Anda di halaman 1dari 23

CRITICAL BOOK REVIEW

MK. PROVESI KEPENDIDIKAN

PRODI S1 PGSD-FIP

Skor Nilai:

PROFESI KEPENDIDIKAN

Dr. Hj. Rugaiyah, M. Pd dan Dra. Ariel Sismiati 2011

DISUSUN OLEH:

Nama Mahasiswa : Agnes Despriana Br. Tarigan


NIM : 1193311030
Jurusan : Pendidikan Pra dan Sekolah Dasar
Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Kelas : G Ekstensi 2019
Dosen Pengampu : Sani Susanti, S.Pd., M.Pd

Mata Kuliah : Profesi Pendidikan

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN
MARET 202
Excecutive Summary

Critical book report adalah kegiatan yang mengkritisi buku dengan dasar
sebuah bahasa dari sebuah buku bagaimana isi, sistematika penulis, penulisan
EYD, dan keunggulan serta kelemahan dari sebuah buku. dalam Critical Book
Report ini saya melakukan kajian tentang “Profesi Kependidikan ”.
Derasnya arus informasi di zaman globalisasi ini menuntut semua lapisan
semua umur untuk mengembangkan semua dimensinya baik itu dibidang
pengetahuan, nilai dan sikap, maupun keterampilan. Pendididkan memiliki peran
yang sangat strategis untuk mempersiapkan generasi muda yang memilki budaya,
kecerdasan emosinal yang tinggi.
Tiap-tiap profesi mencoba meningkatkan eksistensinya pada kebutuhan
masyarakat akan jasa profesi tersebut. Kondisi ini berdampak balik kepada profesi
yang bersangkutan untuk meningkatkan kualitas layanan yang diberikan pada
masyarakat. Untuk itu maka di era sekarang ini, kompetensi amggota profesi
merupakan kunci peningkatan kualitas layanan.
Profesi kependidikan tentunya memliki seperangkat kompetensi yang
harus dimiliki oleh setiap guru. Kompetensi-kompetensi tadi diluaskan dalam
program pendidikan dan latihan gurru yang berisi kajian-kajian kependidikan
dalam rangka mencapai kompetensi yang dikehendaki.
Secara garis besar CBR ini akan membahas tentang sikap profesional
kependidikan, layanan manajemen pendidikan, supervisi pendidikan. Kajian
tentang layanan bimbingan konseling dibahas dalam bahan ajaran tersendiri
terkait dengan kajian profesional kependidikan. Dengan kajian profesi pendidikan
ini, akan memberikan bekal kepada peserta pelatihan untuk meningkatkan kualitas
profesionalnya.
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah memberikan rahmat dan karunia yang dilimpahkan Nya kepada penulis,
sehingga dapat menyelesaikan tugas ini. Adapun yang menjadi judul tugas ini
adalah “Profesi Kependidikan”. Tujuan penulis menulis critical book report ini
yang utama untuk memenuhi tugas dari dosen saya Sani Susanti dalam mata
kuliah Profesi Kependidikan.

Tugas critical book report ini telah penulis buat berdasarkan buku yang telah
penulis baca dan penulis juga mendapat bantuan dari beberapa pihak untuk
menyelesaikan critical book report ini. Banyak hambatan serta rintangan yang
penulis alami dalam menyelesaikan tugas critical book report ini. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya pada semua
pihak yang telah membantu penulis dalam mengerjakan tugas ini.

Mudah-mudahan dengan adanya pembuatan tugas ini dapat memberikan


manfaat berupa ilmu pengetahuan yang baik bagi penulis maupun bagi para
pembaca. Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan
tugas ini, namun penulis sadar bahwa ini sangat jauh dari kata kesempurnaan.
Oleh karena itu, dengan tangan terbuka penulis menerima kritik dan saran yang
membangun guna untuk memperbaiki tugas ini.

Akhir kata penulis ucapkan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa
dan dosen pengampu semoga dapat bermanfaat dan bisa menambah
pengengetahuan bagi pembaca.

Medan, Maret 2020

Agnes Despriana Br. Tarigan


DAFTAR ISI

Excecutive Summary ........................................................................................................ 2


KATA PENGANTAR ....................................................................................................... 3
DAFTAR ISI...................................................................................................................... 4
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 5
A. Rasionalisasi Pentingnya CBR................................................................................ 5
B. Tujuan ..................................................................................................................... 5
C. Manfaat ................................................................................................................... 5
D. Identitas Buku ......................................................................................................... 6
BAB II RINGKASAN BUKU .......................................................................................... 7
BAB III PEMBAHASAN ............................................................................................... 17
A. Pembahasan........................................................................................................... 17
B. Kelebihan dan Kekurangan Buku ......................................................................... 21
BAB IV PENUTUP ......................................................................................................... 22
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 22
B. Saran ..................................................................................................................... 22
LAMPIRAN..................................................................................................................... 23
BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya CBR

Melakukan Critical Book Review pada suatu buku dengan


membandingkannya dengan buku lainn sangat penting untuk dilakukan, dari
kegiatan ini lah kita dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan suatu buku. Dari
mengkritik inilah kita jadi mendapatkan informasi yang kompeten dengan cara
menggabungkan informasi dari buku yang lain. Hal ini adalah salah satu upaya
KKNI untuk benar-benar menjadikan mahasiswa yang unggul dalam segala hal,
salah satu nya yaitu mengkritik buku.

