Anda di halaman 1dari 10

PROSEDUR EHS

SOP EHS KESELAMATAN LISTRIK

TANDA TANGAN TANGGAL

DISIAPKAN OLEH:

DISETUJUI OLEH:

EHS Manager
No. :
Revisi : -
PROSEDUR Tanggal Terbit :
Total Halaman :
Keselamatan Listrik

Daftar Isi Halaman


1. Tujuan .............3
2. Ruang Lingkup .............3
3. Difinisi .............4
4. Referensi .............4
5. Prosedur
5.1. Perizinan & Sertifikat Instalasi Listrik .............5
5.2. Kode praktis dan Standar Tehnik Listrik .............5
5.3. Perancangan Instalasi, Pemilihan Peralatan dan Dokumentasi ..5
5.4. Kompetensi Teknisi ( Electriccian ) .............6
5.5. Instalasi Listrik. .............7
5.6. Inspeksi , Testing , Sertifikasi dan Inspeksi. .............7
5.7. Pemakaian dan penggunaan Peralatan. .............7
5.8. Modifikasi , Perawatan dan Perbaikan. .............8
5.9. Hanya petugas yang diizinkan. .............8
5.10. Lokasi dan Area berbahaya. .............8
5.11. Bahan - bahan yang berbahaya. .............8
5.12. Pests and Vermin .............8
5.13. Peralatan Portable Electrical dan Tools .............9
5.14. Earthing dan Bonding .............9
5.15. Kode warna, amaran, dan tanda peringatan. .............9
5.16. Pelatihan untuk Electrician dan pembantunya .............10
6. Dokumen Terkait .............10

2
No. :
Revisi : -
PROSEDUR Tanggal Terbit :
Total Halaman :
Keselamatan Listrik

1. Tujuan
Prosedure ini menjelaskan langkah-langkah pemasangan Instalasi Listrik dengan
mengacu ke Persyaratan Umum Instalasi Listrik ( PUIL – 2000 ) agar supaya
pemasangan instalasi listrik terselenggara dengan baik, untuk menjamin
keselamatan manusia dari bahaya kejut listrik, keamanan instalasi listrik beserta
perlengkapannya, keamanan gedung atau pabrik serta isinya dari kebakaran
akibat listrik dan perlindungan lingkungan.
2. Ruang Lingkup
Persyaratan Umum Instalasi Listrik ( PUIL – 2000 ) ini berlaku untuk semua area
Bentoel Group untuk pemasangan instalasi listrik tegangan rendah arus bolak-
balik sampai dengan 380 / 400 V-AC, arus searah 1500 V dan tegangan
menengah sampai dengan 20 kV dalam bangunan dan sekitarnya baik
perancangan, pemasangan, pemeriksaan dan pengujian, pelayanan,
pemeliharaan maupun pengawasannya dengan memperhatikan ketentuan yang
terkait.
2.1. Perizinan & Sertifikat Istalasi Listrik
2.2. Kode praktis dan Standar Tehnik Listrik
2.3. Perancangan Instalasi, Pemilihan Peralatan ( komponen ) dan
Dokumentasi.
2.4. Kompetensi Tehnik Personal ( Electrician )
2.5. Instalasi Listrik.
2.6. Ispeksi , Testing ,Sertifikasi dan Inspeksi.
2.7. Pemakaian dan penggunaan Perlatan.
2.8. Modifikasi , Perawatan dan Perbaikan.
2.9. Hanya petugas yang diizinkan.
2.10. Lokasi dan Area berbahaya.
2.11. Bahan- bahan berbahaya.\
2.12. Pests and Vermin
2.13. Peralatan Portable Electrical dan Tools
2.14. Earthing ( pembumian ) and Bonding ( semua bagian konduktip
dihubungkan ke bumi )
3
No. :
Revisi : -
PROSEDUR Tanggal Terbit :
Total Halaman :
Keselamatan Listrik

2.15. Kode warna, amaran, dan tanda peringatan.


2.16. Pelatihan untuk Electrician dan asistennya.

3. Definisi
Seluruh sistim instalasi Listrik tidak terbatas hanya pada Power distribusi , Kontrol
Listrik , sistim penerangan , sistim security , Komunikasi , IT sistim harus
dirancang dan dipasang secara benar dan dilakukan oleh petugas yang kompeten
dan mempunyai sertifikat. Pelatihan dan sertifikasi untuk personel yang berkaitan
dengan Perancangan dan instalasi harus mengacu kepada aturan setempat
( PUIL- 2000 ) yang dipersyaratkan dan juga berlaku untuk modifikasi terhadap
Intalasi Listrik yang terpasang pada saat ini.
4. Referensi
Di samping Persyaratan Umum Instalasi Listrik ( PUIL – 2000) ini, harus pula
diperhatikan ketentuan yang terkait dalam dokumen berikut:
4.1. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja,
Beserta Peraturan dan Pelaksanaannya.
4.2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1985 tentang Ketenagalistrikan.
4.3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
4.4. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi.
4.5. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah.
4.6. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan
Pemerintah dan Kewenagan Propinsi sebagai Daerah Otonomi.
4.7. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1989 tentang Penyediaan dan
PemanfaatanTenaga Listrik;
4.8. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1993 tentang Analisa Mengenai
DampakLingkungan;
4.9. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1995 tentang Usaha Penunjang
Tenaga Listrik.
4.10. Peraturan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor
01.P/40/M.PE/1990 tentang InstalasiKetenagalistrikan.
4
No. :
Revisi : -
PROSEDUR Tanggal Terbit :
Total Halaman :
Keselamatan Listrik

4.11. Peraturan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor


02.P/0322/M.PE/1995 tentang Standardisasi, Sertifikasi dan Akreditasi
Dalam Lingkungan Pertambangan dan Energi.

5. Prosedur

5.1. Perizinan & Sertifikat Istalasi Listrik.

Perusahaan harus memastikan dan merawat tentang keberadaan seluruh


daftar dan sertifikat yang relevan yang berkaitan dengan perancangan
Instalasi Listrik , Electrical wiring dan pemakaian sistim Listrik.
5.2. Kode praktis dan Standar Tehnik Listrik
Untuk regulasi ini adalah berkaitan dengan kebijakan EHS perusahaan ,
seluruh Instalasi Listrik harus dirancang dan dipasang , diinspeksi , dites , di
setel dan dipelihara dan termasuk sistim pengoperasiannya harus sesuai
dengan regulasi yang mana harus sesuai dengan pengkodean dan standar
Nasional atau Internasional tehnik Listrik dan secara periodik harus
dilakukan pemeriksaan agar sesuai dengan Regulasi. Kusus untuk standar
Tehnik dan pengkodean dari setiap perusahaan harus sesuai dengan yang
dipersyaratkan .
5.3. Perancangan Instalasi, Pemilihan Peralatan dan Dokumentasi
Dalam hal tahap perancangan untuk pemasangan Instalasi Listrik yang baru
dan pengembangan dari instalasi yang ada pada saat ini harus
memepertimbangkan sbb :
5.3.1. Menggunakan tehnologi yang terkini.
5.3.2. Masalah – masalah yang berkaitan dengan instalasi listrik yang sdh
tdk dipakai.
5.3.3. Antisispasi kedepan untuk penambahan kenaikan dari beban listrik.
5.3.4. Keberadaan tentang pasokan Listrik.\
5.3.5. Penyedian adanya stand by power listrik jika adanya suatu kondisi
darurat.
5.3.6. Perawatan rutin yang dipersyaratkan.

5
No. :
Revisi : -
PROSEDUR Tanggal Terbit :
Total Halaman :
Keselamatan Listrik

Seluruh rangkaian listrik , Switch gear dan peralatan lainnya harus sesuai
dengan kapasitas beban yang telah dirancang dan harus dapat melindungi
dari adanya beban lebih listrik atau hubung singkat dan Swich gear harus
mampu menyelamatkan pada saat adanya beban lebih , hubung singkat dan
adanya kesalahan.
Pemasangan peralatan proteksi harus dibatasi dengan arus kebocoran
ketanah kurang dari batas maximum yang ditentukan oleh aturan setempat.
Apabila tidak ada aturan setempat maka untuk batasan yang diizinkan dan
untuk kebocoran arus tidak boleh melebihi 30 mA.
Bilamana mempergunakan peralatan Listrik untuk penerangan bila dipakai
untuk melakukan kegiatan didalam suatu ruangan dengan struktur metal
(Boiler , Dryer) , Power Listrik yang dipakai harus melalui isolasi Trafo
dengan centre tap tegangan rendah ( tdk melebihi 24 Volt ) pada gulungan
secondary yang dihubungkan ke tanah. Peralatan listrik potable tools harus
mengacu ke aturan setempat yang dipersyaratkan dan harus diregister dan
dilakukan pengecekan minimal setahun sekali ,termasuk extension socket
(multi socket).
5.4. Kompetensi Teknisi ( Electriccian )
Perusahaan harus memilih petugas yang ditunjuk yang bertugas sebagai
orang yang ahli dalam bidang Keselamatan Listrik. Perusahaan harus
memastikan petugas yang kompeten yang ditunjuk dan telah mendapatkan
Training sesuai dengan peraturan Nasional atau Internasional tentang
standar tehnik Listrik. Hanya petugas yang kompeten yang telah ditunjuk
yang mempunyai wewenang yang dapat melakukan pekerjaan Perancangan
, pemasangan , inspeksi , penilaian , perawatan , perbaikan , pengawasan
dan pengoperasian terhadap Instalasi Listrik.
5.5. Instalasi Listrik.
Sebelum melakukan pemasangan Instalasi listrik , secara komperhensip
harus dilakukan penilaian resiko agar dilihat bahaya – bahaya yang ada dan
resiko yang signifikan ( High ) harus di catat , ditindak lanjuti , dimonitoring
6
No. :
Revisi : -
PROSEDUR Tanggal Terbit :
Total Halaman :
Keselamatan Listrik

