Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

Untuk memenuhu tugas kuliah mata pelajaran


kewarganegaraan yang berjuduk “Bela Negara”

Di

S
U
S
U
N

Oleh :

Korniati
NIM : 2015018

Program studi Kebidanan


STIKes Husada Gemilang
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sekarang ini, masih banyak masyarakat Indonesia yang masih kurang peduli dengan rasa
bela negara. Dalam dasar negara Indonesia pun sudah diterangkan tentang rasa bela negara yaitu
terkandung dalam sila Pancasila yang menjadi dasar pedoman hidup bangsa Indonesia. Namun,
semakin berkembangnya dan semakin maraknya arus globalisasi dunia membuat lalai bangsa
akan kesadaran untuk melindungi serta membela negaranya dari ancaman-ancaman yang terjadi.
Meskipun demikian tujuan bangsa Indonesia yang terkandung dalam sila Pancasila tersebut
memang memerlukan proses yang tidak mudah untuk mewujudkannya. Ketidak mudahan
tersebut tentunya berdasar pada kesadaran masing-masing masyarakat akan pentingnya
melindungi dan membela negara ini. Namun, tidak sedikit rakyat Indonesia yang masih
mementingkan kepentingan pribadi dibandingkan dengan kepentingan bangsanya.
Mereka mengira kepentingan tersebut bukan untuk mereka melainkan untuk para
petinggi-petinggi daerah dan negara. Oleh sebab itu mari kita pelajari lebih lanjut lagi mengenai
materi membangun ketersediaan warga negara untuk melaksanakan upaya bela negara. Agar kita
lebih bisa memahami pentingnya membela negara.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan bela negara?
2. Bagaimana cara melakukan bela negara?
3. Kapan bela Negara itu harus dilakukan ?
4. Di mana kita harus melakukan bela Negara ?
5. Mengapa perlu dilakukan bela Negara ?
6. Siapa yang melakukan bela Negara ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bela Negara
Bela negara adalah tekad, sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaan
kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam
menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara. Pembelaan negara bukan semata-mata tugas
TNI, tetapi segenap warga negara sesuai kemampuan dan profesinya dalam kehidupan
bermasyarakat berbangsa dan bernegara. Konsep bela negara dapat diartikan secara fisik dan
non-fisik. Secara fisik dengan mengangkat senjata menghadapi serangan atau agresi musuh.
Secara non-fisik dapat didefinisikan sebagai segala upaya untuk mempertahankan negara dengan
cara meningkatkan rasa nasionalisme. Yakni kesadaran berbangsa dan bernegara, menanamkan
kecintaan terhadap tanah air, serta berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara.
Landasan pembentukan bela negara adalah wajib militer. Bela negara adalah pelayanan
oleh seorang individu atau kelompok dalam tentara atau milisi lainnya. Baik sebagai pekerjaan
yang dipilih atau sebagai akibat dari rancangan tanpa sadar (wajib militer). Di beberapa negara
meminta sejumlah tertentu dinas militer dari masing-masing dan setiap salah satu warga negara.
Sebuah bangsa dengan relawan sepenuhnya militer, biasanya tidak memerlukan layanan dari
wajib militer warganya kecuali dihadapkan dengan krisis perekrutan selama masa perang.

B. Bentuk Usaha Pembelaan Negara


Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan
Negara Pasal 9 Ayat 2, ditegaskan berbagai bentuk usaha pembelaan negara.

1. Pendidikan Kewarganegaraan
Berdasarkan Pasal 7 Ayat 1 dan 2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dijelaskan bahwa pendidikan kewarganegaraan
merupakan pelajaran wajib yang diajarkan di tingkat pendidikan dasar, menengah, dan tingkat
pendidikan tinggi. Pendidikan kewarganegaraan dapat memupuk jiwa patriotik, rasa cinta tanah
air, semangat kebangsaan, kesetiakawanan sosial, kesadaran akan sejarah perjuangan bangsa
Indonesia, dan sikap menghargai jasa para pahlawan. Pendidikan kewarganegaraan dapat
memberikan pemahaman, analisis, dan menjawab masalah yang dihadapi oleh masyarakat,
bangsa, dan negara secara berkesinambungan dan konsisten dengan cita-cita dan sejarah
nasional.

2. Pelatihan Dasar Kemiliteran


Selain TNI, salah satu komponen warga negara yang mendapat pelatihan dasar militer
adalah siswa sekolah menengah dan unsur mahasiswa. Unsur mahasiswa tersusun dalam
organisasi Resimen Mahasiswa (Menwa). Setelah memasuki resimen tersebut mahasiswa harus
mengikuti latihan dasar kemiliteran. Sedangkan, siswa sekolah menengah dapat mengikuti
organisasi yang menerapkan dasar-dasar kemiliteran, seperti  Pasukan Pengibar Bendera
(Paskibra), Palang Merah Remaja (PMR), dan organisasi lainnya.