Oleh karena itu penulis membuat Critical Book Review ini untuk
mempermudah pembaca dalam memilih referensi buku, terkhusus pada pokok
Profesi Kependidikan dan memberi pengetahuan kepada pembaca tentang
kelebihan dan kekurangan buku yang dipilih.

B. Tujuan
1. Memahami pengertian profesi kependidikan .
2. Mengetahui konsep profesi kependidikan .
3. Mengetahui upaya-upaya profesi kependidikan dalam mencerdaskan
kehidupan bangsa.
4. Mengetahui sasaran profesi kependidikan.
5. Mengetahui program-program profesi kependidikan.

C. Manfaat
1. Mengetahui identitas buku profesi kependidikan.
2. Mengetahui materi dalam buku atau pokok bahasan profesi kependidikan.
3. Mengetahui materi yang tersajikan di buku dan mengetahui materi yang
tidak tersajikan yang seharus nya di sajikan
4. Mengetahui kelebihan dan kelemahan buku.
5. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Profesi Kependidikan
D. Identitas Buku

Judul : Profesi Kependidikan


Penulis : Dr. Hj. Rugaiyah, M. Pd dan
Dra. Ariel Sismiati
Penerbit : Ghalia Indonesia
Tempat : Jakarta
Tahun : 2011
Cetakan : Pertama
Hal : 160
Ukuran : 155 mm X 230 mm
ISBN : 978-979-450-653-0
BAB II

RINGKASAN BUKU

Bab I : Profesi Kependidikan

Profesi secara etimologis adalah profesi yangdalam bahasa Inggris adalah


profession, sama artinya dengan vocation, accupation, job. Kata tersebut apabila
diterjemahkan memiliki arti: profesi, pekerjaan, jabatan. Profesional adalah hal
yang berkenaan dengan pekerjaan keahlian-keahlian khusus, mengharuskan
adanya pembayaran untuk melakukannya, sedangkan profesionalisme adalah
suatu kelakuan, tujuan, nilai atau kualitas yang mencirikan profesi. Pendidikan
adalah proses interaksi manusiawi yang ditandai keseimbangan kedaulatan subjek
didik dan kewibawaan pendidik (at. Raka Joni), sedangkan Driyakarya
menjelaskan pendidik adalah proses memanusiakan manusia muda.

Tenaga yang dimaksudkan adalah tenaga profesi yang berkecimbug di tingkat


persekolahan, terdiri atas berikut ini: guru, kepala sekolah, konselor, tenaga
admistrasi sekolah, laboran, pustakawan, pengawasan sekolah. Syarat profesi
kependidikan yang dimaksud oleh National Education Association (NEA) adalah
jabatan bagi tenaga Pendidik (guru) sebagai berikut:

1. Melibatkan kegiatan intelektual


2. Menggeluti batang tubuh ilmu khusus
3. Memerlukan persiapan profesional lama
4. Memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan
5. Menjajikan karier hidup
6. Menentukan baku (standar) sendiri

Kedudukan dan Profesi Guru di Indonesia yaitu; 1. Kedudukan Guru dalam


Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 (UU Sistem Pendidikan Nasional), 2. Prinsip
Profesionalitas Guru

Beberapa pengertian kode etik, antara lain sebagai berikut :


1) Menurut pasal 43 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 bahwa kode etik
berisi norma dan etika yang mengikat perilaku guru dalam pelaksanaan tugas
keprofesionalan.
2) Menurut Sonny Keraf, kode etik merupakan kaidah moral yang berlaku
khusus untuk orang-orang profesional di bidang tersebut.
3) Menurut Kode Etik Guru Indonesia (hasil Kongres PGRI ke-XX tahun 2008)
Kode Etik Guru Indonesia adalah norma dan asas dan diterima oleh guru-guru
indonesia, sebagai pedoman sikap dan perilaku dalam melaksanakan tugas
profesi sebagai pendidik, anggota masyarakat, dan warga negara.
4) Menurut Prof. Dr. R. Soebekti, S.H. dalam tulisannya yang berjudul "Etika
Bentuan Hukum", kode etik suatu profesi berupa norma-norma yang harus
diindahkan oleh orang-orang yang menjalankan tugas profesi tersebut".

Secara umum, tujuan mengadakan kode etik adalah sebagai berikut.

a. Untuk menjunjung tinggi Martabak profesi


b. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota
c. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi
d. Untuk meningkatkan mutu profesi

Setiap orang yang menjalankan suatu profesi secara otomatis tergabung dalam
suatu organisasi atau ikatan profesional, maka barulah ada jaminan bahwa profesi
tersebut dapat dijalankan secara murni dan baik, karena setiap anggota profesi
yang melakukan pelanggaran yang serius terhadap kode etik dapat dikenaka
sanks. Misalnya, jika seseorang bersaing secara tidak jujur atau curang di antara
sesama para anggota profesi ,maka jika kecurangan itu serius dapat dituntut di
muka pengadilan. Pemberian sanksi dilaksanakan oleh Dewan Kehormatan Guru
Indonesian. Kode Etik Guru Indonesian ditetapkan dalam suatu kongres yang
dihadiri oleh seluruh utusan cabang dan pengurus daerah PGRI dari seluruh
penjuru tanah air, pertama dalam kongres XIII Di Jakarta tahun 1973 dan
kemudian disempurnakan dalam kongres PGRI XX tahun 2008 di Palembang.

BAB II : Sikap Profesional dan Organisasi Profesi


Thursthone (dalam Azwar) menjelaskan sikap adalah serajat efek positif atau
efek negatif yang dikaitkan dengan suatu objek psikologis. Dalam beberapa hal,
sikap merupakan penentu yang penting dalam tingkah laku manusia, sebagai
reaksi maka sikap selalu berhubungan dengan dua alternatif, yaitu senang dan
tidak senang. Sasaran sikap profesional dan organisasi meliputi:

1. Sikap terhadap peraturan perundang-undangan


2. Sikap terhadap organisasi profesi
3. Sikap terhadap sekolah
4. Sikap terhadap anak didik
5. Sikap terhadap mitra/masyarakat
6. Sikap terhadap pemimpin

Pengembangan sikap profesi dapat dilakukan baik selagi dalam pendidikan


meupun setelah bertugas (dalam jabatan ) sebagai berikut: 1. Pengembangan sikap
selama pendidikan prajabatan, 2. Pengembangan Sikap Selama dalam Jabatan

Organisasi profesi adalah suatu organisasi, yang biasanya bersifat nirlaba


yang ditunjukkan untuk suatu profesi tertentu dan bertujuan melindungi
kepentingan publik dan atau anggotanya maupun profesional pada bidang
tersebut. Beberapa contoh organisasi profesi: PGRI, ABKIN, ISPI, ISMaPI, dan
lain-lain.

BAB III: MANAJEMEN PENDIDIKAN

Asal usul istilah manajemen (management) berasal dari kata manus


(bahasa Latin) yang berarti tangan, sedangkan dalam bahasa Perancis berasal dari
kata Maneggeo, berarti pengurusan. Manajemen adalah segenap perbuatan
menggerakkan sekelompok orang dan mengerahkan fasilitas dalam suatu usaha
kerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. Pada intinya, manajemen melaksankan
fungsi perencanaan, pengelolaan dan Pengontrolan. Pendidikan sebagai suatu
sistem merupakan kesatuan dari unsur-unsurnya, yaitu unsur input (peserta didik),
unsur proses; terdiri atas instrumental input dan environmental input dan terakhir
output (lulusan).
Ruang lingkup manajemen pendidikan terdiri atas beberapa bidang
garapan, yaitu manajemen kesiswaan, manajemen sarana dan prasarana,
manajemen keuangan, manajemen hubungan sekolah dan masyarakat, manajemen
kurikulum dan manajemen tenaga kependidikan. Untuk mencapai efesiensi serta
efektivitas dalam manajemen, maka segala kegiatan dilaksanakan sejalan dengan
fungsi manajemen, fungsi tersebut secara garis besar termasuk di dalamnya
(fungsi pengelolaan) adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengkoordinasian, fungsi pengontrolan dan penilaian, terakhir adalah fungsi
kepemimpinan.

Istilah pertama kali muncul di Amerika Serikat ketika masyarakat mulai


mempertanyakan relevansi pendidikan dengan tuntutan Dan perkembangan
masyarakat setempat. MBS merupakan salah satu wujud reformasi pendidikan
yang memberikan otonomi kepada sekolah untuk mengatur kehidupan sesuai
dengan potensi, tuntutan, dan kebutuhannya. Karakteristik dasar MBS adalah
pemberian otonomi yang luas kepada sekolah, partisipasi masyarakat dan orang
tua peserta didik yang tinggi, kepemimpinan, kepala sekolah yang demokratis dan
profesional serta adanya team work yang tinggi dan profesional

Implementasi ini perlu didukung oleh perubahan yang mendasar dalam


kebijakan pengelolaan sekolah dengan memperhatikan iklim sekolah yang
kondusif, otonomi sekolah, kewajiban sekolah, kepemimpinan kepala sekolah
yang demokratis dan profesional, partisipasi masyarakat dan orang tua siswa
dalam merumuskan program sekolah. Berikut ini adalah skema implementas
Implementasi MBS tidak mereduksi fungsi dinas pendidikan dalam pembangunan
pendidikan, tetapi hanya menggeser sebagian fungsinya. Manajemen dinas
pendidikan yang tadinya bayak menjalankan fungsi memerintah, mengomando,
dan membuat aturan-aturan yang rigid, bergeser fungsinya ke arah pemberian
ruang gerak, mengoordinasikan, memfasilitasi operasi sekolah.

BAB IV: Manajemen Kurikulum

Kurikulum adalah seperangkat rencana pengaturan mengenai tujuan, isi dan


bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun oleh yang
dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) menjelaskan bahwa komponen kurikulum terdiri atas berikut
ini:

1. Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan

2. Struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan

Secara umum prinsip pemgembangan kurikulum adalah relavansi, kontinuitas,


fleksibilitas, efesiensi, dan efektivitas. Prinsip pengembangan KTSP mengacu
pada prinsip ilmiah, relevan, konsisten, mememadai, aktual dan kontekstual, serta
felksibel. Asas Pengembangan Kurikulum sebagai berikut:

1. Asas filosofis yang lazimnya menentukan tujuan utama pendidikan.

2. Asas sosiologis merupakan dasar untuk menentukan pengetahuan atau


keterampilan yang akan dipelajari.

3. Asas organisatoris menajadi dasar untuk menentukan bagaimana bahan


pelajaran disusun.

4. Asas psikologis memberikan prinsip-prinsip tentang anak dan perkembangan


mentalnya dan bagaimana cara belajarnya

Pengelolaan/ manajemen kurikulum meliputi kegiatan perencanaan,


pelaksanaan, dan penilaian, tulisan ini membahas tentang kurikulum pada tataran
mikro, dalam hal ini adalah lembaga persekolah

BAB V: Manajemen Kesiswaan

Manajemen kesiswaan merupakan kegiatan pengelolaan siswa yang diawali


dengan penerimaan siswa baru, pembinaan selama siswa bersekolah dan
pembinaan alumni. Kegiatan penerimaan siswa baru dimaksudkan agar sekolah
agar dapat menerima siswa sesuai dengan daya tampung sekolah, ketersediaan
fasilitas, staf dan tenaga pengajar dan juga kesiapan siswa untuk belajar pada
sekolah yang dituju. (1). Orientasi, (2). Penempatan dan Pengelompokan Siswa,
(3). Pendataan Siswa.
Pembinaan siswa dilaksanakan melalui kegiatan pembinaan disiplin siswa,
kenaikan kelas dan penjuruan, kegiatan organisasi kesiswaan dan ekstrakurikuler
dan pemberian layanan khusus siswa. Layanan khusus siswa merupakan layanan
yang diberikan kepada siswa dalam rangka membantu kelancaran siswa belajar.
Layanan khusus ini diberikan dalam bentuk berikut ini yaitu: layanan belajar,
layanan finansial, dan layanan kesehatan. Pembinaan alumni dilakukakan untuk
menyediakan wadah bagi para lulusan yang diikat dalam suatu organisasi sekolah.
Peran Guru dalam Manajem Kesiswaan

1. Dalam penerimaan siswa para guru dapat dilibatkan untuk ambil bagian
2. Dalam masa orientasi, tugas guru adalah membuat siswa dapat dengan
cepat beradaptasi dengan lingkungan sekolah barunya
3. Untuk pengaturan kehadiran siswa di kelas, guru mempunyai andil yang
besar juga.
4. Dalam memotivasi siswa untuk senantiasa beroreantasi tinggalnya, guru
juga mampu menciptakan suasana yang mendukung hal tersebut.
5. Dalam menciptakan disiplin sekolah atau kelas yang baik, peran guru
sangat penting karena guru dapat menjadi model.

BAB VI: Sarana dan Keuangan

Manajemen sarana prasarana adalah kegiatan pengelolaan sarana dan prasarana


yang dilakukan oleh sekolah dalam upaya menunjang seluruh kegiatan baik
kegiatan pembelajaran maupun kegiatan lain sehingga seluruh kegiatan berjalan
dengan lancar. Manajemen sarana dan prasarana, meliputi: perencanaan/ analisis
kebutuhan, pepengadaan, investarisasi, pendistribusian dan pemanfaatan,
pemeliharaan dan pemusnahan terhadap barang-barang bergerak dan tidak
bergerak, perabot sekolah, alat-alat belajar dan lain-lain.

Fungsi manajemen saran dan prasarana pendidikan diantarnya sebagai


berikut: Perencanaan /Analisis Kebutuhan, Pengadaan, Penginvestasian,
Penggunaan atau Pemanfaatan Sarana dan Prasarana, Pemeliharaan, Penghapusan.
Peran guru dalam manajemen prasarana dan sarana dimulai dari perencanaan,
pemanfaatan pemeliharaan, serta pengawasan prasarana dan sarana yang
dimaksud. Manajemen keuangan pendidikan merupakan pengelolaan keuangan
seekolah dalam pembiayaan pendidikan di sekolah. Pengelolaan keuangan diawali
dengan kegiatan analisis kebutuhan, penggalian sember dana, pendistribusiaan
atau pemanfaatan, pelaporan dan pertanggungjawaban.

BAB VII: Manajemen Hubungan Sekolah dengan Masyarakat

Hubungan sekolah dan masyarakat didefinisikan sebagai proses komunikasi


antara sekolah dan karya pendidikan serta pendorong minat dan tanggung jawab
masyarakat dalam usaha memajukan sekolah. Tujannya untuk menciptakan
hubungan harmonis antara sekolah dan masyarakat dalam rangka meningkatkan
kemajuan pendidikan di sekolah dan memberi manfaat masyarakat akan kemajuan
sekolah. Fungsi hubungan sekolah dengan masyarakat yaitu untuk memberi
informasi kepada masyarakat tentang program sekolah dan masyarakat dapat
mendukungnya.

Komite sekolah merupakan orgaisasi masyarakat yang kedudukanya jelas


dalam Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2003, bahwa komite sekolah sebagai
lembaga mandiri, dobrntuuk dan berperan dalam peningkatan mut pelayanan
dengan memberikan pertimbangan arahan dan dukuangan tanaga, sarana dan
prasarana,serta pengawasan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan.

Teknik Hubungan Sekolah dengan Masyarakat.

a. Laporan kepada orang tua siswa,


b. Buletin sekolah,
c. Surat kabar,
d. Pameran sekolah,
e. Open house,
f. Kunjungan ke sekolah,
g. Kunjungan kerumah siswa,
h. Penjelasan oleh staf,
i. Informasi dari murid tentang sekolah,
j. Melaluinleaflet tentang sekolah,
k. Laporan tahunan.

BAB VIII: Manajemen Tenaga Kependidikan


Manajemen kependidikan didefinisikan pula sebagai kegiatan menggerakkan
orang lain untuk mencapai tujuan pendidikan. Yang dimaksud dengan tenaga
kependidika adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat
untuk menunjang pelaksanaan pendidikan. Ruang lingkup kegiatan manajemen
tenaga kependidikan meliputi kegiatan berikut.(1) rekrutme: Seleksi, orientasi dan
penetapan. (2) Pembinaan: pendidikan dan pelatihan, kompensai/ penggajian,
pemberian kesejahteraan, kenaikan pangkat penilaian, cuti pegawai. (3)
pemensiunan.

Kegiatan rekrutme diawali dengan penetapan kualifikasi dan kompetensi


pegawai yang dibutuhkan, pada lingkup tenaga pendidik (guru) meliputi:
pedagogik, personal sosial, dan profesional. Pada pembinaan guru diatur dalam
SK Menpan NO. 84/ menpan/1993. Pemensiunan guru, yaitu di dalam PP No. 32
tahun 1979.

BAB IX: Supervisi Pendidikan

Wiles menjelaskan supervisi adalah bantuan dalam perkembangan dan proses


belajar mengajar yang baik serta menjelaskan supervisi adalah teknik pelayanan
yang tujuan utamanya memplajari dan memperbaiki secara bersama-sama faktor-
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan. Tujuan supervisi
adalah mengembangkan situasi belajar mengajar agar menjadi lebih baik
sedangkan fungsi supervisi adalah usaha perbaikan yang merupakan proses
kontinyu sesuai kebutuhan masyarakat.

Seorang supervisor pendidikan dalam melaksanakan tugas mensuprevisi


tenaga kependidikan dan pendidik (staf dan guru) hendaknya mengacu pada
prinsip ilmiah, demokratis, kooperatif, dan kreatif. Teknik memberikan supervisi
dapat dilakukan secara perseorangan ataupun perkelompok.

BAB X: Simulasi Supervisi Pendidikan

A. Instruen penilaian
1. Kompetensi: Menggunakan Metode, Media dan Bahasa Latihan Sesuai
dengan Tujuan Pengajaran,
2. Kompetensi: Berkomunikasi dengan siswa,
3. Kompetensi: Mendemonstrasikan khasanah metode mengajar,
4. Kompetensi: Mendorong dan menggalakkan ketertiban siswa dalam
pengajaran,
5. Kompetensi: Mendemontarsikan penguasaan mata pelajaran dan relevansinya,
6. Kompetensi: Mengorganisasi waktu, ruang, bahan dan perlengkapan pengajar,
7. Kompetensi: Melaksanakan evaluasi prestasi siswa dalam proses belajar
mengajar.
B. Format Penilaian
C. Pedoman Penilaian

Dalam menetapkan rentang penilaian, mengacu kepada deskreptor yang


tampak pada tiap indikator, jika:

1. Tidak ada deskriptor tampak diberi nilai 1,


2. Ssuatu deskriptor tampak diberi nilai 2,
3. Dua deskriptor tampak diberi nilai 3,
4. Tiga deskroptor tampak diberi nilai 4,
5. Empat deskriptor tampak diberi nilai 5.

BAB XI: Bimbingan Konseling

Penyelenggaraan bimbingan konseling di sekolah dilatarbelakangi oleh


beberap faktor, diantaranyaa faktor perkembangan pendidikan, sosiokultural, dan
faktor psikologi. Bimbingan konseling merupakan salah satu kegiatan yang tak
terpisahkan dalam pendidikan. Tujuan pemberian layanan bimbingan ialah agar
individu dapat: (1) merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan
karier serta kehidupannya di masa yang akan datang; (2) mengembangkan seluruh
potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin; (3)menyesuaikan diri
dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta lingkungan kerja; (4)
mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian
dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun; maupun lingkungan kerja.
Secara khusus, bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu peserta didik
agar dapat mencapai tujuan-tujuan perkembangannya yang meliputi aspek
pribadi-sosial, belajar (akademik), dan karier.
Fungsi bimbingan konseling dapat diuraikan sebagai berikut: Fungsi
pemahaman, Fungsi fasilitas, Fungsi penyesuaian, Fungsi penyaluran, Fungsi
adaptasi, Fungsi pencegahan (Preventi), Fungsi perbaikan, Fungsi penyembuhan,
Fungsi pemeliharaan, dan Fungsi pengembangan. Prinsip-Prinsip Bimbingan
Konseling yaitu Bimbingan diperuntukkan bagi semua individu (guidance is for
all individuals), Bimingan besifat individualisme, Bimbingan menekankan hal
yang positif, Bimbingan merupakan usaha bersama, dan Bimbingan berlangsung
dalam berbagai seetting (adegan) kehidupan.

Asas Bimbingan dan Konseling yaitu Asas kerahasiaan, Asas kesukarelaan,


Asas keterbukaan, Asas kegiatan, Asas kemandirian, Asas kekiian, Asas
kedinamisan, Asas keterbukaan, Asas keharmonisan, Asas keadilan, Asas ahli
tangan kasus, dan Tut Wuri Handayani. Kekeliruan dalam menafsirkan arti
penting bimbingan yaitu Bimbingan identik dengan pendidikan, Bimbingan hanya
untuk siswa-siswa yang salah suai (maladjusted), Bombingan berarti bimbingan
jabatan/pekerjaan, Bimbingan diperuntukkan bagi murid sekolah lanjutan,
Bimbingan adalah usaha untuk memberikan nasehat, Bimbingan menghendaki
kepatuhan dalam tingkah laku, dan Bimbingan adalah tugas para ahli.
BAB III

PEMBAHASAN

A. Pembahasan

BAB I:

Profesi kependidikan menurut buku yang direview yaitu profesi bukan sekedar
pekerjaan, tetapi vokasi khusus yang memiliki expertise, responsibility, dan
corporartness. Expertise adalah keahlian yang diperoleh melalui pendidikan dan
latihan dalam waktu yang lama. Responsibility adalah tanggung jawab.
Corporartness adalah sebagai rasa kesejawatan. Jadi profesi adalah suatu
pekerjaan khusus yang dilandasi dengan keahlian, tanggung jawab dan
kesejawatan. Sedangkan pendidikan menurut T. Raka Joni yaitu proses interaksi
manusiawi yang ditandai dengan keseimbangan kedaultan subjek didik dan
kewibawaan pendidikan. Sedangkan menurut Driyakarya pendidikan adalah
proses memanusialkan manusia muda. Sedangkan pendapat Langeveld pendidikan
adalah mempengaruhi anak dalam membimbingnya supaya menjadi dewasa. Dari
uraian tersebut dapat di simpulkan bahwa profesi pendidikan adalah pengkajian
yang berkaitan dengan pekerjaan khusus yang membutuhkan keahlian, tanggung
jawab dan kesejahteraan dalam rangka mempengaruhi anak untuk mencapai
manusia dewasa yang selamat dan bahagia. Pada buku ini juga membahas
mengenai tenaga, syarat dan kedudukan profesi pendidikan.

BAB II:

Pada bab ini membahas mengenai sikap profesional dan organisasi


profesional, dimana sikap atau atitude adalah cara bereaksi terhadap suatu
rangsangan. Thursthone (dalam Azwar) menjelaskan sikap adalah serajat positif
atau efek negatif yang dikaitkan dengan suatu objek psikologi. Bab ini akan
membahas tentang sikap profesional, yaitu sikap terhadap peraturan perundang-
undang, sikap terhadap profesi, sikap terhadap teman sejawat, sikap terhadap anak
didik, sikap terhadap pekerjaan, pengembangan sikap profesional dan organisasi
profesional kependidikan.

BAB III

Pada bab ini membahas mengenai pengertian manajemen pendidikan


dimana diarahkan kepada penjelsan tentang hakikat manajemen yang
dispesifikasikan pada bidang pendidikan, fungsi manajemen menelaah kepada
pelaksanaan operasi manajemen yang diawali dari kegiatan perencanaan,
pengelolaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, penempatan, penggerakan,
adapun fungsi pengawasan dikaji pula sebagai fungsi penilaian dan pengontrolan.
Ruang lingkup manajemen pendidikan merupakan bidangn gerapan manajemen
yang difokuskan pada kegiatan pelaksanaan pendidikan terutama pada mikro,
yaitu tingkat persekolahan, meliputi: manajemen kesiswaan, manajemen sarana
dan prasarana, manajemen keuangan, manajemen hubungan sekolah dan
masyarakat, manajemen kurikulum dan manajemen ketenagaan. Manajemen
pendidikan pasca-otonomi daerah mengkaji tentang implementasi manajemen
yang diawali dengan munculnya UU No. 22 Tahun 1999 tentang Otonomi
Daerah.

