Nim 160810301088
Kelas AKM D
RINGKASAN BAB 2
KONSEP KERANGKA PENYAJIAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN
KEUANGAN
Seperti cerita yang telah dijelaskan di awal bab dalam buku, pengguna
laporan keuangan bisa menghadapi pertanyaan sulit menganai pengakuan dan
pengukuran akun. Untuk membantu mengembangkan tipe informasi keuangan
yang berguna untuk menjawab kesulitan diatas, akuntansi keuangan dan laporan
keuangan bergantung pada konsep kerangka penyajian yang akan dibahas dalam
bab ini.
Konsep dasar penyajian berisi konsep yang mendasari penyusunan laporan
keuangan. Konsep dasar penyajian adalah suatu sistem koheren yang berasal dari
objektifitas. Pengidentifikasian secara objektif adalah tujuan dari laporan
keuangan. Konsep lain yang telah disebutkan pada bab satu, dimana proses
pembuatan konsep dasar penyajian sedang berlangsung sama seperti IFRS
(International Financial Reporting System), konsep dasar penyajian bukan IFRS.
Artinya konsep dasar penyajian tidak mendefinisakan standard untuk segala jenis
pengukuran penyingkapan masalah, namun isi dari konsep dasar penyajian
mengacu pada isi IFRS.
1. Menidentifikasi tantangan yang dihadapi dalam rangka penyusunan
laporan keuangan
2. Memilih transaksi, kejadian lain, dan keadaan lain yang berkaitan
3. Bagaimana mereka harus mengelompokkan, mengukur
4. Bagaimana mereka harus meringkas dan melaporkan
B. Nilai konfirmasi
Informasi yang relevan juga membantu pengguna mengkonfirmasi atau
memastikan atau membenarkan suatu ekspektasi terlebih dahulu.
C. Materialitas
Maksudnya suatu informasi adalah bahan yang sangat mempengaruhi
dalam hal pengambilan keputusan atas informasi laporan keuangan yang
telah dilaporkan. Menilai materialitas adalah salah satu hal yang paling
sulit dalam akuntansi karena memerlukan evaluasi baik dari ukuran relatif
dan pentingnya suatu item. Dengan kata lain suatu perusahaan harus
mempertimbangkan faktor kualitatif dan kuantitatif dalam menentukan
apakan suatu item tersebut material atau tidak. Oleh karena itu hanya
dengan penilaian yang baik dan keahlian profesional akan mendapat
jawaban yang masuk akal dan tepat dapat ditemukan, yang mana konsep
materialitas dapat dengan bijaksana diterapkan.
B. Netralitas
Netralitas berarti perusahaan tidak dapat memilah informasi untuk
kepentingan suatu kelompok pemakai tertentu. Informasi yang disajikan
harus faktual dan tidak bias. Pembuatan aturan tentang netralitas telah
diisukan meski banyak yang kontra. Beberapa berpendapat bahwa IASB
tidak seharusnya mengeluarkan pernyataan yang menimbulkan efek
ekonomi yang tidak diinginkan oleh industri atau perusahaan. Dalam buku
ini menyatakan ketidak-setujuan karena jika informasi keuangan bias atau
tidak kuat, publik akan kehilangan kepercayaan dan tidak lama lagi
informasi dalam laporan keuang tidak lagi digunakan.
C. Ketepatan waktu
ketepatan waktu maksudnya adalah suatu pemanfaatan informasi oleh
pengembil keputusan sebelum informasi tersebut kehilangan kapasitas atas
kemampuanya untuk mengambil keputusan. Misalnya suatu perusahaan
mengadakan rapat akhir tahunan setiap bulan november, oleh karena itu
laporan keuangan harunya sudah selesai pada bulan november agar dalam
rapat tersebut para pengguna laporan keuangan dapat mengambil
keputusan untuk kelangsungan usahanya.
D. Mudah dimengerti
Para pengambil keputusan menghasilkan jenis keputusan yang bervariasi,
bagaimana cara mereke membuat keputusan adalah dari informasi yang
sudah mereka proses atau dapat memperoleh dari sumber – sumber lain,
serta kemampuan yang mereka miliki dalam hal megolah suatu informasi.
Suatu laporan keuangan yang mudah dimengerti adalah informasinya
dapat dikasifikasikan, masing masing mempunyai perbedaan, dan
disajikan dengan jelas dan ringkas.
Pengguna laporan diasumsikan memiliki pengetahuan yang wajar tentang
bisnis dan kegiatan – kegiatan ekonomi lainya. Dalam membuat keputusan,
pengguna juga harus meninjau dan menganalisa informasi dengan sungguh –
sungguh. Informasi yang relevan dan jujur dalam penyajianya seharusnya tidak
dihilangkan dalam penyajian laporan karena akan terlalu kompleks atau sulit bagi
beberapa pengguna untuk memahami informasi dalam laporan keuangan tanpa
bantuan.
Grup pertama mendapat pengaruh dari grup kedua yang selalu memberikan
hasil perubahan setiap saat dengan hasil kumulatif. Interaksi ini disebut artikulasi,
ini adalah gambaran kunci tentang laporan keuangan yang saling
menyeimbangkan satu sama lain.
3. Level ketiga dari konsep dasar penyajian terdiri dari konsep – konsep yang
dipakai untuk mengimplementasikan tujuan dasar dari level pertama. Konsep
– konsep ini menjelaskan kejadian atau transaksi yang harus diakui, diukur,
dan dilaporkan dalam laporan keuangan. Dalam level ini juga kita akan
mengidentifikasikan konsep –konsep sebagai asumsi dasar, prinsip, dan
kendala biaya.
A. Asumsi – Asumsi Dasar
Ada 5 asumsi dasar yang digunakan dalam pelaporan keuangan,
meskipun dalam pembahasan sebelumnya konsep dasar penyajian
khususnya mengidentifikasi hanya satu asumsi yang digunakan yaitu
berkesinambungan. Berikut adalah 5 asumsi dasar :
Asumsi Entitas Ekonomi/ satuan usaha khusus – maksudnya
akuntansi memandang bahwa kegiatan ekonomi dapat diidentifikasi
dengan unit akuntabilitas tertentu, atau dengan kata lain akuntasi
memandang bahwa perusahaan merupakan unit yang berdiri sendiri
dan terpisah dari pihak – pihak yang memiliki kepentingan.
C. Kendala Biaya
Dalam memberikan informasi dengan karakteristik kualitatif yang
berguna. Perusahana harus mempertimbangjan faktor utama yang
membatasi pelaporan. Untuk membenarkan suatu pengukuran kualitatif
membutuhkan pengungkapan atau pengukuran tertentu, manfaat yang
dirasakan harus melebihi biaya yang dikeluarkan terkait hal tersebut.