3. Pengabdian sebagai Tentara Nasional Indonesia


Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 30 Ayat 2
disebutkan bahwa TNI dan Polri merupakan unsur utama dalam usaha pertahanan dan keamanan
rakyat. Prajurit TNI dan Polri merupakan pelaksanaan dan kekuatan utama dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara. Setiap warga negara berhak untuk mengabdi sebagai prajurit
TNI dan Polri melalui syarat-syarat tertentu.

4. Pengabdian Sesuai dengan Keahlian atau Profesi


Upaya bela negara tidak hanya melalui cara-cara militer saja tetapi banyak usaha bela
negara dapat dilakukan tanpa cara militer. Misalnya, sebagai atlet nasional dapat mengharumkan
nama bangsa dengan meraih medali emas dalam pertandingan olahraga. Selain itu, siswa yang
ikut olimpiade fisika, matematika, atau kimia di luar negeri dan mendapatkan penghargaan
merupakan prestasi yang menunjukkan upaya bela negara.
Pengabdian sesuai dengan profesi adalah pengabdian warga negara untuk kepentingan
pertahanan negara termasuk dalam menanggulangi dan memperkecil akibat yang ditimbulkan
oleh perang atau bencana lainnya. Upaya bela negara merupakan sikap dan perilaku warga
negara yang dijiwai oleh kecintaan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan
Pancasila dan undang-undang dasar negara Republik Indonesia tahun 1945. Bela negara bukan
lagi hanya kewajiban dasar tetapi merupakan kehormatan bagi setiap warga negara yang harus
dilaksanakan dengan penuh kesadaran, tanggung jawab, dan rela berkorban.
C. Kewajiban Bela Negara

Bela negara merupakan hak dan kewajiban setiap warga negara Republik Indonesia. Bela
negara,  biasanya selalu dikaitkan dengan militerisme, seolah-olah kewajiban dan tanggung
jawab untuk membela negara hanya terletak pada Tentara Nasional Indonesia. Padahal
berdasarkan Pasal 30 UUD 1945, bela negara adalah upaya setiap warga negara untuk
mempertahankan Republik Indonesia terhadap ancaman baik dari luar maupun dalam negeri.

Kesadaran bela negara merupakan satu hal yang esensial dan harus dimiliki oleh setiap
warga negara Indonesia (WNI), sebagai wujud penunaian hak dan kewajibannya dalam upaya
bela negara. Kesadaran bela negara menjadi modal dasar sekaligus kekuatan bangsa, dalam
rangka menjaga keutuhan, kedaulatan serta kelangsungan hidup bangsa dan negara Indonesia.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) mengatur mengenai
Upaya Bela Negara yaitu ketentuan Pasal 27 Ayat (3): “Setiap warga negara berhak dan wajib
ikut serta dalam upaya pembelaan Negara,” dan Pasal 30 Ayat (1): “Tiap-tiap warga negara
berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.” Upaya bela negara
harus dilakukan dalam kerangka pembinaan kesadaran bela negara sebagai sebuah upaya untuk
mewujudkan WNI yang memahami dan menghayati serta yakin untuk menunaikan hak dan
kewajibannya.

Bangsa Indonesia ingin pula memiliki peradaban yang unggul dan mulia. Peradaban
demikian dapat dicapai apabila masyarakat dan bangsa kita juga merupakan masyarakat dan
bangsa yang baik (good society and nation), damai, adil dan sejahtera, sebagaimana yang telah
diwasiatkan oleh para pendiri bangsa (founding fathers) dalam Pembukaan UUD 1945.

Di sisi lain, bahwa UUD 1945 memberikan landasan serta arah dalam pengembangan sistem dan
penyelenggaraan pertahanan negara. Substansi pertahanan negara yang terdapat dalam UUD
1945 diantaranya adalah pandangan bangsa Indonesia dalam melihat diri dan lingkungannya,
tujuan negara, sistem pertahanan negara, serta keterlibatan warga negara. Hal ini merefleksikan
sikap bangsa Indonesia yang menentang segala bentuk penjajahan, yang bertentangan dengan
nilai-nilai kemanusian, keadilan dan kesejahteraan.
D. Nilai-nilai Bela Negara yang Dikembangkan

1. Cinta Tanah Air


Cinta tanah air yaitu mengenal memahami dan mencintai serta menjaga tanah dan
pekarangan serta seluruh ruang wilayah Indonesia, melestarikan dan mencintai lingkungan
hidup, memberikan kontribusi pada kemajuan bangsa dan negara, menjaga nama baik bangsa
Indonesia dengan cara waspada dan siap membela tanah air terhadap ancaman tantangan,
hambatan, dan gangguan yang membahayakan kelangsungan hidup bangsa serta negara dari
manapun dan siapapun.

