Anda di halaman 1dari 12

Askep pada ibu hamil trimester II

Perubahan anatomi dan fisilogi


Trimester II adalah kehamilan usia 14 – 28 minggu. Pada trimester ini,
terjadi berbagai perubahan pada fisik dan fisikologis sebagia berikut.
Uterus
Pada trimester II, uterus terus berkembang dengan perkembanga janin
intrauterine yang menyebabkan uterus beotasi ke kanan. Itu karena posisi
kiri terhalang oleh kolon rektosigmoid. Setelah bulan ke- 4, komntrasi
Rahim dapat dirasakan ibu melalui dinding abdomen yang disebut dengan
baxton hicks contractions.
Serviks uteri
Sevuks atau mulut rahim mengeluarkan sekresi yang lebih banyak.
Hipervaskularisasi menuju serviks terjadi Karena peningkatan hormon
esterogen dan prosterogen seingga serviks mengalami pelunakan dan
pematanga secara bertahap.
Vagina dan vulva
Vagina dan vulva mengalami hipervakulatisasi yan di sebabka oleh
hormon esterogen da prosterpgen. Akibatnya, ibu lebuh sensitive terhadap
rangangan seksual. Beberapa wanita mungkin mengalami peningkatan
libido. Selain itu, penimgkatan relaksasi dinding pembuluh darah dan
semakan besarnya uterus dapat menumbulkan edema dan varises pada
vulva. Varises pada vulva sangat berbahaya bagi ibu kerena resiko pecah
dan ibu mengalami pendarahan, terutama saat persalinan. Pada kondisi ini,
biasanya dokter tidak merekondasikan persalinan pervaginam. Hal ini
harus disampaikan kepada ibu dan kelurga sejenak masa kehamilan guna
memprsiapkan fisik, mental, dan finasial ibu yang kemungkinan anak
menjalani persalinan dengan SC.
Ovarium
Pada kehamilan trimester II, korpus luteum tetap memproduksi hormon
estrogen dan progesteron, tetapi fungsi korpus luteum digantikan oleh
plasenta setelah plasenta terbentuk. Setelah fungsi korpus luteum
digantikan oleh plasenta maka saat ini plasenta menjadi sumber dari kedua
hormon tersebut. Plasenta memproduksi hormon steroid, human chorionic
gonadotopin (hGC), human placental, lactogen (hPL) atau human
chorionic somatomammotropin (hCS), dan human ekorionic thyretrapirn
(hCT).
Mammae
Seiring dengan bertambahnya usi kehamilan, terjadi pembesaran payudara
secara bertahap akibat pertumbuhan jaringan-alveolar dan peningkatan
suplai darah ke payudara, papila mammae lebih menonjol dan lebih keras,
areola akan lebih gelap karena hiperpigmentasi dan perubahan hormonal
Pada trimester II mula diproduksi kolostrum, sedangkan ASI belum
diproduksi karena prolaktin ditekan'oleh prolactin inhibiting hormone
(PIH).
Kulit
Saat hamil, terjadi perubahan pada sistem integumen. Pada sebagian ibu,
muncul striae gravidarum pada kulit abdomen berupa garis putih pada
permukaan kulit abdomen yang terjadi akibat peregangan kulit karena
pembesaran rahim. Peregangan tersebut menyebabkan terpisahnya atau
terputusnya serabut elastis (elastin) dari lapisan kulit terdalam yang
menimbulkan rasa gatal pada permukaan kulit. Elastin adalah protein pada
kulit dan jaringan tubuh yang membantu menjaga kulit agar tetap elastis
dan kencang.

Sistem Kardiovaskular
Pada trimester II, terjadi peningkatan volume darah yang jauh lebih
banyak dibandingkan trimester I. Peningkatannya mencapai 30-50%.
Kondisi ini terjadi karena adanya retensi garam dan air yang disebabkan
sekresi aldosteron dari adrenal oleh estrogen. Peningkatan volume dan
curah jantung juga menimbulkan perubahan bunyi jantung. Bunyi spliting
S-1 dan S-2 lebih jelas terdengar serta irama S-3 lebih terdengar setelah
minggu ke-20. Pada usia kehamilan 14-20 minggu, terjadi peningkapan
denyut jantung 10–15 kali/menit dan menetap sampai akhir kehamilan.
Sistem Respirasi
Salah satu perubahan drastis yang dialami ibu pada trimester II adalah
perubahan pada sistem pernapasan yang menyebabkan ibu mengalami
sesak napas karena penurunan tekanan CO, dan terdorongnya paru akibat
pembesaran rahim. Selain itu, sesak napas juga berhubungan dengan
peningkatan hormon progesteron pada masa kehamilan.

Sistem Pencernaan
Pada trimester I kehamilan, terjadi perubahan pada sistem digestivus,
seperti konstipasi yang disebabkan oleh peningkatan hormon estrogen.
Kembung terjadi akibat tekanan uterus yang terus membesar sehingga
mendesak organ pencernaan ke arah atas dan lateral. Sebagian ibu
mungkin mengalami hemoroid yang disebabkan konstipasi dan
peningkatan tekanan vena di bawah uterus. Rasa panas pada perut (heart
burn) terjadi akibat aliran balik asam lambung ke dalam esofagus bagian
bawah.

Sistem Perkemihan
Perubahan juga terjadi pada sistem perkemihan ibu. Hipervaskularisasi
dapat menyebabkan mukosa kandung kemih menjadi luka dan berdarah.
Oleh karena itu, pada beberapa ibu mungkin ditemukan adanya darah
dalam urine. Berbeda dengan trimester I, frekuensi BAK pada trimester II
umumnya normal atau sedikit menurun dari frekuensi BAK trimester I
karena posisi rahim sudah keluar dari rongga panggul dan tidak lagi
menekan kandung kemih. Peningkatan frekuensi BAK selama hamil tidak
bisa dihindari. Akan tetapi, jika ibu merasa terganggu karena harus sering
bangun dan berkemih pada malam hari, ibu dianjurkan untuk mengurangi
konsumsi cairan 1-2 jam sebelum tidur. Namun, harus dipastikan bahwa
asupan cairan ibu sudah cukup dengan mengonsumsi air putih (minimal 8-
10 gelas/hari) pada siang hari. Hal ini penting dilakukan agar asupan
cairan terpenuhi dan ibu hamil terhindar dari dehidrasi. Selain itu, ibu
hamil perlu mengurangi atau menghindari konsumsi teh, kopi, dan soda
karena bisa merangsang keinginan BAK. Usahakan agar ibu tidak
menahan keinginan berkemih karena hal tersebut dapat melemahkan otot
dasar panggul secara permanen. SetiapBAK, pastikan bahwa kandung
kemih kosong dari urine.
Sistem Muskuloskeletal
Pada masa kehamilan, mobilitas sendi berkurang terutama pada bagian
siku dan pergelangan tangan. Hal ini terjadi akibat penambaisan berat
badan ibu. Akibatnya, bahu ibu tertarik ke belakang dan tulang
belakanglebih melengkung. Selain itu, sendi tulang belakang menjadi lebih
lentur sehingga ibu hamil berjalan dengan posisi lordosis. Beberapa ibu
hamil pun mungkin melaporkan munculnya kram pada kaki yang terjadi
akibat penekanan rahim pada pembuluh darah utama yang menuju kaki.
Tanda Subjektif dan Objektif
1. Tanda Subjektif
a. Minggu 14–20: sesak napas, sakit kepala, dan perubahan postar
tubuh.
b. Minggu 21–24: sesak napas dan peningkatan libido.
c. Minggu 25–28: kram pada kaki dan mudah lelah.
2. Tanda Objektif
a. Amenorea, peningkatan hCG, hiperpigmentasi pada areola, dan
penonjolan kelenjar montgomery.
b. Minggu 5-7: ditemukannya tanda goodell, tanda hegar, dan
tanda chadwick.
c. Uji kehamilan (+), penambahan BB ±3 kg, TFU meningkat ±1
cm/ minggu.
d. DJJ dapat didengar menggunakan USG pada minggu 9-12.
e. Kolostrum mulai diproduksi.
f. Leukorea: ditemukan jika ada keluhan pruritus yang dicurigai
candida albicans akibat infeksi trichomonas.
g. Perubahan bentuk dan ukuran abdomen.
h. Munculnya chloasma gravidarum, linea nigra, serta striae
gravidum.
i. Dilatasi ureter kanan akibat tekanan uretus dextrorotated.
j. Konstipasi dan hemoroid akibat penurunan peristaltik usus dan
rektum.