dan diturunkan pada tingkat resiko yang masih dapat diterima ( ALARAP ).
Seluruh Instalasi listrik harus secara rutin dimonitor , diawasi untuk
dipastikan untuk semua peralatan sesuai dengan rekomendasi dari pabrik
pembuatnya dan tidak ada kerusakan dari peralatan tsb ( kerusakan insulasi
, kabel dll ).
5.6. Ispeksi , Testing , Sertifikasi dan Inspeksi.
Sebelum sumber Listrik dihubungkan ke Instalasi Listrik dan untuk
pengecekan tahap akhir yang harus dilakukan pada instalasi Listrik adalah
harus sesuai dengan standar regulasi dan hasilnya harus dicatat dan
disertifikasi dan dikerjakan oleh orang yang ahli ( termasuk pengecekan
proteksi pengaman dan peralatan ). Pengecekan rutin dan secara regular
yang harus dilakukan adalah melakukan pengecekan terhadap RCD
( ELCB ) minimal setahun sekali dan Thermography dan hasilnya harus
dicatat dan dilakukan koreksi dengan segera jika ada kesalahan.
Pengecekan secara regular petugas harus menggunakan APD dan Alat
bantu lainnya yang memadai.
5.7. Pemakaian dan penggunaan Peralatan
Semua pengguna ( user ) dan operator terhadap sumber listrik yang ada di
Mesin maupun pada peralatan Listrik harus diberikan training yang
memadai. Training meliputi cara mengoperasikan Emergency stop dan
mematikan isolasi Listrik sebagaimana yang dilaporkan jikalau adanya
kerusakan pada peralatan. Dijelaskan kepada Karyawan pada saat sebelum
mulai bekerja. Dijelaskan kepada Karyawan terhadap adanya perhatian
kusus dan bahaya yang tidak lazim ( abnormal ).
5.8. Modifikasi , Perawatan dan Perbaikan.
Bekerja pada peralatan dan rangkaian Listrik yang bertegangan harus
dibatasi hanya untuk melakukan pengukuran parameter listrik seperti
pengukuran Tegangan , Arus , Frequensi atau untuk menemukan kesalahan
( trouble shooter ). Modifikasi , perawatan dan perbaikan pada rangkaian
listrik yang masih bertegangan tidak diperkenankan.

7
No. :
Revisi : -
PROSEDUR Tanggal Terbit :
Total Halaman :
Keselamatan Listrik

5.9. Hanya petugas yang diizinkan.


Dilarang mengakses pada bagian yang bertegangan yang terdapat pada
Instalasi Listrik kecuali oleh petugas yang berwenang ( Electrician ) yang
telah mendapatkan Training , misalnya memasuki Kontrol room , ruang
trafo , kontrol motor , distribution Panel , Electric Panel , dan seluruh
peralatan listrik dan kontrol panel harus dikunci setiap saat. Area yang
berbahaya harus dilengkapi dengan tanda amaran “ Awas Bahaya “ yang
jelas , poster dan tanda peringatan.
5.10. Lokasi dan Area berbahaya.
Area dimana adanya resiko kebakaran atau ledakan yang memungkinkan ,
dikarenakan adanya bahan – bahan yang mudah terbakar atau meledak
yang disimpan maupun yang diproses , maka instalasi listrik yang dipasang
pada area tsb harus sesuai dengan standar klasifikasi yang sesuai yaitu
harus dengan jenis Explosion proof atau sejenisnya.
5.11. Bahan - bahan yang berbahaya.
Pada saat melakukan penilaian resiko diawal tahap pemasangan terhadap
Instalasi Listrik untuk mematuhi terhadap persyaratan regulasi yang berlaku
dan sesuai dengan standar tehnik Listrik dan dihidari untuk penggunaan
material polychlorinated biphenyls (PCB's) untuk minyak
pendinginTransformator. Alat pemadam api type Gas suppression (Energen)
harus dipasang pada area Kontrol room , ruang trafo , kontrol motor ,
distribution Panel , Electric Panel , dan seluruh peralatan listrik dan IT room
dan sisitim ini harus diinpeksi secara regular dan dicatat.
5.12. Pests and Vermin
Kebersihan Instalasi Listrik harus dijaga untuk menghindari adanya sarang
tikus , binatang pengerat dan jenis lainnya yang dapat mengakibatkan
gangguan pada instalasi listrik atau kerusakan pada peralatan Listrik
misalnya kerusakan kabel dan insulasi kabel. Perhatian kusus yang harus
dilakukan untuk kebersihan terhadap akumulasi debu tembakau yang akan
masuk kedalam kontrol panel , kabel tray , kabel trunking untuk menghindari
berkembang biaknya binatang beetle.
8
No. :
Revisi : -
PROSEDUR Tanggal Terbit :
Total Halaman :
Keselamatan Listrik

5.13. Peralatan Portable Electrical dan Tools


Portabel tool yang diperbolehkan adalah , hanya Peralatan yang mempunyai
double Insulasi yang dapat digunakan. Dimana Peralatan Listrik portable tool
atau Peralatan lainnya yang tidak mempunyai perlengkapan double insulasi
yang mana adanya suatu resiko orang tersengat aliran Listrik yang ada pada
bagian luar dari perlatan tsb untuk itu harus mengikuti aturan sbb : Peralatan
Listrik atau perlengkapan yang lainnya harus di hubungkan ke Ground
( pentanahan ). Seluruh rangkaian penyuply listrik ( termasuk Stop Kontak
yg menggunakan sakelar atau yg tdk pakai sakelar ) harus dilengkapi
dengan tambahan peralatan proteksi yaitu Residual Current Circuit Breaker
(RCCB) atau Earth Leakage Circuit Breaker ( ELCB ).
Portabel tools harus di register dan di cek secara berkala ( 6 bulanan ) dan
hasilnya didokumentasikan.
5.14. Earthing ( pembumian ) and Bonding (semua bagian konduktip
dihubungkan ke bumi )
Seluruh bagian yang sifatnya konduktip misalnya bagian yang berbahan
metal pada struktur , dan komponen bangunan misalnya yang berupa besi
(baja) , frame , atap metal , talang , pipa besi , cable tray , ducting dll yang
dapat mengalirkan arus listrik maka harus dihubungkan ke tanah (dibonding)
dan harus dilakukan pengecekan secara berkala dan dicatat dan
didokumentasikan.
Dianjurkan menggunakan bahan tembaga ( cooper ) untuk grounding utama
dimana antara kabel ground yang dihubungkan ke ground utama harus
mempunyai nilai potensial pentanahan yang sama , dan untuk bahan
grounding utama adalah harus tahan korosip
5.15. Kode warna, amaran, dan tanda peringatan.
Standar pewarnaan untuk warna kabel pada instalasi listrik harus jelas
termasuk pemasangan amaran , kode pewarnaan , tanda peringatan , harus
dipasang secara jelas diseluruh mesin dan Kontrol Panel Listrik tdan juga
peralatan listrik yang bertegangan. Untuk standar amaran dan pelabelan
harus sesuai dengan standar yang telah ditentukan.
9
No. :
Revisi : -
PROSEDUR Tanggal Terbit :
Total Halaman :
Keselamatan Listrik

5.16. Pelatihan P3K untuk Electrician dan asistennya ( helper )


Seluruh teknisi (Electrician) harus ditraining first aid (P3K). dan harus
difokuskan pada pertolongan pertama terhadap sengatan listrik dan pingsan.
Sebagaimana standar minimum training meliputi pertolongan pertama (P3K)
untuk menolong jika orang tersengat arus Listrik.
6. Dokumen Terkait
6.1. Form Electric Work permit
6.2. Form Maintenance Work Permit
6.3. WI EHS 06.03 Cleaning Electrical Control Panel
6.4. WI EHS 06 02 Pengecekan Instalasi Litrik Peralatan kantor.
6.5. SNI- PUIL – 2000
6.6. WI EHS 06.01 Pengecekan Electrical portable tools.

10

Anda mungkin juga menyukai