2. Sadar Akan Bangsa dan Negara


Sadar akan bangsa dan negara yaitu dengan membina kerukunan menjaga kesatuan dan
persatuan dari lingkungan terkecil atau keluarga, lingkungan masyarakat, lingkungan pendidikan
dan lingkungan kerja, mencintai budaya bangsa dan produksi dalam negeri, mengakui,
menghargai, dan menghormati bendera merah putih, lambang negara dan lagu kebangsaan
Indonesia Raya, menjalankan  sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi, keluarga, dan golongan.

3. Yakin kepada Pancasila sebagai Ideologi Negara


Yaitu memahami hakikat atau nilai dalam Pancasila, melaksanakan nilai Pancasila dalam
kehidupan sehari-hari, menjadikan Pancasila sebagai pemersatu bangsa dan negara, serta yakin
pada kebenaran Pancasila sebagai ideologi negara.

4. Berkorban untuk Bangsa dan Negara


Yaitu bersedia mengorbankan waktu, tenaga pikiran untuk kemajuan bangsa dan negara, siap
mengorbankan jiwa dan raga demi membela bangsa dan negara dari berbagai ancaman,
berpartisipasi aktif dalam pembangunan masyarakat, bangsa dan negara, gemar membantu
sesama warga negara yang mengalami kesulitan dan yakin, dan percaya bahwa pengorbanan
untuk bangsa dan negara tidak sia-sia.
5. Memiliki Kemampuan Awal Bela Negara secara Psikis dan Fisik
Secara psikis yaitu memiliki kecerdasan emosional, spiritual serta intelegensia, senantiasa
memelihara jiwa dan raganya serta memiliki sifat-sifat disiplin, ulet, kerja keras dan tahan uji.
Secara fisik yaitu memiliki kondisi kesehatan, ketrampilan jasmani untuk mendukung
kemampuan awal bina secara psikis dengan cara gemar berolahraga dan senantiasa menjaga
kesehatan.