Adaptasi Ibu Hamil Trimester II
Tugas Perkembangan Ibu Hamil
Trimester II disebut juga sebagai masa nyaman bagi ibu hamil.
Pada masa ini, ibu mengalami perubahan fisik, seperti berkurang
atau hilangnya rasa ketidaknyaman yang terjadi pada trimester I.
Misalnya, frekuensi BAK berkurang atau kembali pada kondisi
tidak hamil, juga mual dan muntah pun berkurang, bahkan hilang.
Secara psikologis, pada trimester ini, mulai terbentuk harapan ibu
terhadap janinnya. Perhatian ibu mulai beralih pada kondisi fisik
tubuhnya yang berubah karena pertumbuhan janin. Pada akhir
trimester II, janin secara alamiah sudah lengkap sehingga periode
ini disebut sebagai "periode pembentukan feral". Umumnya, ibu
akan lebih fokus pada upaya perlindungan kesehatan janinnya,
seperti pemenuhan kebutuhan nutrisi, aktivitas dan olahraga,
pertumbuhan dan perkembangan janin, atau keluhan fisik lainnya.
Tugas Perkembangan Suami
Perubahan tidak hanya dialami oleh ibu hamil, tetapi dirasakan
juga oleh suami atau pasangan, seperti perasaan senang karena
perkembangan anak yang semakin jelas, suami tertarik untuk
mendengarkan DJJ, merasakan pergerakan janin, atau melihat hasil
pemeriksaan USG. Pada masa ini, suami mulai melanjutkan
perannya sebagai orang tua. Perubahan ini akan berbeda pada
suami yang pertama kali menjadi calon ayah dengan suami yang
sebelumnya sudah pernah memiliki anak. Pada periode ini, suami
akan mencari informasi tentang hal-hal yang perlu dilakukan pada
saat kelahiran anak dan setelah kelahiran anak. Hal ini mungkin
tidak akan terjadi pada suami yang tidak menginginkan kehamilan
istrinya sehingga tidak memberikan support yang baik.
Perubahan Psikologis
Ibu Hamil Perubahan psikologis dapat terjadi sepanjang kehamilan,
pada masa persalinan, bahkan dapat berlanjut pada masa
postpartum. Perubaban psikologis bergantung pada apakah
kehamilan diinginkan atau tidak. Selainstu, faktor dukungan suami
atau anggota keluarga lain juga sangat berpengaruh pada kondisi
psikologis ibu. Ibu hamil yang mendapatkan dukungan dari
pasangan atau keluarga lainnya cenderung menunjukkan perasaan
bahagia menerima Hal yang berbeda akan ditunjukkan oleh ibu
yang tidak mendapatkan support. Sebagian ibu mungkin telah
mempersiapkan nama untuk anaknya. Namun, tidak jarang juga
beberapa ibu justru masih berharap agar kehamilannya dapat
diakhiri. Tubuh ibu sudah terbiasa dengan peningkatan kadar
hormonal sehingga ibu bisa menerima kehamilannya serta dapat
menggunakan energi dan pikirannya secara konstruktif. Ibu dapat
merasakan gerakan janin dan mulai merasakan kehadiran janinnya
sebagai seorang di luar dirinya sendiri. Anggapan tersebut pun
menimbulkan perashan senang dan mengurangi kecemasan.
Perubahan psikologis pada ibu hamil tefmester Il antara lain cemas,
takut, mudah tersinggung, merasa bersalah, meraka tidak berharga,
mengalami mimpi buruk, dan lain-lain. menjalankan
kehamilannya.
Kebutuhan Pengetahuan
Selama kehamilan, ibu dan keluarga harus mendapatkan
pengetahuan atau informasi yang cukup tentang kehamilan dan
berbagai permasalahannya. Berbagai informasi tersebut dapat
diperoleh dari tenaga kesehatan saat ibu melakukan pemeriksaan
kehamilan pada kunjungan antenatal atau saat mengikuti Kelas Ibu
Hamil. Informasi tersebut meliputi kehamilan dan berbagai
perubahan fisik, psikologis dan sosial pada masa kehamilan,
khususnya trimester II; perubahan seksualitas; berbagai
ketidaknyamanan yang mungkin masih dirasakan, seperti nyeri
punggung, varises, kontraksi palsu (braxton hicks), kram pada
tungkai, vaginal discharge, konstipasi 'nyeri tulang, perdarahan
pervaginam nyeri abdomen, edema pada mutangar, dan kaki,
gangguan bicara akibat hipersalivasi atau gingivitis, gizi seimbang
bagi ibu hamil, persongl hygiene, kebutuhan istirahat dan tidur,
aktivitas (latihan fisik), serta berbagai hal yang harus dihindari
seperti rokok, alkohol, dan obat-obatan tertentu.
Keluhan Ibu Hamil Trimester II
Kram Otot
Sebagian ibu hamil mungkin mengeluhkan adanya kram otot,
terutama pada kaki. Keluhan kram otot terjadi pada kehamilan 16-
28 minggu akibat tekanan saraf pada ekstremitas bawah karena
pembesaran rahim sehingga sirkulasi perifer berkurang, atau oleh
sebab lain, yaitu meningkatnya penyerapan kalsium oleh janin
untuk pertumbuhan tulang dan gigi. Kram otot dapat diatasi dengan
menganjurkan ibu istirahat dan tidur yang cukup. Jika keluhan
kram otot tidak hilang maka konsultasikan hal tersebut ke dokter
untuk mendapatkan terapi kalsium atau terapi lainnya.
Anemia
Anemia merupakan hal yang lazim dala:n kehamilan. Anemia yang
paling banyak terjadi adalah anemia defisiensi besi karena sebagian
zat besi ibu diserap oleh janin. Anemia dapat diperberat oleh
malnutrisi atau hiperemesis. Penyebab lainnya adalah kurangnya
asupan asam folat dan hemoglobinopati. Penanganan anemia pada
masa kehamilan dapat dilakukan dengan cara meningkatkan asupan
zat besi serta berbagai nutrien lainnya; konsultasi dengan ahli gizi;
serta anjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan istirahat dan tidur.

Perubahan Libido
Penurunan liido berhubungan dengan perubahan psikologis ibu dan
perubahan hormonal pfda masa kehamilan. Masalah ini dapat
diatasi dengan membangun koiņunikas yang baik dengan pasangan
serta memilih pola seksual yang nyaman dan tidak penimbulkan
ketidaknyamanan bagi istri. Dukungan suami merupakan hal yang
fangat penting dalam membangun psikologis ibu hamil. Dukungan
đapat herupa finansial, kasih sayang atau bentuk dukungan lainnya.
Perasaan Gatal (Pruritus)
Prusitus adalah perasaan gatal yang mungkin terjadi pada sebagian
atau seluruh permukaan kulit tubuh. Kadang ha! ini disertai pula
dengan munculnya ruam. Gatal umulonya terjadi dalam waktu
yang singkat. Namun, pada beberapa ibu hamil, gatal dapat
berlangsung lebih lama schingga mengganggu ibu, Penyebab
pruritus pada ibu hamil masih belum diketahui secara pasti.
Penanganan yang dapat dilakukan adalah dengan menjaga
kebersihan kulit, kuku, dan pakaian. Penanganan dapat pula
dilakukan dengan mengoleskan air hangat atau losion pada
permukaan kulit yang gatal. Jika rasa gatal tidak teratasi, segera
konsultasikan ke dokter. Hiperpigmentasi pada Kulit
Hiperpigmentasi terjadi akibat deposit hormon MSH pada bagħan
kulit tertentu, terutama wajah, papila mammae, areola, atau
permukaan kulit abdomen. Pada beberapa ibu, hiperpigmentasi
akan hilang pada saat nifas, tetapi pada beberapa ibu lainnya dapat
bersifat permanen.
Pertumbuhan dan Perkembangan Janin pada Trimester II
Minggu ke-14
Pada minggu ini, panjang janin adalah sekitar 80-110 mm dengan
berat 25 gram. Telinga janin menempati posisi normal di kiri dan
kanan kepala. Mata janin mengarah ke posisi sebenarnnya, leher
semakin panjang dan kuat, dagu sudah tidak menyentuh dada, dan
distribusi lanugo pada seluruh permukaan tubuh janin. Kelenjar
kelamin terus berkembang sehingga jenis kelamin sudah dapat
dibedakan. DJJ lebih kuat dan kulit janin masih tipis karena belum
ada lapisan lemak.
Minggu ke- 15
Perkembangan janin pada masa ini adalah berkembangnya tulang
dan sumsum ulang pada sistem rangka janin. Kulit janin masih
sangat tipis sehingga pembuluh darah jahin terlihat jelas. Pada
akhir minggu ke-15, janin sudah mampu menggefggam dan
mengisap ibu jari, tetapi kelopak mata masih tertutup.
Minggu ke-16
Pada minggu ini, panjang janin adalah tl16 mm dengan berat 180
gram. Ibu sudah anuyai merasakan gerakan sederhana janin, yaitu
berupa kedutan. Lanugo di sakita bibir bagian atas dan alis mata
pun tumbuh lebih banyak. Kuku janin mulai tunbuh serta lengan
dan tungkai bawah tumbuh lebih panjang. Janin memprodksi alfa
fetoprotein, yaitu protein yang hanya dijumpai pada darah ibu
hamil. Bla kadar protein berlebihan, kemungkinan janin menderita
kelainan kongenital yang berkaitan dengan saraf tulang belakang
(spina bifida), sedangkan kadar protein yang rendah berhubungan
dengan sindrom down. Sistem pencernaan janin mulai menjalankan
fungsinya. Dalam waktu 24 jam, janin mampu menelan cairan
ketuban sebanyak 1450-500 ml. Hati janin mulai bekerja dalam
membentuk darah untuk proses metabolisme hemoglobin dan
bilirubin, lalu diubah menjadi biliverdin yang disalurkan ke usus
sebagai sisa metabolisme. Janin mulai mengenali suara-suara dari
luar seperti detak jantung ibu atau suara-suara di luar ibu. Pada
minggu ini, janin telah terbentuk sepenuhnya dan membutuhkan
nutrisi melalui plasenta. Janin telah mempunyai tulang yang kuat
dan sistem peredaran darah janin telah berfungsi.
Minggu ke17
Pada usia ini, pergerakan janin semakin aktif sehingga ibu
merasakan nyeri ulu hati dan yeri akibat peregangan abdomen.
Panjang janin mencapai 120 mm dengan berat 100 gram. Lapisan
lemak cokelat janin mulai berkembang, yang berfungi untuk
menjaga suhu tubuh janin sesaat setelah dilahirkan. Distribusi
laaugo pada dahi dan bulu mata janin semakin banyak dan mulai
terbentuk garis- garis pada kulit jari dan telapak tangan.
Minggu ke-18
Pada minggu ini, panjang janin mencapai 14 cm dengan berat t140
gram. Kemampuan mendengar semakin kuat. Janin dapat terkejut
karena suara yang keras dan mat janin semakin berkembang.
Minggu ke-19
Pada minggu ini, panjang janin diperkirakan mencapai 13-15 cm
dengan perkiraan berat 226 gram. Otak janin telah mencapai jutaan
saraf motorik sehingga mampu melakukan gerakan-gerakan sadar,
seperti mengisap jempol. Perkembangan sistem saraf janin semakin
sempurna dan cairan serebrospinal mulai diproduksi. Pada minggu
ini, jika aliran cairan otak tersumbat oleh suatu penyebab maka
ukríran kepala janin akan tumbuh lebih besar dari kondisi normal
yang disebut dengan hidrosefalus.
Minggu ke-20
Pada minggu ini, panjang janin adalah sekitar 14-16 cm dengan
berat 260 gram. Kulit yang menutupi tubuh janin mulai bisa
dibedakan menjadi beberapa lapisan, yaitu lapisan verniks, dermis,
epidermis, dan subkutaneous. Lapisan epidermis akan membentuk
pola-pola tertentu pada ujungjari, telapak tangan, dan telapak kaki.
Pada lapisan dermis, terdapat banyak pembuluh darah kecil, saraf,
dan sebagian besar lemak. Kuku janin terus terbentuk dan pigmen
kulit mulai terlihat. Pada minggu ini, paru- paru janin dan sistem
pernapasán semakin sempurna, tetapi paru belum berfungsi.
Mingguke-21
Pada miagu ini, panjang janin adalah sekitar 20 cm dengan berat
t340 gram. Gerakan janin semakin kuat dan berbagai sistem organ
janin mengalami pematangan fungsi. Perkembangan pesat terjadi
pada usus sehingga janin mampu menyerap dan menelan gula yang
terkandung dalam cairan ketuban dan selanjutnya diteruskan ke
usus besar.
Minggu ke-22
Pada minggu ini, panjang janin t19 cm dengan berat ±400 gram.
Ciri khas janin pada minggu ini adalah terdapat substansi putih
yang menutupi seluruh tubah janin yang disebut verniks caseosa.
Fungsi verniks caseosa adalah melindung janin dari air ketuban
dan sebagai pelumas pada saat persalinan. Kelopak mata mulai
berfungsi melindungi mata dengan gerakan membuka dan
menutup. Jantung mulai memompakan darah, wajah janin tampak
semakin jelas, sėrta ukuran kepala dan tubuh janin makin
proporsional.
Minggu ke-23
Pada minggu ini, panjang janin adalah 20 cm dengan berat hampir
450 gram. Produksi verniks caseosa semakin banyak dan kulit janin
semakin tebal, tetapi kulit janin masih keriput dan kendur.
Pergerakan janin semakin aktif dengan menggerakkan otot jari-jari
tangan dan kaki secara teratur. Tangan dan kaki janin telah
terbentuk sempurna dan wajah janin semakin mendekati sempurna.
Minggu ke-24
Pada minggu ini, panjang janin mencapai 24 cm dengan berat 600
gram, janin makin terlihat berisi dan bertambah lebih besar.
Kelopak mata semakin sempurna serta ditumbuhi bulu mata.
Pendengaran janin telah berfungsi sempurna. Paru- paru mulai
mengambil oksigen walaupun janin masih menerima oksigen dari
plasenta. Paru paru juga mulai menghasilkan surfaktan.
Minggu ke-25
Pada minggu ini, panjang janin adalah sekitar 24-27 cm dengan
berat 650-670 gram, janin mulai mengalami cegukan (hiccup atau
singultus) yang berarti jsnin belajar bernapas. Tulang janin
semakin mengeras dan janin menjadi semakin kuat. Pembuluh
darah di paru semakin berkembang. Garis di sekitar mukit janin
juga mulai terbentuk dan fungsi menelan semakin membaik.
Minggu ke-26
Pada minggu ini, panjang janin adalah sekitar 35-38 cm dengan
berat 750–780 gram. Janin sudah bisa mengedipkan mata dan
retina sudah mulai terbentuk. Aktivitas otak janin semakin
berkembang yang dibuktikan dengan peningkatan fungsi
penglihatan dan pendengaran janžn. DJJ juga semakin jelas
terdengar (frekuensi normal 120-160 kali/menit).
Minggu ke-27
Pada minggu ini, panjang janin adalah sekitar 36–38 cm dengan
berat 870-890 gram. Paru-paru, hati, dan sistem kekebalan tubuh
terus berkembang. Indra perasa mulai terbentuk. Janin bisa
mengisap ibu jari dan menelan air ketuban. Kelopak mata pun
mulai terbuka dan fetina membentuk lapisan-lapisan yang
menerima cahaya untuk diteruskan ke otak.
Minggu ke-28
Pada minggu ini, panjang janin adalah sekitar 36 cm dengan berat
sekitar 1.100 gram. Janin tan pak lebih berisi seiring pertambahan
jumlah subkutis. Jumlah jaringan otak terus meningkat. Rambut di
kepala terus bertumbuh dan semakin panjang Alis dan kelopak
mata terbentak dan selaput yang menutupi mata perlahan
menghilang. Kepala janin sudah mengarah ke bawah, tetapi paru-
paru belum sempurna.

Anda mungkin juga menyukai