BAB IV

Pada bab ini membahas mengenai Manajemen Kurikulum, dimana manajemen


kurikulum adalah pengelolaan kurikulum yang meliputi kegiatan, perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaian. Pada bab ini juga membahas mengenai unsur,
prinsip, asas pengembangan dan pendekatan kurukulum, konsep pengelolaan/
manajemen kurikulum, perencanaan kurikulum, pelaksanaan kurikulum, penilaian
kurikulum yang difouskan pada kurikulum tingkat satuan pendidikan.

BAB V

Pada bab ini menjelaskan mengenai manajemen kesiswaan, dimana manajemen


kesiswaan merupakan kegiatan mengelola siswa bersekolah dan pembinaan
alumni. Adapun ruang lingkup meliputi penerimaan siswa baru yang terdiri atas
kegiataan pendaftaraan, seleksi dan penerimaan. Pembinaan siswa meliputi
kegiatan: pembinaan dan bimbingan dalam kegiatan pembelajaran disiplin,
pembinaan bakat dan minat melalui kegiataan ekstrakurikuler. Pembinaan alumni
dilaksanakan melalui wadah ikatan atau persatuan alumni siswa di sekolah
setempat.

BAB VI

Pada bab ini membahas mengenai sarana dan prasarana, manajemen sarana
prasarana adalah kegiataan pengelolaan sarana dan prasarana yang dilakukan oleh
sekolah dalam upaya menunjang seluruh kegiatan baik kegiatan pembelajaran
maupun kegiatan lain sehingga seluruh kegiatan berjalan denga lancar. Bab ini
juga membahas ruang lingkup dan fungi pengelolaan sarana dan prasarana
meliputi kegiatan analisis kebutuhan, pengadaan, inventarisasi, pendistribusian,
juga membahas tentang pengelolaan keuangan meliputi perencanaan/ pertanggung
jawaban

BAB VII

Pada bab ini membahas mengenai manajemen hubungan sekolah dengan


masyarakat, manajemen hubungan seekolah dengan masyarakat adalah proses
komunikasi antara sekolah dan masyarakat untuk berusaha menanamkan
pengertian warga masyarakat tentang kebutuhan dan karya pendidikan serta
pendorong minat dan tanggung jawab masyarakat dalam usaha memajukan
sekolah. Tujuannya untuk menciptakan hubungan harmonis antara sekolah dan
masyarakat dalam rangka meningkatkan kemajuan pendidikan di sekolah dan
memberikan informasi kepada masyarakat tentang program sekolah dan
masyarakat dapat mendukungnya.

BAB VIII

Pada bab ini menjelaskan mengenai manajemen tenaga kependidikan,


dimana manajemen kependidikan adalah kegiatan pengelolaan guru dan staf agar
dapat melaksanakan tugas-tugas fungsinya secara efesien. Kegiatan meliputi
kegiataan rekrutme, pembinaan dan pemberhentian/ pemensiunan. Kegiataan
rekrutmen diawali dengan penetapan kualifikasi fan kompetansi pegawai yang
dibutuhkan, pada lingkup tenaga pendidik (guru) kualifikasinya adalah diploma
empat atau sarjana. Kompetensi guru meliputi: Pedagogik, personal, sosial dan
profesional. Pada pembinaan guru diatur dalam SK Menpan No. 84/menpan/1993.
Pemensiunan guru, yaitu di dalam PP No. 32 Tahun 1979.

BAB IX

Pada bab ini membahas mengenai suprvisi pendidikan, dimana supervisi


adalah kegiatan memberi bantuan agar kegiatan belajar dapat berjalan optimal.
Tujuan supervisi adalah mengembangan situasi belajar mengajar agar menjadi
lebih baik sedangkan fungsi supervisi adalah usaha perbaikan yang merupakan
proses kontinyu sesuai kebutuhan masyarakat. Supervisi dilaksanakan dengan
prinsip demokrasi, ilmiah, kooperratif, konstruktif, dan kreatif. Teknik
memberikan supervisi dapat dilakukan secara perseorangan ataupun perkelompok.

BAB X

Pada bab ini membahas mengenai simulasi supervisi pendidikan, dimana


kegiatan supervisi mengajar guru adalah upaya mengobservasi, mencermati dan
mengevaluasi mengajar guru di kelas. Penilaian dimaksud untuk mengetahui
penguasaan kompetensi mengajar di kelas dengan tahapan menelaah hasiltipa
kompetensi mengajar.

BAB XI

Pada bab ini membahas mengani bimbingan konseling, dimana bimbingan


konseling merupakan salah satu kegiatta yang tak terpisahkan dalam pendidikan.
Perkembangan kemampuan siswa secara optimal merupakan tanggung jawab
bersama di antara personal sekolah. Pemahaman potensi peserta didik sangat
penting untuk membantu dalam pengembangannya agar tercapai seesuai dengan
harapan. Untuk membantu proses perkembangna pribadi dan mengatasi
masalahnya yang dihadapi peserta didik, perlu bantuan profsional. Latar belakang
penyelenggaraan bimbingan konseling di sekolah agar peserta didik mampu
mengembangkan potensinya atau mencapai tugas-tugas perkembangannya,
pendidikan yang bermutu, efektif atau idela adalah yang mengintergrasikan tiga
bidang manajemen dan kepemimpinan, bidang intruksional atau kurikuler, dan
bidang bimbingan konseling. Implementasi bimbingan konseling di sekolah
berorientasi pada upaya memfasilitasi perkembangan potensi peserta didik yang
meliputi aspek pribadi, sosial, dan karier.

B. Kelebihan dan Kekurangan Buku


Kelebihan buku

Kelebihan pada buku ini yaitu, keterkaitan materi antar bab saling berkaitan
erat, buku ini menjelaskan mulai dari Profesi Kependidikan yang mencangkup
hakikat, sikap dalam lingkup organisasi profesi, Bimbingan Konseling yang
mencangkup konseep, asas, fungsi bimbingan konseling di sekolah, peran guru
dalam bimbingan konseling, Manajemen Pendidikan mencankup hakikat, ruang
lingkup, manajemen pendidikan pasca-otonomi daerah, manajemenn kesiswaan,
manajemen sarana dan prasarana. Isi buku dan penjelasan dalam buku profesi
kependidikan ini sudah lengkap, karena pada buku ini penulis mengupas tuntas
semuanya dan penulis juga membahas semua satu per satu bab sehingga pembaca
dapat memilah-milah satu per satu dari materi tersebut.

Buku ini juga bisa menjadi buku pedoman yang baik bagi para mahasiswa
untuk menambah pengetahuan yang lebih baik lagi. Pada buku terdapat latihan-
latihan pada akhir BAB sehingga pembaca dapat mempelajarinya dan pembaca
dapat mengingat kebali pelajaran yang telah dibacanya. cover buku ini juga
menarik para membaca karena disuguhi berbagai macam warna dan gambar yang
sesuia mengenai pembelajaran profesi kependidikan tersebut. Dari aspek tata
bahasa, buku tersebut sudah bagus dan baik, buku ini juga mencantumkan
deskripsi tentang penulis sehingga para pembaca mengetahui biografi penulis.

Kelemahan Buku

Kelemahan pada buku ini yaitu pada buku ini tidak memberikan atau
membubuhi beberapa contoh gambar pada buku sehingga kurang menarik, sumber
pada buku ini juga kurang meluas contohnya pada setiap pengertian tidak
membuat bermacam pendapat para ahli, buku ini hanya menjelaskan secara
singkat saja.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penjabaran diatas dapat disimpulkan bahwa buku ini menjelaskan tentang
apa saja yang berhubungan dengan profesi kependidikan. Sehingga buku ini
sangat bermanfaat bagi siapa saja yang membaca terutama bagi seorang pendidik,
tenaga kependidikan dan mahasiswa calon guru. Manfaat setelah kita membaca
buku ini sangatlah besar karena kita dapat mengetahui tentang apa itu profesi
kependidikan dan apa-apa saja hal yang harus dipelajari dalam profesi
kependidikan.

Profesi pendidikan adalah pengkajian yang berkaitan dengan pekerjaan khusus


yang membutuhkan keahlian, tanggung jawab dan kesejahteraan dalam rangka
mempengaruhi anak untuk mencapai manusia dewasa yang selamat dan bahagia.
Seorang profesional harus memiliki sikap, antara lain sikap profesional, yaitu
sikap terhadap peraturan perundang-undang, sikap terhadap profesi, sikap
terhadap teman sejawat, sikap terhadap anak didik, sikap terhadap pekerjaan,
pengembangan sikap profesional dan organisasi profesional kependidikan.

Ruang lingkup manajemen pendidikan merupakan bidang gerapan manajemen


yang difokuskan pada kegiatan pelaksanaan pendidikan terutama pada mikro,
yaitu tingkat persekolahan, meliputi: manajemen kesiswaan, manajemen sarana
dan prasarana, manajemen keuangan, manajemen hubungan sekolah dan
masyarakat, manajemen kurikulum dan manajemen ketenagaan.

B. Saran
Melalui buku ini penulis menyarankan untuk para pembaca terutama terhadap
mahasiswa yang ingin menjadi guru yang mengikuti pendidikan sebaiknya
mengerti dan menguasai bagaimna menjadi guru yang profesional, dan penulis
juga menyarankan untuk membaca buku ini karena cocok sebagi modal dasar
untuk menjadi guru yang baik yang berguna bagi dunia pendidikan Indonesia.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai