Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH KONSEP KEBIDANAN

SEJARAH PERKEMBANGAN BIDAN DI

INDONESIA

Disusun untuk memenuhi mata kuliah Konsep Kebidanan

Yang dibimbing oleh: 


A V Puspa Rini, M.K.M : AV

Tingkat 1 Diploma Kebidanan

Di susun oleh :

1. Annisa (2116005 )
2. Haslinda ( )
3. Korniati (2015018 )
4. Nurmala (21160296 )
5. Reysa Chayntia (2016045 )
6. Tia Novriani ( )
7. Zahwa nur Fazri Rahely ( )

STIKES HUSADA GEMINANG TEMBILAHAN


JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah Konsep Kebidanan ini dengan judul
“Sejarah Perkembangan Bidan sebagai Profesi” tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari
penulisan makalah ini adalah sebagai salah satu metode pembelajaran bagi mahasiswa-
mahasiswi Polteknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Yogyakarta.

Kami sebagai manusia yang jauh dari kesempurnaan tentunya sadar akan segala
kekurangan dalam pembuatan makalah ini dan kami akan sangat bangga apabila makalah yang
kami susun ini mendapatkan saran maupun kritik yang bersifat membangun. Tidak lupa kami
haturkan permohonan maaf apabila makalah yang kami buat terdapat suatu kesalahan.

Kami sampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu tersusunnya
makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat memberikan tambahan ilmu
pengetahuan bagi para pembaca.

Yogyakarta, 15 September 2021


DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sejarah menunjukkan bahwa bidan adalah salah satu profesi tertua di dunia sejak adanya
peradaban umat manusia. Bidan muncul sebagai wanita terpercaya dalam mendampingi dan
menolong ibu yang melahirkan. Peran dan posisi bidan di masyarakat sangat dihargai dan
dihormati karena tugasnya yang sangat mulia, memberi semangat, membesarkan hati,
mendampingi, serta menolong ibu yang melahirkan sampai ibu dapat merawat bayinya dengan
baik.
Sejarah perkembangan pelayanan dan pendidikan kebidanan setiap waktu mengalami
perkembangan ,baik suatu kemajuan atau justru kemunduran. Perkembangan ini terjadi baik di
Indonesia maupun di luar negeri. Sejarah kebidanan dimulai sejak awal kehidupan atau awal
peradaban manusia.Perkembangan pelayanan dan pendidikan kebidanan nasional maupun
internasional terjadi begitu cepat. Hal ini menunjukkan bahwa perkembangan pelayanan dan
pendidikan kebidanan merupakan hal yang penting untuk dipelajari dan dipahami oleh petugas
kesehatan khususnya bidan yang bertugas sebagai bidan pendidik maupun bidan di pelayanan.
Salah satu faktor yang menyebabkan terus berkembangnya pelayanan dan pendidikan kebidanan
adalah masih tingginya mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin, khususnya di
Negara berkembang dan di negara miskin yaitu sekitar 25-50%.

A. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah perkembangan bidan sebagai di indonesia?
2. Bagaimana sejarah perkembangan bidan sebagai profesi di indonesia?

B. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui sejarah perkembangan bidan di indonesia


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Perkembangan Bidan di Indonsia

Berawal pada tahun 1807, Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi tinggi saat
pemerintahan Hindia Belanda di Indonesia. Karena proses persalinan yang dibantu oleh dukun
beranak saat itu masih minim pengetahuan tentang persalinan bersih dan aman. Maka Gubernur
Jendral Hendrik William Deandels melatih para dukun dalam pertolongan persalinan. Tetapi
pada saat itu pelayanan kesehatan hanya diberikan kepada orang-orang Belanda yang berada di
Indonesia.
Lalu pada tahun 1849, mulai dibuka sekolah kedokteran, Pendidikan Dokter Jawa di
Batavia (yang sekarang menjadi RSAD Gatot Soebroto). Dan pada tahun 1851 dibuka
pendidikan Bidan bagi wanita pribumi di Batavia oleh dokter militer Belanda (Dr. W Bosch),
yang lulusannya bekerja di RS dan masyarakat. Dan dari saat itu pelayanan kesehatan ibu dan
anak dilakukan oleh dukun dan bidan. Namun Pendidikan ini tidak berlangsung lama karena
kurangnya peserta didik. Setahun kemudian diadakan pelatihan secara formal untuk Bidan agar
dapat meningkatkan kualitas pertolongan persalinan.
Dilanjutkan dengan diadakannya kursus tambahan bidan (KTB) di Yogyakarta tahun
1953, lalu berdirilah BKIA yang memiliki kegiatan antara lain, pelayanan antenatal, post natal,
pemeriksaan bayi dan anak termasuk imunisasi dan penyuluhan tentang gizi. Dan tahun 1957,
BKIA berubah menjadi Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat). Puskesmas memiliki kegiatan
pelayanan kesehatan untuk masyarakat tidak hanya di dalam gedung melainkan di luar gedung.
Tahun 1990, pelayanan kebidanan mulai merata dan dekat dengan masyarakat. Presiden
memberikan instruksi pada tahun 1992 secara lisan pada sidang kabinet tentang perlunya
mendidik bidan untuk penempatannya di Desa (Bidan Desa). Dengan tugas yaitu pelaksanaan
KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) diantaranya, Bumil, Bulin, Bufas, dan Bayi baru lahir; termasuk
bidan juga melakukan pembinaan dukun bayi (yang sekarang dikenal dengan bermitra dengan
dukun), serta memberikan pelayanan KB. 1993, dibuka PPB B, lulusan Akper, lamanya 1 thn,
sbg tenaga pengajar pada PPB A, hanya 2 angkatan. 1993, dibuka juga PPB C, lulusan SMP,
lama pendidikan 6 semester, di 11 propinsi : Aceh, bengkulu, Lampung, Riau, Kalbar, Kaltim,
Kalsel, Sulsel, NTT, Maluku, Irian Jaya.
Dalam Konferensi Kependudukan Dunia di Kairo, tahun 1994 membahas perluasan area garapan
bidan yaitu Safe Motherhood termasuk bayi baru lahir dan perawatan post abortus, Family
Planning, PMS termasuk infeksi saluran alat reproduksi, Kespro Remaja dan Kespro Orang tua.

 1994-1995, pendidikan bidan jarak jauh (distance learning), di Jabar, Jateng, Jatim, 22
modul, koordinator Pusdiklat.
 1996, pelatihan LSS (life saving skill), koordinator direktorat kesehatan keluarga ditjen
binkesmas
 1996, ACNM mengadakan training of trainer u/ pelatih LSS.
 1995-1998, IBI bekerjasama dg mother care melakukan pelatihan dan peer review bagi
bidan RS, PKM dan bides di provinsi kalsel.
 1996, dibuka AKBID
 2000, dibuka program Diploma IV kebidanan
 2000, ada tim pelatih APN,koordinator MNH
 2000,dibuka Prog DIV kebidanan di UGM, 2 smt
 2002, DIV kebidanan Unpad
 2004, DIV kebidanan di USU
 2003, D IV kebidanan di Stikes NWU Semarang
 2003, DIV Kebidanan di STIKIM Jakarta
 2004, S1 kebidanan di Unair
 2006, S2 Kebidanan di Unpad

Dalam wewenangnya adapun peraturan-peraturan yang mengatur tentang Bidan:

 Permenkes no. 900/menkes/SK/VI/2002 ttg Registrasi dan Praktik bidan


 Kepmenkes no. 369/menkes/SK/III/2007 ttg Standar Profesi Bidan

2.1Sejarah Perkembangan Bidan sebagai Profesi didalam negeri

Sejarah menunjukan bahwa kebidanan merupakan salah satu profesi tertua didunia sejak adanya
peradaban manusia. Profesi ini telah mendudukan peran dan posisi bidan menjadi terhormat.
Bidan juga merupakan profesi yang diakui secara nasional dan internasional, dimana bidan lahir
sebagai wanita terpercaya dalam mendampingi dan menolong ibu yang melahirkan. Untuk
melaksanakan tugasnya, bidan harus melalui pendidikan formal, mempunyai sistem pelayanan,
kode etik dan etika kebidanan dalam melaksanakan atau mengerjakan pekerjaan yang menjadi
tanggungjawabnya secara profesional, sehingga semua orang tidak dapat disebut menjadi bidan.
Oleh karena itu, perlu diperjelas batasan atau profesi seorang bidan sehingga tidak ada
penyelewengan dan penyimpangan sehingga perlu dibatasi tentang kebidanan sebagai suatu
profesi.

Untuk mendukung hal tersebut diatas maka pada tahun 2002 pemerintah mengeluarkan
Kepmenkes RI No.900 Tahun 2002 tentang registrasi dan praktik bidan mengantikan Peraturan
Menteri Kesehatan NO.572 Tahun 1996. Kemenkes ini memberikan tanggung jawab dan
otonomi yang lebih luas kepada bidan dalam meningkatkan pelayanan bidan dalam perlindungan
baik terhadap bidan maupun masyarakat.

Pada perkembangan profesi bidan di Indonesia ini, diperoleh data bahwa angka kematian ibu dan
angka kematian bayi sangat tinggi pada zaman pemerintah Hindia Belanda. Tenaga penolong
persalinan saat itu masih dilakukan oleh dukun. Pada tahun 1807, Gubernur Jenderal Hendrik
William Deandels, melatih dukun dalam pertolongan persalinan. Akan tetapi hal tersebut tidak
berlangsung lama karena tidak ada pelatihan kebidanan.

Pelayanan kesehatan termasuk pelayanan kebidanan hanya diperuntukan oleh orang-orang


Belanda yang berada di Indonesia. Pada tahun 1849, dibuka Pendidikan Dokter Jawa di Batavia
(di RS Militer Belanda ; sekarang RSPAD Gatot Soebroto). Seiring dengan dibukanya
pendidikan dokter tersebut, pada tahun 1851 dibuka Pendidikan Bidan bagi wanita pribumi di
Batavia oleh dokter militer Belanda (Dr. W Bosch), lulusan ini bekerja di Rumah Sakit dan juga
di masyarakat. Mulai saat itu pelayanan kesehatan ibu dan anak dilakukan oleh dukun dan bidan.

Tahun 1952, diadakan pelatihan bidan secara formal agar dapat meningkatkan kualitas
pertolongan persalinan. Setahun kemudian, diadakan kursus tambahan bidan (KTB) di
Yogyakarta, lalu berdirilah BKIA. Kegiatan BKIA : pelayanan antenatal, post natal, pemeriksaan
bayi dan anak termasuk immunisasi dan penyuluhan gizi. Pada tahun 1957, BKIA menjadi
Puskesmas. Kegiatan Puskesmas terdiri atas kegiatan di dalam gedung dan di luar gedung.
Di tahun 1990 pelayanan kebidanan merata dan semakin dekat dengan kebutuhan masyarakat.

Kebijakan ini melalui intstruksi presiden secara lisan pada siding kabinet tahun 1992 tentang
perlunya mendidik bidan untuk penempatan bidan di desa. Adapun tugas pokok bidan di desa
adalah pelaksana KIA (ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan bayi baru lahir), termasuk
pembinaan dukun bayi, serta pelayanan keluarga berencana.

Adapun peraturan dan perundangan yang mendukung keberadaan profesi bidan yaitu sebagai
berikut :

Keputusan Presiden No.23 Tahun 1994 Tentang Pengangkatan Bidan sebagai Pegawai Tidak
Tetap selama masa bakti.

Keputusan Menteri Kesehatan RI, No.871/Menkes/SK/VIII/1994 Tentang Petunjuk Teknis


Pelaksanaan Pengangkatan Bidan sebagai Pegawai Tidak Tetap

Peraturan Menteri Kesehatan RI No.572 Tahun 1996, 4 Juni 1996 Tentang Registrasi dan Praktik
Bidan

Keputusan Dirjend Binkesmas No.1506/BMD/DJ/BH/X/97 Tentang Petunjuk Pelaksanaan


Peraturan Menkes No.572/Menkes/Per/VI/1996 Tentang Registrasi dan Praktik Bidan

Anda mungkin juga menyukai