Anda di halaman 1dari 55

AKTA-AKTA

PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH

Oleh :
Hatta Isnaini Wahyu Utomo, S.H., M.Kn.

Bahan Diskusi Dalam Persiapan Menghadapi Ujian


Pejabat Pembuat Akta Tanah 2019 Tahap II
BIODATA :
Hatta Isnaini Wahyu Utomo, S.H., M.Kn.
Trenggalek, 11 November 1985
Puri Indah Blok H-22 Sidoarjo
hatta.isnaini@yahoo.com / hatta.iwu@gmail.com

081235041230 hattaisnaini

PEKERJAAN
Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Kabupaten Gresik
Dosen Fakultas Hukum Universitas Yos Sudarso Surabaya

RIWAYAT PENDIDIKAN
S-1 Fakultas Hukum Universitas Kartini
S-2 Magister Kenotariatan Universitas Narotama Surabaya
Airlangga Broadcast Education, Universitas Airlangga
DASAR HUKUM
 PP 24/1997 ttg Pendaftaran Tanah
 PP 37/1998 ttg Peraturan Jabatan PPAT
 Perkaban 3/1997 ttg Ketentuan Pelaksanaan PP 24/1997
 Perkaban 23/2009 ttg Perubahan Atas Perkaban 1/2006
ttg Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Jabatan PPAT
 Perkaban 8/2012 ttg Perubahan Atas Perkaban 3/1997 ttg
Ketentuan Pelaksanaan PP 24/1997
HISTORIS
Pada awal lahirnya jabatan PPAT telah ditentukan mengenai bentuk
Akta PPAT dalam Peraturan Menteri Agraria No 11 Th. 1961 Tentang
Bentuk Akta

• PPAT harus mempergunakan formulir-formulir yang


TERCETAK
• Akta PPAT boleh juga di buat dengan stensil atau mesin
ketik
• Ada persetujuan Kepala Jawatan Pendaftaran Tanah
(diatur dalam Surat Keputusan Kepala Jawatan
Pendaftaran Tanah tanggal 30 Juni 1963 No. 695 Tentang
Pemberian Izin Mencetak Pormulir-Pormulir (Daftar-Daftar
Isian) Akta-Akta Pemindahan Hak Atas Tanah)
SK Mendagri No. Sk. 104/DJA/1977 :

a. Mencabut Surat Keputusan Kepala Jawatan Pendaftaran Tanah


tanggal 30 Juni 1963 No. 695
b. Pengadaan/penyediaan formulir-formulir (Daftar-Daftar Isian)
akta-Akta PPAT semuanya dilaksanakan oleh Departemen Dalam
Negeri c.q. Direktorat Jenderal Agraria
c. Mewajibkan semua PPAT/Camat untuk mempergunakan formulir-
formulir akta yang dapat diperoleh di Kantor Pos/Kantor Pos
Pembantu di seluruh Indonesia. Untuk ibukota Propinsi, Daerah
Istimewa Yogyakarta dan Daerah Khusus Ibukota Jakarta terhitung
mulai tanggal 24 September 1977, sedangkan untuk daerah lainnya
ditetapkan kemudian
d. Para PPAT di ibukota Propinsi, Daerah Istimewa Yogyakarta dan
Daerah Khusus Ibukota Jakarta dilarang menggunakan formulir
selain yang telah ditentukan.
 Pasal 38 ayat (2) PP 24/1997 :
“Bentuk, isi dan cara pembuatan akta-akta PPAT diatur
oleh Menteri”
 Pasal 21 ayat (1) PP 37/1998 :
“Akta PPAT dibuat dengan bentuk yang ditetapkan oleh
Menteri”
 Pasal 24 PP 37/1998 :
“Ketentuan-ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara
pembuatan akta PPAT diatur dalam Peraturan
Perundang-Undangan mengenai Pendaftaran Tanah”

Menunjuk kepada Perkaban 3/1997 sebagai Ketentuan


Pelaksanaan PP 24/1997 ttg Pendaftaran Tanah
 Pasal 96 ayat (1) Perkaban 3/1997
Bentuk-bentuk akta yang dipergunakan di dalam pembuatan akta
PPAT terdiri dari:
a. Akta Jual Beli
b. Akta Tukar Menukar
c. Akta Hibah
d. Akta Pemasukan Ke Dalam Perusahaan
e. Akta Pembagian Hak Bersama
f. Akta Pemberian Hak Tanggungan
g. Akta Pemberian Hak Guna Bangunan/Hak Pakai Atas Tanah
Hak Milik
h. Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan
 Pasal 96 ayat (2) Perkaban 3/1997 :
Pembuatan akta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 95 ayat (1)
dan (2) harus dilakukan dengan menggunakan formulir sesuai
dengan bentuk sebagaimana dimaksud pada ayat (1) YANG
DISEDIAKAN.
 Pasal 96 ayat (3) Perkaban 3/1997 :
Pendaftaran perubahan data pendaftaran tanah sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 95 ayat (1) dan pembuatan Akta
Pemberian Hak Tanggungan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 95 ayat (2) tidak dapat dilakukan berdasarkan akta yang
pembuatannya melanggar ketentuan pada ayat (2)

