekuatan hubungan (korelasi) antara

variabel gaya hidup dengan tingkat tekanan darah nilai r = -0.926

yang berarti tingkat hubungan sangat kuat dan nilaip value=0,001

maka dapat disimpulkan H0 ditolak dan hipotesa alternatif diterima

yang berarti ada hubungan antara gaya hidup dengan tingkat

59
tekanan darah pada keluarga di Desa Kombo Kecamatan Wawo

Tahun 2020.

Peneliti berpendapat bahwa tekanan darah bisa dipengaruhi

oleh kebiasaan gaya hidup, karena semakin baik pola hidup sehat

maka semakin baik pula kwalitas kesehatan seseorang dan tidak

mudah terserang penyakit.

Menjaga dan mererapkan kebiasaan gaya hidup sehat

merupakan langkah awal untuk menghindari berbagai macam

penyakit.Adapun gaya hidup yang dapat mempengaruhi

tekanandarah seperti aktivitas visik, pola makan, kebeiasaan

merokok, dan kebutuhan istirahat (Meylen South).

Aktivitas fisik yang dialakukan rutin selama 30-45 menit

setiap hari dengan prekuensi 3-5 kali per minggu akan membantu

mengontrol tekanan darah. Contoh aktivitas fisik (olahraga) yang

dapat dilakukan yaitu jalan, lari, joging, bersepeda. (Pudiastuti,

2013 dan Kemenkes RI, 2013).

Tingginya tekanan darah bisa dipengaruhi oleh kebiasaan

pola makan. Pola makan individu meliuti bahan makanan pokok

(sumber karbohidrat), lauk pauk (sumber protein hewani dan

nabati), sayur dan buah. Pola makan tidak baik akan menimbulkan

beberapa gangguan seperti kolesterol tinggi, tekanan darah

meningkat, dan kadar gula yang meningkat ( Sediaoetama, 2006).

Kebiasaan istirahat tidur, tidur berkontribusi dalam menjaga

kondisi fisiologis dan psikologis tubuh (Potter & Perry, 2010). Tidur

60
merupakan hal yang penting dan berkontribusi terhadap status

kesehatan yang optimal serta tanda-tanda vital. Tidur yang nyenyak

bermanfaat untuk mempertahankan fungsi jantung, dimana denyut

jantung berdetak 10-12 kali lebih lambat dalam setiap menit atau

60-120 lebih sedikit dalam setiap jam (Potter & Perry, 2010).

Hasi penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Retty Mardiati, dkk (2019) mengatakan bahwa terdapat

hubungan antara gaya hidup dan tekanan darah pada remaja.

Penelitian ini menunjukkan bahwa aktivitas fisik remaja dapat dapat

mempengaruhi tekanan darah.

61
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan tentang

Hubungan Gaya Hidup dengan Tingkat Tekanan Darah Pada

Keluarga Di Desa Kombo Kecamatan Wawo Tahun 2020 dengan 30

responden disimpulkan sebagai berikut.

1. Tujuan kita menerapkan gaya hidup sehat tentunya untuk menjaga

kesehatan tubuh dan mendapatkan kehidupan yang lebih baik serta

untuk mencegah penyakit tidak menular, dimana dalam penelitian

yang saya lakukan ditemukan sebagian besar responden

menerapkan gaya hidup sehat, hasil tersebut sesorang yang

menerapkan gaya hidup sehat tidak mudah terserang penyakit

yang merugikan kesehatan manusia seperti penyakit hipertensi.

2. Berdasarkan hasil dari penelitian yang saya lakukan di Desa

Kombo Kecamatan Wawo sebagian besar tingkat tekanan darah

responden dalam kategori normal.

3. Terdapat hubungan antara gaya hidup dengan tingkat tekanan

darah karena sebagian besar responden menerapkan gaya hidup

sehat seperti melakukan aktivitas fisik, menjaga pola makan,

istirahat dengan cukup dan tidak merokok sehingga tingkat tekanan

darah dalam kategori normal, di buktikan dengan menggunakan uji

statistik Rank spearman menunjukkan bahwa tingkat kekuatan

hubungan (korelasi) antara variabel gaya hidup dengan tingkat

62
tekanan darah nilai r = -0.926 yang berarti tingkat hubungan sangat

kuat dan nilai p value=0,001 maka dapat disimpulkan H0 ditolak

dan hipotesa alternatif diterima yang berarti ada hubungan antara

gaya hidup dengan tingkat tekanan darah pada keluarga di Desa

Kombo Kecamatan Wawo Tahun 2020.

B. SARAN

1. Masyarakat

Diharapkan hasil penelitian ini bagi masyakat untuk tetap

mempertahankan gaya hidup sehat seperti aktivitas fisik, menjaga

pola makan, istirahat dengan cukup dan tidak merokok agar

terhindar dari berbagai penyakit dan bagi masyarakat yang

mengalami tekanan darah tinggi bisa merubah kebiasaan gaya

hidup tidak sehat menjadi lebih baik.

2. Peneliti

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi

pemahaman mengenai konsep dan teori terutama berkaitan

dengan gaya hidup dengan tingkat tekanan darah, serta di

harapkan juga penelitian ini dapat menjadi data awal bagi peneliti

lain yang akan melanjutkan penelitian yang sejenis.

3. Puskesmas Wawo

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi

dan evaluasi terhadap keperawatan di Puskesmas Wawo dalam

mengobservasi tekanan darah pasien dan diharapkan kepada

perawat setelah mengobservasi tekanan darah pasien agar

63
memberikan penyuluhan tentang pentingnya pola hidup sehat,

karena ada hubungan gaya hidup dengan tekanan darah.

4. Intitusi pendidikan ( Politeknik Kesehatan Mataram )

Diharapkan dapat bermanfaat sebagai masukan dalam pendidikan

keperawatan khususnya dalam asuhan keperawatan holistik dan

sebagai masukan dalam mempersiapkan mahasiswa keperawatan

sebelum memasuki dunia pelayanan masyarakat. Dimana hasil

penelitian ini menjadi tolak ukur bagi institusi pendidikan untuk

memberikan mata kuliah Keperawatan komunitas dan keluarga

secara lebih mendalam.

5. Peneliti selanjutnya

Diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan yang dapat

dikembangkan dalam proses penelitian yang akan datang.

64
DAFTAR PUSTAKA
Anam, khairil,dkk.2016.Gaya Hidup Sebagai Faktor Resiko Hipertensi
Pada Masyarakat Pesisir Pantai.
Anggara, F. H. D., & Prayitno, N. (2012). Faktor-faktor yang berhubungan
dengan tekanan darah di Puskesmas Telaga Murni, Cikarang Barat
tahun 2012. Jurnal ilmiah kesehatan, 5(1), 20-25
Amin,dkk.2015.Aplikasi Auhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosis
Medis Nanda Nic-Noc.Jogjakarta:Medi Action.
Arikunto (2013) dalam nursalam, 2013. Konsep penerapan metode
penelitian ilmu.
Casey, A dan Benson, H. 2006. Menurunkan Tekanan Darah. Jakarta: PT
Bhuanha Ilmu Populer.
Guyton A.C. and J.E. Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edesi 9.
Jakarta: EGC. 2008.
Hanafi, A. 2016. “Gambaran Gaya Hidup Penderita Hipertensi di
Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang”. Skripsi. Semarang:
fakultas kedokteran Universitas Diponegoro.
Hartanto, Dinar. 2011. Hubungan Kebisingan Dengan Tekanan Darah
Pada Karyawan Unit Compressor PT. Indo Acidamata Tbk. Kemiei,
Kebakkramat Karanganyar. Skripsi. Surakarta: Fakultas Kedokteran
sebelas maret.
Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013.
Jakarta : Kementrian Kesehatan RI. (diakses 19 Desember 2016).
Kemenkes RI.2014.Infodation Hipertensi.jakarta. Kementrian Kesehatan
RI.(Diakses 19 desember 2016).
Lisnawati. 2006. “Kepribadian, Nilai dan Gaya Hidup”. (Diakss 19 April
2017)
Merdianti,retty,dkk.2019.Hubungan Status Nutrisi Dan Gaya Hidup
Terhadap Tekanan Darah Pada Remaja Di Kelurahan Lidah Kulon
Kota Surabaya.
Marliani dan Tantan, S, 2007, 100 Question & Answer Hipertensi, PT. Elex
Media Komputindo, Jakarta.
Maryunani,Anik.2018.Perilaku Hidup bersih dan Sehat
(PHBS).Jakarta:CV.Trans Info Media.
Nursalam (2013). Konsep dan Penerapan Metode Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

65
Notoatmodjo, S. 2012. Metode penelitian kesehatan. Jakarta :PT. Rineka
Cipta
Palmer, A dan Williams, B. 2007. Tekanan Darah Tinggi. Jakarta:
Erlangga
Potter,P.A,& Perry,A.G.(2010).Fundamental of Nursing. Edisi 4. Jakarta:
Salemba Medika
Pudiastuti, R.D. 2013. Penyakit-Penyakit Mematikan. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Pusparani, I.D. 2016. “Gambaran Gaya Hidup pada Penderita Hipertensi
di Puskesmas Ciangsana Kecamatan Gunung Putrid Kabupaten
Bogor”. Skripsi. Jakarta: Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan
UIN Syararif
Puspitorini, Myra Hipertensi Cara Mudah Mengatasi Tekanan Darah
Tinggi, (Cetakan 3). Yogyakarta: Image Press. 2009.
Rikes Kesehatan Dasar ( RIKESDAS ). Pedoman Pewawancara Petugas
Pengumpul Data. Jakarta : Badan Litbangkes, Depkes RI. 2018.
Rohaendi. Hipertensi. 2008. Diambil tanggal 16 september 2009 dari
http://dimasmis.blogspot.com/html.
Romauli. 2014. Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Kejadian Hipertensi Di
RSUD Dr.H.Kumpulan Pane Tebing Tinggi.
Sakinah. Media Muslim Muda. Solo.Alfata. 2002.
Sama’mur. 2009. Higiene Perusahaan Dan Kesehatan
Kerja( HIPERKIES). Jakarta: Sagung Seto
Sediaoetama A., 2006. Ilmu Gizi, Dian Rakyat. Jakarta Timur.
Stefhany, E. 2012. “Hubungan Pola Makan, Gaya Hidup, dan Indeks
Massa Tubuh Dengan Hipertensi pada Pra Lansia dan Lansia di
Posbindu Kelurahan Depok Jaya Tahun 2012”. Skripsi. Depok:
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.
Sutanto. Awas 7 penyakit degeneratif. Yogyakarta: paradigma indonesia.
2009.
Susilo, Yekti Dan Wulandari Ari. (2011). Cara Jitu Mengatasi Hipertensi.
Yogyakarta : Andi
Tarkawa, dkk 2010 dalam Hartanto Dinar 2011. Ergonomi untuk
keselamatan, kesehatan kerja dan produktivitas. Surakarta : UNIBA
PRESS
Watson, 2003, Perawatan Pada Lansia, Jakarta: EGC

66
World Health Organization, 2013. Hypertension . Diakses 15/09/2018 jam
11.30 Wita

67
Lampiran 1
KUESIONER PENELITIAN GAYA HIDUP

I. Identitas Responden

1. Nomor :

2. Nama :

3. Umur :

4. Jenis Kelamin :

5. Pendidikan :

6. Pekerjaan Responden :

Petunjuk : Pilihlah salah satu jawaban yang sesuia dengan kondisi


dan keadaan saudara dengan memberikan tanda (v) pada pertanyaan
dibawah ini :

II. Gaya Hidup

N Pertanyaan positive Ya Tidak


O
1 Apakah anda melakukan kegiatan olahraga setiap
hari?
2 Apakah anda melakukan kegiatan olahraga ≥30
menit dalam sehari (senam aerobik, bersepeda,
jogging, dan lain-lain (sebutkan) ?
3 Apakah anda melakukan kegiatan/aktifitas sehari-
hari melakukan pekerjaan rumah, mencuci,
membersihkan rumah, bekerja di kantor,
mengajar), dan lain-lain (sebutkan) ≥30 menit
dalam sehari ?
4 Apakah anda akan menghindari makan daging?

5 Apakah anda akan menghindari makan makanan


berlemak tinggi (misalnya: bersantan, jeroan,
lemak daging ?
6 Apakah anda akan menghindari makan makanan
gorengan?

68
7 Apakah anda akan mengindari makan diluar
rumah ( cepat saji )?

8 Apakah anda makan sayuran > 3 kali dalam


seminggu ?

9 Apakah anda makan buah-buahan > 3 kali dalam


seminggu ?

10 Apakah anda istirahat / tidur siang (1-2 jam


sehari ) > 3 kali seminggu ?

11 Apakah anda tidur secara teratur dalam seminggu


(6-8 jam pada malam hari) ?
Pertanyaan negative

12 Apakah anda mengonsumsi minuman yang


berkafein ( misalya kopi )?

13 Apakah anda makan makanan yang diasinkan


(ikan asin, udang kering) < 3 kali dalam
seminggu ?
14 Apakah anda terbangun < 2 kali pada waktu tidur
malam ?
15 Apakah anda mengalami susah tidur < 2 kali
dalam seminggu ?
16 Apakah anda merokok ?

17 Apakah anda menghisap rokok> 20 batang dalam


sehari ?

Keterangan :

1. Pertanyaan positif
a. Ya : 2
b. Tidak : 1
2. Pertanyaan negatif
a. Ya :1
b. Tidak : 2

Lampiran 2

69
PENGUKURAN OBSERVASI TEKANAN DARAH

Alat yang digunakan :


- Sphygmomanometer
- Stotoskop

No Nama Responden Hasil pengukuran Tekanan Ket


Darah
Sistole Diastole
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

70
Lampiran 3

PENJELASAN PENELITIAN

Judul Penelitian : HUBUNGAN GAYA HIDUP DENGAN TINGKAT


TEKANAN DARAH PADA KELUARGA DI DESA
KOMBO KECAMATAN WAWO
Peneliti : NURAINI
NIM : P00620416021

Saya, mahasiswa Program Studi D-IV Keperawatan Bima Poltekkes


Kemenkes Mataram, bermaksud melakukan penelitian untuk
mengetahuiHubungan gaya hidup dengantingkat tekanan darah pada
keluarga. Bapak / Ibu yang turut berpartisipasi dalam penelitian ini akan
diharapkan mengisi kuesioner dan menjawab pertanyaan yang telah
disediakan.

Kami menjamin bahwa penelitian ini tidak akan berdampak negatif atau
merugikan Bapak / Ibu. Bila selama penelitian ini, Bapak / Ibu merasakan
ketidaknyamanan maka Bapak / Ibu berhak untuk berhenti dari penelitian.

Kami akan berusaha menjaga hak-hak Bapak / Ibu sebagai respoonden dari
kerahasiaan selama penelitian berlangsung dan peneliti menghargai
keinginan responden untuk tidak meneruskan dalam penelitian, kapan saja
saat penelitian berlangsung. Hasil penelitian ini kelak akan dimanfaatkan
sebagai masukan bagi pelayanan dan instansi terkait dalam meningkatkan
kualitas pelayanan dibidang keperawatan.

Dengan penjelasan ini, kami sangat mengharapkan dari Bapak/Ibu. Atas


perhatian dan partisipasi Bapak/ibu dalam penelitian ini, kami ucapkan terima
kasih.

Bima…..……………2020

Peneliti

71
Lampiran 4
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini saya:


1. Nama / Inisial :
2. Jenis Kelamin :
3. Umur :
4. Telp / Hp :

Setelah mendapat penjelasan dari peneliti, dengan ini saya


menyatakan yang sebenarnya pada peneliti, bahwa saya bersedia untuk
berpartisipasi menjadi responden dalam penelitian yang berjudul “Hubungan
Gaya Hidup Dengan Tingkat Tekanan Darah Pada Keluraga Desa Kombo
Kecamatan Wawo Tahun 2020”. Saya akan membubuhkan nama dan tanda
tangan saya sebagai tanda persetujuan.
Segala akibat dari tindakan penelitian, tidak akan menjadi alasan bagi
saya untuk mengadakan tuntutan dikemudian hari.
Demikian surat persetujuan ini saya buat secara suka rela tanpa
paksaan dari pihak manapun agar dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.

Bima…………………...2020

(.........................................)

72
73
74
75
Lampiran 8
Master Tabel Karakteristik Responden

No R Data umum Data khusus


Umur Jk Pdkk Pjk Gaya hidup Tingkat tekanan darah

Skor Kode Tekanan darah Kategori


1 3 1 1 3 27 2 140/80 mmHg 2
2 1 1 3 3 26 2 120/80 mmHg 2
3 1 1 2 3 25 2 120/80 mmHg 2
4 3 1 3 3 26 2 120/80 mmHg 2
5 3 1 2 3 26 2 130/90 mmHg 2
6 1 1 4 2 23 1 150/100 mmHg 1
7 2 2 3 1 27 2 120/70 mmHg 2
8 1 2 3 1 25 1 120/90 mmHg 2
9 1 2 3 1 26 2 120/80 mmHg 2
10 3 1 2 3 27 2 150/100 mmHg 1
11 2 1 4 2 27 2 120/90 mmHg 2
12 3 1 3 3 24 1 150/100 mmHg 1
13 2 1 2 3 26 2 120/80 mmHg 2
14 2 1 3 2 27 2 120/90 mmHg 2
15 3 2 2 1 24 1 150/100 mmHg 1
16 2 1 3 3 24 1 160/110 mmHg 1
17 2 1 1 3 26 2 120/90 mmHg 2
18 3 1 3 3 27 2 150/100 mmHg 1
19 2 1 3 3 26 2 120/70 mmHg 2
20 3 1 2 3 25 1 150/100 mmHg 1
21 2 1 3 3 26 2 120/80 mmHg 2
22 2 1 3 3 24 1 160/100 mmHg 1
23 3 1 2 3 27 2 120/90 mmHg 2
24 1 1 4 4 26 2 120/70 mmHg 2
25 2 1 3 3 27 2 120/80 mmHg 2
26 1 1 3 3 26 2 120/70 mmHg 2
27 3 1 1 3 26 1 170/100 mmHg 1
28 3 1 2 3 24 1 150/100 mmHg 1
29 1 1 3 3 26 2 120/90 mmHg 2
30 1 1 3 3 26 2 120/80 mmHg 2

Keterangan :

JK : PendidikanPekerjaan Kuesioner gaya hidup Tekanan darah


Laki-laki : 1 SD : 1IRT : 1 Tidaik sehat : 1 Tidak normal : 1
Perempuan : 2SMP :2PNS : 2 Sehat :2 Normal :2
SMA : 3 Petani : 3
SI : 4Wiraswasta : 4

Lampiran 9

76
Hasil Analisa SPSS

1. ANALISIS UNIVARIAT

Descriptives
Statistic Std. Error
Umur Mean 39.73 1.514
95% Confidence Lower Bound 36.64
Interval for Mean
Upper Bound 42.83
5% Trimmed Mean 39.93
Median 43.50
Variance 68.754
Std. Deviation 8.292
Minimum 26
Maximum 50
Range 24
Interquartile Range 16
Skewness -.532 .427
Kurtosis -1.276 .833

Umur

77
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 26 2 6.7 6.7 6.7
27 2 6.7 6.7 13.3
28 2 6.7 6.7 20.0
30 1 3.3 3.3 23.3
31 1 3.3 3.3 26.7
34 1 3.3 3.3 30.0
36 1 3.3 3.3 33.3
37 1 3.3 3.3 36.7
38 1 3.3 3.3 40.0
39 1 3.3 3.3 43.3
43 2 6.7 6.7 50.0
44 3 10.0 10.0 60.0
45 2 6.7 6.7 66.7
46 3 10.0 10.0 76.7
47 2 6.7 6.7 83.3
48 2 6.7 6.7 90.0
49 1 3.3 3.3 93.3
50 2 6.7 6.7 100.0
Total 30 100.0 100.0

78
JENISKELAMIN
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid LAKI-LAKI 26 86.7 86.7 86.7
PEREMPUAN 4 13.3 13.3 100.0
Total 30 100.0 100.0

PENDIDIKAN
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SD 3 10.0 10.0 10.0
SMP 8 26.7 26.7 36.7
SMA 16 53.3 53.3 90.0
SI 3 10.0 10.0 100.0
Total 30 100.0 100.0

PEKERJAAN
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid IRT 4 13.3 13.3 13.3
PNS 3 10.0 10.0 23.3
PETANI 22 73.3 73.3 96.7
WIRASWASTA 1 3.3 3.3 100.0
Total 30 100.0 100.0

Descriptives
Statistic Std. Error
Gaya hidup Mean 1.70 .085
Lower Bound 1.53

79
95% Confidence Upper Bound
1.87
Interval for Mean
5% Trimmed Mean 1.72
Median 2.00
Variance .217
Std. Deviation .466
Minimum 1
Maximum 2
Range 1
Interquartile Range 1
Skewness -.920 .427
Kurtosis -1.242 .833

Gaya hidup
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Gaya hidup tidak
9 30.0 30.0 30.0
sehat
Gaya hidup sehat
21 70.0 70.0 100.0

Total
30 100.0 100.0

80
Descriptives
Statistic Std. Error
Tingkat tekanan Mean 2.33 .088
darah 95% Confidence Lower Bound 2.15
Interval for Mean
Upper Bound 2.51
5% Trimmed Mean 2.31
Median 2.00
Variance .230
Std. Deviation .479
Minimum 2
Maximum 3
Range 1
Interquartile Range 1
Skewness .745 .427
Kurtosis -1.554 .833

81
Tingkat tekanan darah
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak
10 33.3 33.3 33.3
normal
Normal 20 66.7 66.7 100.0
Total 30 100.0 100.0

82
2. ANALISIS BIVARIAT

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Gaya hidup * Tingkat
30 100.0% 0 .0% 30 100.0%
tekanan darah

Gaya hidup * Tingkat tekanan darah Crosstabulation


Tingkat tekanan darah
Tidak normal Normal Total
Gaya hidup Gaya hidup tidak Count 9 0 9
sehat % within Gaya hidup 100.0% .0% 100.0%
% within Tingkat tekanan
90.0% .0% 30.0%
darah
% of Total 30.0% .0% 30.0%
Gaya hidup sehat Count 1 20 21
% within Gaya hidup 4.8% 95.2% 100.0%
% within Tingkat tekanan
10.0% 100.0% 70.0%
darah
% of Total 3.3% 66.7% 70.0%
Total Count 10 20 30
% within Gaya hidup 33.3% 66.7% 100.0%
% within Tingkat tekanan
100.0% 100.0% 100.0%
darah
% of Total 33.3% 66.7% 100.0%

Correlations
Tingkat tekanan
Gaya hidup darah
Spearman's Gaya hidup Correlation Coefficient 1.000 -.926**
rho Sig. (2-tailed) . .000
N 30 30
**
Tingkat tekanan darah Correlation Coefficient -.926 1.000
Sig. (2-tailed) .000 .
N 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Lampiran 10

LEMBAR KONSULTASI

83
84
85
86
87
88
Lampiran 11

DOKUMENTASI

89
90

Anda mungkin juga menyukai