Anda di halaman 1dari 8

DIAGNOSA KEPERAWATAN PADA PENYAKIT ANEMIA

Prima Sitepu

Primasitepu01@gmail.com

Latar Belakang

Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respons manusia


(status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu atau kelompok dimana perawat
secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk
menjaga status kesehatan menurunkan, membatasi, mencegah, dan merubah (a Carpenito, 2000).

Gordon (1976) mendefinisikan bahwa diagnosa keperawatan adalah “masalah kesehatan


actual dan potensial dimana perawat berdasarkan pendidikan dan pengalamannya, dia mampu
dan mempunyai kewenangan untuk memberikan tindakan keperawatan”. Kewanangan tersebut
didasarkan pada standar praktek keperawatan dan etik keperawatan yang berlaku di Indonesia

NANDA menyatakan bahwa diagnosa keperawatan adalah”keputusan klinik tentang


respon individu, keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan aktual atau potensial,
sebagai dasar seleksi intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan sesuai
dengan kewenangan perawat”.

Semua diagnosa keperawatan harus didukung oleh data, dimana menurut NANDA
diartikan sebagai”defenisi karakteristik”. Definisi karakteristik tersebut dinamakan”Tanda dan
gejala”, Tanda adalah sesuatu yang dapat diobservasi dan gejala adalah sesuatu yang dirasakan
oleh klien.

Diagnosa keperawatan menjadi dasar untuk pemilihan tindakan keperawatan untuk


mencapai hasil bagi anda, sebagai perawat, yang dapat diandalakan(NANDA Internasional,
2007)

Diagnosa keperawatan berfokus pada, respon aktual atau potensial klien terhadap
masalah kesehatan dibandingkan dengan kejadian fisiologis, komplikasi, atau penyakit.
Metode

Metode penelitian yang digunakan adalah literature review dengan cara menganalisis
artikel, jurnal maupun text book yang berkaitan dengan pembelajaran mahasiswa keperawatan
belajar berpikir krits untuk membuat keputusan dalam tindakan keperawatan memberikan
diagnosis keperawatan terhadap pasien Anemia. Dari analisi berbagai sumber digunakan Untuk
mengetahui kemampuan perawat dalam memberikan diagnosa keperawatan terhadap pasien
Anemia.

Hasil

Anemia Berkaitan dengan kondisi memiliki jumlah sel darah merah kurang dari normal
atau kurang dari jumlah normal hemoglobin dalam darah. Karenanya,kapasitas pengangkut
oksigen darah menurun.Orang dengan anemia dapat merasa lelah dan mudah lelah, tampak
pucat, jantung berdebar (perasaan jantung berdetak cepat) dan menjadi sesak napas luar biasa.
Anak-anak dengan anemia kronis rentan terhadap infeksi dan masalah belajar.

Seseorang dapat menjadi anemia dengan tiga mekanisme. Satu atau lebih dari mekanisme
ini harus beroperasi untuk menghasilkan anemia: Perdarahan – pendarahan, Hemolisis kerusakan
berlebihan sel darah merah dan Kurangnya produksi sel darah merah. Wanita lebih cenderung
menderita anemia daripada pria karena kehilangan darah setiap bulan melalui menstruasi.
Anemia defisiensi besi sering terjadi dan pada orang dewasa paling sering karena kehilangan
darah kronis. Ini bisa dari menstruasi atau dari sejumlah kecil pendarahan berulang (yang bisa
sangat halus) dan pada anak-anak terutama disebabkan oleh tidak cukup zat besi dalam makanan.
Anemia juga sering disebabkan oleh perdarahan gastrointestinal yang disebabkan oleh obat
termasuk obat yang sangat umum seperti aspirin dan ibuprofen (Advil atau Motrin).

Ada banyak bentuk anemia, beberapa di antaranya umum, yang lain jarang. Mereka
termasuk, misalnya: Anemia aplastic, Keracunan benzene, Anemia Fanconi, Penyakit hemolitik
pada bayi baru lahir, Sferositosis herediter, Anemia defisiensi besi, Osteopetrosis, Anemia
pernisiosa, Penyakit sel sabit, Talasemia, Sindrom Myelodysplastic dan sejumlah penyakit
sumsum tulang lainnya. Anemia menyebabkan kurangnya vitalitas, lesu dan lemah seperti,
misalnya, dalam upaya anemia untuk memukul bola atau respons anemia terhadap situasi apa
pun.

Pembahasan

Anemia adalah keadaan rendahnya jumlah sel darah merah dan kadar hemoglobin atau
hematokrit di bawah normal (Brunner & Suddarth, 2000:22). Anemia adalah suatu keadaan
dengan kadar hemoglobin lebih rendah dari nilai normal (Emma, 1999). Anemia adalah suatu
keadaan dimana kadar Hb dan atau hitung eritrosit lebih rendah dari harga normal yaitu bila Hb
< 14 g/dL dan Ht < 41%, pada pria atau Hb < 12 g/dL dan Ht < 37% pada wanita (Mansjoer,
1999:547).

Klasifikasi anemia dibagi menjadi 5 yaitu Anemia mikrositik hipokrom (anemia


defisiensi besi, anemia penyakit kronis), Anemia makrositik (defisiensi vitamin B12, defisiensi
asam folat), Anemia karena perdarahan, Anemia hemolitik, Anemia aplastik (Mansjoer,
1999:547).

Menurut Mansjoer, (1999:547), anemia ini umumnya disebabkan oleh perdarahan kronik.
Penyebab lain yaitu:

1. Diet yang tidak mencukupi.

2. Absorbsi yang menurun.

3. Kebutuhan yang meningkat pada kehamilan.

4. Perdarahan pada saluran cerna, menstruasi, donor darah.

5. Hemoglobinuria.

6. Penyimpangan besi yang berkurang, seperti pada hemosiderosis paru.

Tanda-tanda yang paling sering dikaitkan dengan anemia adalah pucat, takikardi, sakit
dada, dyspnea, nafas pendek, cepat lelah, pusing, kelemahan, tinitus, penderita defisiensi yang
berat mempunyai rambut rapuh dan halus, kuku tipis rata mudah patah, atropi papila lidah
mengakibatkan lidah tampak pucat, licin, mengkilat, merah daging meradang dan sakit (Guyton,
1997). Manifestasi klinis anemia besi adalah pusing, cepat lelah, takikardi, sakit kepala, edema
mata kaki dan dispnea waktu bekerja. (Gasche C., 1997:126).

Dalam keadaan normal tubuh orang dewasa mengandung rata-rata 3 – 5 gr besi, hampir
dua pertiga besi terdapat dalam hemoglobin dilepas pada proses penuaan serta kematian sel dan
diangkat melalui transferin plasma ke sumsum tulang untuk eritropoiesis. Pada peredaran zat
besi berkurang, maka besi dari diet tersebut diserap oleh lebih banyak. Besi yang dimakan
diubah menjadi besi keto dalam lambung dan duodenum, penyerapan besi terjadi pada
duodenum dan jejenum proksimal, kemudian besi diangkat oleh tranferin plasma ke sumsum
tulang, untuk sintesis hemoglobin atau ke tempat penyimpanan di jaringan.

Pembentukan Hb terjadi pada sumsum tulang melalui semua stadium pematangan besi
merupakan susunan atau sebuah molekul dan hemoglobin, jika zat besi rendah dalam tubuh maka
pembentukan eritrosit atau eritropoetin akan mengganggu sehingga produksi sel darah merah
berkurang, sel darah merah yang berkurang atau menurun mengakibatkan hemoglobin menurun
sehingga transportasi oksigen dan nutrisi ke jaringan menjadi berkurang, hal ini mengakibatkan
metabolisme tubuh menurun (Price, 1995).

Menurut Engram, (1999). penatalaksanaan pada pasien dengan anemia yaitu:

1. Memperbaiki penyebab dasar.

2. Suplemen nutrisi (vitamin B12, asam folat, besi)

3. Transfusi darah.

Pemeriksaan diagnostik pada anemia adalah:

1. Jumlah darah lengkap (JDL) di bawah normal (hemoglobin, hematokrit dan SDM).

2. Feritin dan kadar besi serum rendah pada anemia defisiensi besi.

3. Kadar B12 serum rendah pada anemia pernisiosa.

4. Tes Comb direk positif menandakan anemia hemolitik autoimun.

5. Hemoglobin elektroforesis mengidentifikasi tipe hemoglobin abnormal pada penyakit sel


sabit.
6. Tes schilling digunakan untuk mendiagnosa defisiensi vitamin B12 (Engram, 1999:430)

Dengan diagnosa keperawatan sebagai dasar dari keperawatan,perawat perlu


mengembangkan kompetensi diagnostik dalam rangka menjadi penegak diagnosis yang baik.
(NANDA,2014). Seorang perawat bertanggung jawab secara langsung dalam pembuatan
diagnosa keperawatan.Perawat juga bertanggung jawab pada pengobatan,dengan
mengaplikasikan prinsip enam benar yaitu, benar obat, benar dosis, benar klien, benar cara, benar
waktu, dan benar dokumentasi.(Haryanto,2007) Kategori diagnose keperawatan terdiri dari:

1. Diagnosa Keperawatan Aktual

menurut NANDA adalah diagnosa yang menyajikan keadaan klinis yang telah
divalidasikan melalui batasan karakteristik mayor yang diidentifikasi. Diagnosa keperawatan
mempunyai empat komponen: label, definisi, batasan karakteristik, dan faktor yang
berhubungan. Label merupakan deskripsi tentang definisi diagnosis dan batasan karakteristik.

2. Diagnosa Keperawatan Risiko atau Risiko Tinggi

Menurut NANDA, diagnosa keperawatan risiko adalah keputusan klinis tentang individu,
keluarga atau komunitas yang sangat rentan untuk mengalami masalah dibanding individu atau
kelompok lain pada situasi yang sama atau hampir sama. Diagnosa keperawatan ini mengganti
istilah keperawatan potensial dengan menggunakan “risiko terhadap atau risiko tinggi terhadap”.
Validasi untuk menunjang diagnosis resiko tinggi adalah faktor resiko yang memperlihatkan
keadaan dimana kerentanan meningkat terhadap klien atau kelompok dan tidak menggunakan
batasan karakteristik. Penulisan rumusan diagnosis ini adalah: PE (problem & etiologi).

3. Diagnosa Keperawatan Kemungkinan

Menurut NANDA, diagnosa keperawatan kemungkinan adalah pernyataan tentang


masalah yang diduga masih memerlukan data tambahan dengan harapan masih diperlukan untuk
memastikan adanya tanda dan gejala utama adanya faktor resiko.

4. Diagnosa Keperawatan Sejahtera

Menurut NANDA, diagnosa keperawatan sejahtera adalah ketentuan klinis mengenai


individu, kelompok, atau masyarakat dalam transisi dari tingkat kesehatan khusus ke tingkat
kesehatan yang lebih baik. Cara pembuatan diagnosa ini adalah dengan menggabungkan
pernyataan fungsi positif dalam masing-masing pola kesehatan fungsional sebagai alat
pengkajian yang disahkan. Dalam menentukan diagnosa keperawatan sejahtera, menunjukkan
terjadinya peningkatan fungsi kesehatan menjadi fungsi yang positif.

5. Diagnosa Keperawatan Sindrom

Menurut NANDA, diagnosa keperawatan sindrom adalah diagnosa yang terdiri dari
sekelompok diagnosa keperawatan aktual atau resiko, yang diduga akan muncul karena suatu
kejadian atau situasi tertentu. Menurut NANDA ada 2 diagnosa keperawatan sindrom

1) Sindrom trauma pemerkosaan Contoh: cemas, takut, sedih, gangguan pola istirahat dan tidur.

2) Resiko sindrom penyalahgunaan Contoh: Resiko Konstipasi, resiko perubahan fungsi


pernafasan, resiko infeksi, resiko gangguan aktifitas

Penutup

Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal jumlah sel darah
merah,kuantitas hemoglobin, dan volume packed red blood cells (hematokrit) per 100 ml darah.
Dengan demikian, anemia bukan suatu diagnosis melainkan suatu cerminan perubahan
patofisiologik yang mendasar yang di uraikan melalui anamnesis yang seksama, pemeriksaan
fisik, dan konfirmasi labolatorium (Price & Wilson,2006)

Beberapa ahli epidemiologi mengkalkulasikan sedikitnya satu setengah populasi didunia


yang menderita anemia. Data tersebut memberi gambaran bahwa masalah anemia perlumendapat
perhatian dan penanganan yang baik karena kalau tidak akan menimbulkankomplikasi. Dalam
hal ini perawat penting memberi penyuluhan tentang istirahat, polamakanan yang baik serta
pengobatan yang teratur untuk membantu dalam proses penyembuhan dan peningkatan penyakit.
Daftar Pustaka

Abdulsalam M, Daniel A. 2002. Diagnosis, Pengobatan dan Pencegahan Anemia Defisiensi Besi.
Sari Pediatri, 4(2), September: 74 – 77.

Anggraeni, I. A. P. M. A. (2019). Gambaran Asuhan Keperawatan Pada Anak Anemia Aplastik


Dengan Risiko Perdarahan Di Ruang Pudak Rsup Sanglah Tahun 2019 (Doctoral dissertation,
Politeknik Kesehatan Kemenkes Denpasar Jurusan Keperawatan).

Effendy, F., & Rizal, A. A. F. (2016). Asuhan Keperawatan pada Ibu N yang Mengalami
Anemia di Ruang Dahlia Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie Samarinda

Setiawati, N. M. J. (2019). Gambaran Asuhan Keperawatan pada Ibu Hamil dengan Kesiapan
Peningkatan Pengetahuan tentang Anemia selama Kehamilan di Puskesmas Banjar I Tahun 2019
(Doctoral dissertation, Politeknik Kesehatan Kemenkes Denpasar Jurusan Keperawatan).

Simamora, R. H., Bukit, E., Purba, J. M., & Siahaan, J. (2017). Penguatan kinerja perawat dalam
pemberian asuhan keperawatan melalui pelatihan ronde keperawatan di rumah sakit royal prima
medan. Jurnal pengabdian kepada masyarakat, 23(2), 300-304.

Simamora, R. H. (2019). Socialization of Information Technology Utilization and Knowledge of


Information System Effectiveness at Hospital Nurses in Medan, North Sumatra. Editorial Preface
From the Desk of Managing Editor…, 10(9).

NANDA,(2014), Diagnosis Keperawatan Defenisi dan Klasifikasi, EGC:Jakarta ( terjemahan )


NANDA Internasional. 2015.

NANDA International Inc. Diagnosis Keperawatan: Definisi & Klasifikasi 2015 – 2017, Edisi
10. Jakarta: EGC

Price, S. A., & Wilson, L. M. (2005). Patofisiologi: Konsep klinis proses-proses penyakit.
(Brahm U. Pendit: Penerjemah). Ed. 6. Jakarta: EGC.

Potter, P. A., & Perry, A. G., (2013). Fundamentals of nursing. (8th ed). Elsevier.

Sulistyowati, N. A. (2019). Asuhan Keperawatan Gangguan Perfusi Jaringan Tidak Efektif Pada
Ny. S Dengan Anemia Di Ruang Dahlia Rsud Dr. R Soeprapto Cepu.
Carpenito, L. J. 1999. Rencana Asuhan keperawatan dan dokumentasi keperawatan, Diagnosis
Keperawatan dan Masalah Kolaboratif, ed. 2. EGC:Jakarta

Anda mungkin juga menyukai