 Pasal 51 ayat (1) Perkaban 23/2009 :


Blanko akta dibuat dan diterbitkan oleh Badan Pertanahan
Nasional

s/d sebelum diundangkan Perkaban 8/2012 yang


mulai berlaku pada 2 Januari 2013 Blanko Akta
masih dibuat dan diterbitkan oleh BPN, setelah
berlakunya Perkaban 8/2012 PPAT diperbolehkan
membuat formulir akta sendiri
 Pasal 96 ayat (1) Perkaban 3/1997
Bentuk-bentuk akta yang dipergunakan di dalam pembuatan akta
PPAT terdiri dari:
a. Akta Jual Beli
b. Akta Tukar Menukar
c. Akta Hibah
d. Akta Pemasukan Ke Dalam Perusahaan
e. Akta Pembagian Hak Bersama
f. Akta Pemberian Hak Tanggungan
g. Akta Pemberian Hak Guna Bangunan/Hak Pakai Atas Tanah
Hak Milik
h. Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan
 Pasal 96 ayat (2) Perkaban 3/1997 :
Pembuatan akta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 95 ayat (1)
dan (2) harus dilakukan dengan menggunakan formulir sesuai
dengan bentuk sebagaimana dimaksud pada ayat (1) YANG
DISEDIAKAN.
Perkaban 8/2012 mengubah Pasal 96 Perkaban 3/1997 :
Ketentuan Pasal 96 ayat (2) dihapus dan ayat (3) diubah serta
ditambahkan 2 ayat baru

 Pasal 96 ayat (1) Perkaban 8/2012 :


“Bentuk-bentuk akta yang dipergunakan di dalam pembuatan
akta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 95 ayat (1) dan ayat (2)
dan cara pengisian adalah dibuat sesuai LAMPIRAN PERATURAN
INI ....”
 Pasal 96 ayat (3) Perkaban 8/2012 :
“Pendaftaran perubahan data pendaftaran tanah sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 95 ayat (1) dan pembuatan Akta
Pemberian Hak Tanggungan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 95 ayat (2) tidak dapat dilakukan berdasarkan akta yang
pembuatannya tidak sesuai dengan ketentuan pada ayat (1)”
 Pasal 96 ayat (4) Perkaban 8/2012 :
“PENYIAPAN DAN PEMBUATAN AKTA sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) DILAKUKAN OLEH MASING-MASING Pejabat
Pembuat Akta Tanah, Pejabat Pembuat Akta Tanah Pengganti,
Pejabat Pembuat Akta Tanah Sementara, Pejabat Pembuat Akta
Tanah Khusus”
 Pasal 96 ayat (5) Perkaban 8/2012 :
“Kepala Kantor Pertanahan menolak pendaftaran akta Pejabat
Pembuat Akta Tanah yang tidak sesuai dengan ketentuan
sebagaimana diatur pada ayat (1)”

Mulai 2 Januari 2013 PPAT diperbolehkan


membuat formulir akta sendiri
AKTA-AKTA PPAT
Akta PPAT adalah akta yang dibuat oleh PPAT sebagai bukti
telah dilaksanakannya PERBUATAN HUKUM TERTENTU
mengenai hak atas tanah atau Hak Milik Atas Satuan Rumah
Susun (Ps. 1 angka 4 PP 37/1998)
a. Jual beli
b. Tukar menukar
c. Hibah
d. Pemasukan ke dalam perusahaan
PERBUATAN
HUKUM
(inbreng)
TERTENTU e. Pembagian hak bersama
(Ps. 2 ayat (2) PP f. Pemberian Hak Guna Bangunan/
37/1998) Hak Pakai atas tanah Hak Milik
g. pemberian Hak Tanggungan
h. pemberian kuasa membebankan
Hak Tanggungan.
TAHAPAN PEMBUATAN AKTA PPAT

Pembuatan Akta PPAT dilakukan dalam 3 bagian yaitu :


1. Pra Akta atau sebelum pembuatan akta
mis : melakukuan pengecekan sertipikat, membuat pernyataan
yg disebutkan dalam Pasal 99 ayat (1) Perkaban 3/1997, dll.
2. Pembuatan Akta
Memastikan pembuatan akta telah sesuai dengan prosedur yang
ditentukan Peraturan Perundang-undangan, mis : akta
dibacakan, dihadiri 2 saksi dan ditandatangani
3. Pasca Akta atau setelah pembuatan akta
Menyampaikan akta kepada Kantor Pertanahan selambat-
lambatnya 7 hari setelah akta ditandatangani
KEWAJIBAN PRA AKTA

 Sebelum melaksanakan pembuatan akta mengenai pemindahan


atau pembebanan HAT atau HM Sarusun, PPAT wajib terlebih
dahulu melakukan pemeriksaan pada Kantor Pertanahan
mengenai kesesuaian sertipikat hak atas tanah atau Hak Milik
Atas Satuan Rumah Susun yang bersangkutan dengan daftar-
daftar yang ada di Kantor Pertanahan setempat dengan
memperlihatkan sertipikat asli (Ps. 97 ayat (1) Perkaban 3/1997)

 Pemeriksaan sertipikat dilakukan untuk setiap pembuatan akta


oleh PPAT, dengan ketentuan bahwa untuk pembuatan akta
pemindahan atau pembebanan hak atas bagian-bagian tanah
hak induk dalam rangka pemasaran hasil pengembangan oleh
perusahaan real estat, kawasan industri dan pengembangan
sejenis cukup dilakukan pemeriksaan sertipikat tanah induk
satu kali, kecuali apabila PPAT yang bersangkutan menganggap
perlu pemeriksaan sertipikat ulang (Ps. 97 ayat (1) Perkaban
3/1997)
 Apabila sertipikat sesuai dengan daftar-daftar yang ada di Kantor
Pertanahan, maka Kepala Kantor Pertanahan atau Pejabat yang
ditunjuk membubuhkan cap atau tulisan dengan kalimat:
“Telah diperiksa dan sesuai dengan daftar di Kantor
Pertanahan”
pada halaman perubahan sertipikat asli kemudian diparaf dan
diberi tanggal pengecekan.

 Pada halaman perubahan buku tanah yang bersangkutan


dibubuhkan cap atau tulisan dengan kalimat:
“PPAT …(nama PPAT ybs)…. telah minta pengecekan
sertipikat”
kemudian diparaf dan diberi tanggal pengecekan.
Apabila sertipikat ternyata tidak sesuai dengan daftar-daftar yang ada
di Kantor Pertanahan, maka diambil tindakan sebagai berikut:
a. Apabila sertipikat tersebut bukan dokumen yang diterbitkan oleh
Kantor Pertanahan, maka pada sampul dan semua halaman
sertipikat tersebut dibubuhkan cap atau tulisan dengan kalimat :
"Sertipikat ini tidak diterbitkan oleh Kantor Pertanahan
…"
kemudian diparaf.
b. Apabila sertipikat tersebut adalah dokumen yang diterbitkan oleh
Kantor Pertanahan akan tetapi data fisik dan atau data yuridis
yang termuat di dalamnya tidak sesuai lagi dengan data yang
tercatat dalam buku tanah dan atau surat ukur yang bersangkutan,
kepada PPAT yang bersangkutan diterbitkan Surat Keterangan
Pendaftaran Tanah (SKPT) sesuai data yang tercatat di Kantor
Pertanahan dan pada sertipikat yang bersangkutan tidak
dicantumkan sesuatu tanda.
Sebelum dibuat akta mengenai pemindahan hak atas tanah, calon
penerima hak harus membuat pernyataan yang menyatakan:
a. bahwa yang bersangkutan dengan pemindahan hak tersebut tidak
menjadi pemegang hak atas tanah yang melebihi ketentuan
maksimum penguasaan tanah menurut ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku
b. bahwa yang bersangkutan dengan pemindahan hak tersebut tidak
menjadi pemegang hak atas tanah absentee (guntai) menurut
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku
c. bahwa yang bersangkutan menyadari bahwa apabila pernyataan
tersebut tidak benar maka tanah kelebihan atau tanah
absentee tersebut menjadi obyek landreform
d. bahwa yang bersangkutan bersedia menanggung semua akibat
hukumnya, apabila pernyataan tersebut tidak benar
PPAT menolak membuat akta PPAT mengenai HAT atau HM
Sarusun apabila olehnya diterima pemberitahuan tertulis bahwa
obyeknya sedang disengketakan dari orang atau badan hukum
yang menjadi pihak dalam sengketa tersebut dengan disertai
dokumen laporan kepada pihak yang berwajib, surat gugatan ke
Pengadilan, atau dengan memperhatikan ketentuan Pasal 32 ayat
(2) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997, surat keberatan
kepada pemegang hak serta dokumen lain yang membuktikan
adanya sengketa tersebut

Mengenai penolakan pembuatan akta oleh PPAT


lihat juga ketentuan Pasal 39 PP 24/1997
KEWAJIBAN SAAT PEMBUATAN AKTA

 Pembuatan akta PPAT harus dihadiri oleh para pihak yang


melakukan perbuatan hukum yang bersangkutan atau orang
yang dikuasakan olehnya dengan surat kuasa tertulis sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
 Pembuatan akta PPAT harus disaksikan oleh sekurang-
kurangnya 2 orang saksi yang menurut ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku memenuhi syarat untuk
bertindak sebagai saksi dalam suatu perbuatan hukum, yang
memberi kesaksian antara lain mengenai :
1.Kehadiran para pihak atau kuasanya
2.Keberadaan dokumen-dokumen yang ditunjukkan dalam
pembuatan akta
3.Telah dilaksanakannya perbuatan hukum tersebut oleh
para pihak yang bersangkutan
 PPAT wajib membacakan akta kepada para pihak yang
bersangkutan dan memberi penjelasan mengenai isi dan maksud
pembuatan akta, dan prosedur pendaftaran yang harus
dilaksanakan selanjutnya sesuai ketentuan yang berlaku

Pembacaan akta dilakukan sendiri oleh PPAT


(lihat penjelasan Ps. 22 PP 37/1998)
KEWAJIBAN PASCA AKTA

PPAT wajib menyampaikan akta PPAT dan dokumen-


dokumen lain yang diperlukan untuk keperluan pendaftaran
peralihan hak yang bersangkutan kepada Kantor Pertanahan,
selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja sejak
ditandatanganinya akta yang bersangkutan
KETENTUAN UMUM DALAM AKTA PPAT

 Tiap akta hanya digunakan untuk pembuktian jual beli atas satu bidang
hak atas tanah atau sebagian dari satu bidang tanah, satu Hak Milik
Atas Satuan Rumah Susun atau satu bagian dari hak bersama yang
sudah terdaftar tersendiri
 Akta dibuat dalam bentuk asli sebanyak 2 (dua) rangkap, yang
bermeterai cukup yang masing-masing ditandatangani para Pihak,
para saksi, dan PPAT
 Akta PPAT 1 (satu) rangkap disimpan oleh PPAT yang bersangkutan
yaitu Lembar Pertama, dan 1 (satu) rangkap disampaikan ke Kantor
Pertanahan untuk keperluan pendaftaran peralihan hak yaitu Lembar
Kedua dan kepada pihak-pihak yang berkepentingan diberikan
salinannya Salinan hanya ditandatangani oleh PPAT dan dibuat
secukupnya sesuai keperluan
 Setiap rangkap akta terdiri dari beberapa formulir akta yang disusun
dan diberi penomoran halaman dimulai dari halaman pertama dan
halaman seterusnya sesuai keperluan
RENVOOI AKTA PPAT

 Pada setiap halaman akta PPAT diberi paraf oleh PPAT, para pihak
dan para saksi di bagian pojok kanan bawah halaman akta PPAT
 Dalam pembuatan Akta PPAT, untuk menjaga keakuratan data, agar
dihindari adanya perbaikan/pencoretan/penggantian/ penambahan
(renvooi)
 Apabila diperlukan adanya renvoi maka :
a.Perbaikan/penggantian kalimat yang salah dicoret dan diberi
paraf oleh para penandatangan akta
b.Penambahan kata/frasa/kalimat dilakukan di:
1)Ruang kosong lembaran akta dengan diberi paraf oleh para
penandatangan akta
2)Lembar kertas yang ditambahkan pada akta, mencantumkan
nomor akta di setiap halaman yang ditambahkan dan diberi
paraf oleh para penandatangan akta
SPESIFIKASI SAMPUL AKTA PPAT

Spesifikasi sampul akta :


a. Jenis kertas sampul adalah kertas dengan jenis karton
(contoh: BW/BC/TIK), 150 s.d. 250 gram
b. Ukuran kertas sampul 29.7 cm x 42 cm (A3)
c. Sampul berwarna putih
d. Sampul depan diberikan kop PPAT dan ditulis judul,
mis: AKTA JUAL BELI
e. Penulisan judul akta dengan huruf Bookman Old Style,
ukuran 28 dan warna hitam
f. Tinta yang dipergunakan berwarna hitam dan tidak
mudah luntur
SPESIFIKASI FORMULIR AKTA PPAT

Spesifikasi formulir akta :


a. Jenis kertas HVS 80 s.d. 100 gram
b. Ukuran kertas 29.7 cm x 42 cm (A3)
c. Warna putih
d. Setiap halaman formulir akta diketik dengan huruf
Bookman Old Style, ukuran 12 dan warna hitam
e. Setiap lembar formulir akta diketik bolak-balik tiap
halaman
f. Tinta yang dipergunakan berwarna hitam dan tidak
mudah luntur.
PENJILIDAN AKTA PPAT

Penjilidan akta:
a. akta PPAT dijilid dan dijahit dengan benang warna
putih dan disimpul di tengah
b. 1 (satu) rangkap Lembar Pertama akta yang disimpan
oleh PPAT, dijilid dan dijahit tanpa sampul, dan
TIDAK DITEMPEL teraan cap jabatan PPAT
c. 1 (satu) rangkap Lembar Kedua akta yang disampaikan
kepada Kantor Pertanahan, dijilid dan dijahit dengan
sampul, dan DITEMPEL teraan cap jabatan PPAT di
tengah sisi kiri
d. Salinan akta yang diberikan kepada para pihak, dijilid
dan dijahit dengan sampul, dan ditempel teraan cap
jabatan PPAT di tengah sisi kiri
BAGIAN-BAGIAN AKTA PPAT

Bagian-bagian Akta PPAT terdiri dari :


a. Kop Akta
b. Awal Akta (Opening)
c. Komparisi (Parties)
d. Premis (Recitals)
e. Isi (Contents)
f. Penutup (Closing)
KOP AKTA PPAT

Kop Akta PPAT menyebutkan :


1. Kedudukan sebagai PPAT
2. Nama PPAT
3. Daerah kerja PPAT
4. SK Pengangkatan, nomor SK dan tanggal SK Pengangkatan
5. Alamat kantor dan nomor telepon

Contoh :

PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH


(PPAT)
JUDI JEREMIAS LADO, S.H., M.Kn.
DAERAH KERJA KOTA KUPANG
SK. Menteri Agraria Dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertananahan Nasional
Nomor : 13/KEP-12/I/2017 Tanggal 11 Januari 2017
Jalan Pattimura 46 Kupang, Telepon 0380-556955
Kop Akta PPAT SEMENTARA menyebutkan :
1. Kedudukan sebagai PPAT Sementara
2. Jabatan (Kepala Desa/Camat)
3. Wilayah kerja (Desa, Kecamatan dan Kabupaten/Kota)
4. SK Penunjukkan Sementara, nomor SK dan tanggal SK
5. Alamat kantor dan nomor telepon

Contoh Kop Akta PPATS Camat :


PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH SEMENTARA
(PPATS)
CAMAT
KECAMATAN BENJENG KOTA GRESIK
SK. Menteri Agraria Dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertananahan Nasional
Nomor : 02/KEP-24/X/2017 Tanggal 22 Oktober 2017
Jalan Mawar 55 Gresik, Telepon 031-8696969
Contoh Kop Akta PPATS Kepala Desa :

PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH SEMENTARA


(PPATS)
KEPALA DESA
DESA TLOGOSADANG KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN
SK. Menteri Agraria Dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertananahan Nasional
Nomor : 16/KEP-25/V/2017 Tanggal 3 Mei 2017
Jalan Deandles Km 73 Lamongan, Telepon 0322-717273
Kop Akta PPAT KHUSUS menyebutkan :
1. Kedudukan sebagai PPAT Khusus
2. Jabatan (Kepala Kantor Pertanahan)
3. Wilayah kerja (Kabupaten/Kota)
4. SK Pengangkatan, nomor SK dan tanggal SK Pengangkatan
5. Alamat kantor dan nomor telepon

Contoh Kop Akta PPATS Camat :


PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH KHUSUS
(PPAT KHUSUS)
KEPALA KANTOR PERTANAHAN
KABUPATEN MALANG
SK. Menteri Agraria Dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertananahan Nasional
Nomor : 26/KEP-26/X/2017 Tanggal 15 Oktober 2017
Jalan Ahmad Yani 23 Malang, Telepon 0341-696969
Kop Akta PPAT PENGGANTI menyebutkan :
1. Kedudukan sebagai PPAT Pengganti
2. Nama PPAT Pengganti dan Nama PPAT yang digantikan beserta
gelar
3. Daerah kerja (Kabupaten/Kota)
4. SK Penunjukan, nomor SK dan tanggal SK Penunjukan
5. Alamat kantor dan nomor telepon
Contoh Kop Akta PPATS Pengganti :
PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH PENGGANTI
(PPAT PENGGANTI)
VIKTOR ITOI, S.H., M.Kn.
PENGGANTI DARI ILHAMDY AGUS WAHYUDI, S.H., M.Kn.
DAERAH KERJA KABUPATEN SIDOARJO
SK. Menteri Agraria Dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertananahan Nasional
Nomor : 55/KEP-27/X/2017 Tanggal 7 Oktober 2017
Jalan Raya Cemengkalang 43 Sidoarjo, Telepon 031-8929394
AWAL AKTA PPAT

Awal akta PPAT menyebutkan :


1. Judul akta
2. Nomor urut akta (sebelum garis miring menyebutkan nomor
urut akta dalam setahun berjalan dan setelah garis miring
menyebutkan tahun pembuatan akta)
3. Hari, tanggal, bulan dan tahun pembuatan akta
4. Nama PPAT
5. Tanggal SK Pengangkatan/Penunjukan
6. Nomor SK Pengangkatan/Penunjukan
7. Daerah kerja PPAT
8. Alamat lengkap letak kantor PPAT
Contoh Awal Akta PPAT :

AKTA JUAL BELI


Nomor : 5/2018

Lembar Pertama

Pada hari ini, Senin, 25-09-2018 (dua puluh empat September dua ribu
delapan belas), hadir dihadapan saya, RINO ARIEF RACHMAN, Sarjana
Hukum, Magister Kenotariatan, yang berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Agraria Dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
tanggal 10 Januari 2018 nomor 154/V/02.002019 diangkat sebagai
Pejabat Pembuat Akta Tanah, yang selanjutnya disebut PPAT, yang
dimaksud dalam Pasal 7 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997
tentang Pendaftaran Tanah, dengan daerah kerja Kabupaten Mojokerto
dan berkantor di Jalan Ahmad Yani 17 Kabupaten Mojokerto, dengan
dihadiri oleh saksi-saksi yang saya kenal dan akan disebut pada bagian
akhir akta ini :
KOMPARISI AKTA PPAT

Kata Komparisi berasal dari bahasa Prancis “Comparution”


yang berarti tindakan menghadap dalam hukum (dihadapan
pejabat umum)
Kata komparisi selanjutnya mengalami perluasan makna
dan tidak sebatas menghadap saja, tetapi menyangkut pula
kecakapan bertindak (rechtsbekwaamheid) dan wenang
atau tidaknya (rechtsbevoegheid) dalam melakukan
tindakan hukum (rechtshandelingen) mengenai apa yang
akan dinyatakan dalam akta (geonstateerd)
Komparisi adalah tindakan menghadap dalam hukum atau dihadapan
pejabat umum seperti Notaris dan openbaar ambtenaar lainnya (Komar
Andasasmita)
Komparisi pada akta adalah merupakan uraian tentang posisi (kedudukan)
seseorang yang menghadap, apakah ia bertindak untuk diri sendiri atau
sebagai wakil dari orang lain. Komparisi harus dibuat dengan tepat dan
cermat sehingga tidak diragukan lagi dalam kedudukan apa penghadap
bertindak dan siapa pihak dalam suatu akta (Tan Thong Kie)

Secara umum mengenai bentuk kedudukan menghadap yang termuat


dalam akta dapat berupa:
a. Dengan kehadiran sendiri (in persoon);
b. Melalui atau dengan perantaraan kuasa (door gemachtige);
c. Dalam jabatan/kedudukan tertentu (in hoedanigheid)
Bentuk Komparisi :
a. Untuk diri sendiri
b. Selaku kuasa
c. Dalam jabatan badan hukum
d. Menjalankan kekuasaan orang tua
e. Sebagai wali
f. Sebagai pengampu
g. Pendewasaan
h. Perwakilan sukarela
Komparisi Akta PPAT memuat :
a. Kapasitas dan kewenangan para pihak dalam pembuatan akta yang
bersangkutan
b. Identitas para pihak disertai tanda pengenal
c. Surat-surat/dasar hukum yang menjadi landasan perbuatan
hukumnya
d. Persetujuan/ijin tertulis yang menyangkut kapasitas dan kewenangan
yang bersangkutan
JENIS AKTA PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA KETERANGAN
Jual Beli Penjual Pembeli
Tukar Menukar = =
Hibah Pemberi Hibah Penerima Hibah
Inbreng Pemberi Penerima
Pemasukan Pemasukan
Pembagian Hak = = Bisa lebih dari
Bersama 2 pihak
Pemberian Pemberi HGB/HP Penerima HGB/HP
HGB/HP diatas
HM
Pemberian Hak Pemberi Hak Penerima &
Tanggungan Tanggungan Pemegang Hak
Tanggungan
Surat Kuasa Pemberi Kuasa Penerima Kuasa
Membebankan HT
PERHATIKAN :
Pemilik Hak tidak selalu menjadi Pemegang Hak,
misalnya : tanah yang dalam sertipikat tertulis atas nama
istri, jika perolehannya selama perkawinan maka pemilik
adalah istri dan suami, sedangkan pemegang hak adalah
istri yang namanya disebutkan dalam sertipikat
PREMIS AKTA PPAT

Premis akta merupakan suatu keterangan atau pernyataan


pendahuluan dari para pihak yang merupakan dasar/alasan
yang melatarbelakangi dibuatnya suatu akta

Premis akta PPAT : KONSENSUAL

Premis akta diletakkan sebelum masuk dalam suatu


kesepakatan mengenai hak dan kewajiban para pihak yang
selanjutnya diletakkan pada bagian isi akta
Pada akta PPAT bagian premis menyebutkan pula obyek
perbuatan hukum yang berupa HAT atau HM Sarusun
“Premis merupakan suatu keterangan atau pernyataan pendahuluan yang
merupakan dasar atau pokok masalah yang nantinya akan diatur dalam
akta. Premis menguraikan hal-hal berupa alasan terjadinya perjanjian yang
diinginkan oleh para pihak hingga memudahkan alur sebab dan maksud
dibuatnya akta. Premis pada umumnya menggunakan bahasa deskriptif
karena sifat uraian alasan tersebut dan biasanya dimulai dengan frasa “-
bahwa...” (Herlien Budiono)

Premis akta secara keseluruhan dapat berbentuk premis akta pihak dan
premis akta berita acara. Untuk premis akta pihak terbagi atas premis
akta pihak satu arah dan premis akta pihak dua arah.

Pada Akta PPAT semua premis akta bersifat dua arah karena Akta PPAT
merupakan akta partai yang melibatkan sedikitnya 2 (dua) pihak di
dalam akta
Contoh Premis : AKTA JUAL BELI
“Pihak Pertama menerangkan dengan ini menjual kepada
Pihak Kedua dan Pihak Kedua dengan ini membeli dari
Pihak Pertama : ... ”

Contoh Premis : AKTA HIBAH


“Pihak Pertama menerangkan dengan ini menghibahkan
kepada Pihak Kedua dan Pihak Kedua dengan ini menerima
hibah dari Pihak Pertama : ... ”

Contoh Premis : AKTA TUKAR MENUKAR


“Para penghadap dengan akta ini menerangkan, bahwa
mereka telah mengadakan tukar menukar :
Satu /... hak atas tanah kepunyaan Pihak Pertama, yaitu : ...
dengan :
Satu /... hak atas tanah kepunyaan Pihak Kedua, yaitu : ... “
Contoh Premis : AKTA PEMASUKAN KEDALAM PERUSAHAAN
“Pihak Pertama menerangkan dengan ini memasukkan
sebagai penyertaan ke dalam Perseroan Terbatas ... dan Pihak
Kedua menerangkan dengan ini menerima penyertaan Pihak
Pertama tersebut, yaitu berupa : ...“

Contoh Premis : AKTA PEMBAGIAN HAK BERSAMA


“Para pihak menerangkan bahwa mereka bersama-sama
adalah pemegang hak di bawah ini : ...“
“Para pihak menerangkan bahwa mereka telah sepakat untuk
mengakhiri pemilikan bersama atas Hak Bersama tersebut,
dan untuk itu dengan ini menyepakati pembagian Hak
Bersama tersebut sebagai berikut : ...”
Contoh Premis : AKTA PEMBERIAN HAK GUNA BANGUNAN/
HAK PAKAI ATAS HAK MILIK
“Pihak Pertama terlebih dahulu menerangkan bahwa
pihaknya adalah pemegang Hak Milik ...“
“Pihak Pertama menerangkan dengan ini memberikan Hak
Guna Bangunan/Hak Pakai kepada Pihak Kedua dan Pihak
Kedua menerangkan dengan ini menerima pemberian Hak
Guna Bangunan/Hak Pakai dari Pihak Pertama, yaitu :
Contoh Premis : AKTA PEMBERIAN HAK TANGGUNGAN
“Bahwa oleh Pihak Kedua dan Pihak Pertama, selaku Debitor,
telah dibuat dan ditandatangani perjanjian utang piutang
yang dibuktikan dengan : ...”
“Bahwa untuk menjamin pelunasan hutang Debitor sejumlah
... oleh Pihak Pertama diberikan dengan akta ini kepada dan
untuk kepentingan Pihak Kedua, yang dengan ini menyatakan
menerimanya, Hak Tanggungan yang diatur dalam Undang-
Undang Hak Tanggungan dan peraturan-peraturan
pelaksanaannya atas obyek berupa ...”
Contoh Premis : SURAT KUASA MEMBEBANKAN HAK
TANGGUNGAN
“Pemberi Kuasa menerangkan dengan ini memberi kuasa
kepada Penerima Kuasa
KHUSUS
Untuk membebankan Hak Tanggungan guna menjamin
pelunasan utang...”
ISI AKTA PPAT

Isi Akta PPAT menjabarkan :


1. Hal pokok yang menjadi esensi perjanjian (esentialia)
2. Hal yang dianggap selalu ada dalam setiap perjanjian
(naturalia)
3. Hal yang harus dinyatakan dengan tegas dalam perjanjian
(aksidentalia)

Bentuk Isi Akta PPAT LIHAT LAMPIRAN


PENUTUP AKTA PPAT

Penutup akta PPAT memuat :


a.Nama serta identitas pemberi persetujuan jika pemberi
persetujuan turut hadir (jika persetujuan diperoleh secara
tertulis disebutkan di komparisi)
b.Identitas lengkap para saksi
c. Tanda tangan para penghadap, pemberi persetujuan (jika
ada), para saksi dan PPAT
BAGIAN BAWAH AKTA PPAT
1. Bagian kiri bawah akta PPAT diisi judul akta, nama lengkap
beserta gelar dan daerah kerja PPAT, sedangkan bagian kanan
bawah menyebutkan halamannya
Contoh :

Akta Pembagian Hak Bersama Halaman 2 dari 8 halaman


Topan Adiya Putra, S.H., M.Kn.
Daerah Kerja Kota Samarinda

2. Bagian kiri bawah akta PPAT PENGGANTI diisi judul akta, nama
lengkap beserta gelar PPAT Pengganti dan PPAT yang digantikan
dan daerah kerja PPAT, sedangkan bagian kanan bawah
menyebutkan halamannya
Contoh :

Akta Jual Beli Halaman 3 dari 8 halaman


Yoyok Gatot Saputro, S.H., M.Kn.
Pengganti dari Ignasius Cahya Duta, S.H., M.Kn.
Daerah Kerja Kota Madiun
3. Bagian kiri bawah akta PPAT SEMENTARA diisi judul akta,
Jabatan (Kepala Desa/Camat) dan wilayah kerja
(Desa/Kecamatan/ Kabupaten/Kota) sedangkan bagian kanan
bawah menyebutkan halamannya
Contoh PPAT Camat:

Akta Hibah Halaman 2 dari 8 halaman


Camat
Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang

Contoh PPAT Kepala Desa:

Akta Tukar Menukar Halaman 3 dari 8 halaman


Kepala Desa
Desa Diwek Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang
4. Bagian kiri bawah akta PPAT KHUSUS diisi judul akta, Jabatan
(Kepala Kantor Pertanahan) dan wilayah kerja (Kabupaten/Kota)
sedangkan bagian kanan bawah menyebutkan halamannya
Contoh PPAT Khusus:

Akta Jual Beli Halaman 2 dari 8 halaman


Kepala Kantor Pertanahan
Kabupaten Yahukimo
Apabila rekan-rekan merasa tulisan ini
dapat memberikan manfaat,
maka bagikanlah tulisan ini kepada
rekan-rekan yang lain

Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah


amalannya kecuali tiga perkara (yaitu) :
1. sedekah jariyah,
2. ilmu yang dimanfaatkan
3. do’a anak yang sholeh
(HR Muslim)
TERIMA KASIH,
SELAMAT BELAJAR
&
SEMOGA SUKSES

Anda mungkin juga menyukai