E. Membangun Kesadaran Bela Negara Masyarakat Indonesia

Pemuda adalah seseorang yang berjiwa besar dalam menghadapi segala hal. Sedangkan
bela negara adalah tekad, sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaan kepada
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam
menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara. Pembelaan negara bukan semata-mata tugas
TNI, tetapi segenap warga negara sesuai kemampuan dan profesinya dalam kehidupan
bermasyarakat berbangsa dan bernegara. Pemuda dan kesadaran bela negara adalah sesuatu yang
memiliki keselarasan dalam jiwa masing-masing orang terutama dari dalam diri pemuda.
Membangun kesadaran bela negara pada pemuda merupakan sesuatu yang penting dan
tidak bisa dianggap suatu hal yang sepele, karena pemuda merupakan generasi penerus bangsa
yang tidak dapat didisparitaskan dari sejarah bangsa ini. Kendati pun demikian, kesadaran bela
negara ini jangan pula ditafsirkan hanya berhubungan dengan angkat senjata melawan musuh
dari negara luar belaka, melainkan harus lebih luas memandangnya. Sehingga dalam
pengejawantahannya, pemuda lebih kreatif mengimplementasikan arti bela negara ini dalam
kehidupannya tanpa menghilangkan hakikat bela negara itu sendiri.
Dalam hal ini pemuda harus sadar bahwa masa depan bangsa dan kepemimpinan negara
berada di tangannya. Karena itu pemuda harus mengetahui asas kepemimpinan. Asas
kepemimpinan adalah kesadaran dan kemauan. Sikap dan ciri pemimpin yang baik adalah:
1. Berilmu, berakhlak, berintegritas, profesional, dan pandai.
2. Dapat membuat keputusan dan bertanggung jawab atas keputusannya.
3. Dapat mempengaruhi bukan dipengaruhi dan mampu menjadi contoh.
4. Bersedia mendengar masukan dan kritik.
5. Bisa memberi semangat dan motivasi.
Serta pemuda perlu memiliki pengetahuan tentang kepemimpinan. Dari apa itu
pemimpin, ciri-ciri, dan tugasnya. Pemimpin adalah seseorang yang pandai dan menggunakan
kepandaian tersebut untuk menggerakkan diri, organisasi dan masyarakat. Di antara kepandaian
yang harus dikuasai adalah:
1. Pandai mengurus diri dan organisasi, termasuk mengatur waktu, keperluan diri sendiri,
dan kerja.
2. Pandai mendengar dan menghormati apapun pendapat dan kritikan.
3. Pandai menganalisis dalam membuat keputusan.
4. Pandai berkomunikasi dengan bahasa yang santun.
5. Pandai menulis dan mendokumentasi dan mengerti iptek.
Ada pun seorang pemuda dituntut untuk tidak apatis (masa bodoh) atas segala masalah
yang menimpa bangsa dan negara. Baik itu masalah bencana alam sampai bencana sosial
ekonomi dan politik yang di mana alam bernegara dirusak oleh kebanyakan generasi tua yang
haus akan kekuasaan. Pemuda sebagai generasi penerus dan pemegang tali kekuasaan, harus
melawan segala kebobrokan yang ada, baik di area sosial atau pun politik.
Salah satu solusi jangka panjang menjaga keutuhan, keamanan, dan kenyamanan hidup
berbangsa dan bernegara, Indonesia membutuhkan fundamental ekonomi, budaya, dan
pertahanan keamanan nasional yang kuat dan kokoh. Tanpa fundamental ketahanan nasional
yang kuat, ancaman keamanan dan kenyamanan bangsa sangat rentan. Untuk itu, solusinya
adalah pendidikan kewarganegaraan melalui pendidikan bela negara.
Pendidikan bela negara ini menjadi penting, karena pertama kebutuhan legal. Secara
hukum, khususnya merujuk pasal 30 UUD 1945, setiap warga negara memiliki kewajiban bela
negara. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan bela negara menjadi sesuatu hal yang legal dan
dipayungi konstitusi negara yang sangat kuat.
Kedua, sebagaimana merujuk pada penjelasan di atas, pendidikan bela negara menjadi
sesuatu yang wajib, sejalan dengan kenyataan empiris yang berkembang saat ini, yaitu jika
dikaitkan dengan kondisi empiris Indonesia yang berada pada persimpangan kepentingan dunia.
Realitas empiris inilah yang menjadi satu kebutuhan Indonesia untuk melakukan reorientasi
sistem ketahanan nasional.
Dan salah satu upaya lain dalam bela negara yang dapat dilakukan generasi muda adalah
dengan mengikuti resimen mahasiswa. Resimen mahasiswa (disingkat menwa) adalah salah satu
kekuatan sipil yang dilatih dan dipersiapkan untuk mempertahankan NKRI sebagai perwujudan
sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta (Sishankamrata). Markas komando menwa
bertempat di perguruan tinggi di kesatuan masing-masing yang anggotanya adalah mahasiswa
atau mahasiswi yang berkedudukan di kampus tersebut. Menwa merupakan komponen cadangan
pertahanan negara yang diberikan pelatihan dasar militer seperti penggunaan senjata, taktik
pertempuran, survival, terjun payung, bela diri militer, senam militer, penyamaran, navigasi dan
sebagainya.
Pemuda harus berperan serta dan berada dalam garis terdepan, dalam melakukan
perubahan, hanya dengan demikianlah pemuda menjaga keutuhan bangsa ini. Mempersiapkan
diri dalam menghadapi tantangan yang lebih besar, untuk mengantisipasi terjadinya penjajahan
gaya baru di segala aspek, atas derasnya arus globalisasi yang tak terbendung juga merupakan
salah satu menjaga negara ini.
Hal lain yang tak kalah pentingnya, pemuda harus memiliki kepekaan sosial dan
memiliki tanggung jawab atas kondisi masyarakat saat ini, maka harus turut serta mencari
solusinya. Dengan membangun kesadaran itulah, maka pemuda telah melakukan salah satu dari
sekian banyak aspek untuk menjaga keutuhan negara ini yaitu Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI).
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Bela negara adalah sikap dan perilaku warga Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup
bangsa dan negara yang seutuhnya. Arti bela negara itu sendiri adalah warga negara Indonesia
yang memiliki tekad, sikap dan perilaku yang dijiwai cinta NKRI berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945 yang rela berkorban demi kelangsungan hidup bangsa dan negara.
Adapun kriteria warga negara yang memilik kesadaran bela negara adalah mereka yang
bersikap dan bertindak senantiasa berorientasi pada nilai-nilai bela negara. Sebagai warna
negara, kita juga harus membela negara kita, dengan cara apapun. Mulai dari hal terkecil yang
dapat kita lakukan sedini mungkin.

B. Saran
Agar Indonesia menjadi negara yang lebih baik lagi, maka kita sebagai warga negara Indonesia
harus dapat membela negara. Dengan adanya makalah bela negara ini diharapkan para pelajar
maupun pembaca, dapat lebih mengerti apa itu arti bela negara itu. Sehingga dapat diwujudkan
dalam kehidupan sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai